DariWikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas
Kabupaten Katingan adalah salah satu kabupaten di provinsi
Kalimantan Tengah. Ibu kota kabupaten ini terletak di
Kasongan. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 17.800 km
dan berpenduduk sebanyak 141.205 jiwa (hasil Sensus
Penduduk Indonesia 2010). Semboyan kabupaten ini adalah
"Penyang Hinje Simpei". Kabupaten ini terdiri dari 13
kecamatan.
Sejarah
Pada abad ke-14 wilayah Katingan merupakan salah satu wilayah jajahan
Majapahit seperti yang disebutkan dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis
tahun 1365. Nama sungai Katingan diambil dari nama daerah yang terdapat di hulu
sungai tersebut, yaitu daerah Katingan (Kasongan). Belakangan muncul daerah baru
di hilir, yaitu Mendawai.
Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kabupaten Katingan sudah termasuk ke
dalam daerah kekuasaan kerajaan Banjar-Hindu (Negara Dipa) sejak pemerintahan
Lambung Mangkurat dengan wilayah kekuasaannya perbatasan paling barat berada
di Tanjung Puting. Wilayah ini ketika itu terdiri atas dua sakai (daerah), yaitu
Mendawai dan Katingan yang masing-masing memiliki ketua daerah sendiri-sendiri
yang disebut Menteri Sakai, kemudian pada abad ke-17 di masa kekuasaan Sultan
Banjar IV, Marhum Panembahan (Raja Maruhum), wilayah Mendawai-Katingan
merupakan salah satu daerah yang diberikan kepada puteranya Pangeran Dipati
Anta-Kasuma yang kemudian menjadi adipati/raja Kotawaringin menggantikan
mertuanya Dipati Ngganding yang wilayah kekuasaannya meliputi bagian barat
Kalimantan Tengah saat ini. Menurut Hikayat Banjar, pada masa itu Pelabuhan
Mendawai merupakan tempat transit para pedagang Banjarmasin jika hendak pergi
berlayar menuju negara Kesultanan Mataram di pulau Jawa.
Menurut laporan Radermacher, kepala daerah Mendawai/Katingan pada tahun
1780 adalah Kyai Ingabei Suradi Raja.[2] Kiai Ingabehi Suradiraja adalah gelar yang
diberikan kepada seseorang yang telah berhasil membunuh dua orang pengikut Gusti
Kasim dari daerah Negara tahun 1780, kemudia ia dilantik sebagai pembantu utama
syahbandar di pelabuhan Tatas.[3] Pada tanggal 13 Agustus 1787, wilayah Kabupaten
Katingan sudah diserahkan Sultan Tahmidullah II kepada VOC Belanda, kemudian
daerah ini berkembang menjadi sebuah Distrik. Pada 2 Mei 1826 Sultan Adam dari
Banjarmasin menyerahkan landschap Mendawai (Katingan) kepada Hindia
Belanda.[4] Penguasa Mendawai dan Katingan selanjutnya adalah Djoeragan Kassim
(1846), Abdolgani (1848), Djoeragan Djenoe (1850), Jaksa kiai Pangoeloe Sitia
Maharaja (1851), Kiai Toeainkoe Gembok (1859). Selanjutnya Demang Anoem Tjakra
Dalam atau dikenal sebagai Demang Anggen, dilantik oleh Gubernur Hindia Belanda
pada tanggal 10 Januari 1895 dan mengepalai wilayah Mandawai (Districtshoofd van
Mandawai, afdeeling Sampit, residentje Zuider en Oosterafdeeling van Borneo).
Menurut Staatsblad van Nederlandisch Indi tahun 1849, wilayah ini termasuk
dalam zuid-ooster-afdeeling berdasarkan Bsluit van den Minister van Staat,
Gouverneur-Generaal van Nederlandsch-Indie, pada 27 Agustus 1849, No. 8[5]
Wilayah
Kabupaten Katingan dengan ibu kota Kasongan memiliki luas areal 17.500 km,
berasal dari sebagian wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur yang terdiri dari 13
kecamatan. Letak geografis Kabupaten Katingan adalah antara 114'4,9"-311'14,72"
LS dan 11239'59"-11241'47" BT.
Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Utara Kabupaten Sintang
Selatan Laut Jawa
Barat Kabupaten Kotawaringin Timur
Timur Kabupaten Gunung Mas, Kabupaten Pulang Pisau dan Kota
Palangkaraya
Provinsi Kalimantan Tengah
Ibu kota Kasongan
Pemerintahan
- Bupati Drs. Duwel Rawing
- DAU Rp. 449.162.914.000,-
(2011)[1]
Luas 17.800 km
Populasi
- Total 141.205 jiwa
(2010)
- Kepadatan
Demografi
Pembagian administratif
- Kecamatan 13: Kecamatan: Bukit Raya Kamipang Katingan Hilir Katingan Hulu
Katingan Kuala Katingan Tengah Marikit Mendawai Pulau Malan
Petak Malai Sanaman Mantikei Tasik Payawan Tewang Sangalang
Garing
Perkembangan jumlah penduduk
Perkembangan jumlah penduduk yang mendiami wilayah Kabupaten Katingan
adalah sebagai berikut:
Tahun 2000 sebanyak 121.047 jiwa
Tahun 2004 sebanyak 125.207 jiwa
Tahun 2010 sebanyak 141.205 jiwa
Karakteristik daerah-daerah di Pulau Kalimantan pada umumnya adalah
keberadaan sungai dan hutan yang terbesar di seuruh wilayah. Seperti itu juga yang
tampak pada Kabupaten Katingan, Kabupaten yang pada tahun 2002 masih menjadi
bagian dari Kabupaten Kotawaringin Timur. Namun salah satu yang menonjol dari
wilayah yang dialiri Sungai Katingan, sungai terbesar kedua di Kalimantan Tengah
adalah kekayaan hasil hutan ikutan berupa rotan. Katingan merupakan salah satu
daerah penghasil rotan terbesar di Indonesia.
Tata Guna Lahan
Hingga tahun 2003, pemanfaatan lahan utama di Kabupaten Katingan terdiri dari
perkampungan, industri, sawah, tanah kering, kebun campuran, perkebunan, hutan,
hutan kosong dan rusak, perairan dan lainnya.
Sekitar 60% wilayah Kabupaten Katingan masih berupa hutan belukar dan hutan
lebat. Perkebunan menempati porsi terbesar nomor 2 (dua), yaitu sekitar 11%
sehingga penggunaan lahan lainnya tidak sampai 10%.
Lokasi pengembangan tambak seluas 2.000 ha di Kabupaten Katingan, yaitu di
Kecamatan Katingan Kuala, termasuk dalam wilayah lahan hutan belukar
(mangrove).
Secara keseluruhan tata guna lahan di wilayah ini adalah sebagai berikut:
Kampung/permukiman: 19.285,60 ha
Industri: 3.156,50 ha
Sawah: 75.327,50 ha
Tanah kering: 109.847,40 ha
Kebun campuran: 0,00 ha
Perkebunan: 37.277,10 ha
Hutan: 253.816,50 ha
Semak, padang rumput: 0,00 ha
Hutan kosong, rusak: 854.403,80 ha
Perairan dan lainnya: 193.118,70 ha
Afdeling Sampit
DariWikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas
Afdeling Sampit (1898)
[1]
adalah bekas sebuah afdeling dalam Karesidenan Selatan dan Timur
Borneo. Tahun 1855, afdeeling ini disebut De zuider-afdeeling van Borneo (afdeeling selatan
Borneo).
[2]
Staatblad tahun 1898 no.178
Sesuai Staatblad tahun 1898 no. 178 bahwa Afdeling Sampit, dengan ibukota Sampit
terdiri dari:
1. Distrik Sampit dengan onderdistrict:
(1) Onderdistrict Tjampaga
(2) Onderdistrict Mantaja
(3) Onderdistrict Kwayan
2. Distrik Mendawai dengan onderdistrict:
(1) Onderdistrict Katingan Atas
(2) Onderdistrict Samba
3. Distrik Pembuang dengan onderdistrict:
(1) Onderdistrict Sembulu
(2) Onderdistrict Serayan
4. Kerajaan Kota Waringin (leenplichtig) landschap Koemai dan sebagian landschap
Djelei.
