Anda di halaman 1dari 6

RESUME MANAJEMEN RISIKO LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

TM 6

Disusun Oleh:

Akbar De Yunian (042111433223)

Muhammad Rifqi Ali (042111433030)

Muhammad Maskur Fauzi (042111433004)

Sekarayu Khansa Sakanti (042111433111)

MATA KULIAH MANAJEMEN RESIKO LEMBAGA KEUANGAN ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2024
Pendekatan Preventif dan Mitigasi

Hasil evaluasi manajemen resiko telah menunjukkan target efektivitas manajemen


resiko yang harus dituju oleh manajer. Sehingga untuk meraih manajemen resiko yang
efektif, maka perlu menetapkan strategi/ pendekatan dalam mengelola resiko. Berikut
beberapa pendekatan yang memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda, tergantung dari objektif
apa yang ingin dikelola, antara lain sebagai berikut:

Preventif
Pendekatan preventif dalam penanganan risiko adalah strategi untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengelola potensi risiko sebelum mereka menjadi masalah yang nyata
atau menimbulkan dampak yang merugikan. Ini melibatkan upaya untuk mencegah atau
mengurangi kemungkinan terjadinya risiko serta dampak negatifnya. Berikut adalah beberapa
prinsip dan praktik yang umum digunakan dalam pendekatan preventif untuk penanganan
risiko:
1. Membuat/memperbaiki sistem & prosedur
Banyak Risiko –risiko yang disebabkan oleh manusia & teknologi dapat
diperkecil jika sistem dan prosedurnya ada dan baik.
2. Mengembangkan Sumber Daya Manusia
Pengembangan SDM dapat dilakukan dengan pelatihan-pelatihan seperti
on-the job Training dan lain sebagainya.
3. Memasang/memperbaiki fasilitas fisik
Beberapa risiko dapat dihindari dengan memasang (jika belum ada) dan
memperbaiki (jika sudah ada). Misalnya risiko kebakaran dengan dipasang alat Fire
detector.

Pendekatan preventif dalam penanganan risiko membantu organisasi untuk


mengantisipasi dan merespons secara efektif terhadap risiko potensial, yang pada gilirannya
dapat mengurangi dampak negatifnya dan meningkatkan kemungkinan kesuksesan dalam
mencapai tujuan mereka.

Mitigasi

Mitigasi risiko adalah proses atau tindakan yang dilakukan oleh suatu organisasi
untuk mengurangi atau meminimalkan dampak dari risiko yang mungkin dihadapi.
Tujuannya adalah untuk mengurangi paparan organisasi terhadap berbagai risiko yang dapat
menyebabkan gangguan atau kerugian finansial yang signifikan. Mitigasi risiko adalah
bagian penting dari manajemen risiko yang mencakup identifikasi, analisis, dan penanganan
risiko. Dalam mitigasi risiko, organisasi dapat menerapkan beberapa strategi seperti
penghindaran risiko, pengurangan risiko, transfer risiko, atau akseptasi risiko. Strategi
mitigasi risiko harus dipilih berdasarkan jenis risiko yang dihadapi, tingkat dampaknya, serta
biaya dan efektivitas dari strategi tersebut.
Dalam menjalankan mitigasi risiko ada tiga cara utama yang umumnya dilakukan
oleh suatu perusahaan yaitu diversifikasi, merger, dan risk sharing atau risk transfer. Berbagai
cara tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

A. Diversifikasi

Diversifikasi adalah strategi yang kuat dalam mengelola risiko dan


meningkatkan keunggulan kompetitif. Dengan berinvestasi dalam pasar atau industri
yang berbeda, organisasi dapat mengurangi ketergantungan pada satu segmen pasar
dan memperluas peluang pertumbuhan mereka. Namun, diversifikasi juga
menghadirkan tantangan yang harus dikelola dengan bijak. Dengan perencanaan yang
tepat, organisasi dapat mengambil langkah-langkah untuk memastikan bahwa
diversifikasi mereka berhasil dan memberikan nilai tambah yang signifikan.

