Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Islam, Manusia, Iman, dan Tauhid


dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Islam
yang Bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Agama

Dosen Pengampu : NENG LIA YULIANENGSIH, M.Pd

Disusun oleh :

1. Eli Kartini : 214223012

2. Hisni Fauziah : 214223014

3. Wini Wahdaniah : 214223019

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH KUNINGAN
TAHUN 2021
Jl. R.A. Moertasiah Soepomo No. 28, Kuningan, Kec. Kuningan, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
berupa kesehatan, kesempatan, serta pengetahuan sehingga makalah mata kuliah Pendidikan
Agama Islam tentang “Islam, Manusia, Iman, dan Tauhid dalam Mengimplementasikan
Nilai-nilai Islam yang Bersumber dari Al-Qur'an dan As-Sunnah ” ini bisa selesai sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.

Kami berharap agar makalah ini bisa bermanfaat untuk menambah pengetahuan
rekan- rekan khususnya dan pembaca umumnya tentang “Islam, Manusia, Iman, dan Tauhid
dalam Mengimplementasikan Nilai-nilai Islam yang Bersumber dari Al-Qur'an dan As-
Sunnah ”.

Mudah-mudahan makalah sederhana yang telah berhasil kami susun ini mudah
dipahami oleh siapapun yang membacanya.

Sebelumnya kami meminta maaf bilamana terdapat kesalahan kata atau kalimat yang
kurang berkenan. Serta tak lupa kami juga berharap adanya masukan serta kritikan yang
membangun dari pembaca demi terciptanya makalah yang lebih baik lagi.

Kuningan, Desember 2021

Penulis,

Kelompok 10
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .......................................................................................................... i

Daftar Isi .................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. ISLAM ................................................................................................................. 3

B. MANUSIA ........................................................................................................... 6

C. IMAN ................................................................................................................... 9

D. TAUHID .............................................................................................................. 11

E. Hubungan Islam, Manusia, Iman dan tauhid .................................................. 12

F. Mengimplementasikan nilai-nilai Al-Qur'an dan As-Sunnah ........................ 13

BAB III PENUTUP ................................................................................................. 14

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 14

B. Saran..................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 15


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia sebagai
petunjuk untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inti dari ajaran agama ini
adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan
pergi haji bila mampu. Semua hal tersebut lebih kita kenal dengan sebutan rukun Islam.
Sebelumnya disebutkan bahwa Islam memiliki arti kepasrahan atau ketundukan
secara total kepada Allah SWT. Orang yang beragama Islam berarti dirinya telah
berpasrah dan tunduk patuh hanya kepada ajaran-ajaran Islam.
Dalam Islam juga ditemui kaidah-kaidah umum yang mudah dipahami,
sederhana dan mudah dipraktekan karena semua ajaran islam sudah jelas tercatat dalam
Al-Qur’an, Hadist, dan ijtihad.
Islam adalah jalan hidup yang benar, jalan yang membawa keselamatan dunia
dan akhirat dan merupakan jalan satu-satunya yang harus ditempuh. Islam memiliki
ciri-ciri robaniyah yaitu bahwa islam bersumber dari Allah SWT bukan berasal dari
manusia. Islam merupakan satu-kesatuan yang padu yang terfokus pada ajaran tauhid.
Islam dengan berbagai ketentuannya dapat menjamin bagi orang yang melaksanakan
hukum-hukum yang terdapat dalam aturan agama islam akan mencapai tujuan yang
tinggi dan akan menjadi manusia yang berlandaskan Agama yang kuat.
Dengan penyusunan makalah ini adalah kami berharap ingin lebih memahami
lebih jauh tentang Islam, Manusia, Iman dan Tauhid sebagai pengimplementasian dari
sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah. Makalah ini juga ditulis tiada lain
karena ikhlas mengharapkan keridhoan Allah semata, dan manfaat untuk hamba-
hambaNya.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian dari Islam ?
b. Apa pengertian dari Manusia ?
c. Apa pengertian dari Iman ?
d. Apa pengertian dari Tauhid ?
e. Bagaimana hubungan antara Islam, manusia, iman dan tauhid ?
C. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Islam
b. Untuk mengetahui pengertian dari Manusia
c. Untuk mengetahui pengertian dari Iman
d. Untuk mengetahui pengertian dari Tauhid
e. Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara Islam, manusia, iman dan tauhid
BAB II
PEMBAHASAN

