Anda di halaman 1dari 21

DAFTAR KERUGIAN POTENSIAL

Presented By
Kartika Hanna Marvelousia Panggabean
Kelas MICE 5C
Manajemen Risiko
Manfaat Daftar Kerugian Potensial
Pada hakikatnya daftar kerugian potensial adalah daftar
yang dapat menunjang pencapaian berbagai tujuan, yang
berkaitan dengan pengelolaan bisnis pada umumnya.
Jadi daftar kerugian potensial memiliki manfaat sebagai
berikut :
1. Mengingatkan manager risiko tentang kerugian –
kerugian yang dapat menimpa bisnisnya
2. Sebagai tempat mengumpulkan informasi yang akan
menggambarkan apa dan bagaimana bisnis khusus
yang dapat menanggulangi resiko potensial yang
dihadapi bisnisnya
3. Sebagai bahan pembanding dalam mereview dan
Kegiatan mengidentifikasi risiko akan dihasilkan suatu
daftar mengenai kerugian potensiil, baik yang mungkin
menimpa bisnisnya.
Dari daftar tersebut akan diketahui kerugian apa saja dan
bagaimana terjadinya hal yang mungkin dapat menimpa
bisnisnya, sehingga dasar didalam menentukan
kebijaksanaan pengendalian risiko.
Klasifikasi Daftar Kerugian Potensial

Kerugian Potensial pada dasarnya dapat dikelompokkan ke


dalam tiga, yaitu:

 Kerugian atas harta (Property losses)


 Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain (liability
losses)
 Kerugian personil (personnel losses)
 Kerugian atas harta
Pembagian jenis harta
1. Benda tetap
Harta yang terdiri dari tanah dan bangunan yang ada
diatasnya
2. Barang bergerak
Barang-barang yang tidak terikat pada tanah,yang dapat
dibagi kedalam :
 Barang-barang yang tidak digunakan untuk melakukan
aktivitas produksi dan aktivitas perusahaan lainnya. Meliputi
bahan baku dan pembantu, peralatan dsb
 Barang-barang yang akan dijual. Misalnya hasil produksi
(perusahaan industri), barang dagangan (perusahaan dagang),
surat-surat berharga (pialang), uang (bank) dsb
Kerugian atas harta kekayaan (property exposures) yang
meliputi:

 Kerugian yang langsung dapat dihubungkan dengan biaya


penggantian atau perbaikan terhadap harta yang terkena peril
(gedung yang terbakar, peralatan yang dicuri).
 Kerugian yang tidak dapat secara langsung dihubungkan
dengan periil yang terjadi, yaitu kerugian yang diakibatkan
oleh rusaknya barang yang terkena peril. Contoh: rusaknya
bahan-bahan yang disimpan dalam lemari pendingin (cold
storage). Karena tidak berfungsinya alat pendingin akibat
gardu listriknya rusak disambar petir.
 Kerugian atas pendapatan, misalnya sebagai akibat tidak
berfungsinya alat produksi. Karena terkena peril. Contoh:
batalnya kontrak penjualan,karena perusahaan tidak
berproduksi untuk sementara waktu, sebab alat produksinya 
 Kerugian berupa kewajiban kepada pihak lain

Adalah kerugian yang berupa kewajiban kepada pihak lain


yang merasa dirugikan, akibat kesalahan dari bisnisnya.
Contoh: Ganti rugi yang harus diberikan oleh perusahaan
angkutan umum kepada penumpang yang cedera akibat
kecelakaan, yang ada oleh kesalahan pengemudinya.
Tanggung Jawab atas Kerugian Pihak
Lain

(Liability loss exposure) timbul karena adanya


kemungkinan aktivitas perusahaan menimbulkan
kerugian harta atau personil pihak lain tersebut,
baik yang disengaja maupun tidak.
Jenis Tanggungjawab Yang Sah

A. Tanggung Jawab Sipil/Perdata, yaitu tanggungjawab


yang sah yang realisasinya biasanya dilakukan oleh
satu pihak (penggugat) yang dinyatakan bersalah.
B. Tanggungjawab Umum/Pidana, di mana berlakunya
tanggung jawab ini kepada yang bersangkutan
diajukan oleh petugas pelaksana hukum (Jaksa
Penuntut Umum) atas nama
masyarakat/umum/negara terhadap individu maupun
usaha bisnis, yang diduga harus bertanggung jawab
atas kerugian yang terjadi.
Tanggungjawab yang Berhubungan dengan
Perbuatan orang lain, yaitu :

 Tanggung jawab yang timbul karena


tindakan karyawannya sendiri.
 Tanggung jawab yang timbul karena

hubungan kontrak/kerjasama antara


pelaku dan perusahaan.

