Anda di halaman 1dari 25

1.

1 LATAR BELAKANG

P
enyelenggaraan pemerintahan di Indonesia saat ini menerapkan sistem good governance,
yang dipahami sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000, prinsip-prinsip good governance terdiri dari
demokrasi, akuntabilitas, transparansi, efisiensi, efektivitas, profesionalitas dan mendapat dukungan
dari masyarakat. Dengan adanya prinsip akuntabilitas dan transparansi, maka penyelenggaraan
pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan memerlukan sistem pertanggungjawaban yang tepat,
jelas dan terukur. Prinsip akuntabilitas dimaksudkan sebagai prinsip umum penyelenggaran
pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme, sebagaimana tercantum
dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir kegiatan yang dilakukan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat. Pertanggungjawaban tersebut dilakukan
dengan prinsip transparansi. Dimana prinsip transparansi dapat menjamin masyarakat memperoleh
informasi tentang penyelenggaran pemerintahan, yaitu informasi tentang kebijakan, proses
perencanaan, penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan serta hasil-hasil yang
dicapai.
Dalam mendukung dan mewujudkan prinsip akuntabilitas dan transparansi, pemerintah
menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Pada peraturan tersebut, setiap instansi pemerintah wajib membuat laporan kinerja dan
laporan keuangan yang selanjutnya disebut dengan Laporan Kinerja Instansi Pemerintahan (LKj-IP).
Penyusunan laporan tersebut secara teknis dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kineja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah.
Pemerintah Kabupaten Kutai Timur menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP)
sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai sasaran, target dari program kegiatan sebagai
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2016-2021 yang setiap tahun diimplementasikan melalui Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) yang disusun dengan memperhatikan Indikator Kinerja Utama (IKU) sebagai dasar penyusunan
Perjanjian Kinerja Kepala Daerah.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1-1
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj-IP) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018 dibuat secara
periodik dengan maksud sebagai laporan pertanggungjawaban Pemerintah Kabupaten Kutai Timur
dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan yang telah ditetapkan untuk mencapai visi dan misi
Kabupaten Kutai Timur secara terukur dengan sasaran/target kinerja yang telah ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja. Penyusunan LKj-IP Kabupaten Kutai Timur disampaikan paling lambat 3 (Tiga) bulan
setelah tahun anggaran berakhir.
Seiring dengan maksud di atas, maka penyusunan LKj-IP Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018
memiliki beberapa tujuan, yaitu :
1. Sebagai tolok ukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah.
2. Sebagai pedoman seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi melaksanakan
pembangunan di Kabupaten Kutai Timur
3. Sebagai pedoman dalam perbaikan perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan yang
akan datang.
4. Sebagai evaluasi pemerintah dalam memberikan pelayanan publik.

1.3 SEJARAH SINGKAT KABUPATEN KUTAI TIMUR


Kabupaten Kutai Timur merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Kalimantan
Timur. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 47 Tahun 1999, Kabupaten Kutai Timur terbentuk dari
hasil pemekaran Kabupaten Kutai. Pemekaran Kabupaten Kutai tidak lain adalah semangat dari
masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi diantaranya Universitas Kutai Kartanegara dan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Dengan membawahi 5 ( lima ) Kecamatan yaitu Muara Bengkal,
Muara Ancalong, Muara Wahau, Sangkulirang dan Sangatta sebagai wilayah Kabupaten Kutai Timur,
pemerintah mulai melaksanakan tugasnya dengan Bupati yang pertama adalah Drs. H. Awang Faroek
Ishak, MM, MSi pada tanggal 12 Okktober 1999. Sehingga setiap tanggal 12 Oktober diperingati
sebagai “Hari Jadi Kabupaten Kutai Timur”.
Seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan Kabupaten Kutai Timur serta tuntutan
pelayanan kepada masyarakat, sehingga pada tanggal 18 Agustus 2000 dimekarkan beberapa
kecamatan baru, dari 5 ( lima ) kecamatan bertambah menjadi 11 ( sebelas ) kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Busang
2. Kecamatan Telen
3. Kecamatan Kongbeng
4. Kecamatan Bengalon
5. Kecamatan Kaliorang

1-2 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018
6. Kecamatan Sandaran
7. Kecamatan Muara Bengkal
8. Kecamatan Muara Ancalong
9. Kecamatan Muara Wahau
10. Kecamatan Sangkulirang
11. Kecamatan Sangatta
Selanjutnya, pemerintah melakukan pemekaran kembali kecamatan menjadi 18 (delapan belas)
kecamatan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Timur Nomor 12 Tahun 2005. Delapan
belas kecamatan tersebut terdiri atas :
1. Kecamatan Sangatta Selatan 10. Kecamatan Kongbeng
2. Kecamatan Teluk Pandan 11. Kecamatan Bengalon
3. Kecamatan Rantau Pulung 12. Kecamatan Kaliorang
4. Kecamatan Kaubun 13. Kecamatan Sandaran
5. Kecamatan Karangan 14. Kecamatan Muara Bengkal
6. Kecamatan Batu Ampar 15. Kecamatan Muara Ancalong
7. Kecamatan Long Mesangat 16. Kecamatan Muara Wahau
8. Kecamatan Busang 17. Kecamatan Sangkulirang
9. Kecamatan Telen 18. Kecamatan Sangatta Utara

Keberhasilan dan majunya Kabupaten Kutai Timur tidak lepas dari peran para pemimpin.
Berikut ini para pemimpin Kabupaten Kutai Timur sejak tahun 1999 sampai sekarang adalah :
1. Prof. Dr. H. Awang Faroek Ishak, M.M, M.Si ( 1999 – 2003 )
2. Dr. H. Mahyudin, ST, MM ( 2003 – 2006 )
3. Prof. Dr. H. Awang Faroek Ishak, M.M, M.Si ( 2006 – 2008 )
4. Dr. Ir. H. Isran Noor ( 2009 – 2015 )
5. Drs. H. Ardiansyah Sulaiman, M.Si ( 2015-2016 )
6. Ir. H. Ismunandar, MT ( 2016 – sekarang ).

1.4 GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

1.4.1 KONDISI GEOGRAFIS DAN DEMOGRAFI

1.4.1.1 KONDISI GEOGRAFIS

1) Batas Administrasi

Kabupaten Kutai Timur secara astronomis terletak di koordinat 115°56’26” Bujur Barat -
118°58’19” Bujur Timur dan 1°52’39” Lintang Utara- 0°02’11” Lintang Selatan. Kabupaten Kutai Timur

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1-3
berbatasan dengan 2 kabupaten dan 1 kota lain di wilayah Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Berau,
Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Bontang serta Kabupaten Malinau di wilayah Kalimantan Utara,.
Selain berbatasan dengan wilayah daratan, Kabupaten Kutai Timur juga berbatasan langsung dengan
lautan.
Batas-batas wilayah Kabupaten Kutai Timur secara administratif adalah:
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Kelay, Kecamatan Tabalar, Kecamatan Biatan,
Kecamatan Talisayan, Kecamatan Batu Putih dan Kecamatan Biduk-Biduk
(Kabupaten Berau);
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Bontang Utara (Kota Bontang) dan Kecamatan
Marang Kayu (Kabupaten Kutai Kartanegara);
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Selat Makasar;
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kembang Janggut dan Kecamatan Tabang
(Kabupaten Kutai Kartanegara) serta Kabupaten Malinau.
Batas-batas wilayah administratif ini ditunjukkan dalam peta Kabupaten Kutai Timur yang
disajikan dalam Gambar di bawah ini.