A. ISLAM
1. Pengertian Islam
Islam dalam bahasa Arab merupakan mashdar dari kata aslama-yuslimu-islaaman, yang
artinya taat, tunduk, patuh, berserah diri kepada Allah. Sedangkan jika dilihat dari asal
katanya, Islam berasal dari kata assalmu, aslama, istaslama, saliim, dan salaam. Masing-
masing kata tersebut memiliki arti sebagai berikut:
 Assalmu artinya damai, perdamaian. Maksudnya, Islam adalah agama yang damai dan
setiap muslim hendaknya menjaga perdamaian.
 Aslama artinya taat, berserah diri. Maksudnya seorang muslim hendaknya berserah diri
pada Allah dan mengikuti ajaran Islam dengan taat.
 Istaslama artinya berserah diri
 Saliim artinya bersih dan suci. Maksud dari kata ini merupakan gambaran dari hati
seorang muslim yang bersih, suci, jauh dari sifat syirik atau menyekutukan Allah.
 Salaam artinya selamat, keselamatan. Islam adalah agama yang penuh keselamatan.
Jika seorang muslim menjalankan ajaran Islam dengan baik, maka Allah akan
menyelamatkannya baik di dunia maupun akhirat.
Makna ajaran Islam membawa kepada keselamatan, itu terlihat dari karakteristik
ajarannya antara lain: sesuai dengan fitrah dan kebutuhan, ajarannya sempurna, kebenarannya
mutlak mengajarkan keseimbangan dalam berbagai aspek kehidupan fleksibel dan ringan,
berlaku secara universal , serta menciptakan rahmat bagi seluruh alam.

‫ك اِاَّل َرحْ َمةً لِّ ْل ٰعلَ ِمي َْن‬


َ ‫و َمٓا اَرْ َس ْل ٰن‬...
Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus kamu melainkan untuk (menjadi) rahmatan bagi
semesta alam.” (Q.S. Al- Anbiya : 107)

2. Agama Islam menurut Al-Qur’an dan Hadits


Dalam Al-Qur'an sendiri, kata Islam sebagai agama disebutkan dalam surat Al Maidah
ayat 3 :

‫ْت لَ ُك ُم ااْل ِ ْساَل َم ِد ْينًا‬ ُ ‫اَ ْليَ ْو َم اَ ْك َم ْل‬


ُ ‫ت لَ ُك ْم ِد ْينَ ُك ْم َواَ ْت َم ْم‬
ِ ‫ت َعلَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِ ْي َو َر‬
ُ ‫ضي‬
Artinya : "Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, dan telah Aku cukupkan
nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu.”
Selain itu, surat Ali Imran ayat 19 juga menyebutkan agama Islam,

‫اِنَّ ال ِّدي َْن هّٰللا ِ ااْل ِسْ اَل ُم‬


"Sesungguhnya agama di sisi Allah hanyalah Islam."
Disebutkan pula dalam surat Ali Imran ayat 85 :

