Anda di halaman 1dari 2

Nama: Lisa Taathia Insani

NIM: 196121200

Prodi/Fakultas: PBI/FAB

MELAWAN LUPA - KETIKA JAWA DILANDA WABAH

Pada masa pemerintahan Hidia-Belanda, Jawa pernah dilanda wabah penyakit Pest
pada tahun 1911-1930an. Wabah itu pertama kali merebak di Malang, Jawa timur. Awal
masuknya wabah ini ke Jawa ketika para petani mengalami gagal panen pada 1910, oleh
karena itu, pemerintah Belanda memutuskan untuk mengimpor beras dari Myanmar. Saat itu,
wabah pest sedang melanda Myanmar, namun pemerintah Belanda tetap mengimpor beras
dari sana, ternyata ada kutu tikus yang bersembunyi di karung beras. Beras-beras tersebut
didistribusikan dari Surabaya ke Malang, akibatnya wabah pest merebah di Malang. Dalam
waktu sebulan (Novomber 1910) sebanyak 17 orang meninggal. Meskipun beras telah sampai
lebih dahulu di Surabaya, namun kasus pest pertama ditemukan di Malang, hal itu disebabkan
karena udara Malang yang lebih dingin daripada Surabaya, oleh karena itu kutu terus
berkembang biak. Pemerintah Belanda baru menyadari bahwa pest telah menyebar di Malang
pada akhir bulan Maret 1911, saat laboratorium Belanda menerima sampel darah dari korban
meninggal akibat pest, dan ternyata darah tersebut telah terkontaminasi bakteri pest. Dalam
upaya pemberantasan pest, pemerintah Hidia-Belanda mengirimkan langsung inspektur
kepala dinas kesehatan sipil ke Malang. Hal yang dilakukan untuk pemberantasan pest adalah
dengan mengadakan perburuan tikus, pengawasan lalu lintas, isolasi penderita pest, dan
melakukan sterilisasi di rumah warga yang terjangkit pest. Jumlah korban meninggal akibat
pest mencapai 250.00 orang.

Selain dinas kesehatan sipil, pemerintah kota disekitar Malang juga melakukan upaya
antisipasi penyebaran pest dengan menutup akses jalan dan kereta api menuju dan dari
Malang. Sebagai upaya lanjutan, pemerintah kolonial melakukan isolasi terhadap kota
Malang atas usulan dari inspektur kepala dinas kesehatan sipil dengan dijaga ketat oleh
pasukan militer. Namun setelah setahun, isolasi terhadap kota Malang dibuka karena
kekurangnya tenaga untuk panen tebu dan lain-lain. Karena hal itu persebaran pest bertambah
hingga lima kali lipat. Kemudian pemerintah kolonial memindahkan semua penderita pest ke
penampungan dan mendatangkan vaksin dari India. Wabah ini berjangkit hingga ke Solo dan
sekitarnya serta pulau Madura. Pest akhirnya mereda pada tahun 1916. Tiga tahun kemudian,
pada tahun 1919-1928 juga meluas hingga ke jawa tengah. Sepanjang tahun 1930-1934
wabah pest merebak hingga ke Jawa Barat

Untuk menangani pest di kalangan rakyat, pemerintah Belanda meminta dokter-dokter


Indonesia dan mahasiswa semester akhir, sedangkan dokter-dokter Belanda menangani rakyat
kalangan atas. Saat itu juga diadakan sterilisasi pada rumah-rumah korban, rumah mereka
dibakar dan dibangun rumah baru, namun mereka harus mengganti uang pemerintah yang
digunakan untuk membangun rumah itu, bahkan utang mereka dibungakan. Hal itu memicu
perlawanan dari rakyat, hal ini juga menumbuhkan rasa nasionalis pada para kaum terpelajar
Indonesia, dan mereka mulai berpikir secara politik hingga akhirnya banyak patrai-partai
politik muncul.

Anda mungkin juga menyukai