Anda di halaman 1dari 10

Metode Penanganan Risiko Dengan Pendekatan Kualitatif

Meilina Mayu Masuni (1921161)

Widya Usi Ayu Wulan Anggraeni (1921178 )

munirwahanasatria@gmail.com

Program Studi Ekonomi Syariah, Fakultas Ekonomi Bisnis Islam, Institut Agama Islam Nadhatul
Ulama

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui dan memahami metode penanganan risiko dengan
pendekatan kualitatif. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research).
Pengumpulan data penelitian ini dengan cara mengumpulkan informasi dan data di perpustakaan
atau sumber dari internet yang berkaitan dengan identifikasi risiko.

Hasil penelitian ini berupa penjelasan tenang metode penanganan resiko dengan
pendekatan kualitatif yaitu Diversifikasi merupakan strategi yang terfokus pada tindakan untuk
memperoleh keunggulan bersaing dengan memilih dan mengelola kelompok kelompok bisnis yang
berbeda dalam beberapa industri dan pasar. Diversifikasi usaha mempunyai beberapa tujuan salah satunya
adalah meratakan tingkat risiko. Dengan penerapan yang baik dalam perencanaan, pengorganisasian dan
pengendalian akan membantu sebuah organisasi mencapai hasil yang sesuai yang bernilai sesuai
perencanaan ynag telah direncanakan sebelumnya. Penggunaa manajemen strategi membantu memahami
kekuatan bersaing dang mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan secara sistematis dan
konsisten.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Risiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses
yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. Dalam bidang asuransi, risiko dapat
diartikan sebagai suatu keadaan ketidakpastian, di mana jika terjadi suatu keadaan yang tidak
dikehendaki dapat menimbulkan suatu kerugian (Wikipedia, 2013).
Ketiga definisi tersebut mengungkapkan bahwa resiko merupakan kemungkinan
terkenanya sebuah bahaya/akibat/konsekuensi/ancaman/ bencana/kerugian tertentu yang terjadi
akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang, atau dengan kata
lain resiko ini menunjukkan situasi dimana seseorang melakukan sesuatu yang tidak diinginkan,
yang dapat menyebabkan akibat yang tidak diinginkan, serta mengakibatkan dampak
negatif.  Resiko itu sendiri terbagi menjadi beberapa macam, seperti resiko kebakaran,
kecelakaan, bencana alam (gempa bumi, gunung meletus, tsunami, longsor, dan lain
sebagainya).  Berbagai macam resiko tersebut dapat menyebabkan kerugian jika tidak
diantisipasi.  Oleh karena itu, sebelum terjadinya berbagai resiko tersebut sebaiknya kita
antisipasi agar kita tidak mendapatkan kerugian.
Resiko itu sendiri berhubungan dengan ketidakpastian yang terjadi karena kurangnya atau
tidak tersedianya informasi yang lengkap tentang apa yang akan terjadi.  Sesuatu yang tidak pasti
(uncertain) itu dapat berakibat menguntungkan atau merugikan. Dalam beberapa tahun terakhir,
manajemen resiko menjadi trend utama, baik dalam perbincangan, praktik, maupun pelatihan
kerja.  Hal ini secara konkret menunjukkan pentingnya manajemen resiko dalam dunia bisnis
pada masa kini.
Setelah kita mengidentifikasi resiko, maka tindakan selanjutnya adalah mengukur resiko.
Dengan mengukur resiko kita bisa mengetahui seberapa besar resiko itu.  Apabila resiko tersebut
telah diukur, maka selanjutnya resiko tersebut harus dikendalikan agar kita dapat menghindari
resiko yang akan terjadi dan dapat mengendalikan kemungkinan terjadinya kerugian. 
Dalam mengendalikan resiko tersebut diperlukan adanya pendekatan-pendekatan yang
dapat menangani resiko.  Pendekatan-pendekatan itu sendiri terbagi menjadi 3 yakni pendekatan
kualitatif, pendekatan kuantitatif, dan pendekatan semi kuantitatif.  Ketiga pendekatan itu pada
dasarnya bertujuan untuk mengetahui hubungan timbal balik antara resiko dengan pendekatan
tersebut. 
Pendekatan kualitatif terdapat pendekatan dua langkah dan metode pendaftaran
sementara.  Pendekatan dua langkah sering disebut dengan metode asuransi. Dalam metode
asuransi ini, manajer risiko harus menyiapkan  suatu daftar penutupan asuransi (insurance
coverage) yang dirasa paling jitu menutup kerugian ini.  Sedangkan dalam metode pendaftaran
sementara, manajer risiko harus menetapkan kombinasi penutupan asuransi yang dapat
memberikan perlindungan terbaik terhadap risiko yang dihadapi perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik membuat jurnal ini dengan judul,
“Metode Penanganan Risiko dengan Pendekatan Kualitatif”.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep diversifikasi ?