‫َو َم ْن يَّ ْبتَ ِغ َغي َْر ااْل ِ ْساَل ِم ِد ْينًا فَلَ ْن يُّ ْقبَ َل ِم ْنهُۚ َوهُ َو فِى ااْل ٰ ِخ َر ِة ِم َن ْال ٰخ ِس ِري َْن‬
Artinya : "Dan barang siapa mencari agama selain Islam, dia tidak akan diterima, dan di
akhirat dia termasuk orang yang rugi.”
Sedangkan dalam hadis, Rasulullah pernah menjelaskan arti Islam. Hadis tersebut
kemudian terkenal sebagai hadis Jibril, karena saat itu, malaikat Jibril yang berubah
wujudnya menjadi seorang laki-laki datang menemui Rasulullah untuk bertanya tentang
Islam dan meminta penjelasan pada Rasulullah. Berikut hadisnya:
Dari Umar radhiyallahu ta'ala 'anhu berkata,
"Ketika kami sedang duduk-duduk bersama dengan Rasulullah SAW, tiba-tiba muncul
seorang laki-laki yang pakaiannya sangat putih, rambutnya sangat hitam, pada dirinya tidak
terlihat tanda-tanda seorang musafir, namun tidak ada satu pun di antara kami yang
mengenalnya. Hingga ia duduk di dekat Nabi SAW. Dia menempelkan lututnya ke lutut Nabi
SAW dan meletakkan telapak tangannya di atas paha Nabi.
Dia berkata: Wahai Muhammad, jelaskan padaku tentang Islam? Rasulullah SAW menjawab:
Islam adalah engkau bersyahadat bahwasannya tiada sesembahan yang berhak disembah
kecuali Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan sholat, menunaikan zakat,
berpuasa Ramadhan, dan melaksanakan haji ke Baitullah jika engkau mampu
melaksanakannya." (HR. Muslim).
Agama Islam dibawa oleh Nabi Muhammad SAW untuk umat manusia sebagai
petunjuk untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat. Inti dari ajaran agama ini adalah
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah,
mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan pergi haji bila
mampu. Semua hal tersebut lebih kita kenal dengan sebutan rukun Islam.
Sebelumnya disebutkan bahwa Islam memiliki arti kepasrahan atau ketundukan
secara total kepada Allah SWT. Orang yang beragama Islam berarti dirinya telah berpasrah
dan tunduk patuh hanya kepada ajaran-ajaran Islam.
Melansir dari muslim.or.id, Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan
tentang makna Islam yang artinya sebagai berikut:
"Berserah diri kepada Allah dengan mentauhidkan-Nya, dan taat serta patuh kepada-Nya,
dengan penuh ketundukan dan perendahan diri".
Maka makna Islam adalah menundukkan diri kepada Allah dan taat kepada-Nya
dengan mentauhidkan-Nya, memurnikan amalan hanya untuk-Nya, menaati perintah-
perintah-Nya, dan meninggalkan larangan-larangannya.
Orang yang beragama Islam juga disebut Muslim, yang menunjukkan bahwa dirinya
adalah hamba yang patuh terhadap Allah SWT, tunduk dan taat kepada-Nya, dengan
melakukan apa yang Allah SWT perintahkan dan meninggalkan apa yang Allah SWT larang.

3. Fungsi Agama Islam


Adapun fungsi agama Islam terhadap kehidupan manusia adalah:
Pertama, Islam berfungsi sebagai tuntunan bagi manusia agar memiliki al-akhlaq alkarimah
(perangai yang mulia dan terpuji). Rasulullah Saw bersabda:
‫ِإنَّ َما ب ُِع ْث ُ ُأل‬
ِ ‫ار َم اَأل ْخ‬
‫الق‬ ِ ‫ت تَ ِّم َم َم َك‬
“Sesungguhnya saya diutus hanya untuk menyempurnakan akhlaq mulia.”
Akhlaqul-karimah harus kita lakukan, baik yang berhubungan dengan Allah maupun
yang berhubungan dengan sesama manusia dan alam di sekeliling kita.
Kedua, agama Islam itu berfungsi sebagai jalan untuk menggapai kemaslahatan,
ketenangan dan kedamaian serta keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat. Tak satupun
ajaran dari Islam, baik perintah maupun larangan, yang bertujuan untuk menciptakan
kerusakan di muka bumi ini atau kesengsaraan di akhirat nanti. Allah SWT berfirman: “Dan
janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi ini setelah Allah memperbaikinya …”
(QS al-A’raf: 56).
Ketiga, Islam mengandung ajaran-ajaran yang moderat, seimbang dan lurus, atau al-din
al-qayyim. Islam menyeimbangkan antara urusan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
‫وا ْبتَغ ف ْيمٓا ٰا ٰت َ هّٰللا‬
‫ك ِم َن ال ُّد ْنيَا‬ َ ‫ار ااْل ٰ ِخ َرةَ َواَل تَ ْن‬
ِ َ‫س ن‬
َ َ‫ص ْيب‬ َ ‫ىك ُ ال َّد‬ َ ِ ِ َ
‫ض ۗاِ َّن هّٰللا َ اَل‬ َ ‫َواَحْ ِس ْن َك َمٓا اَحْ َس َن هّٰللا ُ اِلَي‬
ِ ْ‫ْك َواَل تَب ِْغ ْالفَ َسا َد فِى ااْل َر‬
‫ي ُِحبُّ ْال ُم ْف ِس ِدي َْن‬
Artinya : "Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan
Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah
(kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan."
(QS. al-Qashash: 77).
Keempat, agama mestinya berfungsi sebagai pemersatu umat yang berbeda-beda, baik
dari segi keagamaan, suku dan adat istiadat. karena agama mengajarkan bagaimana
berperilaku dan bersikap secara baik terhadap orang-orang yang berbeda-beda itu.
Pemersatuan umat yang beragam ini telah dipraktikkan Nabi setelah memasuki Kota
Madinah tahun 622 H dengan membuat Piagam Madinah yang mempersatukan umat Islam
secara internal dan antara umat Islam dan umat-umat lain yang ada di sana, khususnya
Yahudi dan Nasrani. Atas dasar hal tersebut, apabila ada pandangan, sikap dan prilaku
seseorang yang cenderung memecahbelah umat, bahkan menimbulkan konflik horisontal, kita
harus bersikap waspada, tidak perlu kita ikuti. Karena agama tidak mengajarkan hal itu.

