Anda di halaman 1dari 5

Indonesia merupakan negeri kepulauan yang sangat luas, masyarakatnya

terdiri beranekaragam suku, agama, budaya, ras. Tetapi keberanekaragaman ini


sepatutnya tidak butuh dipermasalahkan, sebab persatuan nasional sudah terikat
dalam satu jalinan NKRI. Sebagaimana slogan lambang Negeri Indonesia“ Bhineka
Tunggal Ika” yang maksudnya meski berbeda- beda tetaplah satu jua. Bersumber
pada slogan ini bisa disimpulkan kalau sesungguhnya dalam diri tiap masyarakat
negeri sudah mengakui keberanekaragaman serta perbandingan ini, di samping
masyarakat negaranya juga sudah mengikrarkan diri buat jadi satu kesatuan.
Maksudnya dari pemahaman yang besar hendak rasa mempunyai serta mengakui
kalau, masyarakat negeri Indonesia yang berbagai macam itu merupakan satu
bangsa.1
Kebudayaan yang tumbuh dalam sesuatu daerah semacam Indonesia selaku
Negeri kepulauan yang terdiri dari sebagian suku bangsa serta budaya yang berbagai
macam. Tiap- tiap kebudayaan itu dikira selaku satu karakteristik khas wilayah lokal.
Yang terkadang malah memunculkan perilaku etnosentrisme pada anggota warga
dalam memandang kebudayaan orang lain. Perilaku etnosentrisme bisa memunculkan
kecenderungan perpecahan dengan perilaku kelakuan yang lebih besar terhadap
budaya lain.2
Dalam kehidupan tiap hari, kita tentu hendak dihadapkan dengan konflik.
Apalagi dalam prosesi sejarah pertumbuhan warga sampai hari ini sekalipun tidak
terlepas dari perkara konflik. Tetapi bila mendengar kata konflik, hingga dalam benak
kita hendak tertuju pada terdapatnya perselisihan ataupun ketidak harmonisan,
pertentangan serta apalagi yang sangat ekstrim merupakan aksi kekerasan paling
utama berdialog menimpa konflik Agraria ataupun permasalahan pertanahan. Inilah

1
Dedi Kurniawan dan Abdul Syani, Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian
Konflik Antar Warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, Jurnal Sosiologi, Vol.15.
No.1. h. 1
2
Uci Zahrafani, dkk, Upaya Pemerintah Dalam Menangani Konflik Antar Suku di Kabupaten
Kutai Timur, Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 5, No. 4. h. 1586
salah satu permasalahan yang sering terjalin di negri ini serta permasalahan
pertanahan di indonesia sudah jadi catatan sejarah yang lumayan panjang.3
Warga merupakan kalangan warga kecil terdiri dari beberapa manusia, yang
dengan ataupun sebab sendirinya bertalian secara kalangan serta pengaruh-
mempengaruhi satu sama lain. Dari uraian serta identitas ini bisa disimpulkan kalau
warga merupakan sekelompok manusia majemuk yang tinggal dalam satu teritorial
tertentu serta terdiri dari berbagai macam kelompok yang mempunyai konvensi
bersama berbentuk aturan- aturan maupun adat istiadat yang mencuat serta terbentuk
sebab kebersamaan tersebut. Terdapatnya ketentuan ataupun adat ini sangat
tergantung dengan warga itu sendiri serta pula kesepekatan bersama yang mencuat
sehabis kehidupan itu berlangsung dalam waktu yang lama.4
Konflik ialah suasana ketidaksepahaman yang mengaitkan pihak- pihak sebab
merasa terancam dalam penuhi kebutuhan serta keinginannya. Eskalasi konflik
biasanya dimulai dengan terdapatnya keteganganketegangan antara sebagian pihak,
bertambah jadi krisis, timbul kekerasan terbatas, serta berpuncak pada terbentuknya
kekerasan massal. Konflik membagikan implikasi yang negatif terhadap keamanan
nasional. Apabila pemerintah wilayah tidak bisa menanggulangi konflik dalam skala
kecil dalam sesuatu komunitas di sesuatu daerah, hingga pemerintah hendak
kesusahan dalam menanggulangi konflik dalam skala yang lebih besar. Apabila
pemerintah melaksanakan pembiaran pada konflik- konflik skala kecil, perihal
tersebut bisa jadi faktor timbulnya konflik- konflik seragam di daerah yang berbeda.
Serta apabila perihal tersebut terjalin, hingga hendak memunculkan rasa tidak
nyaman kepada warga serta jadi kendala keamanan serta kedisiplinan