KalimantanTengah
Daerah ini sekarang menjadi wilayah propinsi Kalimantan Tengah bagian barat,
yaitu:
(1) Distrik Sampit menjadi Kabupaten Kotawaringin Timur
(2) Distrik Mendawai menjadi Kabupaten Katingan
(3) Distrik Pembuang menjadi Kabupaten Seruyan
(4) Kerajaan Kota Waringin menjadi Kabupaten Kotawaringin Barat dan
Kabupaten Lamandau
(5) Sebagian landschap Djelei menjadi Kabupaten Sukamara
PropinsiBaru
Afdeling Sampit atau Kotawaringin Raya saat ini sedang berjuang untuk menjadi
propinsi baru sebagai pemekaran dari propinsiKalimantan Tengah.
Tjilik Riwut
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tjilik Riwut (lahir di Kasongan, Katingan, Kalimantan Tengah, 2 Februari 1918
meninggal di Rumah Sakit Suaka Insan, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan,
17 Agustus1987 pada umur 69 tahun) adalah salah satu pahlawan nasional
Indonesia dan Gubernur Kalimantan Tengah. Ia meninggal setelah dirawat di
rumah sakit karena menderita penyakit lever/hepatitis dalam usia 69 Tahun,
dimakamkan di makam Pahlawan Sanaman Lampang, Palangka Raya
Kalimantan Tengah. Namanya kini diabadikan untuk salah satubandar udara di
Palangka Raya.
Tjilik Riwut yang dengan bangga selalu menyatakan diri sebagai "orang hutan"
karena lahir dan dibesarkan di belantara Kalimantan, adalah pencinta alam
sejati juga sangat menjunjung tinggi budaya leluhurnya. Ketika masih belia ia
telah tiga kali mengelilingi pulau Kalimantan hanya dengan berjalan kaki, naik
perahu dan rakit.
Tjilik Riwut adalah salah satu putera Dayak yang menjadi KNIP. Perjalanan dan
perjuangannya kemudian melampau batas-batas kesukuan untuk menjadi salah
satu pejuang bangsa. Penetapannya sebagai Pahlawan Nasional pada tahun 1998
merupakan wujud penghargaan atas perjuangan pada masa kemerdekaan dan
pengabdian membangun Kalimantan (Tengah).
Setelah dari Pulau Jawa untuk menuntut ilmu, Tjilik Riwut diterjunkan ke
Kalimantan sebagai pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru
saja terbentuk, namun beliau tidak terjun. Nama-nama yang terjun merebut
kalimantan adalah Harry Aryadi Sumantri, Iskandar, Sersan Mayor Kosasih, F.
M. Suyoto, Bahrie, J. Bitak, C. Williem, Imanuel, Mika Amirudin, Ali Akbar, M.
Dahlan, J. H. Darius, dan Marawi.
Rombongan-rombongan ekspedisi ke Kalimantan dari Jawa yang kemudian
membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas ini. Mereka
menghubungi berbagai suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan untuk
menyatukan persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan
sehingga bersama-sama dapat menggalang persatuan dan kesatuan.
Selain itu, Tjilik Riwut berjasa memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung
Pertama dalam sejarah Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17
Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001, yang ditetapkan sebagai Hari Pasukan
Khas TNI-AU yang diperingati setiap 17 Oktober. Waktu itu Pemerintah RI
masih di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI. Pangkat
Terakhir Tjilik Riwut adalah Marsekal Pertama Kehormatan TNI-AU.
Tjilik Riwut adalah salah seorang yang cukup berjasa bagi masuknya pulau
Kalimantan ke pangkuan Republik Indonesia. Sebagai seorang putera Dayak ia
telah mewakili 142 suku Dayak pedalaman Kalimantan bersumpah setia kepada
Pemerintah RI secara adat dihadapan Presiden Sukarno di Gedung Agung
Yogyakarta, 17 Desember 1946.
Sebagai tentara, pengalaman perangnya meliputi sebagian besar pulau
Kalimantan dan Jawa. Setelah perang usai, Tjilik Riwut aktif di pemerintahan.
Dia pernah menjadi Gubernur Kalimantan Tengah, menjadi koordinator
masyarakat suku-suku terasing untuk seluruh pedalaman Kalimantan, dan
terakhir sebagi anggota DPR RI.