B. MANUSIA
1. Pengertian Manusia Secara Umum
Manusia dalam bahasa Inggris disebut man (asal kata dari bahasa Anglo-Saxon),
mann). Arti dasar dari kata ini tidak jelas tetapi pada dasarnya dapat dikaitkan dengan mens
(latin), yang berarti “ áda yang berpikir”. Demikian halnya arti kata anthropos (Yunani) tidak
begitu jelas. Semula anthropos berarti “seseorang yang melihat ke atas”. Sekarang kata ini
dipakai untuk mengartikan “wajah manusia”.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:714) manusia diartikan sebagai “makhluk
yang berakal budi” (mampu menguasai makhluk yang lain). Sedangkan menurut Endang
Saifuddin Anshari yang dikutip oleh. mahmud dan Tedi Priatna (2005:62) manusia adalah
hewan yang berfikir. Berfikir adalah bertanya. Bertanya adalah mencari jawaban. Mencari
jawaban adalah mencari kebenaran. Mencari jawaban tentang Tuhan, alam, manusia, artinya
mencari kebenaran tentang Tuhan, alam, dan manusia. Jadi, pada akhirnya manusia adalah
makhluk pencari kebenaran.
Secara Etimologi, Manusia berarti makhluk yang berakal budi dan mampu menguasai
makhluk lain. karena makhluk yang diciptakan Allah SWT yang memiliki akal serta nafsu
hanya manusia.
Jika dilihat dari segi biologis, hampir tidak dapat dibedakan antara manusia dan hewan.
Perbedaan terdapat pada sisi rohani yang dimiliki manusia, dan akal budinya. Dengan akal
inilah manusia melahirkan kebudayaan dan peradaban. Dengan akalnya tersebut, manusia
dapat berimajinasi dan memiliki tujuan.

2. Hakikat Manusia Menurut Pandangan Islam


Hakikat Manusia bedasarkan Islam adalah :
1) Sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling mulia diantara ciptaan-Nya. (Q.S. At-Tiin:4)

َ ‫َل َق ْد َخ َل ْق َنا ااْل ِ ْن َس‬


‫ان ف ِْٓي اَحْ َس ِن َت ْق ِوي ۖ ٍْم‬
“Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya,”
2) Sebagai hamba Allah yang wajib menyembah atau beribadah hanya kepada Allah (Q.S.
Adz-Dzariyat : 56)

َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬


‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُد ْو ِن‬ ُ ‫َو َما َخلَ ْق‬
"Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku."
3) Sebagai An-Naas, manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa bantuan
manusia yang lain
4) Sebagai Bani Adam, manusia adalah keturunan nabi Adam
5) Sebagai makhluk biologis, manusia beraktivitas, tumbuh dan berkembang, membutuhkan
makanan, berkembang biak dsb.

3. Eksistensi dan Martabat Manusia


Manusia diciptakan bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, kadang berbeda kulitnya,
tinggi-rendahnya, sifat dan keinginannya, namun dimata Allah tidaklah berbeda, yang
membedakan antara manusia satu dengan yang lain adalah ketaqwaannya kepada Allah SWT.
Seperti dalam Firman Allah Surat Al-Hujurat : 13