2. Bagaimana diversifikasi bisnis ?
3. Apa itu fokus bisnis ?
4. Bagaimana kreativitas suatu bisnis ?

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research). Penelitian


kepustakaan adalah kegiatan penelitian dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan
data dengan bantuan berbagai macam material yang ada di perpustakaan atau sumber dari
internet yang berkaitan dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kegiatan dilakukan secara
sistematis untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyimpulkan data dengan menggunakan
metode/teknik tertentu guna mencari jawaban atas permasalahan yang dihadapi.1

KAJIAN TEORI

Konsep Diversifikasi

Konsep diversifikasi adalah menyusun portofolio dengan menyertakan berbagai jenis


investasi dengan tujuan mengurangi risiko. Anggaplah, sebagai contoh, suatuinvestasi yang
hanya terdiri dari satu saham yang diterbitkan oleh satu perusahaan. Jika saham perusahaan itu
mengalami penurunan nilai yang serius, portofolio kita akan sepenuhnya menanggung beban
akibat penurunan tersebut. Dengan memecah investasi kita menjadi saham dari perusahaan
berbeda, kita dapat mengurangi risiko potensial terhadap portofolio.

Cara lain untuk mengurangi risiko portofolio adalah menyertakan obligasidan uang tunai.
Karena uang tunai umumnya digunakan sebagai cadangan jangka pendek, banyak investor yang
mengembangkan strategi alokasi aset untuk portofolio mereka yang terutama didasarkan pada
penggunaan saham danobligasi. Uang tunai dapat digunakan dalam kasus darurat, dan sekuritas
pasaruang jangka pendek dapat segera dicairkan dalam kasus munculnya kesempataninvestasi,
atau pada saat muncul kebutuhan uang tunai yang mendesak dan harusmelakukan sejumlah
pembayaran. Perlu juga diingat bahwa alokasi dan diversifikasi aset juga terkait erat dengan
konsep; portofolio terdiversifikasi diciptakan melalui proses alokasi aset. Ketika menyusun

1
Milya Sari dan Asmendri, Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA, Jurnal
Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA, Vol.6 No.1, 2020, hlm.52.
portofolio yangmengandung obligasi dan saham, investor agresif akan memilih campuran 80
persen saham dan 20 persen obligasi, sedangkan investor konservatif akan lebihsuka paduan 20
persen saham dan 80 persen obligasi.Tanpa memperdulikan apakah nvestor agresif atau
konservatif, penggunaan alokasi aset untuk mengurangi risiko dengan menyeleksi keseimbangan
antara saham dan obligasi dalam portofolio membutuhkan deskripsi lebih detil tentang
bagaimana menciptakan diversifikasi portofolio.

Dengan pemahaman tersebut, jika mencatat bahwa portofolio reksadana (mutual fund)
terdiri dari campuran investasi termasuk saham dan obligasi yang mengacu pada konsep
"keseimbangan" portofolio. Keseimbangan spesifikdari saham dan obligasi dalam suatu
portofolio dirancang untuk membentuk rasio risiko-hasil yang spesifik, yang menawarkan
peluang untuk memperoleh sejumlahhasil investasi sebagai imbalan atas kemauan untuk
menerima sejumlah risiko. Secara umum, semakinbesar risiko yang diambil semakin besar juga
hasil investasi.

Menurut Fred R. David, ada tiga tipe umum dari strategi diversifikasi, yaitu :

1. Strategi Diversifikasi Konsentrasi (Concentric Diversification Strategy)


Strategi ini dilakukan dengan cara menambah produk dan jasa baru tetapi masih
saling berhubungan (terkait).
2. Strategi Diversifikasi Horizontal (Horizontal Diversification Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa baru yang tidak
terkait untuk pelanggan yang ada.
3. Strategi Diversifikasi Konglomerat (Conglomerate Diversification Strategy)
Strategi ini dilaksanakan dengan cara menambah produk dan jasa baru yang tidak
terkait untuk para pelanggan baru.2

Diversifikasi Bisnis

Diversifikasi merupakan strategi yang terfokus pada tindakan untuk memperoleh keunggulan
bersaing dengan memilih dan mengelola kelompok kelompok bisnis yang berbeda dalam beberapa
industri dan pasar (David, 2008:235). Diversifikasi usaha digolongkan menjadi beberapa tipe. Menurut
Griffin (2002:240) terdapat dua tipe diversifikasi usaha yang dilakukan oleh beberapa perusahaan antara

