Anda di halaman 1dari 80

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


RESORT LOMBOK UTARA

RENCANA KERJA
KEPOLISIAN RESORT LOMBOK UTARA
TAHUN ANGGARAN 2017

I. LATAR BELAKANG
a. Kondisi Umum
Polri sebagai salah satu fungsi Pemerintahan di bidang keamanan yang bertanggung
jawab terhadap Keamanan Dalam Negeri, sebagaimana rumusan Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia
dengan tugas Pokok yaitu : Memelihara Keamanan dan Ketertiban Masyarakat,
Menegakkan huKum dan memberikan Perlindungan, Pengayoman dan Pelayanan kepada
Masyarakat.
Wilayah Hukum Polres Lombok Utara terdapat beberapa pulau-pulau kecil diantaranya
Gili Air, Gili Meno dan Gili Trawangan. Wilayah Polres Lombok Utara terdiri dari 5
Kecamatan, 33 Desa dan 322 Dusun.
Posisi geografisnya terletak pada daerah tujuan wisata yakni Pulau Bali di sebelah
Barat, Tana Toraja di sebelah Utara dan Taman wisata Komodo di sebelah Timurnya.
Memiliki keindahan alam dengan panorama yang menarik sehingga mampu menarik
Wisatawan, baik Domistik maupun Mancanegara. Disamping itu Kabupaten Lombok Utara
terletak pada jalur perhubungan Laut Internasional ( Selat Lombok ) dan merupakan lintas
perdagangan Nusantara. Kabupaten Lombok Utara memiliki wilayah laut yang mempunyai
potensi dibidang perikanan dan merupakan sumber daya alam untuk sektor
kepariwisataan. Penduduk di wilayah Hukum Polres Lombok Utara sangat Hitrogen yang
terdiri dari berbagai Suku, Etnis, Agama, Adat Istiadat dengan berbagai karakteristik
masing-masing, semua ini merupakan Kekayaan Bangsa, namun disisi lain jika kondisi ini
tidak disikapi dengan arif bijaksana dan tidak dengan pemahaman akan arti Pluralisme
akan menjadi potensi kerawanan untuk terjadinya peristiwa bernuansa Sara.
Memasuki tahun 2018 kejahatan Konvensional, kejahatan Transnasional, kejahtan
terhadap kekayaan Negara dan kejahatan yang berimplikasikan Kontijensi diperkirakan
akan meningkat, serta masih ada upaya dari kelompok-kelompok Igaras untuk membentuk
kelompok-kelompok baru dan memperluas pengaruhnya ditengah-tengah masyarakat,
semakin bertambahnya jumlah penduduk yang tidak memdai dengan lapangan kerja yang
ada, adanya tuntutan pemekaran desa/wilayah, terjadi kenaikan harga sembako yang
setiap Tahun sangat dirasakan oleh masyarakat, kerawanan terjadinya bencana alam,
beberapa permasalahan dan kasus-kasus menonjol yang terjadi cenderung mengalami
peningkatan yang dilakukan secara maksimal, semakin kompleks dan berkembangnya
permasalahan yang ada serta didorong juga oleh kondisi dan karakteristik masyarakat
dalam wilayah hukum Polres Lombok Utara.
Masih terjadinya konflik yang bernuansa kekerasan di tengah kehidupan masyarakat
Lombok Utara, memerlukan kewasapadaan dan kesabaran dalam mengatasinya sehingga
dampak yang lebih luas dapat dihindari guna menjalin hubungan yang harmonis.
Selain langkah tersebut di atas juga pada tahun 2018 Polres Lombok Utara berencana
menggelar Operasi Kepolisian Kewilayahan antara lain :
2

1. Operasi Jaran Gatarin 2018 sasarannya Pemberantasan Curas, Curat dan


Curanmor;
2. Operasi Pekat Gatarin 2018 sasarannya Pemberantasan Penyakit Masyarakat;
3. Operasi Simpatik Gatarin 2018 sasarannya Citra Simpatik Lantas Polri;
4. Operasi Patuh Gatarin 2018 sasarannya Penanggulangan Gangguan Kamtibcar
dan Laka Lantas;
5. Operasi Ketupat Gatarin 2018 sasarannya Pengamanan Idul Fitri 2018;
6. Operasi Antik Gatarin 2018 sasarannya Pemberantasan Peredaran Gelap dan
Penyalahgunaan Narkoba;
7. Operasi Zebra Gatarin 2018 sasarannya Cipta Kondisi Kamtibcar Lantas jelang
Hari Raya Natal tahun 2018 dan tahun baru 2018;
8. Operasi Lilin Gatarin 2018 sasarannya Pengamanan Hari Raya Natal 2018 dan
Tahun Baru 2019.
Disamping itu untuk menyikapi situasi dan kondisi kemanan di wilayah hukum
Polres Lombok Utara sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor aspek kehidupan
masyarakat baik aspek Geografi, Demografi, Sumber Daya Alam, Idiologi, Politik,
Ekonomi Sosial Budaya maupun aspek Keamanan.
a) Perkembangan aspek Kehidupan.
Perkembangan aspek kehidupan berdasarkan Kirka Intelijen Polres
Lombok Utara TA. 2018 adalah sebagai berikut :
1) Potensi Gangguan
(a) Geografi
(1) Wilayah Hukum Polres Lombok Utara memiliki luas 809,53 Km2
serta pulau-pulau kecil diantaranya Gili Air, Gili Meno dan Gili
Trawangan. Kabupaten Lombok Utara memiliki wilayah laut yang
luas dan mempunyai potensi di bidang perikanan serta pantai
yang merupakan sumber daya alam untuk sektor Kepariwisataan.
Dilihat dari segi geografis wilayah Kabupaten Lombok Utara yang
terletak pada utara Pulau Lombok di Provinsi Nusa Tenggara
Barat berada pada posisi 115° - 46° - 116° - 28° Bujur Timur dan
8° - 112° - 8° - 55° Lintang Selatan, merupakan wilayah
kepulauan yang membentang ke Utara dengan batas - batas
wilayah :
- Sebelah Utara : Laut Jawa.
- Sebelah Selatan : Kabupaten Lombok Utara.
- Sebelah Timur : Kabupaten Lombok Tengah dan Kab. Lotim.
- Sebelah Barat : Selat Lombok.
(2) Komposisi daerah terdiri dari dataran rendah dan Pegunungan.
Daerah dataran rendah umumnya dimamfaatkan untuk lahan
pertanian, peralihan musim yang tidak menentu mempengaruhi
pola tanam bagi petani dan berakibat terjadinya terjadinya
penurunan produktifitas pertanian. Jumlah Gunung yang ada di
wilayah Hukum Lombok Utara adalah gunung rinjani yang masih
aktif. Dataran tinggi merupakan daerah yang labil, terutama akibat
rusaknya lingkungan dan gundulnya hutan serta bekas lahan
tambang batu apung.
3

