Anda di halaman 1dari 16

MANAJEMEN

PERKREDITAN
PENILAIAN / ANALISIS KREDIT
( Credit Appraisal / Credit Analysis )
OLEH :
SAHARUDDIN
13179466
5G
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN NITRO
MAKASSAR
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya makalah yang
berjudul“PENILAIAN / ANALISIS KREDIT ( Credit Appraisal / Credit Analysis )” telah
selesai sebagaimana mestinya, guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen
Perkreditan, Semeter V Jurusan Manajemen Keuangan di lingkungan STIM Nitro Makassar.
Dalam penyusunan makalah ini tentu penulis mendapatkan kesulitan-kesulitan. Namun
berkat bantuan dari berbagai pihak baik moril maupun materil, sehingga kesulitan-kesulitan
tersebut dapat teratasi.

Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah memberikan dukungan baik moril maupun materil kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, sehingga demi
kesempurnaannya penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun. Namun besar
harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan bagi pembaca
pada umumnya.
Makassar, November 2015

Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................ i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................ 2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN


A. Pengertian Analisis Kredit.................................................................................................. 3
B. Pertimbangan Analisa Kredit…………………………………………………………….. 3
C. Fungsi Analisa Kredit.......................................................................................................... 4
D. Aspek Penilaian Analisis Kredit…………………………………………………………. 4
1. Aspek hukum/Yuridis…………………………………………………………………. 5
2. Aspek Pemasaran (Marketing)………………………………………………………… 7
3. Aspek Keuangan……………………………………………………………………… 10
4. Aspek Teknis…………………………………………………………………………… 10
5. Aspek Manajemen……………………………………………………………………… 12
6. Aspek Sosial Ekonomi…………………………………………………………………. 13
E. Prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisis kredit................................................................... 13

BAB III. PENUTUP


Kesimpulan......................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................... 17

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan
pelayanan kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah
membiayai proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang
sedang berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit.
Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka permohonan
kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis.
Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik keuangan
maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis kredit adalah suatu
proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan
oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek
yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari pengertian diatas, dapat
dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit dengan menggunakan
pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan kebutuhan kredit yang wajar.
tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas dasar kelayakan usaha, menilai
risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan kredit atas dasar kelayakan usaha.
Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit secara
mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit yang akan
dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu kita membahas “Apa itu analisis kredit,
apa pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah-nasabahnya, fungsi analisis
kredit itu sendiri, aspek-aspek dan prinsip-prinsip analisis terhadap kredit itu sendiri.”

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini yaitu untuk mengetahui Apa itu analisis kredit, apa
pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah-nasabahnya, fungsi analisis kredit
itu sendiri, aspek-aspek dan prinsip-prinsip analisis terhadap kredit itu sendiri.