Keterampilan dalam menulis diasahnya semasa dia bergabung dengan Sanusi
Pane di Harian Pembangunan. Tjilik Riwut telah menulis sejumlah buku
mengenai Kalimantan: Makanan Dayak (1948), Sejarah Kalimantan (1952),
Maneser Panatau Tatu Hiang (1965,stensilan, dalam bahasa Dayak Ngaju),
Kalimantan Membangun (1979).
Tjilik Riwut
http://www.kalteng.go.id/TjilikRiwut.htm
salah satu ikon sejarah Indonesia, pelaku peristiwa sejarah yang memberikan andil perjuangan membela Republik
Indonesia, tentang perjuangan menggalang Sumpah Setia Masyarakat Suku-suku Dayak sampai Pedalaman
Rimba Raya Kalimantan kepada Pemerintah Republik Indonesia pada awal bangsa kita menegakkan
kemerdekaan. Perjalanan sebuah misi Pemerintah Republik Indonesia yang waktu itu berpusat di Yogyakarta
pada tahun 1946, dalam rangka upaya menyatukan Daerah Borneo (Kalimantan) berada di dalam wilayah
kekuasaan Republik Indonesia. Perjalanan Rombongan 11 Oetoesan Pemerintah Repoeblik Indonesia (ROPRI)
ke pulau Kalimantan ditengah-tengah berkuasanya Pemerintahan Sipil NICA dan kekuatan bersenjatanya yang
terkenal dengan KL dan KNIL waktu itu.
Beberapa ekspedisi dikirim ke Kalimantan, diantaranya adalah ROPRI II Pimpinan Mayor Tjilik Riwut yang
bertujuan menghimpun badan-badan perjuangan, memberi penerangan kepada masyarakat Dayak di Kalimantan
tentang arti dan makna kemerdekaan. juga membentuk satu kekuatan bersenjata berbentuk pasukan MN 1001
yang wilayah operasinya membentang di Kalimantan bagian Tengah hingga Selatan.
Tjilik Riwut sebagai pelaku sejarah adalah salah satu diantara putera Kalimantan lahir di desa Kasongan,
Kalimantan Tengah bersama-sama teman seperjuangannya adalah generasi 1945, selain merantau ke pulau
Jawa untuk menuntut ilmu, bersama beberapa pemuda militan waktu itu diterjunkan ke pulau Kalimantan sebagai
pelaksana misi Pemerintah Republik Indonesia yang baru saja terbentuk. Rombongan-rombongan ekspedisi ke
Kalimantan dari Jawa yang kemudian membentuk barisan perjuangan di daerah yang sangat luas ini pada
jamannya disebut sebagai kaum ekstrimis oleh pihak Belanda.
Misi diatas berhasil dilakukan dengan perjuangan dan tantangan yang berat menempuh medan yang sukar
dibayangkan pada jaman ini, yaitu rimba belantara yang lebat, mengarungi laut dan sungai, melintasi riam-riam,
dengan sarana transportasi tradisional seperti rakit dan perahu dan bahkan berjalan kaki. Perjuangan menyelusuri
rimba belantara guna menghubungi suku-suku Dayak di berbagai pelosok Kalimantan berhasil menyatukan
persepsi rakyat yang sudah bosan hidup di alam penjajahan sehingga bersama-sama dapat menggalang
persatuan dan kesatuan.
-----------------------
Tahun 1996. Penerbit ANDI Yogyakarta (Jl. Beo 34-40 Yogyakarta 53281) mempublikasikan Buku berjudul Tjilik
Riwut Berkisah, Sumpah Setia Masyarakat Suku Dayak Kalimantan Kepada Pemerintah Republik Indonesia.
Penerbit meringkas: Tjilik Riwut bukanlah nama yang asing di masa-masa awal kemerdekaan Indonesia. Sebagai
putera Kalimantan ia mendapat tugas untuk menggalang kekuatan masyarakat suku Dayak pedalaman
Kalimantan untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan di Jakarta, 17 Agustus 1945.
Bersama teman-temannya yang lain, yang juga putera- putera Kalimantan, ia memasuki pedalaman Kalimantan.
Tentu saja banyak pengorbanan yang mesti dialaminya. Bahaya pun selalu mengancam keselamatannya. Namun
ber-bekal keyakinan teguh akan cita-cita kemerdekaan bangsanya, ia laksanakan seluruh tugas itu tanpa kenal
menyerah.