‫ٰيٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا َخلَ ْق ٰن ُك ْم ِّم ْن َذ َك ٍر َّواُ ْن ٰثى َو َج َع ْل ٰن ُك ْم ُشع ُْوبًا َّوقَبَ ۤا ِٕى َل‬
‫ارفُ ْوا ۚ اِ َّن اَ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هّٰللا ِ اَ ْت ٰقى ُك ْم ۗاِ َّن هّٰللا َ َعلِ ْي ٌم َخبِ ْي ٌر‬
َ ‫لِتَ َع‬
Artinya: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi
Maha Mengenal.”
Manusia di jadikan Allah SWT sebagai khalifah dimuka bumi ini, yaitu makhluk yang
bertugas mengurus bumi dan seluruh isinya, menata, dan mengolahnya untuk kemakmuran
hidup manusia di dunia ini.Tugas ini lah yang nantinya menjadi pertanggung jaawaban
manusia saat ada di hadapan Allah SWT.
Siapa di antara manusia yang paling baik melaksanakan tugas itu, semua akan
diperhitungkan oleh Allah SWT, dan tidak akan ada seorang pun yang akan terzolimi

ُ‫ال َذ َّر ٍة َخ ْيرًا يَ َره‬ َ َ‫فَ َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬


ُ‫ال َذ َّر ٍة َش ًّرا يَ َره‬ َ َ‫ َو َم ْن يَ ْع َملْ ِم ْثق‬ 
“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarah pun,niscaya dia akan
melihat(balasanya).Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarah pun,niscaya
dia akan melihat balasannya pula.” (QS Al-Zalzalah,99:7-8)
Islam tidak memberikan hak yang istimewa kepada perseorangan, golongan dan
kelompok, namun Allah memberikan peluang dan kesempatan yang sama kepada semua
manusia, untuk bekerja, berusaha dan berikhtiar memperoleh sesuatu yang dapat memberikan
manfaat berupa kesempatan, ketentraman, kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup di dunia
dan akhirat.

4. Tujuan Hidup Manusia


Menurut Islam kehidupan manusia sesungguhnya sebagai dilukiskan oleh Abu Musa
Al-Asy’ari berpinda-pindah dari suatu alam kea lam lain.Mulanya hidup di alam
arwah,kemudian di alam arham,dalam kandungan ibu,lalu hidup di kurun dunia, dan pada
akhirnya kita sebagai manusia akan mengalami kematian dan akan mengalami kehidupan
yang baru yang ada di alam barzakh, kehidupan yang abadi akan dimulai saat kiamat melanda
alam semesta ini.
Kehidupan di dunia menurut islam adalah hanyalah tempat untuk bertanam, tempat
mencari bekal di akhirat nanti.Hidup di dunia ini hanya bersifat sementara,berbeda dengan
kehidupan akhirat yang bersifat abadi dan kekal.Yang akan dipetik di akhirat itu adalah
tanaman yang sudah kita tanam di dunia ini,yaitu amal.Amal baik akan di balas dengan
kebajikan dan amal buruk akan dibalas dengan ganjaran buruk juga.
Jadi tujuan hidup manusia di dunia ini hanyalah berusaha untuk mendapatkan pahala
sebanyak-banyak nya,agar mendapat kehidupan yang tentram di akhirat nanti.
Sebagai orang yang beriman, kita dalam melakukan segala aktivitas selalu berpijak pada
iman untuk menggapai kehidupan yang layak di dunia dan kebahagiaan abadi di akhirat nanti.
Untuk memenuhi harapan dan cita cita manusia itu, Allah memberikan anugerah
kepada manusia berupa akal. Dengan akalnya manusia dapat melakukan tindakan sehari-hari
dalam rangka hubungan antar mansia. Oleh karena itulah Allah SWT memberikan satu
hidayah lagi, yaitu berupa Agama. Agama ini dibawa oleh para Rasul-Nya. Mereka adalah
manusia pilihan yang cerdas dan terpercaya, yang dapat menyerap apa yang dikhendaki Allah
berupa wahyu yang memuat aturan-aturan untuk disampaikan kepada manusia. Wahyu itulah
sebagai pedoman bagi akal untuk menghasilkan keputusan- keputusan yang baik dan benar
sesuai dengan ketentuan Allah SWT.
Oleh sebab itu manusia harus mempelajari wahyu Allah SWT(ayat ayat Allah) baik
dalam Kitab-Kitab suci maupun ayat-ayat Allah yang bukan dari kitab Suci sebagai
Sunatullah (fenomena alam semesta).
Menurut filosof Ibnu Miskaweh:
“Agama itu hanya untuk manusia yang berakal dan tidak ada agama untuk manusia yang
tidak berakal.”