D. Manfaat Penulisan

Makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat berupa Pengetahuan tentang analisis
kredit dan pertimbangan bank untuk memberikan kredit kepada nasabah.
BAB II
PEMBAHASAN
Penilaian atau Analisis Kredit
A. Pengertian Analisis Kredit
Penilaian atau analisis kredit adalah semacam studi kelayakan (feasibility Study) atas
perusahaan pemohon kredit.
Penilaian kredit adalah Suatu kegiatan pemeriksaan, penelitian, dan analisa terhadap
kelengkapan, keabsahan, dan kelayakan berkas/surat/data permohonan kredit calon debitur hingga
dikeluarkannya suatu keputusan apakah kredit tersebut diterima atau ditolak.
Analisa kredit adalah pekerjaan yang meliputi:
1. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non
keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat/tidak dapat dipertimbangkan suatu permohonan
kredit.
2. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta
penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
pimpinan dari permohonan kredit nasabah.
Dari Pengertian tersebut dapat disimpulkan, pengertian penilaian atau analisis kredit adalah
Suatu kegiatan analisa/penilaian berkas/data dan juga berbagai aspek yang mendukung yang
diajukan oleh pemohon kredit, sebagai dasar pertimbangan pengambilan keputusan apakah
permohonan kredit tersebut diterima atau ditolak.
B. Pertimbangan Analisa Kredit
Dalam pelaksanaan penilaian kredit, bank harus selalu mempertimbangkan berbagai hal
yang terkait, agar kredit yang akan dipinjamkan dapat memiliki manfaat dan tidak merugikan bank
maupun debitur di masa depan. Menurut Rahadja (1990:10) bank harus selalu mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1. Keamanan kredit (safety), artinya harus benar-benar diyakini bahwa kredit tersebut dapat dilunasi
kembali.
2. Terarahnya tujuan penggunaan kredit (suitability), yaitu bahwa kredit akan digunakan untuk
tujuan yang sejalan dengan kepentingan masyarakat/sekurang-kurangnya tidak bertentangan
dengan peraturan yang berlaku.
3. Menguntungkan (profitable), baik bagi bank berupa penghasilan bunga maupun bagi nasabah,
yaitu berupa keuntungan dan makin berkembangnya usaha.
C. Fungsi Analisa Kredit
Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akan memiliki
jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah:
1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminan yang
disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank,
3. Syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifat kredit, tujuan
kredit, dan sebagainya,
4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilan keputusan,
5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.
D. Aspek Penilaian Analisis Kredit
Dalam menilai atau menganalisis suatu permohonan kredit perlu dibahas berbagai aspek
yang menyangkut keadaan usaha pemohon kredit. Pembahasan ini pada dasarnya adalah untuk
meneliti apakah pemohon memenuhi Prinsip 5C atau tidak yang kemudian menjadi pertimbangan
bank untuk menentukan kelayakan pemohon kredit memperoleh kredit atau tidak, dengan
perkataan lain apakah permohonan kredit tersebut feasible dalam arti andaikata kredit diberikan,
maka usahanya akan berkembang baik dan mampu mengembalikan kredit, baik pokok maupun
bunga dalam jangka waktu yang wajar atau sebaliknya.
Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:

1. Aspek hukum/Yuridis
Dalam aspek ini, tujuannya adalah untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen-
dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian ini juga dimaksudkan agar jangan sampai
dokumen yang diajukan palsu atau dalam kondisi sengketa, sehinggamenimbulkan masalah.
Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke lembaga yang berhak untuk mengeluarkan
dokumen tersebut. Di dalam aspek yuridis, diberikan beberapa batasan untuk memudahkan
pelaksanaan analisisnya yaitu melalui penelitian yang meliputi legalitas pendirian perusahaan
(badan usaha), legalitas usaha, legalitas pengajuan permohonan kredit, dan legalitas barang-barang
jaminan.
a. Legalitas Pendirian Perusahaan
Didalam batasan ini perlu digambarkan apakah pendirian perusahaan sudah sah dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh undang-undang/peraturan pemerintah.
Hal yang perlu diteliti dalam analisis legalitas pendirian badan usaha adalah :
1. penelitian apakah nasabah telah memenuhi syarat sebagai subjek hukum;
2. penelitian mengenai keabsahan pendirian perusahaan, sesuai dengan bentuk hukum perusahaan;
3. penelitian apakah ada akta-akta perubahan dari perusahaan perbadan hukum, seperti perubahan
kepemilikan, perubahan pengurus, perubahan modal dan sebagainya;
4. simpulkan apakah perusahaan telah berbadan hukum penuh atau masih in-opricting.
b. Legalitas Usaha
Penilitian disini ditujukan kepada legalitas kegiatan nasabah. Semua isin yang ada harus diteliti
kebenaran dan masa berlakunya. Selain itu, harus digambarkan pula apakah kegiatan yang
dijalankan dan/atau direncanakan nasabah secara yuridis sudah didukung oleh izin-izin yang sesuai
dan sah menurut ketentuan yang berlaku.
Penelitian meliputi :
1. apakah nasabah telah memiliki izin usaha dari instansi yang berwewenang;
2. apakah izin usaha nasabah sesuai dengan kegiatan usahanya yang tercantum dalam anggaran dasar
perusahaan;
3. apakah izin usaha nasabah masih berlaku.