Tidak kecil jasa Tjilik Riwut bagi bangsa Indonesia. Pantas-lah bila generasi sekarang mengenangkan jasa
jasanya agar dapat memetik suri teladan dari kegigihan dan kepahla-wanannya.
-----------------
Jakarta, 18 Agustus 1987. KOMPAS
Tjilik Riwut tutup usia tanggal 17 Agustus 1987 pukul 04.55 WIT di Rumah Sakit Suaka Insan Banjarmasin karena
menderita penyakit lever / hepatitis dalam usia 69 Tahun.
Jasa lain Tjilik Riwut adalah memimpin Operasi Penerjunan Pasukan Payung Pertama dalam sejarah Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia pada tanggal 17 Oktober 1947 oleh pasukan MN 1001.Peristiwa bersejarah
tersebut ditetapkan sebagai Hari Pasukan Khas TNI-AU yang diperingati setiap 17 Oktober. Waktu itu Pemerintah
RI masih di Yogyakarta dan pangkat Tjilik Riwut adalah Mayor TNI. Pangkat Terakhir Tjilik Riwut adalah Marsekal
Pertama Kehormatan TNI-AU.
Kependudukan
Berdasarkan dinas kependudukan dan capil pada akhir Desember 2008, jumlah
penduduk Katingan tercatat sebesar 162.956 jiwa, dengan rincian 84.704 jiwa
penduduk laki-laki dan 78.252 jiwa penduduk perempuan. Dengan luas wilayah
Kabupaten Katingan sebesar 17.800 km2, maka rata-rata kepadatan penduduk setiap
kilometer persegi adalah 9,15 jiwa. Sedangkan rata-ra pertumbuhan penduduk
pertahun adalah sebesar 16,53%.
Administrasi Pemeritahan
Secara administrasi pemeritahan Kabupaten Katingan terdiri dari 13 Kecamatan 154
Desa dan 7 Kelurahan serta didukung oleh perangkat pemerintahan sesuai
Nomenklatr Kelembagaan (PP No. 41 Tahun 2007) terdiri dari:
1. Sekretariat Daerah Kab. Katingan
Bag. Pemerintahan Umum
Bag. Hukum
Bag. Organisasi dan Tata Laksana
Bag. Adm. Kemasyarakatan
Bag. Adm. Kesra
Bag. Adm. Pembangunan
Bag. Adm. Sumber Daya Alam
Bag. Adm. Umum
Bag. Adm. Perekonomian
2. Sekretariat DPRD Kab. Katingan
3. Inspektorat Daerah Kab. Katingan
4. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Katingan
5. Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintah Desa Kab. Katingan
6. Badan Pemberdayaan Perempuan, Anak dan KB Kab. Katingan
7. Badan Lingkungan Hidup Kab. Katingan
8. Badan Kepegawaian Daerah Kab. Katingan
9. Badan Kesbangpol, Linmaspol dan Pamong Praja Kab. Katigan
10. Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kab. Katingan
11. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Asset Daerah Kab. Katingan
12. Dinas Pendidikan Kab. katingan
13. Dinas Kesehantan Kab. Katingan
14. Dinas Perhubungan, Komuniksai dan Informatika Kab. Katingan
15. Dinas Pekerjaan Umum Kab. Katingan
16. Dinas Pertanian Kab. Katingan
17. Dinas Kehutanan Kab. Katingan
18. Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Katingan
19. Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Katingan
20. Dinas Perindustrian, Perdaganan, Koperasi dan UMKM.
21. Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Katingan
22. Dinas Pemudan, Olah Raga, Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Katingan.
23. Dinas Kependudukan dan Capil
24. Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu
25. Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi
25. Rumah Sakit Umum Daerah Kasongan
Kasongan menjadi bagian wilayah yang berfungsi peran sebagai wilayah outlet-outlet
(pintu gerbang) karena terletak di jalan Trans Kalimantan. Kecamatan yang dapat
dilalui transportasi darat yaitu Kecamatan Tewang Sanggalang Garing, Kecamatan
Pulau Malan, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Katingan Hilir, Kecamatan
Senaman Mantikei, Kecamatan Tasik Payawan dan Kecamatan Kamipang selebihnya
masih didominasi transportasi air.
