Anda di halaman 1dari 11

KOTA PADANG PANJANG

Padang Panjang adalah salah satu Kota yang terdapat di antara 19


Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Padang Panjang merupakan
daerah dengan luas terkecil di Sumatera Barat. Kota kecil ini di juliki sebagai Kota
Serambi Mekkah atau Mesir Van Andalas. Kota ini adalah salah satu kota perlintasan
yang terpenting di Sumatera Barat sejak masa dahulunya. Secara keseluruhan Kota
Padang Panjang ini di kelilingi oleh wilayah administratif Tanah Datar. Kawasan kota
Padang Panjang ini dahulunya merupaka bagian dari daerah Batipuh tetapi pada masa
terjadinya perang Padri, daerah ini dulunya pernah di mintak oleh Belanda sebagai
daerah pos pertahanan dan sebagaidaerah batu loncatan untuk bisa cepat mengalahkan
kaum Paderi yang saat itu sedang menguasai luhak Agam. Kota ini pernah menjadi
pusat pemerintahan sementara Kota Padang, setelah Kota Padang dikuasai Belanda pada
masa agresi militer Belanda sekitar tahun 1947. Setekah di proklamasikan Kemerdekaan
RI, untuk mempermudah menjalankan pemerintahan maka kota ini di jadikan sebuah
kewedanaan yang wilayahnya maliputi Padang Panjang, Batipuah dan X Koto yang
berkeduduakan di Padang Panjang.

Pada masa Revolusi Indonesia berdasarkan Ketetapan Ketua PDRI tanggal 1


Januari 1950 tentangan Paembagian Provinsi sekalian ditetapkan pula pembagian
Kabupaten dan Kota antara lain Bapituah dan X Koto masuk ke dalam wilayah
Kabupaten Tanah Datar, sahingga Padang Panjang hanyalah menjadi tempat kadudukan
Wedana yang mengkoordinir Kecamatan X Koto. Setelah itu berdasarkan Undang-
Undang Nomor 1 tahun 1957 Padang Panjang di angkat menjadi kota kecil dalam
lingkungan Provinsi Sumatera Barat. Setelah itu berdasarkan keputusan DPRD
peralihan Kota Praja tanggal 25 September tahun 1957 Kota Padang Panjang di bagi
menjadi 4 wilayah administratif yaitu : Resort Gunuang, Resort Lareh Nan Panjang,
Resort Pasar dan Resort Bukik Suruangan. Di mana masing-masing resort ini
membawahi 4 jorong yaitu: Resor Gunuang, mambawahi Jorong:

o Gantiang
o Sigando
o Ikua Lubuak
o Ngalau
 Resor Lareh Nan Panjang, mambawahi Jorong:
o Tanah Pak Lambik
o Guguak Malintang
o Koto Panjang
o Koto Katiak
 Resor Pasa, mambawahi:
o Pasa Baru
o Pasa Usang
o Tanah Itam
o Balai-Balai
 Resor Bukik Suruangan, mambawahi:
o Silaiang Bawah
o Silaiang Ateh
o Kampuang Manggih
o Bukik Suruangan

Setelah di keluarkanya UU Nomor 18 Tahun 1965 itilah Kota Praja di ganti


dengan Kota Madya dan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1982
tentang susunan dan tata kerja pemerintah kelurahan, nama resort di ganti menjadi
Kecamatan dan jorong di ganti dengan Kelurahan. Sedangkan menurut peraturan
pemerintah nomor 13 tahun 1982 Kota Padang Panjang di bagi menjadi 2 Kecamatan
dan 16 Kelurahan.

Kota ini dilewati apabila menuju ke berbagai arah daerah di Sumatera Barat.
Kota ini berada pada posisi yang cukup strategis karena terletak pada lintasan regional
antara Kota Padang dengan Kota Bukittingi, juga dengan Kabupaten Tanah Datar dan
Kabupaten/ Kota Solok. Di kota ini terdapat jalur pertemuan kereta api dari kota
Bukittinggi, Solok menuju Padang. Titik utama dari percabangan jalur ini terletak di
Stasiun yang ada di Padang Panjang.