c. Legalitas Pengajuan Permohonan Kredit


Keterangan yang harus digambarkan dalam bahasan ini adalah apakah orang yang mengajukan
permohonan kredit adalah orang yang berhak bertindak atas nama perusahaan, dilihat dari
ketentuan-ketentuan anggaran dasar peusahaan.

d. Legalitas Barang Jaminan


Hal-hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Meniliti bukti-bukti pemilikan barang yang diajukan sebagai jaminan.
a. Untuk sertifikat tanah dengan mengecek keabsahannya ke BPN setempat.
b. Untuk bangunan, meneliti IBM (izin Mendirikan Bangunan) ke pemerintah daerah setempat.
c. Untuk mesin-mesin dengan meneliti faktur/invoice pembelian.
d. Untuk kendaraan, mengecek BPKB (Bukti Pemilkan Kendaraan Bermotor) ke kantor polisi daerah
setempat.
2. Meniliti surat kuasa menjaminkan dari pemilik barang angunan dalam hal barang tersebut bukan
milik nasabah/perusahaan sendiri.
3. Meneliti status kepemilikan atas angunan , baik anguna utama atau tambahan harus dijelaskan
apakah secara yuridis dapat dilaksanakan pengikatan secara notarial.

e. Kontak Kerja Sebagai Dasar Permohonan Kredit


Pada umumnya perusahaan yang bergerak dalam bidang kontraktor/leveransir mengajukan
kontrak kerja sebagai dasar permohonan kreditnya. Karena pelunasan kredit tergantung/dikaitkan
dengan kerja tersebut, maka demi keamanan pengembalian kredit, perlu pula Dianalisis.
Penelitian disini meliputi apakah kontrak tersebut telah memenuhi persyaratan yuridis.
Dalam arti kata, kontrak tersebut telah ditanda tangani secara sah dan mengikat kedua belah pihak,
baik kontrak/surat perjanjian tersebut dibuat dibawah tangan atau dibuat dihadapan notaris.
Untuk kontrak-kontrak yang sudah jatuh tempo, walaupun sudah mengikat kedua belah
pihak, jelas tidak dapat dipertimbangkan karena batas waktunya telah terlampaui.
2. Aspek Pemasaran (Marketing)
Dalam aspek ini dinilai besar kecilnya permintaan terhadap produk yang dihasilkan dan
strategi pemasaran yang dilakukan oleh perusahaan, sehingga akan diketahui prospek usaha
tersebut sekarang dan dimasa yang akan datang.
Factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam aspek pemasaran adalah sebagai berikut :
a. Produk atau jasa yang akan dipasarkan
Hal-hal yang perlu diteliti adalah:
1. product life cycle dari barang atau jasa tersebut;
2. adanya barang substitusi;
3. adanya perusahaan yang memproduksi barang yang sama ( perusahaan pesaing);
4. apakah barang yang dihasilkan merupakan barang setengah jadi atau barang jadi;
5. segmen pasar yang akan dituju untuk produk tersebut.
b. Penentuan volume atau rencana pemasaran produk
Masalah utama dalam aspek pemasaran adalah menentukan volume atau rencana pemasaran
produk nasabah. Untuk menilai apakah volume atau rencana pemasaran nasabah cukup feasible
atau tidak, dapat dilakukan pengujian melalui beberapa pendekatan berikut:
1. Market test approach
Market test approach, yaitu melakukan uji coba pemasaran secara konkret kesuatu pasar tertentu
atau kepada kelompok konsumen tertentu untuk mengetahui apakah target pemasaran untuk
kelompok konsumen tertentu dapat dicapai atau tidak.
2. Market corrolary approach
Dengan pendekatan ini, volume pemasaran suatu barang atau jasa ditentukan oleh perkembangan
volume pemasaran dari produk utamanya (mempunyai korelasi positif)
3. Industrial market approach
Penilaian rencana atau volume pemasaran suatu barang atau jasa dikaitkan dengan perkembangan
barang atau jasa yang mempunyai koefisien korelasi yang positif.
4. Market equilibrium approach
Dengan pendekatan ini, penilaian volume pemasaran barang atau jasa melalui pengukuran
keseimbangan antara volume penawaran dan permintaan. Dalam hal ini volume penawaran barang
atau jasa yang akan diproduksi tidak boleh melampaui volume permintaan akan barang dan jasa
tersebut.
5. Market factor approach
Penentuan volume pemsaran dengan pendekatan ini didasarkan atas adanya perkembangan
kebutuhan dipasar (karena adanya peraturan pemerintah atau kebutuhan suatu produk pada acara-
acara tertentu dan sebagainya).
6. Statistical approach
Pendekatan ini menggunakan metode statistic, yaitu regresi linier dan parabolic, dan digunakan
untuk barang dan jasa yang bersifat tradisional dimana dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari
atau barang/jasa yang telah dihasilkan pada waktu yang lalu.