PANJANG JALAN MENURUT PEMERINTAHAN YANG
BERWENANG DI KABUPATEN KATINGAN, 2006 - 2010 (dalam km)
JENIS JALAN 2006 2007 2008 2009 2010
JALAN NEGARA 55,00 55,00 55,00 146,54 161,50
JALAN PROVINSI 136,05 136,05 136,05 70,00 70,00
JALAN KABUPATEN 438,30 438,30 438,30 438,33 423,37
JUMLAH 629,35 629,35 629,35 654,87 654,87
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Katingan
Catatan : Panjang jalan Kabupeten berkurang berdasarkan SK Menteri PU
No.631/KPTS/M/2009 tanggal 31 Desember 2009 beralih fungsi menjadi jalan
nasional
Air Bersih
Pengelolaan air bersih oleh PDAM Kasongan, Tumbang Samba, Pendahara dan
Kareng Pangi dengan distribusi 5 liter/detik dengan jumlah pelanggan 1.784 dengan
kapasitas 394.747 m3. Pembanguna jaringan air terus dikembangkan hamper
disemua Kecamatan baik oleh Dinas PU, Dinas Kesehatan, termasuk pengelolaan air
minum yang sudah dikemas seperti di PPI Selat Jeruju yang dikelola oleh Dinas
Perikanan dan kelautan
Air Bersih
Pengelolaan air bersih oleh PDAM Kasongan, Tumbang Samba, Pendahara dan
Kareng Pangi dengan distribusi 5 liter/detik dengan jumlah pelanggan 1.784 dengan
kapasitas 394.747 m3. Pembanguna jaringan air terus dikembangkan hamper
disemua Kecamatan baik oleh Dinas PU, Dinas Kesehatan, termasuk pengelolaan air
minum yang sudah dikemas seperti di PPI Selat Jeruju yang dikelola oleh Dinas
Perikanan dan kelautan
Pertanian
Luas Lahan komoditi pertanian khususnya padi hybrida sebagian besar diarahkan di:
(1) Kec. Katingan Kuala 50.000 Ha
(2) Kec. Mendawai 37.000 H
Pengembangan usaha produksi padi di:
(1) Kec. Mendawal 35 Ha
(2) Kec. Kamipang 20 Ha
(3) Kec. Tasik Payawan 20 Ha
(4) Kec. PuLau MaLan 45 Ha
(5) Kec. Katingan Tengah 30 Ha
Intensifikasikan Lahan lebak seLuas 200 Ha yaitu di:
(1) Kec. Katingan Hu[u 30 Ha.
(2) Kec. Sanaman Mantikei 25 Ha.
(3) Kec. PuLau MaLan 75 Ha.
(4) Kec. Tasik Payawan 70 Ha.
Pengembangan usaha produksi palawija di:
(1) Kec. Mendawai 50 Ha
Realisasi Tanaman Pancian dan Holtikultura Tahun 2008RealisasiTanamanPanciandanHoltikulturaTahun
2008
LEGENDA
Kode Zonasi
A ZONA PARKIR
1. Gerbang Utama
2. Loket Tiket
3. Pos Jaga
4. Area Parkir Kendaraan
B ZONA PENERIMA & VISITOR CENTER
1. Sculplture
2. Patung Legenda
3. Gardu Pandang
4. Plaza
5. Gedung Visitor Center (Informasi Pengunjung)
6. Gedung Serbaguna
7. Toilet Umum, 18 m x 2 unit
8. Mushola
9. Restaurant
10. Kios Cindera mata @ 9 m
11. Kios Tanaman
12. Gerbang Masuk Zona Koleksi
C ZONA WISMA J ZONA KOLEKSI TUMBUHAN BUAH DUNIA
1. Rumah Dinas 2 Unit 1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet)
2. Mess & Guest House K ZONA KOLEKSI TUMBUHAN OBAT
KALIMANTAN
D ZONA PEMBIBITAN &
PENELITIAN/PROPAGASI & RESEARCE
CENTER
1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet)
1. Laboratorium Pembibitan L CAMPING GROUND
2. Laboratorium Kultur Jaringan M ZONA KOLEKSI TUMBUHAN RAWA GAMBUT
3. Rumah Kaca 1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet)
4. Rumah Pembibitan (Shade House) 2. Menara Pandang
5. Gedung Herbarium N ZONA KOLEKSI TUMBUHAN ADAT
6. Plaza & Parkir O ZONA PENYANGGA (BUFFER)
E. ZONA PERKANTORAN
P
ZONA INTI WISATA CAGAR BUDAYA BUKIT
BATU
1. Plaza & Taman Q ZONA PUBLICK SPACE
2. Patung R ZONA REKREASI dan BERMAIN
3. Parkir Kendaraan 1. Rumah Bentang
4. Gedung Kantro Pengelola 2. Plaza
5. Perpustakaan 3. Arena Bermain
6. Ruang Kelas/Pendidikan S ZONA SERVIS
F ZONA KOLEKSI TUMBUHAN BUAH
KALIMANTAN
1. Pengolahan Sampah/Kompos
1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet) 2. Rumah Penjaga
G ZONA KOLEKSI TUMBUHAN ENDEMIK