C. IMAN
1. Pengertian Iman
Iman diartikan sebagai keyakinan bulat yang dibenarkan oleh hati, diikrarkan oleh
lidah, dan dimanifestasikan dengan amalan atau pembenaran dengan penuh keyakinan. Tanpa
adanya sedikit pun keraguan mengenai ajaran yang datang dari Allah dan Rasulullah SAW.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa seseorang dinyatakan beriman
bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan kepercayaan itu mendorongkannya untuk
mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan keyakinan.
Sebab itu, iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan melainkan juga untuk menyatu
dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
Pengertian Iman juga disebutkan dalam hadits dari Umar bin Khatthab
radhiyallahu'anhu, ia berkata pada suatu hari Rasulullah SAW didatangi oleh Malaikat Jibril,
Jibril bertanya pada Rasulullah,
,‫ َو ُكتُبِ ِه‬,‫ َو َمالَِئ َكتِ ِه‬,ِ‫ َأ ْن بِاهلل‬: ‫ال‬ ِ ‫فََأ ْخبِرْ نِ ْي َع ِن اِإل ْي َم‬
َ َ‫ ق‬,‫ان‬
‫ َو تُْؤ ِم َن بِ ْالقَ ْد ِر َخي ِْر ِه َو َشرِّه‬,‫اآلخ ِر‬
ِ ‫ َو ْاليَ ْو ِم‬,‫َو ُر ُسلِ ِه‬
Artinya: "Beritahukanlah kepadaku apa itu iman." Rasulullah menjawab, "Iman itu
artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-
rasul-Nya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR.
Muslim).
Iman dalam ajaran Islam tercantum dalam 6 rukun iman:
1). Iman kepada Allah.
Mengimani rububiah Allah, bahwa tidak ada yang mencipta, menguasai, dan mengatur alam
semesta kecuali Allah. Mengimani uluhiah Allah, bahwa tidak ada sembahan yang berhak
disembah selain Allah dan mengingkari semua sembahan selain Allah Ta’ala. Mengimani
semua nama dan sifat Allah (al-Asma'ul Husna) yang Allah telah tetapkan untuk diri-Nya dan
yang Nabi-Nya tetapkan untuk Allah, serta menjauhi sikap menghilangkan makna,
memalingkan makna, mempertanyakan, dan menyerupakanNya.
2). Iman kepada Malaikat-malaikat Allah
Mengimani adanya, setiap amalan dan tugas yang diberikan Allah kepada mereka.
3). Iman kepada Kitab-kitab Allah
Mengimani bahwa seluruh kitab Allah adalah ucapan-Nya dan bukanlah ciptaanNya. karena
kalam (ucapan) merupakan sifat Allah dan sifat Allah bukanlah makhluk. Muslim wajib
mengimani bahwa Al-Qur`an merupakan penghapus hukum dari semua kitab suci yang turun
sebelumnya.
4). Iman kepada Rasul-rasul Allah
Mengimani bahwa ada di antara laki-laki dari kalangan manusia yang Allah Ta’ala pilih
sebagai perantara antara diri-Nya dengan para makhluknya. Akan tetapi mereka semua
tetaplah merupakan manusia biasa yang sama sekali tidak mempunyai sifat-sifat dan hak-hak
ketuhanan, karenanya menyembah para nabi dan rasul adalah kebatilan yang nyata. Wajib
mengimani bahwa semua wahyu kepada nabi dan rasul itu adalah benar dan bersumber dari
Allah Ta’ala. Juga wajib mengakui setiap nabi dan rasul yang kita ketahui namanya dan yang
tidak kita ketahui namanya.
5). Iman kepada Hari Akhir
Mengimani semua yang terjadi di alam barzakh (di antara dunia dan akhirat) berupa fitnah
kubur (nikmat kubur atau siksa kubur). Mengimani tanda-tanda hari kiamat. Mengimani hari
kebangkitan di padang mahsyar hingga berakhir di Surga atau Neraka.
6). Iman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan buruk
Mengimani kejadian yang baik maupun yang buruk, semua itu berasal dari Allah Ta’ala.
Karena seluruh makhluk tanpa terkecuali, zat dan sifat mereka begitupula perbuatan mereka
adalah ciptaan Allah.

