Anda di halaman 1dari 8

MATERI BAB 4

PENDIDIKAN PANCASILA
PERSATUAN DAN KESATUAN DI LINGKUP KECAMATAN, KELURAHAN, DAN DESA

TP. 1. Menjelaskan tata cara berperilaku di lingkungan kecamatan, kelurahan dan desa.

2. Menjelaskan kerjasama masyarakat di lingkungan kecamatan, kelurahan, dan desa.

3. Menceritakan kerja sama yang dilakukan di lingkungan sekitar.

Minggu ke 1

Membaca buku hal. 73-79

Menjelaskan tentang :

PROVINSI

Pada tingkat pertama, Indonesia terbagi atas provinsi-provinsi, dan setiap provinsi dikepalai


oleh seorang gubernur. Saat ini Indonesia memiliki 38 provinsi. Sembilan di antaranya
merupakan daerah dengan status kekhususan dan/atau keistimewaan.
Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945), Pasal 18
Ayat (1) menyebutkan bahwa:
Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu
mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.

Daerah provinsi, menurut UUD 1945, merupakan daerah otonom dengan kepala


pemerintahan yakni "gubernur" dan pemegang kekuasaan legislatif daerah berupa Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi. Pemerintah daerah berwenang mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, serta
menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang
ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
Selain itu, menurut UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, daerah provinsi,
selain berstatus sebagai daerah otonom, juga merupakan wilayah administratif yang menjadi
wilayah kerja bagi gubernur sebagai "wakil Pemerintah Pusat" dan wilayah kerja bagi
gubernur dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah
provinsi. Gubernur, dalam melaksanakan urusan pemerintahan umum masing-masing provinsi,
bertanggung jawab kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri
Republik Indonesia.
UUD 1945 juga menyebutkan bahwa Negara Indonesia mengakui dan menghormati satuan--
satuan pemerintahan daerah yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur
dengan undang-undang.
Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Daerah-daerah tersebut
disebut daerah khusus dan daerah istimewa. Saat ini, terdapat delapan provinsi di Indonesia
yang merupakan daerah khusus dan/atau daerah istimewa, dengan enam provinsi yang hanya
memiliki sifat kekhususan, satu provinsi yang hanya memiliki sifat keistimewaan, dan satu
provinsi dengan kedua sifat tersebut.
Provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat kekhususan adalah:

 Aceh yang memiliki kekhususan utama sebagai penerapan syariat Islam dalam sendi-


sendi penyelenggaraan dan kebijakan-kebijakan daerah;
 Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang memiliki kekhususan utama sebagai ibu kota
negara Indonesia; serta
 Papua, Papua Barat, Papua Selatan, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat
Daya yang memiliki kekhususan utama dalam pengakuan dan penghormatan khusus
atas orang-orang asli Papua.
Sementara itu, provinsi-provinsi di Indonesia yang memiliki sifat keistimewaan adalah

 Aceh yang memiliki keistimewaan utama berupa penerapan hukum syariat Islam dalam


penyelenggaraan kehidupan beragama, peradatan, dan pendidikan; serta
 Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki keistimewaan utama berupa pemerintahan
daerah yang dipimpin oleh Gubernur yang bertakhta
sebagai Sultan Hamengkubuwana dan Wakil Gubernur yang bertakhta
sebagai Adipati Paku Alam.

Daftar 38 Provinsi di Indonesia

Dengan bertambahnya Provinsi Papua Barat Data, berikut daftar 38 provinsi di Indonesia
dan ibu kotanya:

1. Nanggroe Aceh Darussalam (Ibu Kota Banda Aceh)


2. Sumatera Utara (Ibu Kota Medan)
3. Sumatera Selatan (Ibu Kota Palembang)
4. Sumatera Barat (Ibu Kota Padang)
5. Bengkulu (Ibu Kota Bengkulu)
6. Riau (Ibu Kota Pekanbaru)
7. Kepulauan Riau (Ibu Kota Tanjung Pinang)
8. Jambi (Ibu Kota Jambi)
9. Lampung (Ibu Kota Bandar Lampung)
10. Bangka Belitung (Ibu Kota Pangkal Pinang)
11. Kalimantan Barat (Ibu Kota Pontianak)
12. Kalimantan Timur (Ibu Kota Samarinda)
13. Kalimantan Selatan (Ibu Kota Banjarbaru)
14. Kalimantan Tengah (Ibu Kota Palangkaraya)
15. Kalimantan Utara (Ibu Kota Tanjung Selor)
16. Banten (Ibu Kota Serang)
17. DKI Jakarta (Ibu Kota Jakarta)
18. Jawa Barat (Ibu Kota Bandung)
19. Jawa Tengah (Ibu Kota Semarang)
20.Daerah Istimewa Yogyakarta (Ibu Kota Yogyakarta)
21. Jawa Timur (Ibu Kota Surabaya)
22.Bali (Ibu Kota Denpasar)
23.Nusa Tenggara Timur (Ibu Kota Kupang)
24.Nusa Tenggara Barat (Ibu Kota Mataram)
25.Gorontalo (Ibu Kota Gorontalo)
26.Sulawesi Barat (Ibu Kota Mamuju)
27.Sulawesi Tengah (Ibu Kota Palu)
28.Sulawesi Utara (Ibu Kota Manado)
29.Sulawesi Tenggara (Ibu Kota Kendari)
30.Sulawesi Selatan (Ibu Kota Makassar)
31. Maluku Utara (Ibu Kota Sofifi)
32.Maluku (Ibu Kota Ambon)
33.Papua Barat (Ibu Kota Manokwari)
34.Papua (Ibu Kota Jayapura)
35.Papua Tengah (Ibu Kota Nabire)
36.Papua Pegunungan (Ibu Kota Jayawijaya)
37.Papua Selatan (Ibu Kota Merauke)
38.Papua Barat Daya (Ibu Kota Sorong)

PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Kalimantan Timur (disingkat Kaltim) adalah sebuah provinsi Indonesia di Pulau


Kalimantan bagian ujung timur yang berbatasan dengan Malaysia, Kalimantan
Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat, dan Sulawesi. Luas total
Kaltim adalah 127.346,92 km² dan populasi sebesar 3.793.152 jiwa (2020).[2] Kalimantan
Timur merupakan wilayah dengan kepadatan penduduk terendah ke empat di Nusantara. Ibu
kotanya adalah Kota Samarinda.

Provinsi Kalimantan Timur sebelum dimekarkan menjadi Kalimantan Utara merupakan


provinsi terluas kedua di Indonesia setelah Papua, dengan luas 194.489 km persegi yang
hampir sama dengan Pulau Jawa atau sekitar 6,8% dari total luas wilayah Indonesia.

Sejarah

Sebelum masuknya suku-suku dari Sarawak dan suku-suku pendatang dari luar pulau, wilayah
ini sangat jarang penduduknya. Sebelum kedatangan Belanda terdapat beberapa kerajaan
yang berada di Kalimantan Timur, diantaranya adalah Kerajaan Kutai (beragama Hindu),
Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura, Kesultanan Pasir dan Kesultanan Bulungan.

Menurut Hikayat Banjar, wilayah Kalimantan Timur (Pasir, Kutai, Berau, Karasikan)
merupakan sebagian dari wilayah taklukan Kesultanan Banjar, bahkan sejak jaman Hindu.
Dalam Hikayat Banjar menyebutkan bahwa pada paruh pertama abad ke-17 Sultan Makassar
meminjam tanah sebagai tempat berdagang meliputi wilayah timur dan tenggara Kalimantan
kepada Sultan Mustain Billah dari Banjar pada waktu Kiai Martasura diutus ke Makassar dan
mengadakan perjanjian dengan I Mangngadaccinna Daeng I Ba’le’ Sultan Mahmud Karaeng
Pattingalloang, yaitu Sultan Tallo yang menjabat mangkubumi bagi Sultan Malikussaid Raja
Gowa tahun 1638-1654 yang akan menjadikan wilayah Kalimantan Timur sebagai tempat
berdagang bagi Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo), dengan demikian mulai berdatanganlah
etnis asal Sulawesi Selatan. Sejak 13 Agustus 1787, Sultan Tahmidullah II dari Banjar
menyerahkan Kalimantan Timur mejadi milik perusahaan VOC Belanda dan Kesultanan Banjar
sendiri dengan wilayahnya yang tersisa menjadi daerah protektorat VOC Belanda.

