Anda di halaman 1dari 10

Resume : Permasalahan dalam Pembelajaran Biologi

Tujuan :Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan


pelaksanaannya pembelajaran biologi sebagai dasar
pengetahuan dan solusi sebagai seorang pendidik

Tempat, waktu : Malang, 3 April 2017

Nama/NIM : Shela Emilia Permatasari/150341603981

Indonesia merupakan negara yang mampu menciptakan Sumber Daya


Manusia (SDM) yang unggul, khususnya dalam bidang biologi. Akan tetapi
selama ini muncul permasalahan-permasalahan yang menghambat hal tersebut
terjadi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai masalah-masalah yang umum
terjadi dalam pembelajaran biologi di Indonesia.

A. Sudut Pandang Guru dan Pihak Sekolah


Guru adalah salah satu komponen pendidikan yang penting, dimana guru
adalah fasilitator sekaligus expert (ahli) yang paling nyata di dalam kelas.
Meskipun saat ini pembelajaran sains tidak melulu dari guru, akan tetapi guru
tetaplah guru yang harus memiliki pengetahuan yang lebih dari siswanya. Akan
tetapi, masih banyak sekali bermunculan permasalahan-permasalahn yang berasa
dari pihak guru dan tenaga pendidik. Oleh karena itu, berikut ini adalah
permasalahan pembelajaran biologi yang sumber masalahnya datang dari pihak
guru.

1. Metode Pembelajaran Guru

Mayoritas guru biologi cenderung mengguakan metode ceramah dalam


membelajarkan siswa materi biologi. Metode ceramah sebenarnya tidak
sepenuhnya buruk dan sama sekali tidak boleh untuk digunakan. Hal ini dapat
dibuktikan bahwa metode ceramh yang berimbang dan kreatif akan menjadi
pembelajaran yang bermakna dan berkesan bagi siswa, sehingga juga dapat
menciptakan long term memory (memori jangka panjang). Akan tetapi, pada
sisi yang lain, metode ceramah adalah metode yang kurang tepat untuk
membelajarkan materi biologi. Hal ini dikarenakan biologi adalah ilmu yang
berkaitan dengan kehidupan makhluk hidup dan alam, yang seharusnya
menjadi sebuah kewajiban bagi guru untuk melihat langsung kondisi alam dan
proses biologis yang sebenarnya. Guru hendaknya melakukan variasi media
ajar dan cara mengajar, misalnya dengan melakukan praktikum, menayangkan
video, maupun dengan pembelajaran berbasis masalah yang dieksekusi secara
kooperatif. Hal ini akan lebih membantu guru dan siswa untuk memahami
materi biologi yang ada di buku pegangan para siswa (Sagala,2004)

Cara lain yang dapat dilakukan yakni dengan optimalisasi pelatihan


terhadap guru yang dilakukan oleh pemerintah, misalnya pemerintah perlu
mensosialisasikan lesson study dan active learning serta pelatihan untuk guru,
sehingga guru memiliki kapabilitas untuk memahami dan mampu menerapkan
active learning maupun lesson study, sehingga diharapkan akan menambah
pengetahuan guru tentang pendekatan dan model pembelajaran yang bisa
diterapkan dalam hal pembelajaran biologi di semua jenjang pendidikan
(Suriasumantri,1990). Jika guru sudah lebih memahami teori-teori dan contoh
variasi pendekatan, model, dan gaya mengajar diharapkan guru mampu
menempatkan dirinya sebagai fasilitator, dimana masalah dalam pembelajaran
harus dicari solusinya secara bersama-sama oleh siswa yang diperkuat oleh
guru

2. Kemampuan Aplikasi IPTEK dan Teknologi Pembelajaran Masa Kini

Guru di Indonesia masih banyak yang belum menguasai IPTEK sebagai


bagian dari alat bantu dalam mengajar. Mengubah mindset memang sulit
tetapi, perlahan pasti akan bisa dengan fasilitas yang ditunjang oleh
pemerintah maupun pihak sekolah (Sagala,2004). Perkembangan IPTEK yang
sedemikian cepat itulah yang harus disikapi guru secara positif. Guru
hendaknya mampu membangun mental pendidik yang modern bukan pendidik
yang ortodoks. Guru masa kini memang wajib memberikan pembelajaran
kepada siswa dengan media-media yang melibatkan IPTEK, misalnya dengan
optimalisasi penggunaan komputer, aplikasi pembelajaran, ataupun media
sosial yang dapat dijadikan alat bantu untuk berkomunikasi dengan siswa
maupun orang tua siswa.
3. Pengembangan Pembinaan Psikologi dan Kecerdasan Siswa