Kota Padang Panjang adalah salah satu wilayah administratis ke 2 tingkat


Sumatera Barat. Kota ini berada di daerah ketinggian yang terletak 650-850 di atas
permukaan laut, yang di kelilingi pegunungan berhawa sejuk dengan suhu maksimum
26 derjat celcius dan minimum 21 derjat celcius. Kota ini memiliki luas wilayah 2.300
Ha  atau sekitar 0.05% dari luas Propinsi Sumatera Barat. Kota Padang Panjang
memiliki luas ±23,00 km2 setara dengan ±2.300 Ha (Data BPS) dan ± 2.973,54  Ha
(Data Peta RTRW), yang mencakup 2 kecamatan yaitu Kecamatan Padang Panjang
Barat dan Kecamatan Padangpanjang Timur. Secara geografis Padang Panjang terletak
antara 1000 20 ‘ dan  1000 27‘ Bujur Timur serta 00 27‘ dan 00 30‘ Lintang Selatan.
Kota Padang Panjang berbatasan dengan: sebelah Barat dengan Kecamatan X Koto,
sebelah Timur dengan Kecamatan Batipuh, sebelah Selatan dengan Kecamatan X Koto,
dan sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan X Koto.

Kota ini di apit oleh gunung-gunung tinggi yaitu Gunung Marapi, Gunung
Singgalang dan juga Gunung Tandikat serta Gugusan Bukit Barisan yang membentang
menambah keindahan alam kota ini. Secara topografi kota Padang Panjang ini berada
pada dataran tinggi yang bergrlombang si mana sekitar 20% dari keseluruhan
wilayahnya merupakan kawasan yang relatif landai. Sedangkan selebihnya merupakan
kawasan yang miring, curam, perbukitan serta sering terjadi longsorakibat struktur tanah
yang labil dan tidak kuat. Tetapi dari kawasan yang landai ini Padang Panjang memiliki
Tanah yang sangat subur yang sangat baik untuk pertanian.

Selain di juluki sebagai Kota Serambi Mekkah, Kota ini juga di juluki sebagai
kota hujannya Sumatera Barat. Hal ini di sebebkan karena udaranya yang dingin. Selain
itu juga Kota kecil ini juga di juluki sebagai kota pendidikan, hal ini di sebabkan oleh
banyaknya institusi pendidikan yang ada di Kota ini mulai dari pesantren, sekolah
umum sampai dengan sekolah Tinggi ada di Kota kecil ini. Sungguh sangat
istimewanya Kota kecil ini.

Kota Padang Panjang termasuk kota yang biasa-biasa saja tanpa memiliki
potensi daerah yang signifikan. Namun dengan posisi strategis sebagai kota
persingahan, pemerintah kota Padang Panjang menitik beratkan sektor perdagangan dan
jasa dalam meningkatkan pendapatan perkapitanya. Pertumbuhan ekonomi kota
Padangpanjang berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar
harga konstan, untuk tahun 2009 tercatat sebesar 6,32 % meningkat sedikit
dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 6,27 %. Sementara karena keterbatasan
bentangan alam, luas lahan pertanian yang telah dikelola oleh masyarakat baru
mencapai 690 ha, maka sejak tahun 2009 pemerintah kota Padangpanjang telah
mempersiapkan kota ini untuk dapat menjadi salah satu pusat industri kulit nasional,
dalam mendorong meningkatkan perekonomian masyarakatnya.

Kota Padangpanjang tumbuh seiring dengan dipindahkannya pasar di Pakan


Jumat Nan Usang di Panyalaian ke tengah padang yang panjang atau ke Pasar Usang
semenjak tahun 1818 yang juga diramaikan setiap hari Jumat. Pasar ini dikenal dengan
nama Pakan Jumat Padangpanjang. Pada perkembangan selanjutnya karena penduduk
Padangpanjang bertambah ramai juga dan pasar Padangpanjang telah banyak didatangi
oleh pedagang-pedagang dari luar, maka kegiatan pasar diadakan dua kali dalam satu
minggu yakni hari Jumat dan Senin. Keberadaan Pasar Padang Panjang tidak lepas dari
pendirian kota Padang Panjang sendiri. Pada tanggal 18 juli 1818 atas prakarsa Tuanku
Pamansiangan yang baru, didirikanlah kota Padang Panjang sebagai realisasi
perdamaian penduduk IV Koto yang berperang dengan penduduk VI Koto dengan
memindahkan pekan Jum’at nan usang dari Ganting Panyalaian ke tengah Padang nan
Panjang Sari Menanti. Keberadaan pasar ini sangat mempengaruhi perekonomian kota
Padang Panjang karena adanya pasar ini membuat mata pencaharian sebagian
masyarakat beralih ke bidang perdagangan dan jasa. Pasar ini sangat membantu
masyarakat dalam hal perekonomian. Bisa di katakan pasar adalah sentral dari kegiatan
di kota tersebut.