c. Melakuakan Penilaian tentang Kebijakan dan Strategi Pemasaran Nasabah


Hal ini meliputi 6 P, yaitu;
1. pricing policy;
2. program promosi, advertising;
3. product/sevice delivery, distribusi;
4. program public relation;
5. power (political power) yang dipakai untuk menopang pemasarannya;
6. power (economical power) juga menopang pemasarannya.

d. Melakukan Penilaian terhadap Manajemen Pemasaran Perusahaan Nasabah


Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. apakah organisasi pemasaran telah mempunyai kualitas dan kuantitas yang memadai denagan
volumeusaha yang ada?
2. Strategi pemasaran yang akan ditempuh;
3. Biaya yang dianggarkan untuk kegiatan promosi dan pemenuhan permintaan apakah cukup
memadai;
4. Pengalaman para salesman/sales officer menangani masalah pemasaran;
5. Sarana pemasaran yang dimiliki.
e. Keadaan Pemasaran Saat Ini
Penilitian diutamakan kepada hal-hal berikut.
1. Realisasi produksi dan penjualan
2. Sistem pemasaran yang digunakan
3. Market share yang dapat dikuasai oleh perusahaan.
f. Prospek Pemasaran
Masalah yang perlu diperhatikan dalam meneliti prospek pemasaran nasabah dimasa yang akan
dating, antara lain:
1. meneliti pemasaran yang direncanakan nasabah meliputi jumlah, cara, daerah, letter of intend dari
calon-calon pembeli, dan lain-lain;
2. meneliti apakah terdapat kontrak jangka panjang/jangka pendek dari pihak pembeli;
3. meneliti kemungkinan perluasan pemasaran yang berhubungan dengan kemungkinan perubahan
kondisi ekonomi keuangan dalam dan luar negeri;
4. meneliti perkembangan pembangunan ekonomi/keuangan didalam negeri, perkembangan
teknologi, perkembangan harga, dan lain-lain;
5. meneliti apakah ada ketentuan yang membatasi atau membantu, misalnya untuk komoditas ekspor
apakah ada ketentuan quota atau pengenaan pajak yang memberatkan atau meringankan, meneliti
pengaruh peraturan/ketentuan GATT untuk komoditas-komoditas ekspor.

g. Target Pemasaran
1. meneliti apakah target pemasaran/omzet yang telah dibuat akan dapat dicapai oleh nasabah dengan
memperhatikan factor-faktor diantaranya:
a. meneliti debitur dikaitkan dengan kemampuan debitur dalam menjalankan usahanya;
b. marketability produk/jasa yang dihasilkan;
c. mesin-mesin yang dipergunakan untuk menghasilkan produk/jasa;
d. man (tenaga kerja yang ada)
e. material (bahan baku dan bahan pembantu) yang tersedia;
f. metode produksi, mekanisme kerja usaha;
g. makro ekonomi, situasi perekonomian yang ada;
h. kondisi keuangan perusahaan, cash flow.
2. Dalam meneliti target yang ditetapkan, juga sebaiknya dikaitkan dengan realisasi pada periode
sebelumnya.