Gambar 1.1.
Peta Kabupaten Kutai Timur

Sumber: Bappeda Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

1-4 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018
2) Luas Wilayah

Kabupaten Kutai Timur memiliki luas wilayah 35.747,50 km2. Luas wilayah ini terbagi menjadi
18 wilayah administrasi kecamatan. Secara umum ada tiga Kecamatan yang mempunyai administrasi
pemerintahan di atas 10 Desa. Ketiga kecamatan tersebut adalah Kecamatan Kaliorang yang terdiri dari
15 Desa, dengan luas wilayah 3.322,58 km2 atau 9,3 persen dari luas Kabupaten Kutai Timur.
Kecamatan Bengalon mempunyai 11 Desa, dengan luas wilayah 3.196,24 km2 atau 8,94 persen dari
luas total Kabupaten Kutai Timur. Kecamatan Muara Wahau mempunyai 10 Desa namun wilayahnya
paling luas yaitu 5.724,32 ha atau 16,01 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Timur. Luas wilayah
dari 18 Kecamatan yang ada, dapat disimak dalam Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1
Luas Wilayah Kecamatan dan Jumlah Desa/Kelurahan di Kabupaten Kutai Timur

No Kecamatan Banyaknya Luas


Desa Kelurahan km2 %
1 Muara Ancalong 9 2.739,30 7,66
2 Busang 6 3.721,62 10,41
3 Long Mesangat 7 526,98 1,47
4 Muara Wahau 10 5.724,32 16,01
5 Telen 8 3.129,61 8,75
6 Kongbeng 7 581,27 1,63
7 Muara Bengkal 7 1.522,80 4,26
8 Batu Ampar 7 204,50 0,57
9 Sangatta Utara 3 1 1.262,59 3,53
10 Bengalon 11 3.196,24 8,94
11 Teluk Pandan 6 831,00 2,32
12 Rantau Pulung 3 1.660,85 4,65
13 Sangatta Selatan 9 1 143,82 0,40
14 Kaliorang 15 3.322,58 9,30
15 Sangkulirang 7 438,91 1,23
16 Sandaran 9 3.419,30 9,57
17 Kaubun 8 257,45 0,72
18 Karangan 7 3.064,36 8,57
Total 139 2 35.747,50 100,00
Sumber: BAPPEDA Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1-5
3) Topografi

Topografi daerah Kutai Timur bervariasi dari yang berupa dataran, berbukit hingga
pegunungan, serta pantai dengan ketinggian tanah bervariasi antara 0 - 7 meter hingga lebih dari 1.000
meter dari permukaan laut. Kawasan yang relatif datar dan landai hanya terdapat di Kecamatan
Sangatta Utara, Muara Bengkal, Muara Ancalong dan sebagian Muara Wahau dan Sangkulirang. Pada
Kecamatan Sangkulirang, Muara Wahau dan Muara Ancalong merupakan daerah pegunungan kapur
dengan kawasan pegunungan dan perbukitan yang paling luas yaitu 1.608.915 Ha dan 1.429.922,5 Ha
sedangkan dataran/landai 536.212,5 Ha yang terdiri dari daratan, rawa dan perairan berupa sungai dan
danau. Seluruh kecamatan di Kabupaten Kutai Timur memiliki jaringan sungai tetapi kecamatan yang
memiliki danau hanya di Kecamatan Muara Bengkal yaitu Danau Ngayau dan Danau Karang.
Wilayah pantai yang berada di sebelah timur kabupaten mempunyai ketinggian antara 0 - 7
meter diatas permukaan laut di mana wilayah ini mempunyai sifat kelerengan yang datar, rawa mudah
tergenang dan merupakan daerah endapan. Sifat kelerangan sebagian besar wilayah Kabupaten Kutai
Timur diatas 15%, sedangkan wilayah dengan kelerengan di atas 40% tersebar di seluruh wilayah
khususnya terkonsentrasi di bagian barat laut dimana wilayahnya mempunyai ketinggian lebih dari 500
meter di atas permukaan laut. Wilayah dengan ketinggian 500 meter diatas permukaan laut mempunyai
sifat berbukit sampai bergunung dengan kelerengan lebih dari 40% dan sangat berpotensi erosi.

4) Iklim dan Hidrologi

Kabupaten Kutai Timur beriklim hutan tropika humida dengan suhu udara rata-rata 26⁰C,
dimana perbedaan suhu terendah dengan suhu tertinggi mencapai 5⁰- 7⁰ C, jumlah curah hujan antara
2000-4000 mm/tahun dan jumlah hari hujan rata-rata adalah 130-150 hari/tahun.
Potensi hidrologi di Kabupaten Kutai Timur cukup besar, terutama adanya aliran beberapa
sungai antara lain Sungai Sangatta, Sungai Karangan, Sungai Bengalon, Sungai Manubar, Sungai
Kelinjau, Sungai Wahau, Sungai Telen dan Sungai Marah. Peranan sungai di daerah ini sangat penting
yaitu sebagai sarana transportasi air di daerah pantai dan daerah pedalaman. Selain itu, sungai juga
dimanfaatkan sebagai sumber air baku penduduk di sepanjang wilayah yang dilaluinya.

1.4.1.2 KONDISI DEMOGRAFIS

1) Kependudukan

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat strategis dalam pembangunan daerah,
sehingga data kependudukan sangat diperlukan sebagai bahan penentuan kebijakan maupun
perencanaan pembangunan. Dalam konteks yang lebih spesifik data penduduk beserta deskripsi
kecenderungannya berguna dalam mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, yang sedang

1-6 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018
berjalan, bahkan dalam merencanakan bentuk dan volume kegiatan yang akan dilakukan di masa
mendatang. Persoalan kependudukan seperti pertumbuhan penduduk serta karakteristik faktor yang
mempengaruhinya, baik karena tingkat fertilitas dan mortalitas atau karena tingkat migrasi, akan
berdampak dalam upaya intervensi kebijakan pembangunan yang dilaksanakan, seperti: penyediaan
infrastruktur dan layanan masyarakat yang memadai serta lapangan pekerjaan yang cukup di masa
mendatang.
Tabel 1.2 menyajikan informasi kependudukan Kabupaten Kutai Timur selama periode dua
tahun terakhir. Jumlah penduduk Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2017 sebesar 418.625 jiwa
mengalami peningkatan sebanyak 2.135 jiwa atau mengalami pertumbuhan sebesar 0,51 persen dari
tahun sebelumnya sehingga menjadi 420.760 jiwa di tahun 2018. Angka kependudukan tersebut
merupakan hasil pemutakhiran data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Timur
dengan Direktorat Jendral Kependudukan dan Catatan Sipil, Kementerian Dalam Negeri. Ditinjau dari
rasio jenis kelamin, secara umum Kabupaten Kutai Timur mempunyai penduduk laki-laki lebih banyak
dibanding penduduk perempuan. Apabila ditinjau dari pola sebaran penduduk, Tabel 1.2 menunjukkan
bahwa terdapat 5 (lima) Kecamatan yang mempunyai jumlah penduduk lebih banyak dibanding
kecamatan lainnya. Kecamatan yang dimaksud adalah Kecamatan Sangatta Utara, Kecamatan
Bengalon, Kecamatan Sangatta Selatan, Kecamatan Muara Wahau, dan Kecamatan Kongbeng.
Jumlah dan perkembangan penduduk menurut jenis kelamin dan sebaran di kecamatan, terlihat
pada tabel berikut.