(3) Wilayah hukum Polres Lombok Utara merupakan wilayah rawan


terjadinya gempa tektonik mengingat Kabupaten Kabupaten
Lombok Utara berada di Propinsi NTB yang merupakan daerah
jalur gempa lempeng Indo-Australia dan Eurasia yang terus
bergerak menyusup dan bertubrukan. Menurut BMKG wilayah III
Denpasar di wilayah NTB setiap harinya dideteksi terjadi sekitar
100 kali gempa berkekuatan 1-2 skala richter.
(b) Demografi
(1) Berdasarkan Sensus Ekonomi tahun 2016, Penduduk Kabupaten
Lombok Utara berjumlah 207.998 Jiwa yang terdiri dari berbagai
suku diantaranya Suku Sasak, Suku Bali, Suku Jawa, Suku
Mbojo, dan suku Samawa. Penyebaran Jumlah penduduk masing
– masing kecamatan tidak merata ini dilihat dari jumlah penduduk
masing – masing kecamatan mempunyai selisih yang sangat
mencolok. Untuk penyebaran jumlah penduduk Kabupaten
Lombok Utara menurut jenis kelamin terhitung tahun 2016
sebagai berikut :
NO KECAMATAN LAKI – LAKI PEREMPUAN TOTAL
1 Tanjung 22.177 24.959 47.136
2 Pemenang 15.482 15.886 31.368
3 Gangga 21.819 23.335 45.154
4 Kayangan 19.800 20.067 39.867
5 Bayan 21.529 24.937 46.466
Total 100.807 109.184 209.991
Pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2018 diperkirakan
akan berkembang pesat dan cenderung tidak terkendali
disebabkan oleh berbagai faktor diantaranya masyarakat Lombok
Utara masih berpegang pada keyakinan banyak anak banyak
rejeki dan pasca orde baru perhatian pemerintah terhadap
program KB menurun sehingga terjadi luapan jumlah penduduk
yang tidak memadai dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
tersedia dan daya dukung lahan. Kondisi ini sangat berpengaruh
negatif bagi penduduk wilayah lombok Utara sehingga banyak
masyarakat Lombok Utara yang mencari pekerjaan alternatif
menjadi transmigran ke daerah lain dan menjadi TKI / TKW ke
luar negeri seperti Malaysia, Arab, Korea, Singapura dll dengan
cara legal maupun ilegal, sehingga banyak terjadi kasus
pemulangan TKI ilegal asal Indonesia khususnya dari Lombok
Utara, serta kasus penganiayaan terhadap para TKW hingga
menyebabkan cacat seumur hidup maupun meninggal dunia.
(2) Tingkat pertumbuhan penduduk kurang terkendali mencapai 0,98-
2,32 % pertahun dengan penyebaran penduduk yang belum
merata dan konsentrasi penduduk lebih banyak di perkotaan
menimbulkan masalah sosial baru di wilayah perkotaan.
Kelompok masyarakat miskin masih tergolong cukup tinggi serta
tingkat kurang gizi.
(c) Sumber Daya Alam
(1) Salah satu Sumber daya alam di kabupaten Lombok Utara adalah
hutan. Hutan yang terdapat pada wilayah Lombok Barat dan
Lombok Utara terbagi menjadi hutan lindung, hutan cagar alam
4

dan hutan payau yang memiliki jenis tanaman hutan berupa kayu
jati, sonokeling, asam garu, seleman, bajur dan kayu kelapa.
Pengolahan dan pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
terprogram atau tidak terkendali yang tidak berwawasan
lingkungan menimbulkan bencana alam bagi makhluk hidup yang
ada seperti penebangan hutan secara liar dll. Kasus pencurian
kayu / penebangan hutan dari waktu – kewaktu cenderung
semakin meningkat tanpa memikirkan kepentingan jangka
panjang, penegakan hukum terhadap para pelaku perusak
lingkungan hidup cukup sulit ditegakkan karena adanya jaringan
yang cukup rapi.
(2) Wilayah Lombok Utara dikelilingi oleh pantai yang sebagian
sangat cocok untuk pengembangan budi daya mutiara, tambak
ikan / udang telah dapat menyerap tenaga kerja yang cukup
banyak serta membantu meningkatkan perekonomian masyarakat
karena mutiara maupun ikan yang dihasilkan selain dijual di
wilayah NTB juga diekspor ke Luar Negeri. Disamping hal
tersebut kondisi pantai juga berpotensi untuk pengembangan
pariwisata seperti pantai, Gili dan beberapa tempat yang belum
dikelola secara maksimal.
(3) Penambangan industri batu apung diwilayah Lombok Utara yang
diekspor ke Luar Negeri khususnya ke negara-negara Asia dan
tersedianya hutan yang cukup luas serta potensi kekayaan laut
yang cukup besar, dapat menimbulkan beberapa potensi
gangguan seperti perebutan lahan, penambangan liar, pencurian
ikan, penyelundupan handak, pencurian kayu/Ilegal Logging,
perambahan hutan dan pengrusakan lingkungan.
(d) Ideologi
(1) Kondisi ideologi masih dihadapkan pada belum
diimplementasikannya nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
secara menyeluruh dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. Setelah Badan Pembinaan Pelaksanaan
Pendidikan Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila
(BP7) dibubarkan, tidak ada lagi lembaga ataupun pihak lain yang
beruapaya untuk mensosialisasikan pengamalan nilai-nilai
Pancasila sebagai ideologi negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
(2) Masyarakat daerah Lombok Utara secara umum masih menerima
secara bulat Pancasila sebagai ideologi negara meskipun ada
kelompok masyarakat yang memiliki wacana memberlakukan
syariat Islam sebagai hukum positif di wilayahnya seperti di
Kabupaten Lombok Utara. Keinginan dari masyarakat tertentu
untuk mengubah Pancasila dengan ideologi lain pada umumnya
berasal dari orientasi kepada 3 hal yaitu agama, faham liberal dan
faham sosialis komonis yang ditandai dengan :
- Adanya wacana dari sekelompok masyarakat yang
enginginkan diberlakukannya syariat islam di wilayah.
- Berkembangnya aliran Islam radikal seperti JAT, FPI dll,
kegiatannya di Lombok Utara masih terbatas dalam bentuk
5

kegiatan Tabliq Akbar dan pengajian yang diikuti oleh


komunitas organisasi tersebut, serta aksi-aksi damai lainnya.
- Munculnya aliran-aliran kepercayaan ditengah-tengah
masyarakat serta tidak sedikit dalam kegiatannya melenceng
dari ajaran-ajaran agama yang sesungguhnya sehingga
memicu aksi-aksi anarkhis dari masyarakat disekitarnya.
(e) Politik
(1) Pada tahun 2018 masih adanya tuntutan/desakan dari berbagai
elemen masyarakat untuk melakukan pemekaran wilayah Desa
Maupun Kecamatan di wilayah Lombok Utara. Tuntutan/desakan
tersebut akan semakin menguat dan akan di barengi dengan
berbagai bentuk aksi unjuk rasa / pengerahan massa serta
kegiatan lainnya seperti pembentukan sekretariat, pengajuan dan
pembahasan di tingkat Legeslatif dan lain-lain. Keinginan
tersebut dilatarbelakangi oleh adanya ambisi dari para elit politik
dengan mengangkat isu-isu kesenjangan sosial akibat tidak
adanya pemerataan pembangunan, adanya sentiment suku/etnis
yang mendorong semakin menguatnya desakan pemekaran
wilayah. Namun terlepas dengan isu-isu tersebut pemerintah
Kabupaten sedang mengevaluasi kembali pemekaran wilayah di
Lombok Utara dengan melihat berbagai permasalahan yang
terjadi seperti :
(2) Sebagian besar daerah induk cenderung enggan untuk
menyelesaikan penyerahan pembiayaan, personel, peralatan dan
dokumen ( P3S ) serta belum memberikan dana kepada daerah
otonom baru sebagaimana dipersyaratkan dalam undang-undang
pembentukan otonom baru.
(3) Sebagian besar daerah otonom baru belum mempunyai Rencana
Tata Ruang dan Wilayah ( RT/RW ).
(4) Adanya daerah otonom hasil pemekaran yang belum memiliki
lokasi kantor dan batas daerah, yang pada gilirannya sering
menimbulkan persoalan baru.
(5) Beberapa wilayah yang telah melakukan pemekaran wilayah
masih banyak yang menyisakan beberapa permasalahan karena
prosesnya terkesan dipaksakan oleh sekelompok 0rang/tokoh di
daerah tersebut dengan berusaha mencari dukungan berbagai
pihak baik tingkat daerah maupun pusat dan tidak melalui
pentahapan secara matang dan mengabaikan persyaratan
prinsip-prinsip daerah otonom seperti batas wilayah, partisipasi
rakyat dan SDM maupun SDA yang masih kurang mendukung,
sehingga pada akhirnya masih bertumpu pada anggaran pusat.
(6) Di era reformasi saat ini, kesadaran Politik masyarakat semakin
meningkat serta terciptanya iklim keterbukaan yang
mengakibatkan masyarakat semakin kritis terhadap kebijakan
pemerintah. Kelompok/elemen masyarakat semakin berani
menyampaikan pendapatnya melalui aksi unras yang tidak jarang
menimbulkan gangguan kamtibmas. Kelompok-kelompok tersebut
terdiri dari LSM, BEM, Kelompok Sosialis.
6

(7) Permasalahan tapal batas antar wilayah sering memunculkan


adanya keinginan dari wilayah tertentu untuk memperluas
wilayahnya / memperebutkan wialayah yang dianggap potensial
diperbatasan sehingga memunculkan ketegangan / konflik.
(f) ekonomi
Dibidang ekonomi, perkembangan situasi baik pusat maupun daerah
masih memunculkan beberapa kerawanan yang dapat berpengaruh
terhadap kondisi kamtibmas pada tahun 2018, antara lain :
(1) Tekanan dari kalangan pengusaha industri agar pelaksanaan
kawasan perdagangan bebas ASEAN-CHINA atau ACFTA ditunda
sangat kuat yang menandakan besarnya pengaruh negatif
terhadap industri dalam negeri. Sementara pemerintah pusat
berpendapat tetap menjalankan kesepakatan dengan berupaya
menunda pelaksanaan tarif nol untuk beberapa jenis produk
tertentu. Perdagangan bebas memberikan keuntungan terutama
pada konsumen dengan banyak macam produk dan harga yang
lebih murah, namun menyebabkan kerugian bagi perusahaan
yang produknya tidak dapat bersaing berikut pekerja harus
menganggur karena perusahaannya kalah bersaing.
(2) Upaya pemerintah pusat untuk meyakinkan Negara-negara di
dunia termasuk Cina untuk menanamkan Inventasi di Indonesia,
masih belum sepenuhnya berhasil dipicu oleh beberapa faktor,
antara lain :
- Proses perijinan yang masih berbelit-belit ( birokrasi yang
terlalu panjang )
- Masih seringnya terjadi aksi unjuk rasa tenaga kerja
- Minimnya infra struktur
- Belum adanya jaminan keamanan, masih sering terjadi
gangguan Kamtibmas seperti pencurian, perampokan,
perkelahian antar kelompok, rusuh massa disejumlah tempat
sehingga terkesan tidak aman menanamkan modal /
beriventasi termasuk di wilayah Lombok Barat dan Lombok
Utara.
- Iklim birokrasi yang masih belum bisa membebaskan diri dari
praktek KKN.
- UU No. 14 tahun 2003 tentang ketenaga kerjaan dianggap
tidak kompetitif.
(3) Pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk
wilayah Lombok Utara tahun 2016, telah memunculkan berbagai
tanggapan dari masyarakat diantaranya wacana tentang adanya
penolakan penggunaan tabung gas elpiji 3 Kg, didasari oleh
banyaknya kasus-kasus ledakan gas elpiji yang terjadi di
beberapa wilayah di Indonesia yang telah banyak menimbulkan
kerugian materi dan korban jiwa serta menimbulkan kekhawatiran
ditengah-tengah masyarakat. Apabila tahun 2017 terjadi kasus-
kasus ledakan tabung gas di wilayah Lombok Utara yang
menyebabkan korban jiwa dan Material maka akan muncul aksi
protes / penolakan terhadap penggunaan tabung gas elpiji.
7

(4) Masih belum tuntasnya penyediaan energi listrik oleh PLN


ditandai oleh masih sering padamnya listrik secara mendadak.
Pembangunan PLTA Gangga masih belum kebutuhan energi
listrik di wilayah Lombok Utara. Dengan semakin berkembangnya
dunia pariwisata dan perekonomian masyarakat, dipastikan dapat
memunculkan permasalahan baru.
(5) Beroperasinya bandara Internasional Lombok ( BIL ), pada tahun
2011 akan dapat meningkatkan dunia pariwisata di Lombok Utara
seiring meningkatnya para investor baik asing maupun dalam
negeri untuk menanamkan modalnya/membangun bisnis
perhotelan dan tempat-tempat pariwisata termasuk sarana dan
prasarana pendukung lainnya. Namun demikian apabila
perkembangan tersebut tidak didukung oleh SDM dan
pemerataan perekonomian masyarakat akan memunculkan
permasalahan baru berupa terjadinya kesenjangan sosial /
kecemburuan sosial yang dapat memicu konflik antara
masyarakat dengan pelaku bisnis/pengusaha.
(6) Dalam hal pembangunan infrastruktur dan perhotelan sebagai
pendukung dunia pariwisata Lombok Utara, masih akan
memunculkan konflik dengan masyarakat khususnya terkait
dengan masalah pembebasan lahan/ganti rugi lahan milik
masyarakat. Hal tersebut akan menjadi faktor penghambat
perkembangan pariwisata kedepan, disamping juga karena
adanya sikap masyarakat yang masih berpandangan sempit
terhadap adat, budaya dan agama yang dipercaya dimana
bertolak belakang dengan adat dan budaya para wisatawan asing
yang akan berkunjung Lombok Utara.
(7) Rencana pemerintah untuk menghapus subsidi Mitan dan
Subsidi Premium, pada tahun 2018 mendatang masih akan
memunculkan aksi-aksi unjuk rasa / protes dari kalangan
masyarakat dan dimamfaatkan oleh kelompok berkepentingan
untuk menjatuhkan pemerintahan JOKOWI-JK.
(8) Kebijakan pemerintah daerah terkait dengan pembangunan
proyek infrastruktur mempunyai kecenderungan masih akan
menuai polemik/kontroversi dengan masyarakat khususnya pada
proyek-proyek yang dinilai merugikan masyarakat.
(9) Tindak Ilegal Loging oleh Kelompok masyarakat yang dilakukan
secara berkelompok di areal hutan lindung masih terjadi.Jauhnya
medan dan sulitnya aparat keamanan untuk menjangkau daerah
hutan menjadi kendala tersendiri dalam memberantas tindakan
tersebut. Disamping masih adanya oknum dari aparat keamanan
yang ikut bermain didalamnya mendorong masyarakat semakin
berani melakukan tindakan tersebut. Tindakan kepolisian baru
mampu melakukan penangkapan terhadap para pelaku yang
membawa/memuat hasil curian di wilayah luar hutan.
(10) Tingkat perekonomian masyarakat Lombok Utara secara umum
tergolong rendah dengan tingkat angka pengangguran yang
tinggi, diakibatkan oleh terbatasnya lapangan pekerjaan yang ada
ditambah rendahnya SDM yang dimiliki sehingga tidak mampu
bersaing dengan SDM lainnya khusunya pencari pekerja
pendatang. Akibatnya banyak masyarakat Lombok Utara bekerja
8

sebagai TKI ke luar negeri dan tidak sedikit yang menjadi TKI
Ilegal sehingga rentan terhadap terjadinya perlakuan
kasar/penganiayaan terhadap TKI di luar negeri. Tingginya biaya
hidup yang tidak dibarengi dengan pendapatan perekonomian
masyarakat yang memadai memicu masyarakat untuk melakukan
tindakan-tindakan kriminal/melanggar hukum dalam memenuhi
kebutuhan hidup mereka.
(11) Terjadinya pemanasan global, berdampak terhadap terjadinya
musim kemarau panjang dan ketidak menentuan cuaca (cuaca
ektrem) yang dapat mempengaruhi hasil panen dan terjadinya
kekeringan akibat menurunnya debit air, bencana alam banjir,
puting beliung dll, hal tersebut didukung oleh kondisi geografis
wilayah Lombok Utara yang dikelilingi perbukitan dan tanah-tanah
kering serta adanya wilayah yang mengandalkan persawahan
tadah hujan.
(g) Sosial Budaya
(1) Bidang Ekonomi
Pengaruh krisis ekonomi dan reformasi yang bergulir saat ini
berpengaruh disemua aspek kehidupan termasuk bidang Sosial
Budaya dimana saat ini, telah terjadi pergeseran moral budaya
adat ketimuran dimana saat ini orang begitu bebas
menghujat,menyalahkan dan menghina seseorang terutama
orang yang pernah melakukan kesalahan dimasa lampau.
(2) bidang Hukum
Demikian juga krisis kepada Hukum dimana saat ini ada
kecendrungan meningkat akibat adanya kebebasan diantaranya,
Peredaran Narkoba yang telah menjalar luas termasuk pada para
pelajar sudah mulai diracuni hal – hal yang merusak masa depan
bangsa tersebut, disamping itu akhir – akhir ini juga ada
kecendrungan meningkatnya kriminalitas khususnya pencurian
dengan kekerasan yang mana pelaku kejahatan tersebut tidak
lagi mempunyai rasa kemanusiaan terhadap korbannya dan
menggunakan Senjata Api untuk melakukan aksinya.
(3) bidang adat istiadat
Dibidang adat istiadat yang rawan terjadinya gesekan adalah
pada acara perkawinan terutama pada saat acara nyongkolan
dimana pada acara tersebut biasanya menggunakan alat
kesenian tradisional Gendang Belek, Ale-Ale maupun Kecimol,
dimana dalam pelaksanaannya ada saja individu yang berusaha
menunjukkan/memamerkan ilmu yang dimiliki untuk mendapatkan
pengakuan yang tak jarang menyebabkan ketersinggungan pihak
lain, selain itu penggunaan Jalan Raya yang mengakibatkan
kemacetan Lalulintas sehingga menghambat aktivitas pengguna
jalan lainnya. Dibidang Sosial Budaya khususnya masalah
Pendidikan adalah masalah pergaulan bebas para pelajar dan
kenakalan remaja yang mana pada usia remaja tersebut
umumnya jiwanya masih labil dengan rasa ingin tahunya tinggi
tanpa memperhitungkan akibat, sehingga para remaja tersebut
mudah diracuni hal – hal yang negative seperti pornografi dan
Narkoba.
9

