Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

GAMBARAN UMUM SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DI


KABUPATEN KAMPAR

A. Gambaran Umum Sejarah Kabupaten Kampar

Sebelum melihat latar belakang Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Kabupaten Kampar, akan dijelaskan sejarah berdirinya Kabupaten Kampar

sebagai salah satu daerah otonom, dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kabupaten kampar Kampar adalah salah satu Kabupaten di provinsi

Riau yang lahir pada tanggal 06 februari 1950, hal ini tertuang dalam Perda

Kabupaten Kampar Nomor 02 tahun 1999 dengan rujukan peraturan undang-

undang ketetapan Gubernur Militer Sumatera Tengah, Nomor : 3 / DC / STG / 50

tanggal 06 Februari 1950. dan secara administratif pemerintahan Kabupaten

Kampar dipimpin oleh Bupati pertama pada tahun 1958. Jauh sebelumnya

Kampar telah memiliki sejarah panjang dengan Limo kotonya, dimana daerah ini,

dulunya adalah bagian dari persukuan Minangkabau di Sumatera Barat, semasa

pemerintahan sistem adat kenegerian yang dipimpin oleh datuk atau ninik mamak,

pemerintahan Kampar dikenal dengan sebutan “Andiko 44” yang termasuk

kedalam wilayah pemerintahan Andiko 44 adalah XIII Koto Kampar, VIII Koto

Setingkai (Kampar Kiri), daerah Limo Koto (Kuok, Bangkinang, Salo, Airtiris

dan Rumbio), X Koto di Tapung ( Tapung Kiri VII dan Tapung Kanan III), III

Koto Sibalimbiong (Siabu), Rokan IV Koto dan Pintu Rayo.

59
60

Kabupaten Kampar merupakan Kabupaten tertua di Provinsi Riau hingga

hari ini (2017) memiliki luas 27.908.32 Km2, dengan beberapa kali pemekaran

wilayah, seperti lahirnya Kabupaten Pelalawan dan Rokan Hulu, sementara

jumlah penduduknya berkisar 750.000 jiwa / km2 dengan batasan-batasan

wilayah, sebelah utara dengan Kabupaten Siak, sebelah Timur dengan Kota

Pekanbaru dan Kabupaten Pelalawan, sebelah Selatan dengan Kabupaten Kuantan

Singingi dan sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan

Kabupaten Lima puluh Koto (Sumatera Barat).Baghandu.

Pada awalnya Kampar termasuk sebuah kawasan yang luas, merupakan

sebuah kawasan yang dilalui oleh sebuah sungai besar, yang disebut dengan

Sungai Kampar. Berkaitan dengan Prasasti Kedukan Bukit, beberapa sejarahwan

menafsirkan Minanga Tanvar dapat bermaksud dengan pertemuan dua sungai

yang diasumsikan pertemuan Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri.

Penafsiran ini didukung dengan penemuan Candi Muara Takus di tepian Sungai

Kampar Kanan, yang diperkirakan telah ada pada masa Sriwijaya.

Berdasarkan Sulalatus Salatin, disebutkan adanya keterkaitan Kesultanan

Melayu Melaka dengan Kampar. Kemudian juga disebutkan Sultan Melaka

terakhir, Sultan Mahmud Shah setelah jatuhnya Bintan tahun 1526 ke tangan

Portugis, melarikan diri ke Kampar, dua tahun berikutnya mangkat dan

dimakamkan di Kampar. Dalam catatan Portugal, disebutkan bahwa di Kampar

waktu itu telah dipimpim oleh seorang raja, yang juga memiliki hubungan dengan

penguasa Minangkabau. Tomas Dias dalam ekspedisinya ke pedalaman

Minangkabau tahun 1684, menyebutkan bahwa ia menelusuri Sungai Siak


61

kemudian sampai pada suatu kawasan, pindah dan melanjutkan perjalanan darat

menuju Sungai Kampar. Dalam perjalanan tersebut ia berjumpa dengan penguasa

setempat dan meminta izin menuju Pagaruyung. Kabupaten Kampar dilalui oleh

dua buah sungai besar dan beberapa sungai kecil, di antaranya Sungai Kampar

yang panjangnya ± 413,5 km dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dan lebar rata-rata

143 meter. Seluruh bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang

meliputi Kecamatan XIII Koto Kampar, Bangkinang, Bangkinang Barat, Kampar,

Siak Hulu, dan Kampar Kiri. Kemudian Sungai Siak bagian hulu yakni

panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata 8 – 12 m yang melintasi

kecamatan Tapung. Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini

sebagian masih berfungsi baik sebagai sarana perhubungan, sumber air bersih,

budi daya ikan, maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).