3
Doli Saputra, Peran Pemerintah Desa Dalam Mengatasi Konflik Agraria (Studi Kasus di
Desa Sukamaju Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur, Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 8 No. 1
h. 16
4
Dedi Kurniawan dan Abdul Syani, Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian
Konflik Antar Warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, Jurnal Sosiologi, Vol.15.
No.1. h. 2
warga( kamtibmas), di mana keamanan nasional ialah salah satu penanda ketahanan
nasional.5
Konflik bisa dimaksud selaku benturan ataupun perseteruan yang terjalin
antara 2 pihak ataupun lebih selaku akibat terdapatnya perbandingan nilai, status,
kekuasaan, serta keterbatasan sumber energi. Bagi Fisher, dkk( 2004), konflik
merupakan ikatan antara 2 pihak ataupun lebih( orang ataupun kelompok) yang
mempunyai ataupun yang merasa mempunyai, sasaran- sasaran yang tidak sejalan.
Konflik merupakan sesuatu realitas hidup, tidak terhindarkan serta kerap bertabiat
kreatif. Konflik terjalin kala tujuan warga tidak sejalan, misalnya; kesenjangan status
sosial, kemakmuran serta akses yang tidak balance terhadap sumber energi, dan
kekuasaan yang tidak balance yang berikutnya memunculkan masalah- masalah
semacam diskriminasi, pengangguran, kemiskinan, penindasan serta kejahatan.6
Konflik merupakan interaksi antar orang, kelompok serta organisasi yang
membuat tujuan ataupun makna yang bertentangan, serta merasa kalau orang lain
selaku pengganggu yang potensial terhadap pencapaian tujuan mereka. Putman serta
Pool. Komentar lain sebagaimana dikemukakan Simmel kalau, konflik ialah wujud
interaksi dimana tempat, waktu dan keseriusan serta lain sebagainya tunduk pada
pergantian, sebagaimana dengan isi segitiga yang bisa berganti. Sebaliknya bagi
Coser kalau konflik sosial merupakan sesuatu perjuangan terhadap nilai serta
pengakuanya terhadap status yang sangat jarang, setelah itu kekuasaan serta sumber-
sumber pertentangan dinetralisisr ataupun dilangsungkan, ataupun dieliminir saingan-
sainganya.7
Konflik ialah perihal yang susah dihidari kala kita hidup di Negara yang
sangat lingkungan semacam Negeri Indonesia tercinta ini, sebab keberanekaragaman
yang begitu banyaknya sehingga perbandingan itu jadi sangat sensitif serta rentan
5
Raesa Oktavia, dkk , Peran Pemerintah Dalam Penyelesaian Konflik Antarwarga di
Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jurnal Damai dan Resolusi Konflik, Vol 5 No.3 h. 7
6
Uci Zahrafani, dkk, Upaya Pemerintah Dalam Menangani Konflik Antar Suku di Kabupaten
Kutai Timur, Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 5, No. 4. h. 1589
7
Raesa Oktavia, dkk , Peran Pemerintah Dalam Penyelesaian Konflik Antarwarga di
Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, Jurnal Damai dan Resolusi Konflik, Vol 5 No.3 h. 7
buat terjalin perselisihan. Konflik sosial paling utama yang bernuansa SARA( Suku,
Agama, Ras serta Antar Kalangan) bukan perihal yang baru dalam sejarah Indonesia,
baik saat sebelum ataupun setelah proklamasi kemerdekaan. Konflik sangat erat
kaitanya dengan kerusuhan.8
Penafsiran konflik bagi Soerjono Soekanto, konflik ialah perbandingan
ataupun pertentangan antar orang ataupun kelompok sosial yang terjalin sebab
perbandingan kepentingan, dan terdapatnya usaha buat penuhi tujuan dengan jalur
menentang pihak lawan yang diiringi dengan ancaman serta ataupun kekerasan.9
Konflik bisa terjalin secara vertical ataupun horizontal, berikutnya konflik
bisa dipecah jadi sebagian wujud antara lain:
a. Informasi Conflicts, ialah konflik yang terjalin sebab terdapatnya kesalahpahaman
terhadap sesuatu kenyataan ataupun peristiwa. Kesalahpahaman ini diakibatkan
oleh terdapatnya misinformasi maupun sebab salah interprestasi. Konflik
semacam ini ialah konflik yang sangat gampang buat dituntaskan.
b. Interest Conflicts, ialah konflik yang terjalin sebab tiap kelompok memiliki
kemauan serta tujuan yang berbeda. Semacam belum optimalnya sistem
kelembagaan serta sistem koordinasi antar lembaga.
c. Value Conflicts, ialah konflik yang terjalin sebab tiap kelompok memiliki sesuatu
kepercayaan ataupun pemikiran yang berbeda.
d. Relationship Conflicts, ialah konflik yang terjalin sebab terdapatnya
miskomunikasi, tingkah laku ataupun Kerutinan satu kelompok yang dikira
negative oleh kelompok lain, ataupun keadaan emosi masing- masig kelompok
yang tidak terkontrol.
e. Structural Conflicts, ialah konflik yang terjalin sebab terdapatnya kekuatan
ataupun kekuasaan yang berbeda antar kelompok maupun sebab terdapatnya
8
Dedi Kurniawan dan Abdul Syani, Faktor Penyebab, Dampak dan Strategi Penyelesaian
Konflik Antar Warga di Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan, Jurnal Sosiologi, Vol.15.
No.1. h. 2-3
9
Doli Saputra, Peran Pemerintah Desa Dalam Mengatasi Konflik Agraria (Studi Kasus di
Desa Sukamaju Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai Timur, Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 8 No. 1
h. 19
perbandingan kewenangan dalam kemampuan sesuatu sumber energi, sehingga
pada kesimpulannya terbentuk sesuatu suasana yang mencerminkan rasa
ketidakadilan.10

10
Uci Zahrafani, dkk, Upaya Pemerintah Dalam Menangani Konflik Antar Suku di
Kabupaten Kutai Timur, Jurnal Ilmu Pemerintah, Vol. 5, No. 4. h. 1589

Anda mungkin juga menyukai