3. Aspek Keuangan
Analisa aspek ini terhadap perusahaan pemohon kredit sangat menentukan jumlah dari
kebutuhan usaha dan juga terpenting untuk menilai kemampuan berkembangnya usaha pada masa
mendatang serta untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kreditnya.
Penelitian terhadap aspek ini di dalam analisis minimal harus diarahkan kepada batasan-
batasan posisi keuangan nasabah, kemampuan penyediaan dana sendiri oleh nasabah, dan
kebutuhan pembiayaan. Di samping itu, perhitungan kredit juga masuk didalam aspek keuangan
mengingat kaitannya sangat erat dengan aspek keuangan.
Khusus untuk permohonan kredit investasi, penilaian aspek keuangan dapat dilakukan
berdasarkan cash flow dan dapat pula dilakukan dengan cara proyeksi discounted cash flow,
dimana kelayakan suatu/proyek digambarkan oleh:
1. Internal Rate Of Return (IRR) yang harus lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku bagi
jenis kredit yang bersangkutan;
2. Net Present Value (NPV) yang harus positif; dan
3. Benevit Cost Rasio (BCR) yang harus lebih besar dari 1.
Laporan keuangan yang utama adalah neraca dan laporan laba rugi. Di samping itu, adapun
antara lain laporan mengenai sisa laba tahun-tahun yang yang lalu dan laporan mengenai
perubahan modal kerja.

4. Aspek Teknis
Tujuan utama dari analisis ini adalah untuk mengamati perusahaan dari segi fisik serta
lingkungannya agar perusahaan tersebut sehat dan produknya mampu bersaing di pasaran dengan
masih memperoleh keuntungan yang memadai.