Di pasar tentu saja akan terjadi sosialisasi antar sesama pedagang. Dimana
mereka biasanya akan membicarakan seputar daganganya ataupun seputar kegiatan
ekonomi yang terjadi di pasar. Jika berbicara tentang pasar maka bahaanya tidak saja
mentok di kegiatan ekonomi saja melainkan juga bentuk sosial dan budayanya. Dimana
dalam bersosial saja contohnya, sesama pedagang tentu saja akan saling tolong
menolang dalam melariskan daganganya, jika ada barang yang kurang di tokonya maka
dia akan memimjam barang ke toko yang lain, begitu juga sebaliknya. Selain itu antar
sesama pedagang umumnya bersifat netral tanpa ada keberpihakan kepada satu orang
saja. Kekompakaan para pedagang sangat di ancungi jempol. Mereka sangat kompak
dalam berbagai hal kususnya dalam hal seputar tentang pasar dan keadaanya.
Selain di lihat dari sosialnya di pasar kita juga akan melihat pertukaran budaya.
Dimana pertukaran budaya ini sering terjadi antar sesama pedagang. Tidak bisa di
pungkiri bahwa para pedagang berasal dari daerah dan budaya yang berbeda-beda. Ada
yang dari Minang, Jawa, Batak dll. Keberagaman inilah yang membuat pertukaran
budaya terjadi di kalangan para pedagang. Sebagai contohnya saja seorang pedagang
yang berasal dari Minang selalu berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman sesama
pedagang yang berasal dari Jawa otomatis lama kelamaan si orang Jawa akan bisa
berbahasa Minang dan begitu juga sebaliknya si orang Minang akan bisa berbahasa
Jawa.

Di samping itu semua, di balik hal-hal baik yang tampak di dalam kegiatan pasar
tentu saja ada hal-hal negatif yang pasti terdapat di dalam pasar. Hal-hal negatif itu
seperti iri kepada sesama pedagang, mau menang sendiri, sering menjelekkan sesama
pedagang dan lainya. hal inilah yang memicu pertengkaran antar sesama pedagang,
padahal jika di pikir mereka juga sama-sama mencari nafkah di sana. Tidak ada yang
seharusnya untuk di pertengkarkan tetapi karena banyaknya dorongan maka hal-hal
seperti itu sering terjadi. Mungkin saja hal ini terjadi karenaststus pasar Padang Panjang
ini adalah pasar serikat dimana pasar ini tidah di milikimoleh masyarakat Padang
Panjang melainkan juga milik masyarakat Batipuah dan X koto. Hal-hal kecil pun dapat
memicu konflik antar sesama pedagang. Oleh karena itu jika membahas tentang pasar
kita tidak bisa hanya menitikberatkan tentang ekonomi saja melainkan banyak hal yang
bisa kita bahas mengenai pasar ini. Selain itu Sektor perdagangan, hotel, dan pariwisata
tak kurang perannya dalam mengembangkan Padang Panjang. Di tahun 2000 sebanyak
37,12 persen tenaga kerja wilayah ini yang totalnya mencapai 14.988 orang
menggantungkan mata pencahariannya di bidang ini. Perkembangan dunia perdagangan
dan industri berdampak terhadap mobilitas masyarakatnya. Maraknya bisnis angkutan
menjawab permasalahan itu. Diatas fasilitas jalan raya yang 86 persennya tergolong
baik dan sedang, melaju sekurang-kurangnya 146 angkot. Dari jumlah tersebut hingga
Juni 2002 Pemda Kota Padang Panjang berhasil mengutip retribusi terminal tak kurang
dari Rp. 215,4 juta. Disamping usaha perdagangan, bisnis pertanian ternyata masih
menjadi salah satu usaha yang dilirik masyarakatnya. Sekurang-kurangnya sejak 1998,
ketika krisis nasional terjadi, sumbangan usaha ini terhadap perekonomian Padang
Panjang terus mengalami peningkatan. Bagi Padang Panjang sub sektor tanaman pangan
dan hortikultura serta sub sektor peternakan memberi andil besar terhadap dunia
pertanian

Meski pendapatan per kapita Kota Padang Panjang lebih tinggi dibanding kota
lainnya di Sumbar, yakni Rp. 2.225 juta (tahun 2000) pembangunan di bidang ekonomi
untuk mewujudkan ekonomi kerakyatan yang semakin mandiri tetap menjadi prioritas
sebagaimana telah dituangkan dalam Pola Dasar Pembangunan Kota Padang Panjang
2001-2005. Padang Panjang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,63 persen,
memiliki beberapa potensi alam yang belum sepenuhnya tergarap, antara lain bukit batu
yang dapat diolah menjadi kapur bakar sebagai bahan bangunan, kapur pertanian, bahan
baku pabik cat, dan semen. “Deposit batu kapur yang bisa dieksploitasi adalah sebanyak
43.065.000 ton. Pada saat ini jumlah tungku pembakaran batu kapur ada 38 unit, dengan
produksi rat-rata 6-8 ton per hari,” paparnya.Kemudian, potensi sumber mata air
pegunungan.

Selain itu kita akan beralih kepada pembahasan pendidikan. Di samping


berperan sebagai kota perdagangan, peran penting Padang Panjang di awal
pertumbuhannya terutama adalah perannya sebagai pusat pendidikan Islam di
Minangkabau. Perguruan-perguruan Islam yang ada di Padang Panjang seperti Sumatera
Thawalib dan Diniyah Puteri merupakan lembaga pendidikan yang menjadi barometer
bagi lembaga pendidikan sejenis di tanah air Padang Panjang selain dikenal sebagai
Kota hujan. Juga dikenal sebagai kota Pendidikan. Hal ni dapat dilihat banyaknya
Institusi – institusi pendidikan yang tidak hanya para pelajarnya berasal dari daerah –
daerah di Sumatera Barat. Akan tetapi banyak juga pelajar dari luar provinsi dan
mancanegara. Sejarah sebagai kota Pendidikan telah terjadi sejak lama, Kota Padang
Panjang menjadi tempat bagi lahirnya sekolah Modern pertama dan sekolah modern
perempuan pertama di Indonesia. Dua orang tokoh pelopor pendidikan yang memiliki
ikatan saudara yaitu, Zainudin Labay yang mendirikan Diniyah School yang kemudian
dilanjutkan oleh adiknya Rahmah El Yunusiah yang kemudian mendirikan Diniyah
Putri menjadikan Padang Panjang sebagai kota yang menjadi tempat berdirinya sekolah
islam modern pertama di Indonesia. Sejarah sebagai kota Pendidikan telah terjadi sejak
lama, Kota Padang Panjang menjadi tempat bagi lahirnya sekolah Modern pertama dan
sekolah modern perempuan pertama di Indonesia. Dua orang tokoh pelopor pendidikan
yang memiliki ikatan saudara yaitu, Zainudin Labay yang mendirikan Diniyah School
yang kemudian dilanjutkan oleh adiknya Rahmah El Yunusiah yang kemudian
mendirikan Diniyah Putri menjadikan Padang Panjang sebagai kota yang menjadi
tempat berdirinya sekolah islam modern pertama di Indonesia. Selain itu didaerah ini
juga terdapat salah satu Institusi Seni yang pada awalnya adalah satu – satunya Institusi
seni yang berada di luar Pulau Jawa. Institut Seni Indonesia Padang Panjang adalah
lembaga pendidikan seni yang terdapat di Padang Panjang.

Institut Seni Indonesia Padang Panjang sudah mengalami perubahan nama.


Institusi ini berawal dari konservasi karawitan A dan konservatori B yangkemudian
berganti nama menjadi Akademi Seni Karawitan Indonesia. Munculnya Akademi ini
tidak terlepas dari peran keluarga Bustanul Arifin Adam, Hoerijah Adam dan juga
Irsyad Adam. Mereka berdua merupakan maestro tari minang yang sangat berpengaruh
terutama di Minangkabau sedangkan Irsyad Adam adalah maestro biola. Mereka bertiga
merupakan putra asli Padang Panjang yang menjaditokoh pelopor berdirinya Akademi
Karawitan Indonesia.

Pada tahun 1999 Akademi Karawitan Indonesia berganti namamenjadi Sekolah


Tinggi Seni Indonesia Padang Panjang. Institut seni ini ini telah banyak menghasilkan
seniman-seniman dan karya-karya seni yang sangat identik dengan Minangkabau,
Melayu dan Nusantara. Peserta didik yang menempuh pendidikan di Institut Seni
Indonesia berasal dari seluruh daerah di Sumatera Barat, seluruh Provinsi di Sumatera
dan menjadi salah satu tempat untuk menggali informasi tentang seni dan budaya
Minangkabau.

Padang Panjang sebagai kota Pendidikan dijuluki dengan kota “Serambi Mekah”. Hal
ini disebabkan banyaknya berdiri sekolah – sekolah modern Islam. Upaya ini terus
dilakukan pemerintah dan masyarakat Padang Panjang untuk mewujudkan Padang
Panjang sebagai pusat pendidikan dan pusat pendidikan islam modern. Selain sebagai
destinasi kota hujan dengan pemandangannya dan kota pendidikan. Kita juga dapat
mengunjungi beberapa tempat sebagai destinasi pengetahuan Seperti terdapatnya Pusat
Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau(PDIKM). PDIKM merupakan
miniatur perkampungan minang yang memiliki pusat dokumentasi dan informasi. Disini
kita dapat mencari informasi tentang Minangkabau dalam bentuk dokumentasi (Arsip,
foto, tulisan dan audio). Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau
saat ini juga bersanding dengan objek wisata Water Boom yang masih berada dalam
kawasan ini.. Selain itu dikota Padang Panjang terdapat sebuah Surau (Mesjid) yang
telah berumur hampir 300 tahun. Masjid ini dikenal sebagai masjid asasi yang
merupakan salah satu masjid tertua di Minangkabau. Dengan berlatar pendidikan Islam
yang termasyhur itu, Padang Panjang pun dijuluki “Kota Serambi Mekkah”. Julukan itu
dikukuhkan oleh DPRD setempat tanggal 21 Maret 1999.

Pada kota ini terdapat Pusat Dokumentasi dan Informasi Kebudayaan


Minangkabau (PDIKM) yang terletak berdampingan dengan objek wisata
Perkampungan Minangkabau (Minang Village) yang menyediakan berbagai informasi
dan dokumentasi tentang sejarah dan budaya Minangkabau baik berupa buku-buku,
mikrofilm, foto dan sebagainya. Selain itu pada kota ini juga terdapat kawasan rekreasi
keluarga yang dikenal dengan Mifan yang terdiri dari taman air dengan wahana kolam
ombak, kolam arus, kolam renang khusus wanita, kolam renang khusus anak-anak,
ember tumpah dan slide tower. Saat ini Pemkot Padang Panjang berencana untuk
membangunan kereta gantung dari kawasan Lembah Anai hingga ke lokasi Mifan di
kawasan Silaing Bawah.

Kota Padang Panjang merupakan kota yang berada pada jalur silang dan
terhubung dengan jalur lintas Sumatera. Menjadikan kota ini berada pada posisi yang
cukup strategis karena terletak pada lintasan regional antara Kota Padang dengan Kota
Bukittinggi, juga dengan Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Solok dan Kota Solok.
Kota ini juga merupakan pertemuan jalur kereta api dari kota Bukittinggi dengan dari
Kabupaten Solok yang akan menuju Kota Padang atau sebaliknya, percabangan jalur
kereta api ini terdapat pada Stasiun Padang Panjang. Sementara untuk melayani
transportasi angkutan dalam kota, terdapat mikrolet dan bendi (kereta kuda). Pada kota
ini juga terdapat terminal angkutan darat yang bernama Terminal Bukit Surungan. Saat
ini, Pemerintah Kota Padang Panjang tengah mempersiapkan pengaktifan kembali jalur
kereta api sepanjang 68,3 kilometer yang mengubungkan Padang Panjang dengan
Padang.
Kota ini sebagai pemerintah daerah terbentuk berdasarkan Undang-undang
nomor 8 tahun 1956 tentang pembentukan daerah otonom kota kecil dalam lingkungan
daerah provinsi Sumatera Tengah pada tanggal 23 Maret 1956. Selanjutnya berdasarkan
Undang-undang nomor 1 tahun 1957, status kota ini sejajar dengan daerah kabupaten
dan kota lainnya di Indonesia.

Berdasarkan keputusan DPRD Peralihan Kota Praja nomor 12/K/DPRD-PP/57


tanggal 25 September 1957, maka kota Padang Panjang dibagi menjadi 4 wilayah
administrasi, yakni Resort Gunung, Resort Lareh Nan Panjang, Resort Pasar dan Resort
Bukit Surungan. Kemudian, berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1965 istilah
kota praja diganti menjadi kotamadya dan berdasarkan peraturan menteri nomor 44
tahun 1980 dan peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1982 tentang susunan dan tata
kerja pemerintahan kelurahan, maka resort diganti menjadi kecamatan dan jorong
diganti menjadi kelurahan dan berdasarkan peraturan pemerintah nomor 13 tahun 1982
kota Padang Panjang dibagi atas dua kecamatan dengan 16 kelurahan. Kemudian,
berdasarkan peraturan daerah kota Padang Panjang nomor 17 tahun 2004 maka
ditetapkan hari jadi kota Padang Panjang pada tanggal 1 Desember 1790.
TUGAS PENGANTI UTS

KOTA PADANG PANJANG

Oleh :NilamSuci

1710712006

FAKULTAS ILMU BUDAYA


UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

2019

Anda mungkin juga menyukai