B. Merger

Pengertian merger berasal dari kata bahasa Inggris berarti penyatuan. Jadi
pengertian merger dalam lingkup perusahaan yaitu keputusan dua atau lebih
perusahaan untuk bergabung menjadi satu-kesatuan tanpa menghilangkan
kepemilikan dari salah satu pihak perusahaan.

Proses penyatuan dua bisnis menjadi merger adalah perusahaan salah satunya
membeli semua kekayaan bisnis lain yang menyatukan diri. Akibat adanya pembelian,
maka perusahaan menjadi pemilik saham sebesar minimal 50% dari jumlah saham.
Tetapi perusahaan yang disatukan masih memiliki hak dalam pengelolaan perusahaan.

C. Risk sharing atau risk transfer

Risk sharing atau risk transfer dalam usaha untuk membagi ataupun
mengalihkan risiko dari suatu pihak kepada pihak lainnya melalui berbagai perjanjian
atau kesepakatan yang telah disetujui oleh pihak-pihak terkait. Risk sharing atau risk
transfer ini dibagi menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Asuransi

Asuransi merupakan salah satu cara untuk mengelola risiko yang


dihadapi oleh bisnis dan perorangan. Dalam manajemen risiko, asuransi
memainkan peran penting sebagai metode transfer risiko. Dengan cara
membayar premi, si pemegang asuransi mentransfer risiko ke perusahaan
asuransi. Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan harta atau jiwa,
perusahaan asuransi akan memberikan ganti rugi kepada si pemegang
asuransi. Asuransi membantu dalam mengelola risiko dengan menyediakan
perlindungan finansial dalam keadaan yang merugikan. Dalam hal ini,
asuransi dapat membantu perusahaan dan individu dalam mengurangi
ketidakpastian serta menghindari kerugian finansial yang terkadang dapat
merugikan secara signifikan. Dengan asuransi, kerugian di masa depan bisa
diminimalkan.

2. Leasing

Dengan leasing, risiko penurunan nilai tersebut dapat ditanggung oleh


pihak leasing, bukan oleh bisnis penyewa. Ini memberikan perlindungan
terhadap fluktuasi nilai pasar dan membantu bisnis fokus pada kegiatan inti
mereka tanpa terlalu terbebani oleh risiko kepemilikan aset.

3. Outsourcing

Outsourcing adalah penyerahan pekerjaan tertentu suatu perusahaan


kepada pihak ketiga yang dilakukan dengan tujuan untuk membagi risiko dan
mengurangi beban perusahaan tersebut Penyerahan pekerjaan tersebut
dilakukan atas perjanjian kerjasama operasional antara perusahaan pemberi
kerja (principal) dengan perusahaan penerima pekerjaan (perusahaan
outsourcing).

4. Hedging

Hedging adalah strategi untuk melindungi nilai dari suatu perusahaan


sehingga umumnya dikenal juga sebagai “lindung nilai”. Hedging juga adalah
strategi manajemen risiko lanjutan yang melibatkan pembelian atau penjualan
investasi untuk membantu mengurangi risiko kehilangan posisi yang ada.

Pendekatan 4T

Pendekatan 4T dalam manajemen resiko merupakan sebuah strategi yang digunakan


untuk menangani risiko dalam suatu organisasi. 4T berasal dari tiga strategi yang digunakan
untuk menangani risiko: Treat, Transfer, Terminate, dan Tolerate.

1. Menerima Resiko (Tolerate)

Tolerate adalah strategi untuk memperbaiki atau mengurangi risiko dengan cara
memperbaiki komunikasi dalam memperjelas proses bisnis, melakukan analisis dan
identifikasi secara menyeluruh dengan membagi skala prioritas untuk proses bisnis yang akan
dibuat. Serta mendatangkan ahli pada bidang yang sedang dianalisa agar tidak terjadi gap
requirement system dan pengembang melakukan pendekatan kepada klien untuk menjalin
komunikasi antar keduanya.