2
Evy Roslita, “Pengaruh Diversifikasi Usaha Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai
Variabel Pemoderasi”, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 22, No 3, hal 314.
lain : (1) Diversifikasi usaha berkaitan adalah diversifikasi usaha pada perusahaan ke dalam bisnis lain
yang masih berkaitan dengan bisnis sebelumnya. Penerapan diversifikasi usaha berkaitan ini dapat
memberikan keunggulan seperti dapat mengurangi risiko ekonomi. Hal ini disebabkan karena
diversifikasi usaha berkaitan dapat mengurangi ketergantungan suatu organisasi terhadap satu aktivitas
bisnisnya, (2) Diversifikasi usaha tidak berkaitan adalah diversifikasi usaha perusahaan ke dalam suatu
bisnis yang tidak mempunyai hubungan erat dengan bisnis sebelumnya. Keunggulan dari strategi ini
adalah adanya suatu peluang dalam meraih keuntungan yang dapat diraih dari industri tertentu. Strategi
ini dilakukan dengan cara tidak mendirikan perusahaan baru, tetapi dapat melakukan akuisisi ataupun
merger pada perusahaan lain.

Diversifikasi usaha mempunyai beberapa tujuan salah satunya adalah meratakan tingkat risiko.
Pemerataan tingkat risiko dapat terjadi karena risiko tidak secara total berpengaruh pada perusahaan,
sebab akan diimbangi dari perolehan return yang diterima apabila melakukan bidang usaha tidak hanya
pada satu jenis usaha tetapi pada beberapa jenis usaha. Return dari sumber yang berbeda akan diperoleh
perusahaan yang melakukan diversifikasi sehingga usaha lain yang dimiliki akan menutupi risiko bisnis
yang diterima. Hal ini dapat terjadi karena setiap usaha memiliki risiko dan return yang berbeda-beda.
Perusahaan yang melakukan diversifikasi usaha lebih sedikit memiliki risiko kebangkrutan, karena
apabila satu usaha mengalami kesulitan maka masih ada usaha lain yang dapat menutupinya dengan
return yang didapatkan.

Diversifikasi perusahaan dapat mengurangi risiko bisnis dengan tetap memberikan potensi tingkat
keuntungan yang cukup (Suwarni dan Pakaryaningsih, 2007). Carlson dkk. (2006) dalam Anderson dkk.
(2009) pun menyatakan bahwa diversifikasi korporat dapat mengurangi risiko bisnis perusahaan. Hasil
tersebut selaras dengan penelitian Purkayastha et al. (2012) dan Hendiono (2016) yang menemukan
bahwa diversifikasi memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap risiko bisnis. Disisi lain, Kahloul
dan Hallara (2010), dan Doi (2014) menemukan bahwa diversifikasi dapat berpengaruh positif dan
signifikan terhadap risiko bisnis, yang berarti dengan melakukan diversifikasi dapat meningkatkan risiko
bisnis perusahaan.3

Fokus Bisnis

Terkadang seseorang tergoda untuk membuka banyak usaha dengan asumsi masih punya
keuntungan saat salah satu usaha menemui kegagalan, padahal fokus pada satu bidang usaha
sangat disarankan bagi seorang pembisnis yang mulai terjun ke dunia bisnis. Sebaiknya fokus
pada satu bidang bisnis dengan beberaa alasan yaitu sebagai berikut:
3
Mari Turiastini, ”Pengaruh Diversifikasi dan Risiko Bisnis”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 1, 2018: 255-257
1. Efektivitas waktu
Membangun sebuah bisnis membutuhkan perencanaan yang matang terkait
dengan waktu, sistem, teknik, dan strategi. Dengan fokus pda satu bidang maka akan
sepenuhnya mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk pengembangan bisnis tersebut.
Berbeda jika memeiliki banyak bidang bisnis dimana harus membagi waktu untuk bisnis
bisnis lainnya. Dalam mengembangkan bisis harus fokus pada efektivitas waktu dan
kerjakan bisni secara total.
2. Pengembangan
Dalam menjalankan bisnis terdapat fase pengembangan. Dengan fokus satu
bidang maka akan dapat meningkatkan nilai bisnis yang sedang dijalani. Selain itu dapat
menyaringide ide untuuk pengembangan dengan lebih baik yang akan sangat
mempengaruhi nilai dari bisnis tersebut. Mengeola bisnis yang berbeda bidang dengan
kompleksitas yang beragam hanya akan membuat tidsk fokusnya dalam bisnis tersebut
danmenjadi terkendalai.
3. Menghindari kebingungan pasar
Banyak produk bermunculan setiap harinya dengan strategi pemasaran yang
beragam, akibatnya banyak yang mencampuradukan produknya dalam satu merek.
Sehingga pasar mengalami kebinngungan terhadap image brand tersebut. Untuk itu kita
harus dapat menentukan pilihan bisnis lainnya denan tepat yang masih terkait dengan
bisnis utama.
4. Membuka bisnis yang relevan dengan bisnis sebelumnya
Membuka bisnis baru memang tidak salah. Namun akan jauh lebih baik jika
bisnis baru masih berkaitan dengan bisnis sebleumnya. Jadi sudah memeiliki pondasi dan
ssistem yang memadai tinggal mengembangkan dengan membuka bisnis lain yang dapat
menunjang. Yang harus diingat dalam membuka bisnis baru adalah bisnis sebelumnya
sudah berjalan stabil sehingga tdak mengganggu cash flow bisnis yang utama. 4