Tabel 1.2
Jumlah dan Perkembangan Penduduk
Menurut Jenis Kelamin Perkecamatan Tahun 2017-2018
2017 (SEMESTER 2) 2018 (SEMESTER 2)
No Kecamatan
L P L P
1 Muara Ancalong 7.069 6.308 7.525 6.753

2 Busang 3.294 2.887 3.312 2.868

3 Long Mesangat 4.058 3.491 3.890 3.362

4 Muara Wahau 15.193 12.821 15.749 13.438

5 Telen 6.231 5.244 5.976 4.990

6 Kongbeng 15.257 13.187 15.385 13.351

7 Muara Bengkal 7.504 6.674 7.544 6.802

8 Batu Ampar 3.977 3.409 4.216 3.616

9 Sangatta Utara 65.837 55.118 67.721 57.068

10 Bengalon 23.643 18.959 22.530 18.262

11 Teluk Pandan 8.998 7.180 8.662 7.048

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1-7
2017 (SEMESTER 2) 2018 (SEMESTER 2)
No Kecamatan
L P L P
12 Sangatta Selatan 17.211 14.374 17.047 14.432

13 Rantau Pulung 5.858 5.143 6.110 5.350

14 Kaliorang 7.780 6.668 7.782 6.649

15 Kaubun 8.676 7.049 8.408 6.860

16 Sangkulirang 12.298 10.608 12.282 10.792

17 Karangan 8.044 6.332 7.336 5.932

18 Sandaran 6.898 5.347 6.503 5.209

Jumlah 227.826 190.799 227.978 192.782


Jumlah L + P 418.625 420.760
Rasio Jenis Kelamin 119 118
Pertumbuhan (%) 0,73 0,51
Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Sementara persentase penyebaran penduduk menurut kecamatan di Kabupaten Kutai Timur


pada tahun 2017 dan tahun 2018 dapat dilihat pada Tabel 1.3.

Tabel 1.3
Proporsi Penduduk Menurut Kecamatan
Tahun 2017-2018
Proporsi Penduduk
No Kecamatan
2017 2018
1 Muara Ancalong 3,20 3,39

2 Busang 1,48 1,47

3 Long Mesangat 1,80 1,72

4 Muara Wahau 6,69 6,94

5 Telen 2,74 2,61

6 Kongbeng 6,79 6,83

7 Muara Bengkal 3,39 3,41

8 Batu Ampar 1,76 1,86

9 Sangatta Utara 28,89 29,66

10 Bengalon 10,18 9,69

11 Teluk Pandan 3,86 3,73

12 Sangatta Selatan 7,54 7,48

13 Rantau Pulung 2,63 2,72

14 Kaliorang 3,45 3,43

15 Kaubun 3,76 3,63

1-8 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018
Proporsi Penduduk
No Kecamatan
2017 2018
16 Sangkulirang 5,47 5,48

17 Karangan 3,43 3,15

18 Sandaran 2,93 2,78

Jumlah (%) 100,00 100,00

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.3 tampak bahwa Kecamatan Sangatta Utara yang merupakan pusat
pemerintahan Kabupaten Kutai Timur mempunyai angka sebaran penduduk yang tinggi yaitu 29,66
persen. Persebaran penduduk terbanyak kedua yaitu pada kecamatan Bengalon sebesar 9,69 persen.
Diikuti oleh kecamatan Sangatta Selatan yang mempunyai sebaran penduduk sebesar 7,48 persen.
Dalam konteks ini, Kecamatan Sangatta Utara, Kecamatan Bengalon dan Kecamatan Sangatta Selatan
mempunyai potensi aktivitas pertumbuhan ekonomi paling tinggi. Hal ini disebabkan oleh penduduk
secara teoritis dan empiris merupakan komponen utama dalam laju aktivitas perekonomian.

2) Angkatan Kerja dan Ketenagakerjaan

Berdasarkan kelompok umur, penduduk Kabupaten Kutai Timur terbanyak berada pada
kelompok umur 30-34 dengan jumlah 42.337 jiwa yang ditunjukkan pada Tabel 1.4 Diikuti dengan
kelompok umur 5-9 dengan 42.302 jiwa dan terbesar ketiga pada kelompok umur 10-14 tahun sejumlah
42.256 jiwa.

Tabel 1.4
Jumlah Penduduk Kabupaten Kutai Timur Berdasarkan Umur
Tahun 2017-2018
Proporsi Penduduk
No Kelompok Umur
2017 2018
1 0-4 20.195 21.584

2 5-9 43.506 42.302

3 10-14 41.215 42.256

4 15-19 36.567 38.336

5 20-24 37.199 37.377

6 25-29 44.113 41.412

7 30-34 45.129 42.337

8 35-39 41.130 40.336

9 40-44 32.803 33.761

10 45-49 26.954 27.043

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1-9
Proporsi Penduduk
No Kelompok Umur
2017 2018
11 50-54 18.792 20.382

12 55-59 12.529 13.116

13 60-64 7.960 8.604

14 65-69 5.036 5.703

15 70-74 2.665 2.999

16 >74 2.832 3.212

Jumlah 418.625 420.760


Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Salah satu sasaran dalam pembangunan adalah diarahkan pada perluasan kesempatan kerja
dan terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang seimbang dan memadai untuk
dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahunnya. Karena itu
peningkatan dalam jumlah angkatan kerja bila tidak diimbangi dengan penambahan kesempatan kerja
akan menimbulkan permasalahan dalam pembangunan.

Tabel 1.5
Tingkat Pengangguran, Jumlah Angkatan Kerja dan Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Tahun 2017 – 2018
Tahun
No Variabel
2017 2018
1. Angka Pengangguran (Jiwa) 2.192 1.992
2. Angka setengah menganggur (Jiwa) 23.833 20.496
3. Angkatan Kerja (AK) (Jiwa) 216.736 177.202
4. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%) 69,09 58,54
5. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%) 1,01 1,12
6. Rasio Ketergantungan (%) 38,09 39,00
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Tabel 1.5 disajikan dinamika ketenagakerjaan lainnya. Secara umum informasi yang tersaji
mulai dari angka pengangguran mengalami penurunan dari tahun 2017 sebesar 2.192 jiwa dan pada
tahun 2018 sebesar 1.992 jiwa. Sama halnya pada Angkatan Kerja yang mengalami penurunan pada
tahun 2017 sebesar 216.736 jiwa menjadi 177.202 jiwa sehingga berimplikasi pada tingkat
pengangguran terbuka (TPT). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mengalami kenaikan dari 1,01% di
tahun 2017 menjadi 1,12% pada tahun 2018. Penurunan angka pengangguran menunjukkan bahwa
semakin banyak penduduk usia kerja yang terlibat dalam aktivitas produksi. Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (TPAK) tahun 2017 sebesar 69,09%, mengalami penurunan menjadi 58,54% pada
tahun 2018.