A. Ruang Linkup Analisis Aspek Teknis


Meskipun ada permintaan pasar atas barang yang direncanakan akan diproduksi dan
calon nasabah dinilai mempunyai kemampuan untuk memasarkannya serta menjelaskan usahanya,
bank masih harus menilai apakah dapat diproduksi. Secara teknis ada kemungkinan tidak akan
dapat dibuat atau dibuat, tetapi dengan biaya produksi yang sangat tinggi. Bila demikian
keadaannya, maka dikatakan secara teknis tidak fleksibel. Untuk menjalankan usaha, apapun
sektornya baik ekstraktif, agraris, perdagangan, industry ataupun jasa, pasti membutuhkan sarana
diantaranya;
1. tanah untuk tempat usaha;
2. bangunan untuk pabrik, took,gudang, kantor, rumah makan, dan lain-lain;
3. mesin;
4. peralatan penunjang antara lain computer, kalkulator;
5. cara memperoleh (proses);
6. kebutuhan penunjang antara lain air, listrik, bahan bakar.
Ketepatan memilih sarana tersebut diatas akan memengaruhi kualitas dan biaya produksi barang
yang dihasilkan. Memilih sacara tepat sarana-sarana tersebut diatas akan dapat menghasilkan
barang dan kualitas baik dan biaya produksi rendah. Sebaliknya salah memilih sarana-sarana
tersebut dapat mengakibatkan kualitas produksinya jelek atau biaya produksinya tinggi.
B. Proses Analisis Aspek Teknis
Analis dari aspek teknis harus menggambarkan apakah rencana kerja yang diajukan nasabah secara
teknis dapat terlaksana atau tidak. Secara umum penilaian aspek teknis harus mencakup hal-hal
berikut:
1. Lokasi Usaha
2. Sumber Daya Manusia
3. Pengalaman Usaha
4. Kapasitas Perusahaan, Mesin, Dan Proses Produksi Yang Sesuai
5. Pemilihan Mesin Dan Peralatan
6. Fasilitas Pemeliharaan
7. Lay Out
8. Sarana Dan Prasarana
9. Memperkirakan Kebutuhan Biaya
5. Aspek Manajemen
Penilaian aspek ini digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya
manusia yang dimiliki serta latar belakang pendidikan dan pengalaman sumber daya manusianya.
Pengalaman perusahaan dalam mengelola berbagai proyek yang ada juga menjadi pertimbangan
lain.
Manajemen sebagai suatu proses tindakan yang sistematis dan berkesinambungan dalam
rangka mencapai suatu tujuan dari organisasi pada dasarnya dapat dibagi dalam empat kegiatan
utama, yaitu sebagai berikut.
a. Perencanaan, yaitu kegiatan untuk menciptakan dengan menyusun kerangka atau perencanaan
atas pekerjaan yang akan dilaksanakanuntuk mencapai tujuan organisasi.
b. Pengorganisasian, yaitu suatu langkah dalam menentukan bagaimana melaksanakannya (deciding
how to do it), yang meliputi kegiatan pengorganisasian seluruh fungsi yang ada di dalam organisasi
agar dapat bekerja dan berfungsi sebagaimana seharusnya. Termasuk dalam hal ini
pengorganisasian atas factor luar yang akan dimanfaatkan.
c. Pelaksanaan, kegiatan berikutnya adalah bagaimana pengorganisasiannya, yaitu bagaimna
pelaksanaan dan pengarahannya (how to execute it) yang merupakan implementasi dari seluruh
rencana kerja yang telah disiapkan dan telah diorganisasi. Tahap ini sangat penting dalam upaya
mencapai tujuan sebagaimana yang diharapkan. Beberapa factor yang ikut menunjang
keberhasilannya antara lain adalah:
1. Kepemimpinan
2. Komunikasi
3. Keterampilan
4. Kejelasan tujuan yang akan dicapai dan pekerjaan yang akan dilakukan.
d. Pengawasan dan pengendalian
Dari hasil pelaksanaan tersebut, maka perlu diadakan system pengawasan dan pegendalian atas
pelaksanaan kerja agar mencapai tujuan sebagaimana yang diharpakan. Disamping itu, perlu pula
daiadakan penilaian serta evaluasi atas hasil kerja. Apaka yang perlu diubah (deciding what should
be changed)? Dengan demikian, tahap berikutnya kembali lagi pada tahap perencanaan untuk
mencapai hasil yang optimal dan tujuan organisasi yang lebih realistis.
6. Aspek Sosial Ekonomi
Penilaian aspek ini digunakan untuk menganalisis dampak yang ditimbulkan akibat adanya
proyek atau usaha pemohon kredit terhadap perekonomian masyarakat dan sosial secara umum.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam aspek ini antara lain:
a. Kemungkinan penyerapan tenaga kerja;
b. Apakah proyek tersebut dapat menumbuhkan kehidupan perekonomian masyarakat setempat atau
sebaliknya akan mematikan sector-sektor usaha masyarakat setempat yang sudah saat ini;
c. Apakah proyek tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat dan agama masyarakat setempat;
d. Khusus mengenai analisis dampak lingkungan harus memperhatikan peraturan/ketentuan
pemerintah yang berlaku. Apakah telah mempunyai izin AMDAL dari instansi yang berwenang?
Meskipun aspek-aspek lainnya dinilai positif, apabila dari aspek social ekonomi/dampak
lingkungan tidak mendukung/dinilai negative akan berakibat terhadap kegagalan usaha /proyek
nasabah dimasa yang akan dating, maka tidak akan dibiayai bank.
Adapun prinsip 7P dan prinsip 3R dalam analisis kredit; yaitu:
1. Personality
Bank mencari data tentang kepribadian calon debitur seperti riwayat hidupnya (kelahiran,
pendidikan, pengalaman, usaha/pekerjaan, dan sebagainya), hobi, keadaan keluarga (istri, anak),
social standing (pergaulan dalam masyarakat serta bagaimana pendapat masyarakat tentang diri si
peminjam), serta hal-hal lain yang erat hubungannya dengan kepribadian si peminjam.