D. TAUHID
1. Pengertian Tauhid
Pengertian tauhid dari segi bahasa adalah mengesakan sesuatu. Dari segi syar’i tauhid
ialah mengesakan Allah di dalam perkara-perkara yang Allah sendiri telah menetapkannya
melalui Nabi-Nabi Nya yaitu dari segi Rububiyah, Uluhiyah dan Asma’ wa Shifah.
Pengertian Tauhid dari segi istilah bermaksud beri’tikad dan mempercayai bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala itu esa dan tunggal. Dengan demikian Tauhid adalah suatu pegangan
hidup yang mempercayai bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah Tuhan Yang Maha Esa
dan tidak ada sekutu baginya ataupun yang menyerupai-Nya. Seperti dalam Surat Al-
Ikhlash : 1-4 :

‫قُلْ هُ َو هّٰللا ُ اَ َح ۚ ٌد‬


1. Katakanlah (Muhammad), "Dialah Allah, Yang Maha Esa.

َّ ‫هّٰللَا ُ ال‬
‫ص َم ۚ ُد‬
2. Allah tempat meminta segala sesuatu.

‫لَ ْم يَلِ ْد َولَ ْم ي ُْولَ ۙ ْد‬


3. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.

‫َولَ ْم يَ ُك ْن لَّهٗ ُكفُ ًوا اَ َح ٌد‬


4. Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia."
E. Hubungan Islam, Manusia, Iman dan tauhid
Wujud iman termuat dalam 3 unsur yaitu isi hati, ucapan, dan perbuatan. Dalam artian
diyakini dalam hati yaitu dengan percaya akan adanya Allah SWT, diucapkan dengan lisan
yaitu dengan mengucapkan 2 kalimat syahadat, dan dilakukan dengan perbuatan maksudnya
menjalankan seluruh perintah – Nya dan menjauhi seluruh larangan – Nya.
Seseorang yang dikatakan beriman bukan hanya percaya terhadap sesuatu, melainkan
kepercayaan itu mendorongnya untuk mengucapkan dan melakukan sesuatu sesuai dengan
keyakinan. Karena itu iman bukan hanya dipercayai atau diucapkan, melainkan menyatu
secara utuh dalam diri seseorang yang dibuktikan dalam perbuatannya.
Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling penting bagi tiap-tiap muslim karena bahasan ilmu
tauhid ini menyangkut akidah islam. Sedangkan akidah islam merupakan pondasi bagi
keberagaman seseorang dan benteng yang kokoh untuk memelihara akidah muslim dari
setiap ancaman keraguan dan kesesatan
Akidah Islam adalah bagian yang paling pokok dalam agama Islam. Ia merupakan
keyakinan yang menjadi dasar dari segala suatu tindakan atau amal. Seseorang dipandang
sebagai muslim itu bukan muslim tergantung pada akidahnya. Apabila ia berakidah Islam,
maka segala sesuatu yang dilakukannya akan bernilai sebagai amaliah seorang muslim atau
amal saleh. Apabila tidak beraqidah, maka segala amalnya tidak memiliki arti apa-apa,
kendatipun perbuatan yang dilakukan bernilai dalam pendengaran manusia.
Akidah Islam atau iman mengikat seorang muslim, sehingga ia mengikat dengan segala
aturan hukum yang datang dari Islam. Oleh karena itu menjadi seorang muslim berarti
meyakini dan melaksanakan segala sesuatu yang diatur dalam ajaran Islam. Seluruh hidupnya
didasarkan pada ajaran Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
F. Mengimplementasikan Nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah
Umat Islam memiliki modal yang sangat besar untuk bersatu, karena mereka beribadah
kepada ilaah (Tuhan) yang satu, mengikuti nabi yang satu, berpedoman kepada kitab suci
yang satu, berkiblat kepada kiblat yang satu. Selain itu, ada jaminan dari Allah dan Rasul-
Nya, bahwa mereka tidak akan sesat selama mengikuti petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala,
berpegang-teguh kepada Alquran dan al Hadits. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