 Kerugian Personil
Kerugian akibat peril yang menimpa personil atau
orang-orang yang menjadi anggota dari karyawan
perusahaan (termasuk keluarganya)
Contoh:
Kematian, ketidakmampuan karena cacat,
ketidakmampuan karena usia tua dari karyawan
atau pemilik perusahaan.
Kerugian yang menimpa keluarga karyawan
akibat kematian, ketidakmampuan dan
pengangguran.
Dengan melihat jenis, kondisi dan kerugian potensial,
maka seorang Manajer Risiko harus selalu:

a) Mempelajari dan mengevaluasi peristiwa-peristiwa


kerugian yang telah diderita.
b) Mengikuti dan mempelajari peristiwa-peristiwa
kerugian yang dilaporkan lewat publikasi-publikasi
c) Menghadiri pertemuan-pertemuan para manajer di
dalam intern perusahaan. Pertemuan dengan
Manajer-manajer risiko di tingkat regional, nasional
maupun internasional.
Contoh nyata dari kerugian potensial dalam
industri MICE
 Kerugian atas harta

Waktu saya mengikuti event pameran yang diselenggarakan oleh


Pemerintah di Tapanuli Utara, yang merupakan pameran tiap Tahun untuk
merayakan hari jadi Kabupaten tersebut, tentu banyak orang berdatangan
untuk meramaikannya
Banyak yang dipamerkan misalnya hal-hal unik dari tiap kecamatan. Jadi
tiap kecamatan tentu memiliki space atau standbooth sebagai wadah untuk
memamerkan produk-produk mereka.
Jadi saya mendengar bahwa pada saat itu ada kecamatan yang kehilangan
barang-barang dari standbooth nya yaitu merchandise mereka.
Hal ini sudah merupakan kerugian atas harta, mereka kehilangan barang
dan pasti memerlukan biaya pengganti untuk hal tersebut.
Contoh nyata dari kerugian potensial dalam
industri MICE
 Kerugian kewajiban atas pihak lain

Kemudian saat event pameran di Tapanuli Utara


tersebut berlangsung,saya melihat ada kru yang
mengalami cedera akibat login barang pada saat
hari H

tentu hal tersebut tidak terlepas dari tanggungjawab


penyelenggara event dan tentu membutuhkan biaya
dalam membeli kotak P3K
Contoh nyata dari kerugian potensial dalam industri MICE

 Kerugian atas personil

Pada saat event pameran tersebut masih berlangsung, tentu


banyak hal yang dapat terjadi.
Karena ini merupakan event besar dan event tahunan, tentu
pemerintah membutuhkan banyak partisipasi masyarakat untuk
turut ambil bagian dalam mensukseskan acara tersebut. Jadi
panitia yang ada masih butuh anggota maka dibukalah
volunteer, dalam hal ini ada volunteer yang mendaftar namun
keaadan fisiknya kurang meyakinkan. Maka hal ini akan
menjadi kerugian secara potensial bagi sebuah event dimana
panitia lain harus mencari gantinya.
Langkah pengelolaan risiko
Langkah 1 :
Identifikasi bahaya adakah
peraturan/standar yang harus
di identifikasi

Langkah 5 : Langkah 2 :
Pemantauan dan tinjauan Identifikasi bahaya

Langkah 4 : Langkah 3 :
Menerapkan pengendalian Menetapkan pengendalian
Identifikasi bahaya
 Evaluasi teknis dan keilmuan
 Analisis rekaman data
 Mengumpulkan informasi dari designer,
konsumen, supplier dan organisasi
 Pemantauan lingkungan dan kesehatan
 Melakukan survey terhadap karyawan
Menetapkan pengendalian
 Yaitu perencanaan pengelolaan dan pengendalian
kegiatan-kegiatan, produk barang dan jasa yang
dapat menimbulkan resiko kecelakaan
 Metode pengendalian risiko

I. Pengendalian teknis/rekayasa yang meliputi


eliminasi, subsitusi, isolasi, ventilasi, higiene
dan sanitasi
II.Pendidikan dan pelatihan
III.Pembangunan kesadaran motivasi
IV.Evaluasi melalui internal audit
V.Penegakan hukum
Menerapkan pengendalian
Tahap – tahap pengendalian yakni :
1. Mengembangkan prosedur
2. Komunikasi
kerja
Menginformasikan pada pekerja
Tujuannya sebagai alat pengatur
tentang penggunaan alat
dan pengawas terhadap bentuk
pengendali bahaya dan alasan
pengendalian bahaya kita dipilih
penggunaanya.

3. Menyediakan pelatihan 4. Pengawasan


Agar pekerja dan personel Memastikan alat pengendali
lainnya lebih mengenal alay bahaya potensial digunakan
pengendali yang diterapkan secara benar.
Monitor dan Tinjauan

 Pemantauan dan tinjauan risiko merupakan langkah


terakhir dalam proses ini dan harus dilakukan pada
interval waktu sesuai dengan yang ditetapkan dalam
organisasi
 Untuk menentukan periode monitoring dan tinjaun
risiko tergantung pada :
i. Sifat dari bahaya
ii. Magnitude risiko
iii. Perubahan operasi
iv. Perubahan dari metode kerja
v. Perubahan peraturan dan organisasi
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai