Anda di halaman 1dari 14

Bima Journal – Bussiness Management and Accounting

Available online at : http://journal.pdmbengkulu.org/index.php/bima


DOI: https://doi.org/10.37638/bima.2.1.67-70

FAKTOR PENGGUNAAN LAYANAN DIGITAL BSI KCP IPUH


BSI KCP IPUH DIGITAL SERVICE USE LEVEL
Mutiara Apriza1); Silvi Wulandari2); Yesi Yulita3); Desi Isnaini4); Yosy Arisandy5)
,2,3,4,52)
Department of Islamic Bankng Faculty of Islamic Economics and Business IAIN
Bengkulu
Email: mutiaraapriza0495:@gmail.com, silvy04ajah@gmail.com,
yesiyulitabkl@gmail.com, Yosyarisandy@gmail.com,

How to Cite :
Apriza, M. dkk. (2021). BSI KCP Ipuh Digital Service Use Level. Bima Journal : Business,
Management and Accounting Journal,  2 (1). DOI:
https://doi.org/10.37638/bima.2.1.67-70

ARTICLE HISTORY ABSTRAK


Received [xx Month Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proyeksi Tingkat
xxxx]
Penggunaan Layanan Digital BSI Kcp Ipuh. Metode penelitian
Revised [xx Month xxxx]
yang digunakan adalah penelitian kualitatif lapangan dengan
Accepted [xx Month
xxxx] pendekatan penelitian deskriptif, pelayanan perbankan dituntut
lebih cepat, mudah, dan fleksibel. Pesatnya pertumbuhan
internet merubah cara perusahaan terhubung dengan
konsumennya, tidak terkecuali bisnis perbankan. Penggunaan
KEYWORDS
digital BSI Kcp Ipuh lebih banyak keuntungannya. hasil
Service usage, Digital penelitian yaitu di BSI Kcp Ipuh nasabah memberikan pendapat
BSI atau respon bahwa : (1) kurangnya pemahaman masyarakat
cara menggunakan aplikasi digital Banking, (2) Kemudahan
bertransaksi dalam penggunaan digital BSI tanpa harus ke bank,
(3) Kemudahan nasabah dalam menggunakan aplikasi dan
cepat dalam menyelesaikan masalah dalam menggunakan
digital BSI. Dalam penetapan digital BSI yaitu: Bisa melakukan
transaksi, tertib adminsitrasi dan penerapan transfaran
kesemua nasabah sehingga bisa mengetahui bahwasanya
nasabah tersebut tidak ada keraguan dalam melakukan
transaksi melalui digital BSI.

ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the projected level of use
of digital services at BSI Kcp Ipuh. The research method used is
qualitative field research with a descriptive research approach,
banking services are demanded to be faster, easier, and flexible. The
rapid growth of the internet is changing the way companies connect
with their customers, and the banking business is no exception. The

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2021 page: 67 – 82| 67
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

use of digital BSI Kcp Ipuh has more advantages. the results of the
study, namely at BSI Kcp Ipuh customers gave opinions or responses
that: (1) lack of public understanding of how to use digital banking
applications, (2) ease of transactions using BSI digital without having
to go to the bank, (3) ease of customers in using applications and
quickly in solving problems in using digital BSI. In determining the
digital BSI, namely: Being able to carry out transactions, orderly
administration and implementing transparency for all customers so
that they can know that the customer has no doubts in making
transactions through digital BSI.

PENDAHULUAN
Lembaga keuangan adalah semua badan usaha yang kegiatannya dibidang
keuangan, yaitu melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada
masyarakat, terutama guna membiayai investasi perusahaan.(Julius,2017:91) Sistem
keuangan indonesia adalah suatu sistem yang didalamnya meliputi perbankan,
pasar modal, asuransi, dana pensiun, multifinance, dan infranstruktur lainnya yang
saling berinteraksi dan bekerjasama dalam mobilisasi dana untuk investasi dan jasa
keuangan. Tujuan utamanya adalah untuk menumbuhkan ekonomi dan
meningkatkan standar kehidupan masyarakat dengan cara mengalihkan dana
penabung kepada peminjam. (Yaya, 2014:52) Menurut pasal 1 UU No 21 Tahun 2008,
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
(Nurastuti, 2013:1) Bagi pelaku bisnis atau pengusaha, bank merupakan media
perputaran lalu lintas uang. Semakin sempurna produk dan jasa yang diberikan bank
kepada nasabahnya, tentunya akan mempelancar kegiatan bisnis nasabah serta
lebih mudah untuk bertransaksi di bank tersebut. ( Supriyono, 2011: 1). Sedangkan
bank syariah atau bank islam adalah badan usaha yang fungsinya menghimpun dan
menyalurkan dana kepada masyarakat dengan sistem dan mekanisme kegiatan
usaha berdasarkan hukum islam sebagaimana yang diatur dalam Al-quran dan
hadist. (Said, 2015:37) Hal ini tidak terlepas juga dari kemampuan bank meyediakan
sumber daya manusia yang handal, yang meperlengkapi dengan sistem teknologi
Informasi.
Teknologi merupakan salah satu faktor pemicu perubahan kebijakan dan
perkembangan pada bank dan lembaga keuangan lainnya. Oleh sebab itu, agar tidak
terjadi kekeliruan dan ketertinggalan, organisasi perbankan memerlukan informasi
mengenai hal tersebut. Suatu perusahaan khususnya perbankan, lambat laun akan
tersingkir dari dunia persaingan jika perbankan tersebut tidak memiliki teknologi
informasi yang baik. Hal ini dikarenakan kinerja bank sangat dipengaruhi oleh
variabel ruang dan waktu. Dengan adanya teknologi internet dan telekomunikasi,
variabel tersebut dapat ditembus sekaligus dapat meningkatkan pelayanan bagi
pelanggan bank yang merupakan sebuah industri jasa. Selain itu, teknologi informasi
dapat dijadikan sebagai suatu alat untuk menciptakan transaksi yang lebih murah,
lebih baik, dan lebih cepat dan dapat menjadi senjata dalam dunia persaingan.
Setiap bank mempunyai akses yang sama atas teknologi yang ada, namun yang
mampu memanfaatkannya dengan benar adalah mereka yang berhasil meraciknya

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 68
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

kedalam sebuah konfigurasi yang efektif dan efisien, yang diimplementasikan


dengan seksama, mendukung produk dan layanan yang praktis, bagus, serta
dioperasikan dengan tepat guna (Marliza, 2017: 43)
Teknologi informasi mengalami kemajuan yang pesat seiring dengan kemajuan
dan perkembangan zaman. Kemajuan teknologi mempunyai efek yang sifatnya
multiplier ( pengganda ), yang artinya kemajuan teknologi menyebabkan kemajuan
dibidang lainnya, salah satu bidang tersebut adalah sistem pembayaran. Kemajuan
teknologi dibidang komunikasi, terutama internet dan telepon genggam sangat
berpengaruh terhadap perkembangan sistem pembayaran. (Sumarwan,2011:346).
Berdasarkan peraturan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK yang tertera pada nomor 12
/POJK.03/2018 terkait penyelenggaraan layanan perbankan digital oleh bank umum, dijelaskan
bahwa digital banking adalah suatu layanan perbankan elektronik yang dibuat untuk bisa
memaksimalkan pemanfaatan data nasabah dalam upaya melayani nasabah secara lebih mudah,
cepat, dan sesuai dengan kebutuhan nasabah, dan juga bisa dilakukan secara sendiri oleh nasabah
dengan tetap memperhatikan aspek keamanan. Teknologi informasi yang menjadi
penunjang maju dan berkembangnya pelayanan jasa perbankan terkait layanan
digital seperti teknologi Electronic Banking atau E-Banking. E-Banking juga harus
memperhatikan beberapa unsur pemasaran untuk memasarkan jasa tersebut.
Beberapa unsur pemasaran yang akan digunakan adalah unsur-unsur bauran
pemasaran jasa. Bauran pemasaran adalah alat bagi pemasar yang terdiri atas
berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar
implementasi strategi pemasaran dan postioning yang ditetapkan dapat berjalan
sukses. (Lupiyoadi,2001:70). Transaksi E-Banking dapat dilakukan dimana saja,
dibelahan bumi manapun, selama ada jaringan layanan data dan dapat berakses.
Transaksi dapat dilakukan 24 jam serta real-time. (Supriyono, 2011:65)
Akibat covid 19 transaksi perbankan banyak dilakukan secara online dengan
menggunakan aplikasi. Pesatnya perkembangan internet banking di Indonesia
terutama BSI Ipuh mempunyai kendala-kendala sebagai berikut: (1) kurangnya
pemahaman masyarakat cara menggunakan aplikasi digital Banking , (2) kepercayaan
publik atas sistem pengamanan internet banking, (3) promosi internet banking yang
belum merata ke seluruh lapisan masyarakat, dan (4) pasar yang terbatas hanya
pada masyarakat pengguna internet yang umumnya adalah lapisan menengah ke
atas dan berpendidikan.
Berdasarkan latar belakang di atas selain penghematan biaya, tujuan yang
diharapkan oleh BSI Kcp Ipuh dalam penerapan internet banking, antara lain:(1)
Menambah jumlah nasabah, mengingat dewasa ini semakin banyak masyarakat
menggunakan internet. (2) Membangun image dan peningkatan level persaingan,
khususnya bagi BSI Kcp Ipuh.(3) Information collection, terutama informasi mengenai
keinginan pasar perbankan. Lebih cepat dan up to date diserap melalui internet
banking. (4) mempermudah masyarakat untuk melakukan berbagai macam transaksi.
Berikut jumlah nasabah pengguna layanan digital bank BSI kcp ipuh yaitu:
No Layanan digital Jumlah
1 Yang menggunakan layanan digital 621 Sumber :
Data Desa BSI Medan Jaya 2021

2 Yang tidak menggunakan layanan 205


digital BSI

Jumlah Nasabah 826


Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 69
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

Sumber: Data Desa Medan Jaya 2021

Berdasarkan data dari hasil penelitian diatas, penggunaan layanan digital BSI
Kcp Ipuh sudah banyak dan nasabah banyak yang menggunakan layanan digital
tersebut. Maka dari itu peneliti tetarik untuk meneliti Tingkat Pengguna Layanan
Digital BSI Kcp Ipuh.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah penelitian ini adalah apa saja
faktor penggunaan layanan digital di BSI Kcp Ipuh?
Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penggunaan
layanan digital di BSI Kcp Ipuh.

KAJIAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rizka Ayu Permatasari (2019)yang berjudul
“Minat Penggunaan Internet Banking dan Mobile Banking Pada Mahasiswa S1
Perbankan Syariah IAIN Metro” Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
minat mahasiswa S1
Perbankan Syariah dalam penggunaan layanan internet banking dan mobile
banking. penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara
dan dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap mahasiswa yang
menggunakan layanan internet banking dan mobile banking dan
dokumentasi
diambil dari transaksi responden dalam penggunaan internet banking dan
mobile banking. semua data-data tersebut dianalisis secara induktif. Dari
hasil penelitian, minat mahasiswa S1 Perbankan Syariah IAIN Metro terbagi
menjadi dua, yaitu minat personal dan situasional. minat tersebut
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor sosial, faktor pribadi dan faktor
psikologi.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Asti Marlina dan Widhi Ariyo Bima( 2018) yang
berjudul” Digitalisasi Bank Terhadap Peningkatan Pelayanan dan Keputusan
Nasabah Bank” adapun hasil penelitian ini adalah ada pengaruh yang positif
penggunaan Digital Banking di BTN Syariah dengan kepuasan nasabah.
Selama ini nasabah sudah merasa puas dan terbantu dengan adanya digital
banking ini.

B. Kajian Teori

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 70
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

1. Digital Banking

a. Pengertian Digital Banking


Manfaat digitalisasi bank terutama untuk menurunkan biaya
operasional, digitalisasi perbankan merupakan investasi jangka panjang.
Pihak perbankan dapat menjangkau pasar lebih luas dengan
menurunkan anggaran investasi pembukaan cabang pembantu dan
kantor kas kecil. Untuk itu, pada tahap awal pihak perbankan perlu
melakukan transformasi infrastruktur IT. Seiring dengan pertumbuhan
bisnis e-commerce, dunia perbankan pun dituntut untuk bisa mengikuti
tren transaksi digital, sampai dengan hadirnya sektor baru di industri
dalam bentuk fintech, serta layanan perbankan keuangan berbasis
internet di mana jumlahnya semakin meningkat di Indonesia (Marlina
dan Bimo, 2018: 15).
Menurut data Bank Indonesia (2016), total transaksi e-money saja
pada tahun 2015 melonjak tajam ke angka 5,2 triliun dari 4,3 triliun pada
tahun 2014. Ini menyebabkan industri perbankan menjadi salah satu
sektor bisnis yang dituntut untuk melakukan transformasi digital untuk
tetap berhasil dalam persaingan yang ketat guna memenuhi perilaku
konsumen yang sudah berubah ke arah digital.
Ada tiga faktor utama dalam agenda transformasi perbankan digital (
kompas.com, 2017): Pertama, secara perlahan tumpukan kertas akan
ditinggalkan sebagai proses utama perbankan dan mengadopsi cara-cara
baru yang lebih cerdas, yang dulunya melakukan transaksi yang
menghabiskan banyak kertas kini transformasi digital akan merubah pola
kerja bank yang lebih simple dan mudah. Kedua, perbankan perlu
memperhatikan keinginan dari diri nasabah dan mengubah pengalaman
nasabah agar menjadi lebih dari otomasi. Ketiga, menanamkan budaya
baru dalam perusahaan.
Febriana (2014: 353) menjelaskan bahwa istilah dari digital banking
yang makin popular adalah e-banking (electronic banking). E-banking dapat
didefinisikan sebagai penghantaran otomatis jasa dan produk bank
secara langsung kepada nasabah melalui media elektronik saluran
komunikasi interaktif. E-Banking meliputi sistem yang memungkinkan
nasabah bank, baik individu ataupun bisnis untuk mengakses rekening,
melakukan transaksi bisnis atau mendapatkan informasi produk dan jasa
bank melalui jaringan pribadi ataupun publik. Nasabah dapat mengakses
ebanking melalui internet, komputer/PC , PDA/smartphone, ATM ataupun
telepon.
Otoritas Jasa Keuangan menjelaskan bahwa layanan perbankan
digital adalah layanan atau kegiatan perbankan dengan menggunakan
sarana elektronik atau digital milik bank, dan/atau melalui media digital
milik calon nasabah dan/atau nasabah bank, yang dilakukan secara
mandiri. Hal ini memungkinkan calon nasabah dan/atau nasabah bank
untuk memperoleh informasi, melakukan komunikasi, registrasi,
pembukaan rekening, transaksi perbankan, dan penutupan rekening,
termasuk memperoleh informasi lain dan transaksi di luar produk

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 71
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

perbankan, antara lain nasihat keuangan (financial advisory), investasi,


transaksi sistem perdagangan berbasis elektronik (e-commerce), dan
kebutuhan lainnya dari nasabah bank (Otoritas Jasa Keuangan, 2017).

b. Sejarah Singkat Digital Banking


Evolusi digital banking sudah ada ketika internet muncul sejak tahun
1980an di Amerika Serikat meskipun pada prakteknya sangat berbeda
dengan digital banking di era sekarang, digital banking semakin dikenal
pada tahun 1994 di Amerika Serikat, yaitu stanford credit union mulai
menawarkan layanan perbankan melalui situs mereka dimana 100.000
rumah tangga mulai mengakses rekening bank secara online, dan sejak
itu digital banking berkembang secara pesat di Amerika Serikat sendiri
pada tahun 2001 yang sudah mencapai 20 juta pengguna. Di Indonesia
sendiri Bank Internasional Indonesia (1998) menjadi yang pertama
walaupun BCA (2001) yang berani mengoperasikan e-banking secara
masif di Indonesia, pada tahun 2007 saat peluncuran Iphone, digital
banking mulai menggeser dari komputer ke smarphone, kemudian secara
statistik pengguna digital banking mencapai 54 juta di Amerika Serikat
pada tahun 2009.
Sedangkan di Indonesia menurut survei yang dilakukan oleh Sharing
Vision pada 6 bank besar di Indonesia, jumlah pengguna internet banking
mencapai 5,7 juta orang pada 2012. Dan sejak tahun 2016 dimana
gerenasi milenia (masyarakat kelahiran 1981-2000) berhasil mengubah
preferensi digital banking secara fundamental dimana hal tersebut
menandakan kepada bank bahwa mereka harus segera memindahkan
semua layanan secara online (Kompas.com, 2017).

c. Jenis-jenis layanan digital banking


1) Internet banking. Melalui internet banking maka nasabah dapat
melakukan transaksi perbankan (financial dan non financial) melalui
komputer atau smatphone yang berhubungan dengan jaringan
internet bank.
2) Phone banking. Nasabah dapat melakukan transaksi perbankan
melalui telepon di mana nasabah menghubung contact center bank.
3) SMS banking. SMS banking adalah layanan transaksi perbankan yang
dapat dilakukan nasabah melalui telepon seluler (ponsel) dengan
format Short Message Service (SMS).
4) Mobile banking. Mobile banking merupakan salah satu hasil layanan
bank yang banyakdiminati oleh para nasabah karena layanan ini
membuat nasabah suatu bank mampu melakukan transaksi
perbankan serta melihat informasi tentang rekeningnya dengan
menggunakan handphone jenis apapun. (Nurastuti,2013:130).
5) Automated Teller Machine (ATM). ATM adalah terminal elektronik yang
disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang
memungkinkan nasabah untuk mengetahui informasi saldo dan
melakukan penarikan tunai. Dalam perkembangannya, fitur semakin

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 72
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

bertambah yang memungkinkan untuk melakukan pemindahbukuan


antar rekening, pembayaran (antara lain kartu kredit, listrik, dan
telepon), pembelian (antara lain voucher dan tiket), dan yang yang
terkini transfer ke bank lain (dalam satu jaringan ATM).(IBI, 2016:56-
58)

2. Minat
a. Pengertian Minat
Minat merupakan kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.
(Poerwadaminta, 1986 : 769) Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul
Wahab mendefinisikan minat itu dapat diartikan suatu kecenderungan
untuk memberikan perhatian kepada orang dan bertindak terhadap
orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat itu tersebut
dengan disertai dengan perasaan senang.
Sedangkan Menurut Andi Mappiare definisi minat adalah suatu
perangkat mental yang terdiri dari sutu campuran dari perasaan,
harapan, pendirian, prasangka, rasa takut atau kecenderungan-
kecenderungan lain yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan
tertentu. (Shaleh dan Wahab, 2004:263)
Minat yang ada pada diri seseorang akan memberi gambaran dalam
aktivita suntuk mencapai suatu tujuan. Minat merupakan suatu keinginan
yang dimiliki oleh seseorang secara sadar. Minat tersebut mendorong
seseorang untuk memperoleh subyek khusus, aktifitas, pemahaman, dan
keterampilan untuk tujuan perhatian ataupun pencapaian yang
diinginkan oleh seseorang tersebut. Minat juga berkaitan dengan
perasaan seseorang tentang suka atau senang terhadap suatu objek atau
aktivitas.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa minat dalam penelitian ini adalah suatu
kecenderungan dari dalam diri individu yang menyebabkan individu
tersebut mempunyai sikap, berkeinginan serta ketekunan dan
mempunyai dorongan terhadap objek tertentu tanpa ada yang
menyuruh untuk menjadi nasabah di bank syariah

b. Indikator Minat
Menurut Ferdinand, minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-
indikator sebagai berikut : (Ferdinand, 2006:129)
1) Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli
produk
2) Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk
mereferensikan produk kepada orang lain.
3) Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku
seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut.
Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk
prefrensinya.

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 73
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

4) Minta eksploratif, minan ini menggambarkan perilaku seseorang


yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya
dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari
produk tersebut

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Nasabah


Faktor-faktor yang bisa mempengaruhi minat nasabah yaitu:
1) Teori Lokasi
Fenomena global mengharuskan perbankan untuk melakukan
proactive strategic. Salah satu cara untuk mengaktualisasikan
proactive strategic yaitu dengan strategi penentuan lokasi usaha
yang tepat, sebab keberhasilan dalam penentuan suatu usaha yang
tepat akan meningkatkan operasionalisasi bisnis sehingga akan
menekan biaya operasional. Lokasi usaha adalah tempat dan
perusahaan melakukan kerja. Desain teori usaha secara sederhana
berbunyi “tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak
memberikan kesempatan perusahaan di dalam usaha untuk
mencapai tujuannya”. Pendapat lain mengatakan bahwa lokasi usaha
adalah tempat dimana perusahaan melakukan aktivitasnya.
(Sinungan, 1990:76)
2) Faktor pengetahuan dan produk
Pengetahuan merupakan salah satu faktor pendukung penting
bagi seseorang atau masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap
suatu hal, termasuk dalam menentukan pilihan dimana mereka akan
menitipkan dananya. Definisi pengetahuan sendiri yaitu hasil
penginderaan manusia atau hasil “tahu” seseorang terhadap objek
melalui indera yang dimilikinya, yaitu indra penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti; pengalaman, pendidikan, keyakinan,
penghasilan, sosial, lingkungan, dan sebagainya. Semakin banyak
pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain,
maka semakin bertambah juga pengetahuan yang kita dapatkan.
Pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kemasyarakat untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau
dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan.
Sedangkan produk tabungan yaitu produk yang dikeluarkan bank
kepada nasabah untuk dijadikan pertimbangan dan pilihan yang
dapat dimanfaatkan nasabah sesuai kebutuhan yang ada.
3) Teori Reputasi
Reputasi bank diartikan sebagai suatu bangunan sosial yang
mengayomi suatu hubungan, kepercayaan yang akhirnya akan
menciptakan brand image bagi suatu perusahaan. Reputasi yang baik
dan terpercaya merupakan sumber keunggulan bersaing suatu bank.
Adanya reputasi yang baik dalam sebuah perusahaan bank akan
menimbulkan kepercayaan bagi nasabah nya. Suatu kepercayaan
adalah pikiran deskriptif oleh seorang mengenai suatu hal. Reputasi

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 74
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah nama baik.


Pandangan paling dominan pada literatur menunjukkan bahwa sikap
terhadap merek yaitu reputasi atau penyedia jasa lebih merupakan
evaluasi keseluruhan jangka panjang dibanding elemen kepuasan.
(Febianto, 2006:24)
4) Faktor Fasilitas Pelayanan
Pelayanan atau sistem administrasi ialah sebagai aktivitas yang
diberikan untuk membantu, menyiapkan, dan mengurus baik itu
berupa barang atau jasa dari satu pihak ke pihak lain. Fasilitas
pelayanan pada bank syariah dapat berupa fasilitas fisik maupun
pelayanan dari karyawannya. Fasilitas pelayanan yang nyaman serta
memadai akan dapat menarik perhatian masyarakat dan membuat
masyarakat nyaman dengan bank syariah.
5) Faktor Promosi
Produk yang sudah direncanakan dengan baik sayang apabila
tidak dikenal oleh masyarakat luas. Upaya untuk memperkenalkan
produk itu kepada konsumen merupakan awal dari kegiatan
promosi. Promosi merupakan cara untuk memberitahukan kepada
masyarakat. Secara definisi promosi adalah merupakan kegiatan
yang ditujukan untuk mempengaruhi konsumen agar mereka dapat
menjadi kenal akan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada
mereka dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut. Promosi merupakan sarana yang paling ampuh untuk
menarik dan mempertahankan nasabah.(Kasmir, 2005:175)

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian lapangan (Field


Research) yaitu penelitian mendalam mengenai unit sosial, individu, kelompok,
lembaga, atau masyarakat tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang
lengkap dan terorganisir baik mengenai unit tersebut. (Suryabrata,2003: 80). Dalam
penelitian ini akan meneliti secara langsung kepada nasabah BSI. Pendekatan yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif . Sedangkan metode deskriptif yaitu
pengamatan dalam bentuk cerita yang sangat detail (deskripsi rinci dan gambaran
yang mendalam), termasuk ungkapan-ungkapan asli subjek penelitian. (Sugiyono,
2010:372)
Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data sangat diperlukan guna
mendapatkan data dalam sebuah penelitian. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data sesuai dengan apa
yang diharpakan. Penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan dalam berbagai
setting, berbagai sumber, dan berbagai cara. Dari sisi setting maka data
dikumpulkan dalam kondisi yang alamiah (natural setting). Sementara dari sisi
sumber, maka data dikumpulkan dari berbagai sumber yaitu sumber primer dan
sumber sekunder. Selanjutnya jika dilihat dari sisi cara atau teknik pengumpulan
data lebih banyak dilakukan dengan pengamatan (observasi), wawancara mendalam
(in depth interview) dan dokumentasi.

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 75
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

HASIL DAN PEMBAHASAN

Layanan digital perbankan syariah dapat meningkatkan bergaining position


(posisi tawar) bank syariah di mata masyarakat, sehingga diharapkan semakin
meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah. transformasi digital di perbankan
syariah diperlukan sinergi kerjasama yang baik antara pemerintah, perbankan
syariah, masyarakat, serta pihak terkait lain. Meningkatnya nasabah perbankan
dalam menggunakan layanan digital di masa pandemi covid 19 diharapkan dapat
meningkatkan layanan digital. Diperlukan inovasi dan ide kreatif untuk
mengembangkan layanan digital perbankan syariah agar dapat bersaing meskipun
masih di tengah masa pandemi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan nasabah bank BSI Kcp Ipuh didapat
bahwa faktor penggunaan layanan bank sebagai berikut:
1. Faktor Fasilitas Pelayanan
Pelayanan atau sistem administrasi ialah sebagai aktivitas yang diberikan
untuk membantu, menyiapkan, dan mengurus baik itu berupa barang atau jasa
dari satu pihak ke pihak lain. Fasilitas pelayanan terkait layanan digital bisa
berupa fitur-fitur yang tersedia pada layanan digital. Karena berdasarkan hasil
wawancara nasabah bank menggunakan layanan digital untuk memudahkan
transaksi.
Kemudian bapak Joniani yang mengatakan bahwa:
“Yang biasa belanja online, layanan digital bank BSI sangat
menguntungkan. Karena layanan digital bisa digunakan untuk top up
ewallet dan e-comarcee hal itu memudahkan untuk belanja online.”.
Selain untuk transfer layanan digital juga digunakan untuk transaksi
pembayaran. Pendapat bapak Novan yang mengatakan bahwa:
“ Aplikasi mobile banking yang memiliki fasilitas fitur yang canggir dan
lengkap membantu saya dalam bertransaksi dari layanan digital tersebut
bisa digunakan transfer dan bayar asuransi kendaraan dan asuransi
pendidikan untuk anak saya. sehingga sangat membantu sekali buat saya.
apalagi cara menggunakannya sangat mudah, tinggal buka aplikasi
layanan mobile banking, tinggal pilih fitur apa yang dibutuhkan”.
Sedangkan pendapat lain juga disampaikan oleh ibu Eva yang mengatakan
bahwa:
“Saya senang sekali yang namanya belanja online. beli keperluan anak-
anak, kebutuhan saya , dan keluarga saya tidak susah sekarang. Karena
semuanya sudah tersedia di handphone. Dengan menggunakan aplikasi
digital saya bisa melakukan cek saldo dan melakukan bayar e-comarce”.
2. Faktor Pengetahuan dan Produk
Pengetahuan merupakan salah satu faktor pendukung penting bagi
seseorang atau masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap suatu hal.
Pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti; pengalaman,
pendidikan, keyakinan, penghasilan, sosial, lingkungan, dan sebagainya. Semakin
banyak pengalaman yang diperoleh dari diri sendiri maupun orang lain, maka
semakin bertambah juga pengetahuan yang kita dapatkan.

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 76
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

Pengertian produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan


kemasyarakat untuk mendapatkan perhatian, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan bapak Edo Andilo didapatkan bahwa:
“Menurut saya layanan digital bank BSI ini sangat membantu saya. karena
layanan BSI seperti SMS banking, Mobile Banking, Internet Banking, dan
lainnya. Dapat digunakan di mana saja tanpa saya harus repot-repot ke
bank. Terutama di saat sedang darurat, butuh uang kita tinggal melakukan
penarikan dengan menggunakan jasa ATM. Saya biasanya menggunakan
digital BSI ini supaya saya bisa melakukan transfer dengan anak, saudara,
bisa mengecek saldo yang ada di bank melalui handphone.”
3. Faktor Lokasi
Fenomena global mengharuskan perbankan untuk melakukan proactive
strategic. Salah satu cara untuk mengaktualisasikan proactive strategic yaitu
dengan strategi penentuan lokasi usaha yang tepat, sebab keberhasilan dalam
penentuan suatu usaha yang tepat akan meningkatkan operasionalisasi bisnis
sehingga akan menekan biaya operasional. Lokasi usaha adalah tempat dan
perusahaan melakukan kerja. Desain teori usaha secara sederhana berbunyi
“tempatkanlah pada titik geografis yang paling banyak memberikan kesempatan
perusahaan di dalam usaha untuk mencapai tujuannya”. Pendapat lain
mengatakan bahwa lokasi usaha adalah tempat dimana perusahaan melakukan
aktivitasnya. Di masa pandemi ini nasabah dianjurkan oleh pihak bank untuk
menggunakan layanan digital perbankan tanpa harus datang langsung ke bank.
Sehingga mereka bisa menggunakan layanan di manapun dan kapanpun.
Adapun hasil wawancara oleh Edo Andilo yang mengatakan bahwa:
“Transaksi menggunakan layanan digital dapat digunakan di mana saja
tanpa saya harus repot-repot ke bank. “
Sedangkan ibu Atiqa Putri yang mengatakan bahwa:
“Layanan digital seperti mobile banking memiliki banyak fitur –fitir yang
bisa saya manfaat ketika saya butuhkan. Di mobile banking saya bisa
melakukan transfer, membeli token listrik, dan cek saldo, transfer pun bisa
kapan saja tanpa susah harus ke ATM dan ke bank”.

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 77
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan oleh peneliti
maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor penggunaan layanan digital di BSI Kcp
Ipuh yaitu: faktor lokasi, faktor pengetahuan dan produk, serta faktor fasilitas
pelayanan. Oleh karena itu nasabah merasa puas dengan adanya layanan digital
yang mampu mempermudah nasabah dalam bertransaksi. Karena bisa dilakukan
dimana saja dan kapan saja dengan proses yang cepat.

Saran
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para nasabah lebih mampu
memahami dan bisa memanfaatkan jasa perbankan secara digital. Selain itu pihak
bank juga harus lebih meningkatkan lagi layanan digital sehingga dapat
meningkatkan jumlah nasabah karena adanya kepuasan nasabah terhadap layanan
perbankan.

DAFTAR PUSTAKA

Febianto, Gatot. (2006). Pengaruh Lokasi, Tingkat Suku Bunga, Dan Reputasi
Terhadap Keputusan Untuk Menabung (Studi Pada Badan KeSwadayaan
Masyarakat Sari Asih Kelurahan. Padang Sari Kota Semarang). Skripsi UNDIP
Manajemen

Febriana, T. (2014). Studi Penerapan Inovasi Teknologi Informasi Dengan Metode


Technology Watch And Competitive Intelligence (TW-CI). Jurnal Binus University.
Vol. 5, No.1

Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit


Universitas Diponegoro

Ikatan Bankir Indonesian (IBI). (2016). Memahami Supervisi Audit Intern Bank. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 78
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

Julius R. Latumaerissa. (2017). Bank dan Lembaga Keuangan Lain (Teori dan Kebijakan).
Jakarta: Mitra Wacama Media

Kasmir. (2005). Pemasaran Jasa . Jakarta: Graya Grafindo Persada

Kompas.com.(2017). Diakses pada 30 Juli 2021. Dari


https://ekonomi.kompas.com/read/2017/05/16/120932726/transformasi.perba
nkan.digital.yang.tidak.sekadar.digital.lipstick.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani. (2001). Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta:


Salemba Empat

Marlina, A., & Bimo, W. A. (2018). Digitalisasasi Bank Terhadap Peningkatan


Pelayanan Dan Kepuasan Nasabah Bank. Jurnal Ilmiah Inovator
Marliza, (2017). Aplikasi dan Keuanggulan E –Banking pada PT Bank Syariah Mandiri
KCP Aceh Darussalam, Laporan Kerja Praktek, Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Nurastuti, Wiji. (2013). Teknologi Perbankan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Otoritas Jasa Keuangan. (2017). Panduan Penyelenggaraan Digital Branch Oleh Bank
Umum. Diakses pada 30 Juli 2021:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/Pages/PanduanPenyelenggaraan-
Digital-Branch-oleh-Bank-Umum. pdf

Permatasari, Rizka Ayu. (2019). Minat Penggunan Internet Banking dan Mobile
Banking pada Mahasiswa S1 Perbankan Syariah IAIN Metro, Skripsi. Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 79
ISSN : 2721-2971 e-ISSN : 2721-267X

Poerwadarminta W.J.S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Rizal Yaya, et.al. (2014). Akuntansi Perbankan Syariah. Jakarta: Salemba Empat

Said, Muhammad. (2015). Konsep Hukum Perbankan Syariah. Malang: Setara Press

Shaleh, Abdul Rachman dan Muhbib Abdul Wahab. (2004). Psikologi Suatu Pengantar
(Dalam Perspektif Islam). Jakarta: Prenada Media

Sinungan, Moch. Darsyah. (1990). Manajemen Dana Bank. Jakarta: Rineka Cipta

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D). Bandung: Alfabeta

Sumarwan, Ujang. (2011). Perilaku Konsumen. Bogor: Ghalia Indonesia.

Supriyono, Maryanto. (2011). Buku Pintar Perbankan. Yogyakarta: ANDI

Suryabrata, Sumardi. (2003). Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Journal Bima (Busiiness, Management And Accountiing), Vol. 2 No. 1 2020 page: 67 – 82| 80

Anda mungkin juga menyukai