َ ‫} َو َم ْن َأ ْع َر‬123{ ‫ضلُّ َوالَ يَ ْشقَى‬


‫ض عَن‬ ِ َ‫ي فَالَ ي‬ َ ‫فَِإ َّما يَْأتِيَنَّ ُكم ِّمنِّي هُدًى فَ َم ِن اتَّبَ َع هُدَا‬
‫ضن ًكا َونَحْ ُش ُرهُ يَوْ َم ْالقِيَا َم ِة َأ ْع َمى‬ َ ً‫ِذ ْك ِرى فَِإ َّن لَهُ َم ِعي َشة‬
“Maka jika datang kepadamu petunjuk dari-Ku, lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-
Ku, ia tidak akan sesat dan ia tidak akan celaka. Dan barangsiapa yang berpaling dari
peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan
menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta.” (Q.S Thaha: 123, 124).
Dalam menjelaskan kedua ayat ini, Abdullah bin Abbas berkata, “Allah menjamin
kepada siapa saja yang membaca Alquran dan mengikuti apa-apa yang ada di dalamnya,
bahwa dia tidak akan sesat di dunia dan tidak akan celaka di akhirat.” [Tafsir ath
Thabari, 16/225].
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫َاب هللاِ َو ُسنَّةَ َرسُوْ لِ ِه‬ ِ ‫ت فِ ْي ُك ْم َأ ْم َر ْي ِن لَ ْن ت‬


َ ‫ ِكت‬: ‫َضلُّوْ ا َما تَ َم َّس ْكتُ ْم بِ ِه َما‬ ُ ‫ت ََر ْك‬
“Aku telah tinggalkan pada kamu dua perkara. Kamu tidak akan sesat selama berpegang
kepada keduanya, (yaitu) Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya.” (Hadits Shahih
Lighairihi, H.R. Malik; al-Hakim, al-Baihaqi, Ibnu Nashr, Ibnu Hazm. Dishahihkan oleh
Syaikh Salim al-Hilali di dalam At Ta’zhim wal Minnah fil Intisharis Sunnah, hlm. 12-13).
Dengan demikian jelaslah bahwa seorang muslim yang benar-benar tunduk dan patuh
pada Allah, beriman hanya kepada Allah, beribadah hanya kepada Allah dan tidak
mempersekutukannya dengan yang lain, segala tindakan dan perilakunya akan mengikuti
petunjuk dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, karena inilah yang harus dijadikan sebagai pedoman
hidup agar selamat didunia dan akhirat.
BAB lll
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Islam, manusia, iman, dan tauhid adalah 4 hal yang dalam
hubungannya saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Islam adalah agama yang
dianut oleh umat muslim, manusia adalah sebagai individu dan makhluk ciptaan Sang Khaliq
dalam tatanan beribadah dan berprilaku sehari-hari haruslah beriman dan bertauhid. Sebagai
manusia yang bertaqwa, Islam telah mengatur tentang bagaimana manusia dalam hubungan
dengan manusia yang lainnya, manusia dengan makhluk ciptaan Allah, dan tentang
bagaimana hubungan manusia dengan Penciptanya. Senantiasa harus meyakini rukun iman
dan juga rukun Islam. Dan tauhid juga sangat perlu ada dan melekat dalam diri manusia,
karena dengan ketauhidan ini manusia akan lebih mengenal tentang siapa yang telah
menciptakan alam semesta, langit, bumi, manusia dan seisinya.
Disamping itu, seorang muslim harus benar-benar perpegangteguh pada ajaran
Islamyang terkandung dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah agar selamat di dunia dan akhirat.

B. Saran
Dari penulisan makalah ini, penulis menyarankan agar sebagai manusia dan seorang
muslim yang baik, kita haruslah selalu menjalankan syariat Islam dan mengimplementasikan
nilai-nilai Islam yang bersumber dari Al-Qur'an dan As-sunah.Sehungga kita akan menjadi
manusia yang mampu bermanfaat bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.Dengan demikian,
hidup kita akan bermakna dan bahagia dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=

https://id.scribd.com/document/529111895/MAKALAH-TAUHID-DAN
IMAN&ved=2ahUKEwjG3efEl8n0AhW-
gtgFHeuaDZ8QFnoECAQQAQ&usg=AOvVaw1lutrLtx3Q0WD2C_YiQQHg

https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url

https://id.scribd.com/doc/71528207/Makalah-Manusia-Agama-
DanIslam&ved=2ahUKEwjNzJyymcn0AhVVjtgFHQPLAu8QFnoECCcQAQ&usg=AOvVa
w0ZmdNefccU7TDBojo9Z0w-

https://arrohmahtahfizh.sch.id/portfolio/agar-selamat-dunia-akhirat/

12

Anda mungkin juga menyukai