KALIMANTAN
3. Gudang
1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet) 4. Bengkel
H ZONA KOLEKSI TUMBUHAN BUAH
INDONESIA
5. Gardu Listrik/Genset
1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet) 6. Gerbang Timur
I ZONA KOLEKSI TUMBUHAN KAYU
KALIMANTAN
W PONDS/KOLAM
1. Station Interpretasi (Gazebo + Toilet)
Kategori:Desa di Kabupaten Katingan
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Desa_di_Kabupaten_Katingan
Kategori ini memiliki 155 halaman, dari total 155.
A
AsemKumbang, Kamipang, Katingan
B
Bakung Raya, Katingan Kuala, Katingan
Bangkuang, Tewang Sangalang Garing, Katingan
Banut Kalanaman, Katingan Hilir, Katingan
Batu Badak, Petak Malai, Katingan
Batu Badinding, Katingan Tengah, Katingan
Batu Bango, Katingan Hulu, Katingan
Batu Panaha, Marikit, Katingan
Batu Tukan, Petak Malai, Katingan
Baung Bango, Kamipang, Katingan
Bumi Subur, Katingan Kuala, Katingan
Buntut Bali, Pulau Malan, Katingan
Buntut Leleng, Marikit, Katingan
D
Dahian Tunggal, Pulau Malan, Katingan
Daya Manunggal, Sanaman Mantikei, Katingan
Dehes Asem, Katingan Hulu, Katingan
Dehes, Sanaman Mantikei, Katingan
G
Galinggang, Kamipang, Katingan
Garagu, Pulau Malan, Katingan
H
Hampalam, Tewang Sangalang Garing, Katingan
Hampalit, Katingan Hilir, Katingan
Handiwung, Tasik Payawan, Katingan
Hiyang Bana, Tasik Payawan, Katingan
J
Jahanjang, Kamipang, Katingan
Jaya Makmur, Katingan Kuala, Katingan
K
Kamanto, Sanaman Mantikei, Katingan
Kampung Baru, Katingan Kuala, Katingan
Kampung Melayu, Katingan Kuala, Katingan
Kampung Melayu, Mendawai, Katingan
Kampung Tengah, Katingan Kuala, Katingan
Karuing, Kamipang, Katingan
Karya Unggang, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
KihamBatang, Katingan Hulu, Katingan
Kuluk Bali, Pulau Malan, Katingan
Kuluk Habuhus, Sanaman Mantikei, Katingan
Kuluk Leleng, Marikit, Katingan
Kuluk Sepangi, Katingan Hulu, Katingan
L
Luwuk Kanan, Tasik Payawan, Katingan
Luwuk Kiri, Tasik Payawan, Katingan
M
Makmur Utama, Katingan Kuala, Katingan
Manduing Lama, Pulau Malan, Katingan
Manduing Taheta, Pulau Malan, Katingan
Mangun Jaya, Katingan Kuala, Katingan
Mekar Tani, Mendawai, Katingan
Mendawai, Mendawai, Katingan
Mirah Kalanaman, Katingan Tengah, Katingan
N
Napu Sahur, Katingan Tengah, Katingan
Nusa Katau, Petak Malai, Katingan
P
Parupuk, Kamipang, Katingan
Penda Nange, Bukit Raya, Katingan
Penda Tangaring Baru, Katingan Hulu, Katingan
Penda Tangaring Lama, Katingan Hulu,
KatinganPerigi, Mendawai, Katingan
Petak Bahandang, Tasik Payawan, Katingan
Petak Puti, Katingan Tengah, Katingan
R
Rangan Bahekang, Bukit Raya, Katingan
Rangan Burih, Marikit, Katingan
Rangan Ranjing, Katingan Hulu, Katingan
Rangan Rondan, Bukit Raya, Katingan
Rangan Surai, Marikit, Katingan
Rangat Kawit, Katingan Hulu, Katingan
Rantau Asem, Katingan Tengah, Katingan
Rantau Bahai, Katingan Hulu, Katingan
Rantau Bangkiang, Sanaman Mantikei, Katingan
Rantau Pandan, Bukit Raya, Katingan
Rantau Puka, Katingan Hulu, Katingan
S
Sabaung, Marikit, Katingan
Samba Bakumpai, Katingan Tengah, Katingan
Samba Danum, Katingan Tengah, Katingan
Samba Katung, Katingan Tengah, Katingan
Sebangau Jaya, Katingan Kuala, Katingan
Selat Baning, Katingan Kuala, Katingan
Setia Mulia, Katingan Kuala, Katingan
SingamRaya, Katingan Kuala, Katingan
Subur Indah, Katingan Kuala, Katingan
Sungai Kaki, Katingan Kuala, Katingan
Sungai Nanjan, Katingan Hulu, Katingan
T
Talangkah, Katingan Hilir, Katingan
Talian Kereng, Katingan Hilir, Katingan
Talingke, Tasik Payawan, Katingan
Tampelas, Kamipang, Katingan