1 - 10 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


Rasio ketergantungan menunjukkan perbandingan penduduk usia non produktif dengan
penduduk usia produktif. Pada tahun 2017, rasio ketergantungan adalah sebesar 38,09%. Dari nilai
tersebut, pada tahun 2018 mengalami kenaikan rasio ketergantungan menjadi 39,00%. Nilai rasio
ketergantungan ini menunjukkan bahwa pada tahun 2017 dari 100 orang usia produktif menanggung
beban sebanyak 38 orang penduduk sedangkan pada tahun 2018 menjadi 39 orang. Secara relatif telah
terjadi kenaikan beban usia produktif.
Sementara itu, jumlah tenaga kerja berdasarkan dengan lapangan pekerjaan utama di
Kabupaten Kutai Timur tahun 2017-2018 terlihat pada Tabel 1.6

Tabel 1.6
Jumlah Tenaga Kerja di Kabupaten Kutai Timur
Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2017–2018
2017 2018
No Variabel
Jumlah % Jumlah %

1 Pertanian 52.820 35,36 67.747 43,76


2 Pertambangan 17.234 11,54 14.882 9,62
3 Industri Pengolahan - - 4.634 3,00
4 Listrik, Gas dan Air Bersih 10.743 7,19 759 0,49
5 Bangunan 1.758 1,18 6.504 4,20
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 10.332 6,92 5.324 3,44
7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.065 2,05 1.630 1,05
8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 654 0,44 6.170 3,99
9 Jasa Kemasyarakatan - - 1.692 1,09
10 Bidang Lainnya 52.759 35,32 45,372 29,33
Total 149.365 100,00 154,714 100,00
Sumber: Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019
Dinas Pertanian Kabupaten Kutai Timur 2019

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa struktur lapangan pekerjaan di Kabupaten Kutai Timur
tahun 2018 berubah secara signifikan dibanding dengan tahun 2017. Terdapat beberapa sektor yang
mengalami peningkatan di tahun 2018 tetapi juga terdapat yang mengalami penurunan. Peningkatan
terbesar terjadi di sektor pertanian sebesar 43,76 persen dari 35,36 persen. Kemudian diikuti oleh
peningkatan di sektor bangunan dari 1,18 persen di tahun 2017 menjadi 4,20 persen di tahun 2018.
Penurunan persentase jumlah tenaga kerja berdasarkan lapangan kerja terjadi pada sektor
pertambangan, sektor listrik, gas dan air bersih, serta sektor perdagangan, hotel dan restoran,
Pengangkutan dan Komunikasi dan Bidang Lainnya. Penurunan persentase terbesar terjadi pada sektor
sektor listrik, gas dan air bersih dari 7,19 persen di tahun 2017 menjadi 0,49 persen di tahun 2018.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 11


1.4.2 ASPEK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

1.4.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

1) Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah kemampuan suatu daerah dalam membangun ekonomi daerah
tersebut. Pertumbuhan ekonomi juga merupakan tolok ukur keberhasilan kegiatan ekonomi di suatu
daerah. Semakin tinggi pertumbuhan ekonominya, maka semakin berkembang kegiatan ekonomi dalam
daerah tersebut. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga digunakan sebagai indikator kesejahteraan
masyarakat.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai Timur dengan migas pada tahun 2018 adalah
1,96%, tanpa migas sebesar 1,90%, serta tanpa migas dan batubara mencapai 2,93%. Secara umum
dapat dilihat laju pertumbuhan ekonomi 2 tahun terakhir terjadi penurunan yang cukup signifikan pada
tahun 2018. Laju Pertumbuhan Ekonomi dalam periode 2 (dua) tahun terakhir secara lebih lengkap
adalah seperti terlihat pada Tabel 1.7

Tabel 1.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kutai Timur Tahun 2017 – 2018
Laju Pertumbuhan Ekonomi (%)
Tahun
Dengan Migas Tanpa Migas Tanpa Migas & Batubara

2017a) 3,18 3,26 3,70


2018b) 1,96 1,90 2,93
Sumber : a) Angka Sementara Dinas Komunikasi & Informatika, Persandian & Statistik Tahun 2019
b) Angka Sangat Sementara Bappeda Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

2) Struktur Ekonomi

Struktur ekonomi Kabupaten Kutai Timur dapat dilihat dari kontribusi sektoral PDRB Kabupaten
Kutai Timur. Gambaran kondisi perkembangan PDRB Kabupaten Kutai Timur dalam periode 2 (Dua)
tahun terakhir secara lebih lengkap adalah seperti terlihat pada tabel berikut.

Tabel 1.8
PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Kutai Timur
Tahun 2017-2018

Tanpa Migas dan Batu


Tahun Dengan Migas (Rp) Tanpa Migas (Rp)
Bara (Rp)
2017a) 344.378.309,63 343.314.532,90 90.805.586,82

2018b) 349.750.600,72 348.678.664,50 94.232.899,32


Sumber : Dinas Komunikasi & Informatika, Persandian & Statistik Tahun 2019

1 - 12 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


Berdasarkan Tabel 1.8 Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Perkapita Kabupaten
Kutai Timur atas dasar harga berlaku dengan migas pada tahun 2017 sebesar Rp344.378.309,63 juta
dan pada tahun 2018 meningkat sebesar Rp349.750.600,72 juta. Pada periode yang sama, PDRB atas
dasar harga berlaku tanpa migas meningkat dari Rp343.314.532,90 juta menjadi Rp348.678.664,50
juta. Sementara PDRB atas dasar harga berlaku tanpa migas dan batu bara juga mengalami
peningkatan dari Rp90.805.586,82 juta menjadi Rp94.232.899,32 juta. Sehingga, dapat disimpulkan
bahwa PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dengan Migas, Tanpa Migas dan Tanpa Migas dan Batubara
dalam 2 (Dua) tahun terakhir yaitu tahun 2017 hingga 2018 terus mengalami kenaikan.
Komponen pendukung PDRB Kutai Timur terdiri dari beberapa sektor yang disajikan pada
Tabel 1.9 Sektor pertambangan dan penggalian masih merupakan sektor yang paling dominan pada
perekonomian Kabupaten Kutai Timur dengan mengalami kenaikan PDRB dari tahun 2017 ke tahun
2018 tetapi jika dipersentasekan mengalami penurunan. Peran sektor pertambangan diiringi dengan
kanaikan pada sektor Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan Jasa Pertanian, dimana pada tahun 2017
sebesar 7,75% menjadi 8,06% pada tahun 2018, sedangkan sektor industri pengolahan juga
mengalami peningkatan peran dan di Tahun 2017 perannya sebesar 3,04% terhadap PDRB.
Selebihnya selain itu ketiga sektor tersebut diatas sumbangan-sumbangan sektor-sektor lainnya masih
dibawah 2,00%.
Adapun struktur ekonomi Kabupaten Kutai Timur dalam periode 2 (dua) tahun terakhir secara
lebih lengkap dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.9
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun 2017 – 2018 ( Juta Rp)
2017 a) 2018b)
No Sektor Usaha % %
Harga Berlaku Harga Berlaku
Pertanian, Kehutanan, Perikanan dan
1 9.129.987,80 7,75 9.952.622,71 8,06
Jasa Pertanian
2 Pertambangan dan Penggalian 96.064.874,80 81,54 99.937.948,04 80,90

3 Industri Pengolahan 3.585.906,20 3,04 3.973.272,26 3,22


4 Pengadaan Listrik dan Gas 10.468,30 0,01 12.404,39 0,01
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
5 13.975,30 0,01 15.094,61 0,01
Limbah dan Daur Ulang
6 Konstruksi 2.248.188,90 1,91 2.341.477,00 1,90
Perdagangan Besar dan Eceran;
7 1.891.655,70 1,61 1.995.039,99 1,62
Reparasi Mobil dan Sepeda

8 Transportasi dan Pergudangan 1.188.112,00 1,01 1.289.596,35 1,04


Penyediaan Akomodasi dan Makan
9 244.767,10 0,21 261.934,44 0,21
Minum
10 Informasi dan Komunikasi 287.943,80 0,24 312.214,92 0,25
11 Jasa Keuangan dan Asuransi 161.293,60 0,14 167.989,14 0,14

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 13


2017 a) 2018b)
No Sektor Usaha % %
Harga Berlaku Harga Berlaku
12 Real Estate 318.881,50 0,27 330.884,56 0,27
13 Jasa Perusahaan 80.051,20 0,07 85.701,33 0,07
Administrasi Pemerintahan,
14 1.121.053,40 0,95 1.189.058,40 0,96
Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
15 Jasa Pendidikan 1.119.270,20 0,95 1.279.165,69 1,04

16 Jasa Kesehatan dan kegiatan Sosial 152.251,20 0,13 166.291,75 0,13

17 Jasa Lainnya 198.304,40 0,17 220.866,84 0,18


Jumlah 117.816.985,40 100,00 123.531.562,42 100,00
Sumber : Dinas Komunikasi & Informatika, Persandian & Statistik

PDRB dengan Harga Konstan dapat dilihat padaTabel 1.10. Dari tabel tersebut diperoleh
bahwa Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Kutai Timur dengan migas pada tahun
2017 sebesar Rp117.816.985,40 juta dan pada tahun 2018 meningkat sebesar Rp123.531.562,42 juta.
Pada periode yang sama, PDRB atas dasar harga berlaku tanpa migas meningkat dari
Rp117.453.051,42 juta menjadi Rp123.152.955,62 juta. Sementara PDRB atas dasar harga berlaku
tanpa migas dan batu bara juga mengalami peningkatan dari Rp31.065.953,33 juta menjadi
Rp33.282.965,81 juta. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa PDRB Atas Dasar Harga konstan dengan
Migas, Tanpa Migas dan Tanpa Migas dan Batubara dalam 2 (Dua) tahun terakhir yaitu tahun 2017
hingga 2018 terus mengalami kenaikan.

Tabel 1.10
Perkembangan PDRB Kabupaten Kutai Timur Tahun 2017-2018 (Juta Rp)

Tahun
No Uraian
2017 2018*

Dengan Migas
1 Harga Berlaku 117.816.985,40 123.531.562,42
Harga Konstan 2010 86.458.545,40 88.148.883,38
Tanpa Migas
2 Harga Berlaku 117.453.051,42 123.152.955,62
Harga Konstan 2010 86.163.714,88 87.803.532,53
Tanpa Migas dan Batu Bara
3 Harga Berlaku 31.065.953,33 33.282.965,81
Harga Konstan 2010 19.444.194,28 20.012.983,64
Sumber : Dinas Komunikasi & Informatika, Persandian & Statistik Tahun 2019

1 - 14 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


3) Kemiskinan

Kemiskinan merupakan permasalahan utama yang harus dipecahkan. Kemiskinan tidak hanya
terkait dengan tingkat pendapatan penduduk dibawah standard hidup layak, namun harus ada dimensi
lain yang harus diperhatikan, yaitu tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan. Selain upaya
memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan penanggulangan kemiskinan juga terkait dengan
bagaimana mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan.

Tabel 1.11
Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk Miskin
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2018
Tahun Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa) Persentase (%)
2016 a) 30.170 9,16
2017 b) 31.950 9,29
2018 b) 32.494 9,20
Sumber: a) Dinas Kominfo & Informatika, Persandian & Statistik Tahun 2019

Tabel 1.10 menunjukkan terdapat peningkatan jumlah penduduk miskin pada tahun 2018
dibanding tahun 2017 sebesar 544 orang. Faktor utama yang memengaruhi kenaikan jumlah penduduk
miskin adalah adanya peningkatan garis kemiskinan. Tahun 2016 garis kemiskinan di Kabupaten Kutai
Timur sebesar Rp470.228,00 per orang per bulan, namun pada tahun 2017 garis kemiskinan meningkat
menjadi Rp512.000,00 per orang per bulan (BPS, 2017). Tetapi karena pertambahan penduduk pada
Tahun 2018 lebih cepat dibandingkan pertambahan penduduk miskin, maka secara presentase
penduduk miskin di Kabupaten Kutai Timur mengalami penurunan sebesar 0,09% dari 9,29% menjadi
9,20%.
Pergeseran garis kemiskinan berakibat jumlah penduduk miskin bertambah, sehingga
diperlukan penanganan serius dalam pengentasan kemiskinan melalui integrasi dan singkronisasi
program penanggulangan kemiskinan pusat, daerah serta semua stakeholder. Program pengentasan
kemiskinan yang telah dilaksanakan antara lain : Program Beras Sejahtera (Rastra), Program Keluarga
Harapan (PKH), stimulan rumah layak huni, jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin, pemberdayaan
ekonomi masyarakat miskin (KUBE) dan lainnya.

4) Indeks Pembangunan Manusia

Kesejahteraan masyarakat secara lebih luas diukur melalui Human Development Index (HDI)
atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). IPM merupakan ukuran gabungan dari tiga dimensi tentang
pembangunan manusia, antara lain panjang umur dan menjalani hidup sehat yang diukur dari usia
harapan hidup serta dimensi terdidik yang diukur dari tingkat kemampuan baca tulis orang dewasa dan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 15


tingkat pendaftaran di sekolah dasar, lanjutan, dan tinggi. Kemudian, dimensi ketiga adalah memiliki
standar hidup yang layak diukur dari paritas daya beli.
Perubahan mendasar perhitungan IPM dengan metode baru mencakup penggunaan indikator
Harapan Lama Sekolah (HLS) menggantikan indeks Angka Melek Huruf (AMH). Dalam perhitungan
indeks pendidikan dan penggunaan indikator Pendapatan Nasional Bruto (PNB) Perkapita
menggantikan Produk Domestik Bruto (PDB) Perkapita dalam perhitungan indeks standar hidup. Selain
merupakan kesepakatan global, metode baru ini diharapkan dapat memotret perkembangan
pembangunan manusia dengan lebih tepat. Peningkatan IPM di Kabupaten Kutai Timur
mengindikasikan perbaikan sosial ekonomi masyarakat berimplikasi pada peningkatan kualitas
masyarakat baik dari segi kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan ekonomi.

Tabel 1.12
Komponen yang Mempengaruhi Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tahun 2016-2018

No IPM Satuan 2016 2017a) 2018b)


1. Angka Harapan Hidup Tahun 72,39 72,45 72,51
2. Rata-Rata Lama Sekolah Tahun 8,72 8,72 9,06
3. Harapan Lama Sekolah Tahun 12,42 12,48 12,52
4. Pengeluaran Per Kapita Ribu rupiah 9.960 10.273 10.558
5. IPM % 71,10 71,91 72,45
Sumber: a) Dinas Kominfo & Informatika, Persandian & Statistik Tahun 2019
a) Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019
b) Angka Sementara Bappeda Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Berdasarkan Tabel 1.12 Angka Harapan Hidup Tahun 2018 mengalami peningkatan dari 72,45
tahun pada Tahun 2017 menjadi 72,51 pada tahun 2018. Peningkatan juga terjadi pada Rata-Rata
Lama Sekolah dari 8,72 tahun pada tahun 2017 menjadi 9,06 tahun. Pengeluaran per kapita meningkat
dari Rp10.273.000,00 Tahun 2017 menjadi Rp10.558.000,00 Tahun 2018. Perbaikan 3 (tiga) indikator
di atas memperlihatkan terjadinya peningkatan pembangunan sumber daya manusia yang ditunjukkan
oleh IPM, dimana Tahun 2017 sebesar 71,91 menjadi 72,45 pada Tahun 2018.

5) Indeks Pembangunan Desa

Gerakan Pembangunan Desa Mandiri Terpadu (Gerbang Desa Madu), adalah program
pembangunan yang difokuskan dan dilaksanakan mulai dari desa dengan harapan akan meningkatkan
Indeks Pembangunan Desa (IPD) yang diterbitkan oleh BAPPENAS RI. Hasil dari perbaikan IPD
adalah meningkatkan status desa dari desa tertinggal menjadi desa berkembang dan dari desa
berkembang menjadi desa mandiri.
IPD mengkategorikan desa ke dalam tiga kelompok, yaitu Desa Mandiri, Desa Berkembang,
dan Desa Tertinggal. Terdapat lima dimensi yang diukur yaitu :

1 - 16 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


1. Pelayanan Dasar
2. Kondisi Infrastruktur
3. Aksesibilitas/Tranportasi
4. Pelayanan Umum
5. Penyelenggaraan Pemerintahan
Kabupaten Kutai Timur tergolong dalam kategori desa berkembang mulai dari tahun 2016
hingga 2018. IPD Kabupaten Kutai Timur pada tahap awal perhitungan yang dilakukan oleh
BAPPENAS Tahun 2014 sebesar 56,37. Tahun 2016-2018 Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah melakukan penilaian IPD di 139 desa. Hasil penilaian
menunjukkan nilai IPD Kabupaten Kutai Timur mengalami peningkatan menjadi 60,67 pada Tahun 2017
dan meningkat lagi menjadi 61,93 pada Tahun 2018.

Tabel 1.13
Indeks Pembangunan Desa Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2018

No Tahun Satuan IPD


1. 2016 Indeks 57,74
2. 2017 Indeks 60,67
3. 2018 Indeks 61,93
Sumber data : Bappeda Kab. Kutai Timur Tahun 2019

Dari hasil penilaian IPD pada 139 desa menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah desa
tertinggal dari 18 desa (13,24,%) Tahun 2016 menjadi 12 desa (8,63%) Tahun 2017 dan 10 desa
(7,19%) Tahun 2018. Desa berkembang mengalami peningkatan dari 112 desa (82,35,%) Tahun 2016
menjadi 119 desa (85,61) Tahun 2017 dan menurun pada Tahun 2018 yaitu 116 desa (83,45%).
Selanjutnya, desa mandiri mengalami peningkatan dari dari 6 desa (4,41%) Tahun 2016 menjadi 8 desa
(5,76%) Tahun 2017 dan 13 desa (9,35%) Tahun 2018.

Tabel 1.14.
Indeks Pembangunan Desa (IPD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2018

2016 2017 2018


Kategori Desa
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Desa Tertinggal 18 13,24 12 8,63 10 7,19
Desa Berkembang 112 82,35 119 85,61 116 83,45
Desa Mandiri 6 4,41 8 5,76 13 9,35
Jumlah 136** 100 139 100 139 100
Sumber data : Bappeda Kab. Kutai Timur Tahun 2019
Keterangan *) Data Awal BAPPENAS
**) Terjadi Penambahan 6 Desa Dari Hasil Pemekaran

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 17


1.4.2.2 Fokus Kesejahteraan Masyarakat

1) Pendidikan

Indikator utama dalam mengukur pemerataan akses pendidikan adalah Angka Partisipasi
Sekolah (APS). APS merupakan ukuran daya serap lembaga pendidikan terhadap penduduk usia
sekolah. Selain itu, APS juga digunakan sebagai indikator dasar dalam melihat akses penduduk pada
fasilitas pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin tinggi Angka Partisipasi Sekolah
semakin besar jumlah penduduk yang berkesempatan mengenyam pendidikan.
Selain APS, juga digunakan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) yang merupakan
persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada suatu jenjang pendidikan (berapapun
usianya) terhadap jumlah penduduk usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut.
Untuk menunjukkan persentase jumlah anak pada kelompok usia sekolah tertentu yang sedang
bersekolah pada jenjang pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak pada
kelompok usia sekolah yang bersangkutan maka digunakan Angka Partisipasi Murni (APM). Berikut ini
merupakan data Angkatan Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) serta Angka
Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kutai Timur adalah sebagai berikut.

Tabel 1.15.
Persentase APK, APM dan APS Menurut Tingkat Pendidikan Tahun 2017-2018

2017 2018
No Jenjang Pendidikan Satuan
APK APM APS APK APM APS
1 Sekolah Dasar (SD) % 125,28 109,58 117,15 126,29 111,18 118,68
Sekolah Lanjutan
2 Tingkat Pertama % 99,20 72.11 81,06 98,90 74,26 82,55
(SLTP)
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Pada Tabel 1.15 terlihat bahwa Angka Partisipasi Kasar (APK) untuk tingkat SLTP menurun
dari 99,20% di tahun 2017 menjadi 98,90% di tahun 2018. Penurunan nilai APK menunjukkan
keberhasilan program pendidikan, namun berbanding terbalik tingkat SD yang mengalami kenaikan.
Pada Angka Partisipasi Murni (APM) tahun 2018 mengalami kenaikan pada tingkat SD dan
SLTP. Hal ini menunjukkan bahwa 111,18% anak yang usia sekolah dasar dapat bersekolah tepat
waktu, sedangkan tingkat SLTP sebesar 74,26% dari anak usia sekolah tingkat pertama yang
mengenyam pendidikan tingkat SLTP. Sementara untuk Angka Partisipasi Sekolah (APS) mengalami
kenaikan dari 117,15% di tahun 2017 menjadi 118,68% di tahun 2018. Untuk tingkat SLTP mengalami
kenaikan dari 81,06% di tahun 2017 menjadi 82,55% di tahun 2018.

1 - 18 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


Persentase APS menunjukkan bahwa setiap 100 penduduk usia 7-12 tahun, sekitar 103 orang
masih duduk di bangku SD dan setiap 100 orang penduduk usia 13-15 tahun, sekitar 97 orang masih
duduk di bangku SLTP. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tidak semua siswa mempunyai
kesempatan melanjutkan pendidikan sehingga perbaikan yang perlu dilakukan utama yaitu pada
jenjang SLTP.

2) Kesehatan

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan


nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam meningkatkan mutu dan
daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Peningkatan pembangunan dalam bidang kesehatan diselenggarakan dari sisi kualitas
pelayanan maupun aksesibilitas masyarakat terhadap pelayanan dasar bidang kesehatan.
Perkembangan dampak pembangunan bidang kesehatan masyarakat hingga tahun 2018 digambarkan
dengan indikator Angka Harapan Hidup (AHH), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kelahiran Total
(AKT).

Tabel 1.16.
Angka Kelahiran dan Kematian, Usia Harapan Hidup dan
Rasio Ketergantungan Tahun 2017–2018
No. Kegiatan Satuan 2017 2018
1 Angka Kelahiran Total Per Bayi 6.043 7.058
2 Angka Kematian Bayi Per 1000 kelahiran hidup 8 9
3 Angka Harapan Hidup Tahun 72,45 72,51
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Kutai Timur Tahun 2019

Tabel 1.16 menunjukkan Angka Kelahiran Total (AKT) atau Total Fertility Rate (TFR) yang
terjadi tahun 2018 sebesar 7.058 Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2017 sebanyak 8 bayi sedangkan
pada tahun 2018 sebesar 9 bayi per 1000 kelahiran.
Pada Angka Harapan Hidup (AHH) menunjukkan tingkat kesehatan penduduk yang semakin
baik, tahun 2017 AHH di Kabupaten Kutai Timur sebesar 72,45 tahun menjadi 72,51 tahun 2018.
Selaras dengan angka harapan hidup yang baik.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 19


1.5 STRUKTUR ORGANISASI

Sebagai pelaksanaan ketentuan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan


Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pemerintah telah
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah yang memuat
pengaturan tentang Perangkat Daerah, Pembentukan Perangkat Daerah yang didasarkan kriteria
tipelogi perangkat berdasarkan hasil pemetaan urusan pemerintah dengan variabel umum dan variabel
teknis.
Berdasarkan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Kutai Timur Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
pada Bab III (Pasal 3) dengan susunan sebagai berikut :
a. Sekretariat Daerah; e. Badan;
b. Sekretariat DPRD; f. Kecamatan;
c. Inspektorat Daerah; g. Kelurahan;
d. Dinas Daerah;
Susunan Perangkat Daerah tersebut terdiri dari 3 asisten, 12 bagian, 27 dinas, 8
kantor/badan,18 Kecamatan dan 2 Kelurahan.

1.5.1 SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Kutai Timur yang secara kedudukan, susunan organisasi, tugas dan
fungsi serta tata kerja Perangkat Daerah dan Unit Kerja dibawahnya selanjutnya diatur dalam
Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2016 maka Sekretariat Daerah merupakan unsur pelaksana
otonomi Daerah di Bidang Sekretariat Daerah Kabupaten Kutai Timur yang dipimpin oleh seorang
Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati dan mempunyai tugas
membantu Bupati dalam menyusun kebijakan dan pengordinasian administrative terhadap pelaksanaan
tugas Perangkat Daerah serta pelayanan administratif.
Sektretaris Daerah Kabupaten Kutai Timur dibantu oleh 3 asisten dan 12 bagian yaitu :
• Asisten Pemerintahan Umum dan Kesejahteraan Rakyat
• Bagian Pemerintahan
• Bagian Hukum
• Bagian Humas dan Protokol
• Bagian Sosial
• Asisten Perekonomian dan Pembangunan

1 - 20 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


• Bagian Perekonomian
• Bagian Pembangunan
• Bagian Sumber Daya Alam
• Bagian Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
• Asisten Administrasi Umum
• Bagian Umum dan Kepegawaian
• Bagian Organisasi dan Tatalaksana
• Bagian Administrasi, Penatausahaan Keuangan
• Bagian Perlengkapan

1.5.2 SEKRETARIAT DPRD KABUPATEN

Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 25 Tahun 2016, Sekretariat DPRD Kabupaten Kutai
Timur merupakan unsur pelayanan administrasi dan pemberian dukungan terhadap tugas dang fungsi
DPRD, dipimpin oleh seorang Sekretaris DPRD yang dalam melaksanakan tugasnya secara teknis
operasional berada dibawah dan bertanggungjawab kepada pimpinan DPRD dan secara administratif
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

1.5.3 DINAS DAERAH KABUPATEN


Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah, Dinas merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah Kabupaten dipimpin oleh seorang
kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui desentralisasi dan dapat
ditugaskan untuk melaksanakan penyelenggaraan wewenang yang dilimpahkan oleh Pemerintah
kepada Bupati selaku wakil pemerintah dalam rangka dekonsentrasi. Organisasi Dinas Kabupaten Kutai
Timur terdiri dari:

1. Dinas Kependudukan dan Pencatatan 8. Dinas Pendidikan


Sipil
2. Dinas Kesehatan 9. Dinas Kebudayaan

3. Dinas Kelautan dan Perikanan 10. Dinas Kepemudaan dan Olahraga

4. Dinas Koperasi dan UKM 11. Dinas Pariwisata

5. Dinas Pemadam Kebakaran dan 12. Dinas Pengendalian Penduduk dan


Penyelamatan Keluarga Berencana

6. Satuan Polisi Pamong Praja 13. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan

7. Dinas Ketahanan Pangan 14. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 21


15. Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan 24. Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Desa
16 Dinas Perhubungan 25. Dinas Komunikasi dan Informatika,
Persandian dan Statistik

17. Dinas Pertanian 26. Dinas Perkebunan

18. Dinas Sosial 27. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan


Perlindungan Anak

19. Dinas Lingkungan Hidup

20. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan


Terpadu Satu Pintu
21. Dinas Pekerjaan Umum

22. Dinas Perumahan dan Kawasan


Permukiman
23. Dinas Pertanahan dan Penataan Ruang

1.5.4 BADAN DAERAH


Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 27 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Badan Daerah Kabupaten Kutai Timur, maka Badan Daerah merupakan unsur penunjang urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah, yang dipimpin oleh Kepala Badan Daerah yang
berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Susunan Badan Daerah Kabupaten Kutai Timur terdiri dari:
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Penelitian dan Pengembangan
3. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Latihan
4. Badan Pendapatan Daerah
5. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah

1.5.5 KECAMATAN

Sesuai Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2016 kecamatan merupakan unsur Perangkat
Daerah yang bersifat kewilayahan yang dibentuk dalam rangka meningkatkan koordinasi
penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat desa dan
kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh Camat yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab
kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Kutai Timur terdiri dari 18 (delapan belas)
Kecamatan.

1 - 22 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


1.5.6 KELURAHAN

Sesuai Peraturan Bupati Nomor 29 Tahun 2016, Kelurahan mempunyai tuga


menyelenggarakann urusan pemerintahan, pemberdayaan dan pelayanan masyarakat serta
ketentraman dan ketertiban umum dalam satu wilayah kelurahan yang berada di wilayah kerja
kelurahan. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang mempunyai tugas membantu Camat. Adapun
jumlah kelurahan di Kabupaten Kutai Timur sebanyak 2 Kelurahan.