2. Mengendalikan Resiko (Treat)


Transfer adalah strategi untuk memindahkan risiko kepada pihak lain. Contohnya,
dapat dilakukan dengan menggunakan asuransi atau kontrak yang mengubah risiko kepada
pihak lain. Pendekatan ini dijalankan dengan membuat jadwal, target proyek dan menambah
waktu kerja (lembur) di fase awal proyek dengan tujuan utama untuk memastikan semua
fungsi sistem yang akan dikerjakan sesuai ekspektasi dan rencana. Serta Membuat
dokumentasi yang berfungsi sebagai riwayat aktivitas / pekerjaan apa saja yang telah
dilakukan. Sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat dianalisis rekam jejaknya

3. Memindahkan Resiko (Transfer)

Merupakan salah satu cara yang sering digunakan dengan membayar biaya
tertentu, sehingga organisasi tidak menanggung sepenuhnya sendiri. Dalam bentuk
berupa asuransi, hedging, Incorporated, dan teknik lain. "Memindahkan risiko"
merujuk pada strategi untuk mengalihkan atau mentransfer risiko dari satu entitas ke
entitas lain. Ini dapat dilakukan dalam berbagai konteks, termasuk keuangan, bisnis,
dan asuransi. Beberapa cara umum untuk memindahkan risiko termasuk pembelian
polis asuransi, kontrak derivatif, outsourcing, dan kemitraan bisnis. Tujuan utama dari
memindahkan risiko adalah untuk mengurangi dampak negatif yang mungkin terjadi
jika risiko tersebut terwujud, dan memungkinkan entitas yang memindahkan risiko
untuk fokus pada aktivitas inti mereka tanpa terlalu terbebani oleh risiko yang terlalu
tinggi.

4. Menghindari Resiko

"Menghindari risiko" adalah strategi untuk mengurangi atau menghilangkan


kemungkinan terjadinya risiko yang dapat berdampak negatif pada suatu entitas atau
aktivitas. Ini melibatkan pengambilan tindakan yang bertujuan untuk mengurangi
peluang terjadinya risiko tersebut. Beberapa cara umum untuk menghindari risiko
termasuk:

1. Identifikasi dan evaluasi risiko potensial: Mengidentifikasi risiko-risiko yang


mungkin terjadi dan mengevaluasi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko
tersebut.
2. Pengambilan tindakan pencegahan: Melakukan langkah-langkah proaktif
untuk mencegah terjadinya risiko, seperti melaksanakan prosedur
keselamatan, merancang kontrol internal yang kuat, atau mengadopsi
teknologi yang aman.
3. Diversifikasi: Menyebar risiko dengan membagi investasi atau aktivitas ke
dalam berbagai aset atau area yang berbeda untuk mengurangi potensi
kerugian besar jika satu area terkena dampak.
4. Penggunaan kontrak atau perjanjian: Menyertakan klausul-klausul atau
persyaratan yang dapat mengalihkan atau membagi risiko antara pihak-pihak
yang terlibat dalam suatu kesepakatan atau transaksi.
5. Penundaan atau penolakan: Mengambil keputusan untuk menunda atau
menolak melakukan aktivitas atau tindakan tertentu yang memiliki potensi
risiko yang tinggi.

Menghindari risiko adalah salah satu strategi yang penting dalam


manajemen risiko untuk melindungi kepentingan dan keberlangsungan suatu
entitas atau aktivitas. Namun, tidak semua risiko dapat dihindari sepenuhnya,
dan dalam beberapa kasus, langkah-langkah tambahan seperti transfer risiko
atau mitigasi risiko mungkin juga diperlukan.

Anda mungkin juga menyukai