Berdasarkan teori kecerdasan ganda (multiple intelligence) dijelaskan bahwa


siswa memiliki banyak macam kecerdasan dalam dirinya yang bisa menjadi
potensi yang dapat berdampak positif pada siswa jika setiap lini kecerdasan yang
dimiliki oleh siswa berhasil terfasilitasi dengan baik. Peran guru dalam
pengembangan kecerdasan siswa memang dirasakan masih sangat kurang, karena
banyak guru di lapangan yang tidak mengenali siswanya dan tidak membantu
siswanya untuk mengenali dirinya, setidaknya selama dalam durasi jam sekolah.
Guru seharusnya memiliki kemampuan untuk membaca kecerdasan siswanya
yang amat sangat beragam dan dalam diri siswa, sehingga guru mampu
memetakan kecerdasan siswanya berdasarkan keragaman kecerdasan yang
dimiliki oleh siswa itu sendiri. Akan tetapi guru biasanya cenderung malas untuk
mengetahui potensi siswanya sehingga potensi siswa banyak yang kurang tergali
dan akibatnya siswa juga sulit untuk mengembangkan dirinya (Desmita,2009).

Guru juga berfungsi sebagai seorang konselor. Meskipun, guru biologi


bukanlah guru bimbingan konseling, akan tetapi sangat perlu bagi seorang
guru mengerti psikologi peserta didik. Guru harus paham perkembangan jiwa
peserta didik. Hal inilah yang dirasa sangat kurang pada guru Indonesia,
khususnya pula terhadap guru biologi. Banyak guru biologi yang masih dalam
egosentrisnya, bahwa kondisi kejiwaan siswa hanya bisa dipahami oleh guru
bimbingan konseling. Akan tetapi, sebenarnya hal itu keliru dan perlu
dibenahi.

4. Fasilitas Sekolah
Tidak dapat dipungkiri jika pembelajaran biologi memerlukan fasilitas
sekolah yang sangat memadai, misalnya laboratorium yang lengkap dan
sarana belajar lain yang lengkap pula. Akan tetapi, masih banyak sekolah yang
pada saat ini belum memenuhi kriteria tersebut, hal ini dikarenakan kurang
optimalnya distribusi dan alokasi dana pembangunan fasilitas sekolah yang
menunjang pembelajaran biologi, misalnya laboratorium, kebun peraga, dan
lain-lain. Sebenarnya, anggaran untuk pendidikan di Indonesia sudah cukup
banyak dan bahkan menduduki presentase tertinggi dibandingkan kementerian
lainnya. Hal ini seharusnya dioptimalkan untuk membangun pendidikan dalam
negeri hingga ke seluruh wilayah di Indonesia. Akan tetapi, proses
penganggaran ini seringkali diwarnai dengan praktik Korupsi,Kolusi, dan
Nepotisme (KKN) yang menghambat dan mempersulit urusan pembangunan
fasilitas sekolah (Sagala,2004).
Solusi untuk masalah fasilitas ini cukup sulit dilakukan. Hal ini
dikarenakan masalah fasilitas tidak hanya melibatkan satu pihak saja, akan
tetapi, banyak pihak yang akan terlibat, misalnya pihak sekolah, dinas
pendidikan kabupaten, dinas pendidikan provinsi, hingga pada kementerian
pendidikan dan kebudayaan atau kementerian riset, teknologi, dan pendidikan
tinggi. Tindakan pelanggaran yang terkait dengan KKN atau penyalahgunaan
anggaran memang perlu ditindak dengan tegas, baik secara preventif maupun
represeif. Secara preventif memang diperlukan peran dari komite sekolah
untuk melakukan kerjasama sekaligus kontrol dalam pembangunan fasilitas
belajar siswa di sekolah. Akan tetapi, jika memang sudah terjadi pelanggaran,
maka tindakan hukum adalah tindakan represif yang dapat dilakukan.

2.2 Sudut Pandang siswa

Siswa adalah komponen sekolah yang juga dapat menjadi titik tolak sumber
permasalahan dalam pembelajaran biologi. Permasalahan ini juga yang harus
diselesaikan dan ditemukan solusinya, mengingat siswa adalah subjek sekaligus
objek belajar yang amat sangat penting untuk dibangun dan ditingkatkan
kualitasnya. Berikut ini adalah permasalahan pembelajaran biologi yang
bersumber dari siswa.