1.6 PERMASALAHAN UTAMA DAN ISU STRATEGIS


Isu-isu strategis yang terjadi di suatu daerah merupakan bagian penting dalam menentukan
kebijakan dalam pembangunan daerah. Untuk memperoleh isu-isu strategis diperlukan analisis
terhadap berbagai fakta dan informasi kunci yang telah diidentifikasi untuk dipilih menjadi isu strategis.
Selain identifikasi isu strategis, permasalahan yang dihadapi juga harus dikedepankan untuk mencari
alternatif solusi dalam kebijakan pembangunan daerah. Analisis isu strategis dan identifikasi
permasalahan yang dirumuskan dalam RPJMD Kabupaten Kutai Timur menjadi bahan rujukan dalam
menentukan kebijakan strategis pembangunan daerah Kabupaten Kutai Timur selama 5 (lima) tahun.
Tahapan pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Kutai Timur
dalam kurun waktu 5 (lima) tahun pada periode tahun 2016-2021 yaitu :
1. Tahun 2016 : Peningkatan Pelayanan Dasar dan Infrastruktur
2. Tahun 2017 : Peningkatan Pelayanan Dasar dan Infrastruktur Pedesaan
3. Tahun 2018 : Peningkatan Produksi Pangan dan Komoditas Unggulan
4. Tahun 2019 : Pemantapan Produksi Pangan dan Komoditas Unggulan
5. Tahun 2020 : Peningkatan Nilai Tambah Komoditas Unggulan
6. Tahun 2021 : Penciptaan Produk Unggulan yang Memiliki Daya Saing
Sejalan dengan tema permasalahan dan isu strategis yang berkembang, serta dalam rangka
mendukung prioritas pembangunan nasional 2018 maka tema program pembangunan pada RKPD
Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018 adalah Peningkatan Produksi Pangan dan Komoditas Unggulan.
Oleh karena itu, penekanan program pembangunan Kabupaten Kutai Timur yaitu meningkat
pembangunan secara menyeluruh diberbagai bidang dengan titik penekanan pada penguatan
pelayanan dasar dan infrastruktur dalam upaya pencapaian daya saing kompetitif perekonomian
berbasis agribisnis berdasarkan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
berkualitas. Hal ini untuk memastikan bahwa Kabupaten Kutai Timur memiliki landasan pembangunan
yang mantap guna menuju pencapaian perekonomian yang kuat, inklusif dan berkelanjutan.
Prioritas pembangunan Kabupaten Kutai Timur diarahkan ke dalam tiga kata kunci, yaitu 1)
Desa Membangun, 2) Daya Saing Agribisnis dan Agroindustri, dan 3)Kemandirian yang diterjemahkan

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 23


sebagai Desa Mandiri. Pencapaian tiga aspek ini memerlukan fokus yang memungkinkan pencapaian
secara terencana dan terpadu. Berdasarkan pada tema pembangunan Kabupaten Kutai Timur tahun
2018, penjabaran dari tiga aspek tersebut sebagai berikut:

1. Peningkatan Pelayanan Dasar

1.1 Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pelayanan Kesehatan

Tantangan pembangunan kesehatan dan permasalahan kesehatan makin bertambah berat,


kompleks dan bahkan terkadang tak terduga. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Kutai
Timur diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud. Berbagai upaya peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan kesehatan di Kutai
Timur, dimaksudkan untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang prima, merata di setiap
wilayah, berkeadilan di setiap strata sosial ekonomi masyarakat, yang dilakukan dengan
pendekatan kuratif, preventif, dan promotif sebagai pondasi pembangunan ekonomi berbasis
agrobisnis yang berkelanjutan.
1.2 Peningkatan Aksesibilitas dan Kualitas Pendidikan

Pembangunan pendidikan merupakan prasyarat kunci bagi pertumbuhan sektor-sektor


pembangunan lainnya, termasuk pembangunan ekonomi berbasis agrobisnis dan agroindustri.
Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dimaksudkan untuk menyelenggarakan
pelayanan pendidikan yang berkualitas, berkeadilan, berkesinambungan di tiap jenjang, serta
mampu menyiapkan lulusan yang memenuhi kesempatan kerja yang dibutuhkan oleh pasar
tenaga kerja, sesuai tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, maupun global.

2. Peningkatan Infrastruktur

2.1 Peningkatan Pembangunan Pedesaan


Hubungan antar wilayah pedesaan dan perkotaan yang tidak berimbang telah menimbulkan
berbagai permasalahan, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kesenjangan pengembangan
kawasan perdesaan dimaksudkan untuk memperhatikan simpul-simpul pertumbuhan ekonomi.
Untuk itu desa harus didorong menjadi kawasan yang tidak hanya menghasilkan bahan primer,
melainkan juga mampu menghasilkan bahan-bahan olahan atau industri hasil pertanian. Agenda
peningkatan pembangunan wilayah Perdesaan, dimaksudkan untuk menghadapi dua kendala
utama yaitu masih rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan kualitas atau ketersediaan
infrastruktur wilayah.

1 - 24 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018


2.2 Peningkatan Infrastruktur Dasar Kawasan Pemukiman
Investasi infrastrurktur merupakan salah satu strategi pembangunan dengan tujuan
peningkatan akses terhadap kebutuhan dasar masyarakat dan juga merupakan salah satu faktor
yang berperan penting dalam peningkatan daya saing daerah. Walaupun pengeluaran dalam
bidang infrastruktur telah ditingkatkan, kesenjangan infrastruktur masih terasa, baik di tingkat
kecamatan maupun antar desa.

1.7. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Berpedoman pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
dokumen LKj-IP Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018 terdiri dari :

IKHTISAR EKSEKUTIF yang menyajikan ringkasan isi dari LKj.IP Pemerintah Kabupaten Kutai
Timur Tahun 2018;

BAB I PENDAHULUAN, menguraikan secara singkat latar belakang penulisan laporan serta
menguraikan secara singkat mengenai penjelasan secara umum Pemerintah Kabupaten Kutai Timur,
dengan penekanan kepada aspek strategis Pemerintah Kabupaten Kutai Timur serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA, menguraikan secara singkat tentang


Reformasi Birokrasi dan Manajeman Perubahan Kabupaten Kutai Timur, Inovasi dan Reformasi
Birokrasi Penyelenggaraan Kinerja Pemerintahan Kabupaten Kutai Timur, serta menguraikan Rencana
Kerja Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Kutai Timur Tahun 2016-2021 yang terdiri dari
visi dan misi pembangunan, tujuan, sasaran, strategi, program pembangunan daerah, perjanjian kinerja
Tahun 2018 serta penghargaan yang diraih oleh Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA, menguraikan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten


Kutai Timur yang meliputi tentang Capaian Kinerja, Evaluasi Kinerja dan menguraikan analisis capaian
kinerja Pemerintah Kabupaten Kutai Timur tahun 2018 serta Realisasi Anggaran.

BAB IV PENUTUP, menguraikan tentang kesimpulan umum atas capian kinerja Pemerintah
Kabupaten Kutai Timur serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan
kinerjanya;
Lampiran: Surat Pernyataan Reviu dari Inspektorat Wilayah Kabupaten Kutai Timur dan
Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Kutai Timur Tahun 2018 dan 2019.

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 2018 1 - 25

Anda mungkin juga menyukai