Berdasarkan Undang-undang Darurat Nomor 19 Tahun 1957 dan

dikukuhkan oleh Undang-Undang Nomor 61 Tahun 1958.[8] Kemudian untuk

perkembangan Kota Pekanbaru, Pemerintah daerah Kampar menyetujui untuk

menyerahkan sebagian dari wilayahnya untuk keperluan perluasan wilayah Kota

Pekanbaru, yang kemudian ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 19 Tahun 1987.

Sesuai dengan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Riau

Nomor : KPTS. 318VII1987 tanggal 17 Juli 1987, Kabupaten Kampar terdiri dari

19 kecamatan dengan dua Pembantu Bupati. Pembantu Bupati Wilayah I

berkedudukan di Pasir Pangarayan dan Pembantu Bupati Wilayah II di Pangkalan

Kerinci. Pembantu Bupati Wilayah I mengkoordinir wilayah Kecamatan Rambah,


62

Tandun, Rokan IV Koto, Kunto Darussalam, Kepenuhan, dan Tambusai.

Pembantu Bupati Wilayah II mengkoordinir wilayah Kecamatan Langgam,

Pangkalan Kuras, Bunut, dan Kuala Kampar. Sedangkan kecamatan lainnya yang

tidak termasuk wilayah pembantu Bupati wilayah I & II berada langsung di bawah

koordinator Kabupaten.

B. Gambaran Umum Sejarah Satuan Kerja Perangkat Daerah di

Kabupaten Kampar

Satuan Kerja Perangkat Daerah (biasa disingkat SKPD) adalah perangkat

Pemerintah Daerah (Provinsi maupun Kabupaten/Kota) di Indonesia. SKPD

adalah pelaksana fungsi eksekutif yang harus berkoordinasi agar penyelenggaraan

pemerintahan berjalan dengan baik. Dasar hukum yang berlaku sejak tahun 2004

untuk pembentukan SKPD adalah Pasal 120 UU no. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah.

Gubernur dan wakilnya, Bupati dan wakilnya, atau Walikota dan wakilnya

tidak termasuk ke dalam satuan ini, karena berstatus sebagai Kepala Daerah. Ke

dalam SKPD termasuk Sekretariat Daerah, Staf-staf Ahli, Sekretariat DPRD,

Dinas-dinas, Badan-badan, Inspektorat Daerah, lembaga-lembaga daerah lain

yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Daerah, Kecamatan-kecamatan

(atau satuan lainnya yang setingkat), dan Kelurahan/Desa (atau satuan lainnya

yang setingkat).

Dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Kepala Daerah dibantu

oleh Perangkat Daerah yang terdiri dari: unsur staf yang membantu penyusunan
63

kebijakan dan koordinasi, diwadahi dalam Sekretariat; unsur pengawas yang

diwadahi dalam bentuk Inspektorat;unsur perencana yang diwadahi dalam bentuk

Badan; unsur pendukung tugas Kepala daerah dalam penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan daerah yang bersifat spesifik, diwadahi dalam Lembaga Teknis Daerah;

serta unsur pelaksana urusan daerah yang diwadahi dalam Dinas Daerah.

Dasar utama penyusunan perangkat daerah dalam bentuk suatu organisasi

adalah adanya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah, yang

terdiri dari urusan wajib dan urusan pilihan, namun tidak berarti bahwa setiap

penanganan urusan pemerintahan harus dibentuk ke dalam organisasi tersendiri.

Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib,

diselenggarakan oleh seluruh Provinsi, Kabupaten, dan Kota, sedangkan

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat

diselenggarakan oleh Daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan

Daerah, yang dapat dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah.

Hal ini dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sektor unggulan masing-

masing Daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan sumber daya daerah

dalam rangka mempercepat proses peningkatan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah, implementasi penataan kelembagaan perangkat

daerah menerapkan prinsip-prinsip organisasi, antara lain visi dan misi yang jelas,

pelembagaan fungsi staf dan fungsi lini serta fungsi pendukung secara tegas,

efisiensi dan efektifitas, rentang kendali serta tata kerja yang jelas. Hal ini

dimaksudkan memberikan arah dan pedoman yang jelas kepada daerah dalam
64

menata organisasi yang efisien, efektif, dan rasional sesuai dengan kebutuhan dan

kemampuan daerah masing-masing serta adanya koordinasi, integrasi, sinkronisasi

dan simplifikasi serta komunikasi kelembagaan antara pusat dan

daerah.Pembentukan Organisasi Perangkat Daerah ditetapkan dengan Peraturan

Daerah dengan berpedoman pada Peraturan Pemerintah. Peraturan daerah

mengatur mengenai susunan, kedudukan, tugas pokok organisasi perangkat

daerah. Rincian tugas, fungsi, dan tata kerja diatur lebih lanjut dengan peraturan

Gubernur/Bupati/Walikota.

