Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH KOTA PADANGSIDIMPUAN

Disusun oleh: Humaira Kamal Siregar

1
Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Padangsidempuan, 10 Januari 2024

2
Daftar Isi

Kata Pengantar.................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................3

1.1 Latar Belakang..............................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................3

1.3 Tujuan............................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN...................................................................................4

2.1 Pengertian.....................................................................................................4

2.2 Sejarah Padangsidimpuan.............................................................................4

2.3 Masa Revolusi Indonesia...............................................................................5

2.4 Menjadi Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan (1948-2001).........................5

2.5 Geografi Kota Padangsidimpuan..................................................................6

2.6 Pemerintahan Kota padangsidimpuan ..........................................................7

BAB 3 PENUTUP.............................................................................................8

3.1 Kesimpulan.................................................................................................. 8

3.2 Daftar Pustaka...............................................................................................9

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Padang Sidempuan adalah sebuah kota di provinsi Sumatra Utara, Indonesia. Kota
Padang Sidempuan merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli, dan seluruh
wilayahnya dikelilingi Kabupaten Tapanuli Selatan.

Kota ini dikenal dengan julukan Kota Salak karena dikelilingi oleh perbukitan dan
gunung yang menjadi kawasan perkebunan salak. Buah salak tersebut kemudian
dikirim dan dijual di Kota Padangsidimpuan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan suatu pokok masalah
yang kemudian disusun dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana Kota Padangsidimpuan Terbentuk?


2. Apa yang mendorong Terbentuknya kota tersebut?
3. Bagaimana Pemerintahan Kota padangsidmepuan berjalan?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membantu lebih memahami sejarah kota padangsidimpuan.


2. Untuk menjelaskan sejarah terbentuknya kota padangsidimpuan.

4
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Padang Sidempuan, adalah sebuah kota di provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Padangsidimpuan merupakan kota terbesar di wilayah Tapanuli, dan seluruh
wilayahnya dikelilingi Kabupaten Tapanuli Selatan. Kota ini dikenal dengan
julukan Kota Salak karena kota dikelilingi oleh perbukitan dan gunung, yang
menjadi kawasan perkebunan buah Salak. Salah satu gunung utama adalah Gunung
Lubukraya. Buah Salak tersebut kemudian dikirim dan dijual di Kota
Padangsidimpuan.

2.2 Sejarah Padangsidimpuan


Nama kota ini berasal dari "Padang na dimpu", dalam Bahasa Batak Angkola;
padang artinya hamparan atau kawasan luas, na artinya yang, dan dimpu artinya
tinggi, sehingga dapat diartikan "hamparan yang luas yang berada di tempat yang
tinggi." Pada zaman dahulu daerah ini merupakan tempat persinggahan para
pedagang dari berbagai daerah, pedagang ikan dan garam dari Sibolga–
Padangsidimpuan–Panyabungan, Padang Bolak (Padang Lawas Utara)–
Padangsidimpuan–Sibolga.

Kota Padangsidimpuan Tertulis di dalam Sejarah sejak adanya Perang Padri yang
terjadi di Sumatera Barat, yang Ketika itu, salah satu Pimpinan Pasukan Perang
Paderi yang Dipimpin Oleh Tuanku Imam Lelo Membangun kawasan Benteng
yang kelak menjadi cikal Berdirinya Kota ini. Pada zaman Kolonial Hindia
Belanda, Kota Padangsidimpuan pernah ditetapkan sebagai Ibukota Keresidenan
Tapanuli, (1883-1906), Sebelum dipindahkan ke Kota Sibolga. dan seiring dengan
perkembangan kota ini, Pemerintah Kolonial Belanda melalui Peraturan Staatsblad
No.563/1937, Menaikkan status Padangsidimpuan menjadi Setingkat kota. dan
pembagian Administratif kota pada saat itu dibagi menjadi 6 Wek (Wijk), yakni
Wek I (Kampung Marancar), Wek II (Pasar Julu), Wek III (Kampung Teleng),

5
Wek IV (Kampung Jawa dan Kantin), Wek V (Pasar Siborang dan Sitamiang), dan
Wek VI (Kampung Darek).

Sehingga, Kota ini semakin berkembang dan menjadi pusat Perekonomian di


Kawasan Tapanuli, seiring dengan berkembangnya industri perkebunan seperti
Karet dan Kopi, dan juga Sektor perdagangan, Seperti Perdagangan Garam (Sira),
Ikan dan Komoditas lainnya yang berasal dari Daerah Sekitarnya.