Sesuai traktat 1 Januari 1817, Sultan Sulaiman dari Banjar menyerahkan Kalimantan Timur,
Kalimatan Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan (termasuk
Banjarmasin) kepada Hindia-Belanda. Pada tanggal 4 Mei 1826, Sultan Adam al-Watsiq
Billah dari Banjar menegaskan kembali penyerahan wilayah Kalimantan Timur, Kalimantan
Tengah, sebagian Kalimantan Barat dan sebagian Kalimantan Selatan kepada pemerintahan
kolonial Hindia Belanda. Pada tahun 1846, Belanda mulai menempatkan Asisten Residen di
Samarinda untuk wilayah Borneo Timur (sekarang provinsi Kalimantan Timur dan bagian
timur Kalimantan Selatan) bernama H. Von Dewall. Provinsi Kalimantan Timur selain sebagai
kesatuan administrasi, juga sebagai kesatuan ekologis dan historis. Kalimantan Timur
sebagai wilayah administrasi dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 1956
dengan gubernurnya yang pertama adalah APT Pranoto.
Sebelumnya Kalimantan Timur merupakan salah satu karesidenan dari Provinsi Kalimantan.
Sesuai dengan aspirasi rakyat, sejak tahun 1956 wilayahnya dimekarkan menjadi tiga
provinsi, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Barat.

Daerah-daerah Tingkat II di dalam wilayah Kalimantan Timur, dibentuk berdasarkan


Undang-undang No. 27 Tahun 1959, Tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan
(Lembaran Negara Tahun 1955 No.9).

Pembentukan 2 kotamadya, yaitu:

 Kotamadya Samarinda, dengan Kota Samarinda sebagai ibukotanya dan sekaligus


sebagai ibukota Provinsi Kalimantan Timur.
 Kotamadya Balikpapan, dengan kota Balikpapan sebagai ibukotanya dan merupakan
pintu gerbang Kalimantan Timur.

Pembentukan 4 kabupaten, yaitu:

 Kabupaten Kutai, dengan ibukotanya Tenggarong


 Kabupaten Pasir, dengan ibukotanya Tanah Grogot.
 Kabupaten Berau, dengan ibukotanya Tanjung Redeb.
 Kabupaten Bulungan, dengan ibukotanya Tanjung Selor.

Pembentukan Kota dan Kabupaten Baru

Berdarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 1981, maka dibentuk Kota Administratif
Bontang di wilayah Kabupaten Kutai dan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 20 tahun
1989, maka dibentuk pula Kota Madya Tarakan di wilayah Kabupaten Bulungan. Dalam
Perkembangan lebih lanjut sesuai dengan ketentuan di dalam Undang-undang No. 22 Tahun
1999 Tentang Otonomi Daerah, maka dibentuk 2 Kota dan 4 kabupaten, yaitu:

 Kabupaten Kutai Barat, beribukota di Sendawar


 Kabupaten Kutai Timur, beribukota di Sangatta
 Kabupaten Malinau, beribukota di Malinau
 Kabupaten Nunukan, beribukota di Nunukan
 Kota Bontang (peningkatan kota administratif Bontang menjadi kotamadya)

Berdasarkan pada Peraturan Pemerintah nomor 8 tahun 2002, maka Kabupaten Pasir
mengalami pemekaran dan pemekarannya bernama Kabupaten Penajam Paser Utara. Pada
tanggal 17 Juli 2007, DPR RI sepakat menyetujui berdirinya Tana Tidung sebagai kabupaten
baru di Kalimantan Timur, maka jumlah keseluruhan Kabupaten/Kota di Kalimantan Timur
menjadi 14 wilayah. Pada tahun yang sama, nama Kabupaten Pasir berubah menjadi
Kabupaten Paser berdasarkan PP No. 49 Tahun 2007.

Tahun 2012, giliran Provinsi Kalimantan Timur yang dimekarkan dan melahirkan Provinsi
Kalimantan utara (UU No.20 Tahun 2012). Lima Kota/Kabupaten bergabung ke dalam
Provinsi Kaliamantan Utara, yitu Kota Tarakan, Kabuapten Nunukan,Kabuapten Malinau,
Kabupaten Tana Tidung dan Kabuapten Bulungan. Hingga jumlah kota/kabupaten yang
tergabung dalam Provinsi Kalimantan Timur berkurang dari 14 kota/kabupaten menjadi 9
kota/kabupaten.

Tahun 2013, wilayah Kabupaten Kutai Barat dimekarkan dan melahirkan Kabupaten termuda
dikaltim, yaitu Kabupaten Mahakam Ulu, yang mengenapkan dalam Provinsi Kalimantan Timur
menjadi 10 Kota/Kabuapten.

Berikut nama Gubernur Kalimantan Timur sejak tahun 1957-2019:


1. Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Mulai Menjabat 1957
Akhir Jabatan 1959
2. Inche Abdoel Moeis
Mulai Menjabat 3 Maret 1959
Akhir Jabatan 27 Mei 1959
3. Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
Mulai Menjabat 1959
Akhir Jabatan 1961
4. Abdoel Moeis Hassan
Mulai Menjabat 10 Agustus 1962
Akhir Jabatan 14 September 1966
5. Soekadio
Mulai Menjabat 1966
Akhir Jabatan 1967
6. Abdoel Wahab Sjahranie
Mulai Menjabat 1967
Akhir Jabatan 1978
7. Erry Soepardjan
Mulai Menjabat 22 Mei 1978
Akhir Jabatan 5 Juni 1983
8. Soewandi Roestam
Mulai Menjabat 7 Juni 1983
Akhir Jabatan 25 Juni 1988
9. Muhammad Ardans (dua periode menjabat)
Periode satu, masa enjabat: 25 Juni 1988 - 25 Juni 1993
Periode dua, masa menjabat: 25 Juni 1993 - 25 Juni 1998
10. Suwarna Abdul Fatah (dua periode menjabat)
Periode satu, masa enjabat: 1998 - 2003
Periode dua, masa menjabat: 2003 - 2006 (pada tahun 2006 diberhentikan karena
tersandung kasus korupsi)
11. Yurnalis Ngayoh
Sebelumnya menjadi wakil gubernur hingga pada tahun 2006 menjadi Pelaksana Tugas
Gubernur menggantikan Suwarna A.F. yang ditahan karena kasus korupsi. Kemudian, pada
tanggal 10 Maret 2008, Yurnalis Ngayoh dilantik menjadi Gubernur Kaltim hingga 25 Juni
2008

12. Awang Faroek Ishak (dua periode menjabat)


Awang Faroek Ishak,
Periode satu, masa enjabat: 17 Desember 2008 - 17 Desember 2013
Periode dua, masa menjabat: 17 Desember 2013 - 20 September 2018
13. Isran Noor
Gubernur Kaltim, Isran Noor
Mulai menjabat: 1 Oktober 2018 - Petahana

LATIHAN SOAL

1. Jumlah Provinsi di Indonesia saat ini adalah....


2. Provinsi dipimpin oleh seorang....
3. Gubernur bertanggung jawab langsung kepada....
4. Pemegang kekuasaan legislatif di provinsi adalah....
5. Provinsi Aceh memiliki sifat kekhususan yaitu....
6. Provinsi yang memiliki keistimewaan dipimpin oleh seoorang gubernur yang bertahta
sebagai Sultan Hamengkubuwana adalah....
7. Provinsi yang diresmikan belum lama ini berjumlah....provinsi
8. Samarida adalah ibukota dari provinsi....
9. Ibukota provinsi Papua Barat Daya adalah....
10. Ibukota Negara kita adalah....
11. Kaltim adalah singkatan dari....
12. Negara tetangga yang berbatasan dengan Provinsi Kalimantan Timur adalah negara....
13. Kerajaan yang berada di wilayah Kalimantan Timur yaitu....
14. Gubernur pertama di Kalimantan Timur adalah....
15. Gubernur Kaltim saat ini adalah....
16. Kabupaten termuda di Kalimantan Timur adalah....
17. Awang Faroek Ishak menjabat sebagai gubernur Kalimantan Timur pada
tahun.....sampai.....
18. Kalimantan Timur memiliki kabupaten yang berjumlah....
19. Kalimantan Timur memiliki kotamadya yang berjumlah....
20.Sangatta adalah ibukota dari kabupaten....

Kunci Jawaban

1. 38 provinsi
2. Gubernur
3. Kepada Presiden Republik Indonesia melalui Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi
5. Aceh yang memiliki kekhususan utama sebagai penerapan syariat Islam dalam
sendi-sendi penyelenggaraan dan kebijakan-kebijakan daerah.
6. Daerah Istimewa Yogyakarta
7. 4 provinsi
8. Kalimantan Timur
9. Kota Sorong
10. Jakarta
11. Kalimantan Timur
12. Malaysia
13. Kerajaan Kutai Kertanegara
14. Aji Pangeran Tumenggung Pranoto
15. Isran Noor
16. Tana Tidung
17. 2013-2018
18. 7 kabupaten
19. 3 kota
20.Kutai Timur

Anda mungkin juga menyukai