Keuntungan fokus pada satu bisnis, sebagiain orang beranggapan bahwa jika seorang
pengusaha memiliki beberapa bisnis dengan bidang yang berbeda, bisa dikatakan bahwa dia
adalah pengusaha sukses. Karena pengelolaan bisnis dengan bidang yang berbeda bukanlah suatu
4
Bilian Ayuditama, Strategi Diversifiksasi Fokus Bisnis dan Kreativitas Bisnis, diakses dari
https://id.scribd.com/embeds/436604236/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf (5 juni, 13.54).
perkara yang mudah, hanya pengusaha yang bertangan dingin yang dapat melakukannya. Tetapi
kondisi tersebut tidaklah sepenuhnya benar. Menurut bisnis yang cocok dan sustainable memang
tidak mudah. Terlebih jika bisnis tersebut diawali dar nol. Jika sudah tidak fokus dengan apa
yang sedang dimulai, bisa dipastikan bisnis tersebut akan tersendat.

Kreativitas Bisnis

Kreativitas adalah inisiatif terhadap suatu produk atau proses yang bermanfaat, benar,
tepat, dan bernilai terhadap suatu tugas yang lebih bersifat heuristic yaitu sesuatu yang
merupakan pedoman, petunjuk, atau panduan yang tidak lengkap yang akan menuntun kita untuk
mengerti, mempelajari, atau menemukan sesuatu yang baru. Atribut orang yang kreatif adalah :
terbuka terhadap pengalaman, suka memperhatikan melihat sesuatu dengan cara yang tidak
biasa, kesungguhan, menerima dan merekonsiliasi sesuatu yang bertentangan, toleransi terhadap
sesuatu yang tidak jelas, independen dalam mengambil keputusan, berpikir dan bertindak,
memerlukan dan mengasumsikan otonomi, percaya diri, tidak menjadi subjek dari standar dan
kendali kelompok, rela mengambil resiko yang diperhitungkan, gigih, sensitif terhadap
permasalahan, lancer kemampuan untuk men-generik ide-ide yang banyak, fleksibel keaslian,
responsif terhadap perasaan, terbuka terhadap fenomena yang belum jelas, motivasi, bebas dari
rasa takut gagal, berpikir dalam imajinasi, selektif.

Memahami kreativitas (daya cipta) akan memberikan dasar yang kuat untuk membuat
modul atau perangkat tentang kewirausahaan. Peran sentral dalam kewirausahaan adalah adanya
kemampuan yang kuat untuk menciptakan (to create or to innovate) sesuatu yang baru, misalnya:
sebuah organisasi baru, pandangan baru tentang pasar, nilai-nilai corporate baru, proses-proses
manufacture yang baru, produkproduk dan jasa-jasa baru, cara-cara baru dalam mengelola
sesuatu, cara-cara baru dalam pengambilan keputusan. Menurut Suryana menyatakan bahwa
kreativitas adalah: “Berpikir sesuatu yang baru”. “Kreativitas sebagai kemampuan untuk
mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan
persoalan dalam menghadapi peluang”. Kreativitas merupakan suatu topik yang relevan tidak
hanya bagi wirausaha yang baru memulai, tetapi juga bagi bisnis dan kegiatan bisnis pada
umumnya.5

5
Ernani Hadiyati, “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil”, Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol 13, No 1 hal 10.
Menejemen harus dapat membuat suasana dalam perusahaan agar kreativitas dapat
berkembang diantara para karyawan. Tindakan yang harus dilakukan oleh para wirausahawan
adalah:

a. Memberi izin kepada seluruh karyawan untuk membangkitkan kreativitasnya

b. Toleransi pada kegagalan

c.Ungkapkan rasa penasaran

d. Memandang masalah sebagai suatu tantangan

e.Adakan pelatihan kreativitas

f. Memberi fasilitas-fasilitas berupa peralatan

g. Toleransi terhadap waktu

h. Beri penghargaan

i. Perlihatkan contoh-contoh yang sudah ada.