2. Purpose
Mencari data tentang tujuan atau keperluan penggunaan kredit. Apakah akan
digunakannya untuk berdagang, atau untuk membeli rumah atauuntuk tujuan lainnya. Selain itu
apakah tujuan penggunaan kredit itu sesuai dengan line of business kredit yang bersangkutan.
Misalnya, tujuan atau keperluan kredit untuk perkapalan sedangkan line of business bank dalam
bidang pertanian.
3. Prospect
Yang dimaksud dengan prospect adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau
kegiatan usaha si peminjam. ini dapat diketahui dari perkembangan usaha peminjam selama
beberapa bulan/tahun, perkembangan keadaan ekonomi perdagangan, keaadaan
ekonomi/perdagangan sektor usaha si peminjam, kekuatan keuangan perusahaan yang dibuat dari
earning power (kekuatan pendapatan/keuntungan) masa lalu dan perkiraan masa mendatang.
4. Payment
Mengetahui bagaimana perkiraan pembayaran kembali pinjaman yang akan diberikan.
Hal ini dapat diperoleh dari perhitungan tentang prospek, kelancaran penjualan dan pendapatan
sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembalian pinjaman ditinjau dari waktu serta jumlah
pengambilannya.
5. Profitability
Menilai berapa tingkat keuntungan yang akan diraih calon debitur, bagaimana polanya,
apakah makin lama makin besar atau sebaliknya.
6. Protection
Menilai bagaimana calon debitur melindungi usaha dan mendapatkan perlindungan usaha.
Apakah dalam bentuk jaminan barang, orang atau asuransi.
7. Parti
Bertujuan mengklasifikasi calon debitur berdasarkan modal, loyalitas, dan karakternya.
Pengklasifikasian ini akan menentukan perlakuan bank dalam hal pemberian fasilitas.
Tujuh unsur dalam konsep 7P sebenarnya mempunyai kesamaan dengan lima unsur dalam 5C.
Misalnya unsur kepribadian memiliki kesamaan dengan unsur karakter. Sedangkan unsur tujuan,
prospek, dan pembayaran dapat memperjelas unsur kapasitas dalam konsep 5C. Unsur
perlindungan dalam 7P mungkin dapat disamakan dengan kollateral dalam konsep 5C.
Tiga komponen dalam prinsip 3R adalah:
1. Tingkat pengembalian usaha (return).
Return disini dimaksudkan penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur
setelah dibantu dengan kredit oleh bank. Dapat pula diartikan keuntungan yang akan diperoleh
bank apabila memberikan kredit kepada pemohon.
2. Kemampuan membayar kembali (repayment).
Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan pemohon kredit dapat membayar
kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (repayment capacity), dan
apakah kredit harus diangsur/ dicicil/ atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3. Kemampuan menanggung resiko (risk bearing ability).
Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh mana perusahaan
pemohon kredit mampu menanggung resiko kegagalan andai kata terjadi sesuatu yang tak
diinginkan. Unsur-unsur yang dibahas dalam konsep 3R sebenarnya telah dibahas dalam analisis
aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam pemberian kredit. Hanya saja konsep 3R memberi
penekanan kepada aspek finansial dari analisis kredit.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Kita bisa menganalisis bahwa dengan adanya kredit UKM akan meningkatkan laju
perekonomian, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Hal itu dikarenakan dengan kredit UKM maka akan memberikan tambahan modal dan
investasi sehingga mendorong tumbuhnya usaha manufaktur dan sektor riil, dengan meningkatnya
sektor riil maka pendapatan nasional akan meningkat, dengan pendapatan per kapita yang
meningkat maka secara otomatis akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
karena pendapatan per kapita merupakan salah satu indicator tingkat kemakmuran suatu negara.
Namun dalam pemberian kredit UKM ini harus dilakukan manajemen yang baik,
terutama manajemen berbasis resiko, karena dengan adanya manajemen yang baik maka
diharapkan tidak terjadi kredit UKM yang macet. Menurut analisis saya kredit UKM macet tidak
akan terjadi jika proses pemberian kredit UKM berjalan secara professional dan memenuhi
prosedur yang berlaku. Dari analisis kredit UKM yang macet disebabkan antara lain oleh adanya
pemberian kredit kepada usaha yang fiktif, kurangnya prinsip kehati-hatian bank, kurangnya
manajemen yang professional, tidak memenuhi persyaratan 6 C, tidak memenuhi prosedur yang
berlaku, dan lain-lain.

Daftar Pustaka
Djohan, Warman. 2000. Kredit Bank, Edisi 1. PT. Mutiara Sumber Widya: Jakarta
Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori, Masalah,
Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung: Alfabeta.
Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kasmir. S.E., M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Prof. Dr. Veithzal Rivai, S.E.,MBA,MM. 2013. Credit Management Handbook. Jakarta: PT. Rajawali Pers.
Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta.
Suyatno, Thomas, 2003, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama, Jakarta.
http://milasari0.blogspot.com/2012/06/analisa-kredit.html

Anda mungkin juga menyukai