2.3 Masa Revolusi Indonesia


Sejak Presiden Soekarno Memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada tanggal
17 Agustus 1945, Masuknya Berita Proklamasi Kemerdekaan dibawa Oleh
Pejuang dari Kawasan Sibolga dan Kota Bukittinggi. Tanggal 15 Juli 1947,
Mohammad Hatta Mengunjungi Kota Padangsidimpuan dalam rangka Kunjungan
kerja dari Bukittinggi Menuju Medan, yang saat itu sedang terjadinya Agresi
Militer Belanda yang bertujuan untuk Mempertahankan Republik Indonesia dari
Serangan Agresi Militer Belanda II.

Setelah Kunjungan Mohammad Hatta Ke Kota Padangsidimpuan, Pada Tahun


1948, Presiden Soekarno mengunjungi Kota Padangsidimpuan dan disambut
dengan hangat ketika tiba di kota ini, Presiden Soekarno Memberikan Pidatonya di
dua tempat di Kota ini, di Pasar Batu, dan Sebuah Lapangan (kini Menjadi Mesjid
Raya Al-Abror/Mesjid Raya Baru). yang menjadi penanda Bahwa Presiden
Soekarno ingin Memberikan Semangat Perjuangan Kepada Masyarakat Tapanuli,
dan rakyat yang menyambutnya tidak hanya berasal dari Kawasan kota
Padangsidimpuan dan Tapanuli Saja, melainkan datang dari Labuhan Batu dan
Pasir Pangaraian. dan Akhirnya Presiden Soekarno Melanjutkan lagi Perjalanannya
ke Sibolga dan Tarutung.

2.4 Menjadi Ibukota Kabupaten Tapanuli Selatan (1948-2001)

Melalui UU No.10 tahun 1948, Provinsi Sumatera Utara mencakup tiga Wilayah
Keresidenan, yaitu Keresidenan Aceh, Keresidenan Sumatra Timur, dan

6
Keresidenan Tapanuli, dan melalui UU Darurat No.7 tahun 1956, Kabupaten
Padangsidimpuan, diubah Menjadi Kabupaten Tapanuli Selatan yang wilayahnya
bekas Afdeling Padangsidimpuan yang Berkedudukan di Kecamatan
Padangsidimpuan.

Seiring dengan Perkembangannya, Kota ini Menjadi Sangat Ramai dan juga
menjadi Kota yang cukup dikenal pada dekade 1970-an, yang berawal dari
tumbuhnya Komoditas Buah salak yang menjadi andalan Perekonomian bagi
masyarakat di kota ini, dan bahkan jauh dari perkembangan sebelumnya. Sehingga
Status Kota ini Dinaikkan Menjadi Kota administratif melalui Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1982. dan Menjadi Kota Melalui UU. No. 4 Tahun 2001
yang Disahkan Oleh Menteri Dalam Negeri, Hari Sabarno.

2.5 Geografi Kota Padangsidimpuan

Secara geografis, kota Padangsidimpuan secara keseluruhan dikelilingi oleh


Kabupaten Tapanuli Selatan yang dulunya merupakan kabupaten induknya. Kota
ini merupakan persimpangan jalur darat menuju kota Medan, Sibolga, dan Padang
(Sumatera Barat) di jalur lintas barat Sumatra.

Topografi wilayahnya yang berupa lembah yang dikelilingi oleh Bukit Barisan,
sehingga kalau dilihat dari jauh, wilayah kota Padangsidimpuan tak ubahnya
seperti cekungan yang meyerupai danau. Puncak tertinggi dari bukit dan gunung
yang mengelilingi kota ini adalah Gunung Lubuk Raya dan Bukit (Tor)
Sanggarudang yang terletak berdampingan di sebelah utara kota.

Salah satu puncak bukit yang terkenal di Padangsidimpuan yaitu Bukit (Tor)
Simarsayang. Juga terdapat banyak sungai yang melintasi kota ini, antara lain
sungai Batang Ayumi, Aek Sangkumpal Bonang (yang sekarang menjadi nama
pusat perbelanjaan di tengah kota ini), Aek Rukkare yang bergabung dengan Aek
Sibontar, dan Aek Batangbahal, serta Aek Batang Angkola yang mengalir di batas

7
selatan/barat daya kota ini dan dimuarai oleh Aek Sibontar didekat Stadion
Naposo.