Untuk meningkatkan kreativitas memerlukan suatu proses dengan langkah-langkah


tertentu yaitu sebagai berikut: Preparation, Investigation, Tranformation, Incubation,
Illumination, Verification, Implementation. Langkah pertama adalah persiapan, hal tersebut
dapat dilakukan melalui pendidikan formal, pelatihan, pengalaman kerja. Untuk menyiapkan
pemiliran kreatif harus dilakukan hal-hal yang sangat menunjang sebagai berikut: belajar terus
menerus, banyak membaca tentang apa saja, kemudian berdiskusi dengan karyawan lainnya,
terutama dengan karyawan yang berpengalaman. Langkah kedua, investigation adalah
mempelajari masalah dan mengidentifikasi komponen utama masalah. Langkah ketiga,
transformation adalah mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang ada dengan informasi
serta data yang sudah didapatkan. Disini bisa berlaku analisis Convergen dan Divergen.
Convergen thinking adalah kemampuan melihat persamaan dan hubungan antara berbagai
informasi dan peristiwa. Divergen thinking adalah kemampuan melihat perbedaan yang ada.
Langkah keempat, incubation adalah seolah-olah seseorang keluar rumah atau melupakan
masalah yang dihadapi, hal ini sangat baik guna menciptakan kreativitas. Lakukan kegiatan yang
santai, misalnya olahraga, berkebun, di taman, hal ini seringkali memunculkan pemikiran yang
kreatif. Langkah kelima illumination, adalah langkah yang memunculkan ide baru dalam waktu
yang tidak terbatas, biasanya pada saat anda sudah lupa dengan masalah tersebut. Langkah
keenam verification, adalah melakukan percobaan, buat simulasi, tes pasar untuk produk, buat
pilot proyek dan sebagainya untuk memvalidasi ide yang tepat atau akurat, apakah berguna atau
tidak. Langkah ketujuh implementation, adalah tahap mulai mentransformasi ide menjadi
kenyataan dan digunakan.6

PENUTUP

Kesimpulan

Diversifikasi merupakan strategi yang terfokus pada tindakan untuk memperoleh keunggulan bersaing
dengan memilih dan mengelola kelompok kelompok bisnis yang berbeda dalam beberapa industri dan
pasar. Diversifikasi usaha mempunyai beberapa tujuan salah satunya adalah meratakan tingkat risiko.
Dengan penerapan yang baik dalam perencanaan, pengorganisasian dan pengendalian akan membantu
sebuah organisasi mencapai hasil yang sesuai yang bernilai sesuai perencanaan ynag telah direncanakan
sebelumnya. Penggunaa manajemen strategi membantu memahami kekuatan bersaing dang
mengembangkan keunggulan kompetitif berkelanjutan secara sistematis dan konsisten

6
Wiyono Harsoyo Dwijo, Ardiyandyah Tedy, Rasul Tarmizi, “ Kreativitas danInovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal
Usaha, Vol 1, No 2 hal 21
DAFTAR PUSTAKA

Milya Sari dan Asmendri, 2020, Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA,
Jurnal Penelitian Bidang IPA dan Pendidikan IPA, Vol.6 No.1, hlm.52.
Evy Roslita, “Pengaruh Diversifikasi Usaha Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai
Variabel Pemoderasi”, Jurnal Manajemen Bisnis, Vol 22, No 3, hal 314.
Mari Turiastini, 2018”Pengaruh Diversifikasi dan Risiko Bisnis”, E-Jurnal Manajemen Unud, Vol. 7, No. 1,hal 255-
257
Bilian Ayuditama, Strategi Diversifiksasi Fokus Bisnis dan Kreativitas Bisnis, diakses dari
https://id.scribd.com/embeds/436604236/content?start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-
fFexxf7r1bzEfWu3HKwf (5 juni, 13.54).
Ernani Hadiyati, “Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil”, Jurnal Manajemen
dan Kewirausahaan, Vol 13, No 1 hal 10.
Wiyono Harsoyo Dwijo, Ardiyandyah Tedy, Rasul Tarmizi, “ Kreativitas danInovasi Dalam Berwirausaha”, Jurnal
Usaha, Vol 1, No 2 hal 21

Anda mungkin juga menyukai