Perangkat Daerah Provinsi adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah,

Sekretariat DPRD, Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah. Perangkat Daerah

Kabupaten/Kota adalah unsur pembantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah yang terdiri dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD,

Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah, Kecamatan, dan Kelurahan.

Sekretariat Daerah merupakan unsur staf. Sekretariat Daerah mempunyai

tugas dan kewajiban membantu Gubernur, Bupati atau Walikota dalam menyusun

kebijakan dan mengoorDinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.

Pengertian pertanggung jawaban Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala

Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit Daerah melalui Sekretaris Daerah adalah

pertanggungjawaban administratif yang meliputi penyusunan kebijakan,

perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan tugas

Dinas Daerah, Sekretariat DPRD dan Lembaga Teknis Daerah, dengan demikian
65

Kepala Dinas, Sekretaris DPRD, dan Kepala Badan/Kantor/Direktur Rumah Sakit

Daerah bukan merupakan bawahan langsung Sekretaris Daerah.

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Sekretariat DPRD)

merupakan unsur pelayanan terhadap DPRD. Sekretariat DPRD mempunyai tugas

menyelenggarakan administrasi kesekretariatan, administrasi keuangan,

mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD, dan menyediakan serta

mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh DPRD sesuai dengan

kemampuan keuangan daerah.

Badan Pengawasan Daerah yang selanjutnya disebut Inspektorat Provinsi,

Inspektorat Kabupaten, dan Inspektorat Kota adalah unsur pengawasan daerah

yang dipimpin oleh Inspektur, yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung

jawab langsung kepada Gubernur, Bupati atau Walikota.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana

penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di

bidang perencanaan pembangunan daerah.

Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Daerah

mempunyai tugas melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan. Unit Pelaksana Teknis adalah unsur pelaksana

tugas teknis pada Dinas dan Badan.


66

Lembaga Teknis Daerah merupakan unsur pendukung tugas Kepala

daerah. Lembaga Teknis Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan

pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

Rumah Sakit Daerah adalah sarana kesehatan yang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang dikategorikan ke dalam Rumah

Sakit Umum Daerah dan Rumah Sakit Khusus Daerah.

Kecamatan merupakan wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah

Kabupaten dan daerah Kota. Camat mempunyai tugas melaksanakan kewenangan

pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati/Walikota untuk menangani sebagian

urusan otonomi daerah, serta menyelenggarakan tugas umum pemerintahan.

Kelurahan merupakan wilayah kerja lurah sebagai perangkat daerah

Kabupaten/Kota dalam wilayah Kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh lurah.

Beberapa perangkat daerah yang menangani fungsi pengawasan,

kepegawaian, rumah sakit, dan keuangan, mengingat tugas dan fungsinya

merupakan amanat peraturan perundang-undangan, maka perangkat daerah

tersebut tidak mengurangi jumlah perangkat daerah yang ditetapkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah,

dan pedoman teknis mengenai organisasi dan tata kerja diatur tersendiri.Besaran

organisasi perangkat daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan faktor

keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasaran tugas yang

harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan kondisi

geografis, jumlah dan kepadatan penduduk, potensi daerah yang bertalian dengan
67

urusan yang akan ditangani, sarana dan prasarana penunjang tugas. Oleh karena

itu kebutuhan akan organisasi perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak

senantiasa sama atau seragam. Demikian juga mengenai jumlah susunan

organisasi disesuaikan dengan beban tugas masing-masing perangkat daerah.

Besaran organisasi perangkat daerah (OPD) ditetapkan berdasarkan

variabel:

1. Jumlah penduduk;

2. Luas wilayah; dan

3. Jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Adapun pembobotannya variabel tersebut adalah 40% (empat puluh

persen) untuk variabel jumlah penduduk, 35% (tiga puluh lima persen) untuk

variabel luas wilayah dan 25% (dua puluh lima persen) untuk variabel Jumlah

APBD.