8
2.6 Pemerintahan Kota Padangsidimpuan

Sejak pemerintahan Hindia Belanda hingga kota ini berubah menjadi Kota
Administratif berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1982, kota ini
terbagi atas enam (6) wek (wijk) yakni Wek I (Kampung Marancar), Wek II (Pasar
Julu), Wek III (Kampung Teleng), Wek IV (Kampung Jawa dan Kantin), Wek V
(Pasar Siborang dan Sitamiang), dan Wek VI (Kampung Darek).

Melalui Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1982, Kota Administratif


Padangsidimpuan Mencakup 20 Kelurahan yang Merupakan Bagian dari
Kecamatan Padangsidimpuan Barat (Kini Menjadi Angkola Barat, Tapanuli
Selatan) dan Padangsidimpuan Timur (Kini Menjadi Angkola Timur, Tapanuli
Selatan). dipisah menjadi 2 Kecamatan dan 20 Kelurahan.

Kemudian sejak tanggal 21 Juni 2001, berdasarkan Undang-undang Nomor 4


Tahun 2001, Kota Padangsidimpuan ditetapkan sebagai Daerah Otonom dan
merupakan hasil penggabungan dari Kecamatan Padangsidimpuan Utara,
Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua,
Kecamatan Padangsidimpuan Hutaimbaru, dan Kecamatan Padangsidimpuan
Tenggara yang sebelumnya masuk wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan. Pada
tanggal 17 Oktober 2001, Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno meresmikan
Pemerintah Kota Padangsidimpuan di Jakarta. Gubernur provinsi Sumatera Utara
kemudian melantik Drs. Zulkarnain Nasution sebagai Pejabat Wali kota
Padangsidimpuan pada tanggal 9 November 2001 di Padangsidimpuan.

9
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Pada masa awal kemerdekaan, Kota Padangsidimpuan adalah merupakan Pusat
Pemerintahan, dari lembah besar Tapanuli Selatan dan pernah menjadi Ibukota
Kabupaten Angkola Sipirok sampai bergabung kembali Kabupaten Mandailing
Natal.

Melalui Aspirasi masyarakat dan pemerintah tingkat II kab Tapsel serta peraturan
pemerintah No.32 tahun 1982 dan melalui rekomendasi DPRD Tapanuli Selatan
No.15/KPTS/1992 dan No.16/KPTS/1992 kota Administratif Padangsidimpuan
diusulkan menjadi kota madya tk.II, bersamaan dengan pembentukan kabupaten
daerah tingkat II mandailing Natal, Angkola Sipirok dan Kabupaten Padang
Lawas. Setelah dibentuknya Kab.Mandailing Natal, maka melalui :

1. Surat Bupati Tapsel No.135/1078/2000 tangal 30 Nopember 2000.


2. KEP.DPRD Tapsel No.01/PIMP/2001tgl. 25 januari 2001 serta
3. Surat Gubernur SUMUT No.135/1595/2001 tgl. 5 pebruari 2001 Maka
diusulkan pembentukan kota Padangsidimpuan yang menghasilkan diterbitkannya
UU No.4 tahun 2001 tentang pembentukan kota Padangsidimpuan.

Pada Tgl 17 Oktober 2001 oleh Mendagri atas nama Presiden RI diresmikan
Padangsidimpuan menjadi Kota.

10
Daftar Pustaka
Kota Padangsidimpuan - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
https://www.bing.com/search?
pglt=2083&q=kota+padangsidimpuan&cvid=1b1f7d68159b4d34a9d654a3d89
bb15e&gs_lcrp=EgZjaHJvbWUqBggAEAAYQDIGCAAQABhAMgYIARAA
GEAyBggCEAAYQDIGCAMQABhAMgYIBBAAGEAyBggFEAAYQDIGC
AYQABhAMgYIBxAAGEAyBggIEEUYPNIBCTEzMTkxajBqMagCALACA
A&FORM=ANNTA1&PC=ASTS

11

Anda mungkin juga menyukai