Tanjung Batik, Bukit Raya, Katingan
Tawang Kampung, Mendawai, Katingan
Telaga, Kamipang, Katingan
Telok Tampang, Katingan Hulu, Katingan
Telok, Katingan Tengah, Katingan
Teluk Sebulu, Mendawai, Katingan
Terusan Danum, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tewang Beringin, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tewang Derayu, Pulau Malan, Katingan
Tewang Kadamba, Katingan Hilir, Katingan
Tewang Karangan, Pulau Malan, Katingan
Tewang Manyangen, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tewang Panjang, Katingan Tengah, Katingan
Tewang Papari, Pulau Malan, Katingan
Tewang Rangkang, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tewang Rangkas, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tewang Tampang, Tasik Payawan, Katingan
Tumbang Atei, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Banjang, Pulau Malan, Katingan
Tumbang Baraoi, Petak Malai, Katingan
T samb.
Tumbang Beban, Marikit, Katingan
Tumbang Bulan, Mendawai, Katingan
Tumbang Dahuei, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Dakei, Marikit, Katingan
Tumbang Gaei, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Habangoi, Petak Malai, Katingan
Tumbang Hangei II, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Hangei, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Hiran, Marikit, Katingan
Tumbang Jala, Petak Malai, Katingan
Tumbang Jiga, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Kabayang, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Kaburai, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Kajamei, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Kalemei, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Kaman, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Kamei, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Karanei, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Karuei, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Kataei, Bukit Raya, Katingan
Tumbang Kawei, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Kuai, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Labaning, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Labehu, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Lahang, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Lambi, Marikit, Katingan
Tumbang Lawang, Pulau Malan, Katingan
Tumbang Liting, Katingan Hilir, Katingan
Tumbang Mahup, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Manangei, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Mandurei, Marikit, Katingan
Tumbang Manggara, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Manggo, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Mangketai, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Marak, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Pahanei, Marikit, Katingan
Tumbang Paku, Marikit, Katingan
Tumbang Panggu, Tasik Payawan, Katingan
Tumbang Pangka, Sanaman Mantikei, Katingan
Tumbang Pariyei, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Runen, Kamipang, Katingan
Tumbang Sabetung, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Samba, Katingan Tengah, Katingan
Tumbang Selaman, Katingan Hulu, Katingan
Tumbang Susang/Malawan, Marikit, Katingan
Tumbang Tabulus, Marikit, Katingan
Tumbang Tanggoi, Petak Malai, Katingan
Tumbang Tangko, Marikit, Katingan
Tumbang Tanjung, Pulau Malan, Katingan
Tumbang Terusan, Tewang Sangalang Garing,
Katingan
Tumbang Tuei, Marikit, Katingan
Tumbang Tundu, Marikit, Katingan
Tumbang Tungku, Pulau Malan, Katingan
Tura, Pulau Malan, Katingan