1. Keadaan Geografis Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupeten


Kampar

Gambar 4.1 Peta Lokasi Kabupaten Kampar

Kab. Kampar
68

C. Letak dan Luas Kabupaten Kampar

Secara geografis, Kabupaten Kampar memiliki garis lintang 1000’40”

Lintang Utara sampai 00027’00” Lintang Selatan dan 100028’30” – 101014’30”

Bujur Timur. Batas-batas daerah Kabupaten Kampar adalah sebagai berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Pekanbaru dan Kabupaten Siak.

b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kuantan Singingi.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Rokan Hulu dan Propinsi

Sumatera Barat.

d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan Kabupaten

Siak.

Di daerah Kabupaten Kampar terdapat dua buah sungai besar dan

beberapa sungai kecil yaitu: Sungai Kampar yang panjangnya ± 413,5 km

dengan kedalaman rata-rata 7,7 m dengan lebar rata-rata 143 meter. Seluruh

bagian sungai ini termasuk dalam Kabupaten Kampar yang melipu i Kecamatan

XIII Koto Kampar, Bangkinang, Kuok, Kampar, Siak Hulu dan Kampar Kiri.

Sungai Siak bagian hulu yakni panjangnya ± 90 km dengan kedalaman rata-rata

8 – 12 m yang melintasi kecamatan Tapung.

Sungai-sungai besar yang terdapat di Kabupaten Kampar ini sebagian masih

berfungsi baik sebagai prasarana perhubungan, sumber air bersih budi daya ikan

maupun sebagai sumber energi listrik (PLTA Koto Panjang).

Kabupaten Kampar pada umumnya beriklim tropis. Curah hujan tertinggi

selama tahun 2013 terjadi di Kecamatan Salo pada bulan Desember dengan

ketinggian curah hujan yang mencapai 728 mm. Jumlah hari hujan dalam tahun
69

2013, yang terbanyak adalah di Kecamatan Gunung Sahilan yang menunjukkan

peningkatan dari bulan juni sampai desember.

D. Nama Kepala dari SKPD Kabupaten Kampar

Masing-masing Kepala dinas dari Satuan Kerja Perangkat Daerah pada

Kabupaten Kampar dapat digambarkan sebagai berikut:


70

Tabel IV. 1
Daftar SKPD Yang Menjadi Responden

No Nama Perusahaan Nama Kepala Dinas


1 Dinas Pekerjaan Umum dan Indra Pomi, ST., MT
Penataan Ruang
2 Dinas Pertanian, Pangan dan Hendry Dunan Nasution, SP, MMA
Holtikultura
3 Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Drs. H. Syamsul Bahri, M. SI
Olahraga
4 Dinas Kesehatan Dr. Muhammad Haris
5 Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Drs. Syamsul Bahri
6 Dinas Perkebunan, Peternakan dan Ir. Bustan
Kesehatan Hewan
7 Dinas Sosial Ir. Dahlan
8 Dinas Penanaman Modal dan Drs. Ali Sabri
Pelayanan Terpadu Satu Pintu
9 Dinas Perhubungan Hambali, SE, MH
10 Dinas Pendapatan Daerah
Ir. Hj. Kholidah, MM
11 Dinas Komunikasi, Informatika dan Ir. Nurhasani, MM
Persandian
12 Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Zulfahmi, SH., MH
13 Dinas Ketahanan Pangan Ir. Aliman Makmur, M. Si,
14 Dinas Perikanan Ir. Usman Amin
15 Dinas Perumahan Rakyat dan Ir. Chalisman, MT
Kawasan Pemukiman
16 Dinas Kependudukan dan Catatan Zamzamir, SE
Sipil
17 Dinas Perindustrian dan Tenaga Drs. Heri Afrizon, M.Si
Kerja
18 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Ir. Syahrizal, MM
19 Dinas Pemberdayaan Masyarakat Surya Budhi, SH
Desa (DPMD)
20 Dinas Perdagangan, Koperasi dan Drs. M. Amin
UMK
21 Dinas Lingkungan Hidup Ir. Cokro Aminoto
22 Dinas Pelaksanaan Penyuluhan dan Ir. Azwan, M.Si
Ketahanan Pangan (BPPKP) 3A
23 Badan Pengelolaan Keuangan dan Sahrizal, S. Sos, MT
Aset Daerah
24 Badan Penanggulangan Bencana Santoso, M.Pd
Daerah (BPBD)
71

25 Badan Kepegawaian dan MM Zulfahmi, SH, MH


Pengembangan SDM
26 BAPEDA
Nurbit, S, Ip, MM
27 Inspektorat Daerah Kampar
H. Alfisyahri, SH, MH

28 Satuan Polisi Pamong Praja Muhammad Jamil. S.Sos


(SATPOL PP)
29 Sekretariat DPRD (SETWAN) Ramlan, SE

Jumlah 87
50

Anda mungkin juga menyukai