1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Minat Belajar Siswa


Tidak dapat dipungkiri jika siswa berasal dari latar belakang yang
bermacam-macam dan kualitas dasar yang beragam pula. Permasalahan ini
timbul karena kualitas siswa yang berbeda dari sisi kecerdasan awal yang
kadangkala menyulitkan guru dalam melakukan penyampaian pembelajaran..
Hal kecil saja dalam pembelajaran biologi, siswa masih sering menganggap
pelajaran biologi adalah pelajaran menghafal dan kurang menarik, sehingga
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran biologi cenderung rendah. Akan
tetapi, terkadang minat belajar yang rendah bukan hanya dipengaruhi oleh
cara mengajar guru saja, akan tetapi juga dipengaruhi oleh kultur dan latar
belakang siswa yang terkadang pemalas dan kurang mementingkan
pendidikan sebagai bekal hidupnya. Kemudian tanda umum yang terjadi
adalah siswa mulai tidak menghargai gurunya, siswa tidak memiliki niat untuk
belajar, dan siswa seringkali tidak mengerjakan tugas dari guru.
Solusi dari hal ini adalah dengan konseling siswa dan pendampingan yang
lebih intensif. Bisa pula dengan mendatangi orang tua agar mengetahui kultur
di lingkungan rumah dan pola didik orang tua terhadap anaknya. Hal yang
lebih penting lagi, yakni menghidupkan fungsi kesiswaan komite sekolah
untuk menjembatani permasalahan antara siswa dengan guru. Hal ini adalah
upaya yang baik yang dapat difasilitasi oleh pihak sekolah untuk mempererat
hubungan antar komponen sekolah, sehingga pembelajaran di sekolah akan
lebih kondusif dan tujuan belajar akan tercapai dengan baik (Desmita,2009)
2.3 Sudut Pandang Pemerintah

Pemerintah adalah pemangku kebijakan yang sangat penting dalam hal


arah pola pendidikan nasional secara umum dan pelaksanaan teknis pembelajaran
biologi secara khusus di sekolah-sekolah. Misalnya maraknya praktik KKN,
penyelewengan kebijakan, dan masalah anggaran merupakan masalah yang besar
dan merupakan akumulasi dari masalah yang terjadi dalam tataran pelaksana yang
lebih rendah. Selain itu, kondisi geografis yang seringkali juga menyulitkan
pemerintah untuk mengontrol pelaksanaan pendidikan di tingkat daerah. Selain
itu, pembangunan pendidikan dan sarana tidak merata. Jadi, ada kesenjangan
kualitas belajar di Jawa dan di luar Jawa.

Masalah yang juga sebenarnya dihadapi oleh pemerintah dalam


mewujudkan sadar sekolah dan sekaligus meningkatkan sarana prasarana belajar
di sekolah yang terletak di pelbagai daerah. Pemerintah pusat harus berkoordinasi
antar kementerian dan dalam setiap kementerian juga harus mengadakan
koordinasi serta check and balances dengan pemerintah daerah, misalnya
mengenai sertifikasi guru, pengadaan dana bantuan, pengadaan alat peraga, dan
pembangunan fisik sekolah dan laboratorium sekolah. Selain itu, pemerintah juga
wajib memberikan model kurikulum yang seragam dan baku. Hal ini perlu
dikritisi mengingat kurikulum di Indonesia terlalu sering berubah dengan alasan
mengikuti perkembangan zaman. Bersikap dinamis dalam bidang pendidikan
memang penting, akan tetapi pemerintah harus bisa mengontrol dinamisasi itu
dengan membuat kurikulum yang memuat pembelajaran yang praktis dan
mendalam, sehingga siswa dan guru tidak menjadi bingung dengan perubahan
kurikulum yang terus menerus, sehingga pendidikan Indonesia tidak menjadi
pendidikan yang bingung dan tanpa arah. Selain itu, perubahan kurikulum dan
kebijakan pendidikan tidak boleh dilakukan berdasarkan nafsu politik praktis dan
pergantian menteri saja. Akan tetapi, harus lebih berimbang dan memang sesuai
dengan perkembangan zaman (Sanjaya,2008).
Daftar Rujukan

Desmita.2009.Psikologi Perkembangan Peserta Didik.Bandung:PT.Rosda Karya


Sagala, S. 2004, Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat Strategi
Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta : Ninas Multima
Suriasumantri, J.S. 1990. Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
Penerbit Sinar Harapan
Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Penerbit Kencana
Prenada Media Group
KRITERIA PENILAIAN RESUME
MATAKULIAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
SEMESTER GENAP 2016-2017

No. Elemen Skor Penilaian


Maks Diri Teman Dosen
I. Identitas Resume
1 Judul resume 5
2 Keperluan ditulisnya resume 2
3 Nama penulis resume 2
4 Tempat dan waktu penulisan resume 1

II. Bagian Teks Utama Resume


5 Topik-topik Bahasan pada bagian inti:
3. Relevan dengan topik bahasan yang 15
dipaparkan pada RPS
4.Berisi point-point penting yang berkaitan 20
dengan topik bahasan
5.Beragam konsep dieksplor dari banyak 15
sumber (> 5 sumber bu-
ku atau artikel)
6.Menyajikan hasil eksplorasi berupa 15
konsep yang relevan dengan konsep yang
dipelajari
7.Gambar/diagram/foto yang disertakan 10
8.Memunculkan pertanyaan-pertanyaan 15
penting dari hasil resume

Jumlah Skor Maksimal 100

Anda mungkin juga menyukai