(h) Keamanan
Dari berbagai krisis yang terjadi saat ini serta akumulasi
permasalahan yang terjadi dewasa ini yang belum kunjung
terselesaikan akan berdampak pula terhadap stabilitas kamtibmas,
khususnya kriminalitas yang semakin marak dan cenderung brutal,
Akibat pengaruh globalisasi, kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi
berdanpak pula terhadap meningkatnya angka kriminalitas maupun
kualitas diantaranya kejahatan berdimensi baru, kejahatan dunia
Maya& Whita Colour maupun jenis kejahatan lainnya. Keluarnya Polri
dari ABRI / TNI menuntut kemandirian Polri sebagai kekuatan inti
Kamtibmas yang bertanggung Jawab sebagai pemelihara keamanan
dalam negeri, yang menuntut Polri harus lebih profesional dan sebagai
aparat Penegak Hukum Polri dewasa ini dihadapkan berbagai masalah
penyelewengan dimasa orde baru yang mana masalah yang diadukan
ke Polri tersebut tidak jarang sarat dengan muatan Politis sehingga
Polri dituntut untuk pandai menyikapi tuntutan masyarakat karena bila
salah dalam bertindak justru akan menjadi boomerang bagi Polri yang
dewasa ini ingin memperbaiki citra dan berbenah diri. Kunjungan
Wisatawan mancanegara dan Domestik kewilayah Hukum Polres
Lombok Utarayang merupakan pintu gerbang Wilayah NTB memiliki
budaya yang khas, Obyek wisata dan panorama alam yang asli
memiliki daya tarik sendiri bagi para wisatawan,namun kenyamanan
dan keamanan para wisatawan masih perlu dibenahi dan mendapatkan
perhatian dari pemerintah maupun aparat keamanan,karena hal
tersebut akan membawa dampak baik buruknya dimata dunia.
2) Tren situasi Kamtibmas dari tahun ke tahun cenderung meningkat.
Hal tersebut disebabkan bertambahnya jumlah penduduk dan dampak dari
pengaruh perkembangan lingkungan strategis, baik global, regional
maupun nasional dan lokal. Beberapa kasus tindak kriminalitas yang
diperkirakan mengalami peningkatan pada tahun 2018, antar lain :

(a) Data Kejahatan


DESEMBER 2016 JANUARI 2017
TREND (%)
NO DATA KEJAHATAN (1-31 DES 2016) (1-31 JAN 2017)
CT CC % CT CC % CT CC
1 2 3 4 5
1 KONVENSIONAL 0 0 0,00 16 8 50,00 +1600 +800
2 TRANSNASIONAL 0 0 0,00 2 2 100 +200 +200
3 KEKAYAAN NEGARA 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
4 KONTIJENSI 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
JUMLAH 0 0 0’00 18 10 55,55 +1800 +1000

(b) Crime Indeks


DESEMBER 2016 JANUARI 2017
TREND %
NO JENIS KEJADIAN (1-31 DES 2016) (1-31 JAN 2017)
CT CC % CT CC % CT CC
1 CURAT 0 0 0,00 7 5 71,43 +700 +500
2 CURANMOR 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
3 PERKOSAAN 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
4 CURAS 0 0 0,00 1 0 0,00 +100 TETAP
5 KEBAKARAN 0 0 0,00 2 0 0,00 +200 TETAP
6 ANIRAT 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
7 PEMBUNUHAN 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
8 NARKOBA 0 0 0,00 2 2 100 +200 +200
10
9 UANG PALSU 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
10 JUDI 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
11 SENPI / HANDAK 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
12 CURI KAYU 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
JUMLAH 0 0 0,00 12 7 58,33 +1200 +700

(c) Crime Total & Crime Clearance bulan Desember 2016 dan bulan
Januari 2017
BULAN
DESEMBER TREND
JANUARI THN
NO KESATUAN THN 2016 (%)
2017
CT CC % CT CC % CT CC
1 SAT RESKRIM 0 0 0 0 0 0 TETAP TETAP
2 SAT RES NARKOBA 0 0 0 2 2 100 +200 +200
3 POLSEK PEMENANG 0 0 0 7 4 66 +700 +400
4 POLSEK TANJUNG 0 0 0 4 2 50 +400 +200
5 POLSEK GANGGA 0 0 0 0 0 0 TETAP TETAP
6 POLSEK KAYANGAN 0 0 0 5 2 40 +500 +200
7 POLSEK BAYAN 0 0 0 2 0 0 +200 TETAP
JUMLAH 0 0 0 20 10 50 +2000 +1000

(d) Data kejahatan 3 CR


DESEMBER
JANUARI 2017
2016 TREND %
NO DATA KEJAHATAN (1-31 JAN 2017)
(1-31 DES 2016)
CT CC % CT CC % CT CC
1 CURAT 0 0 0,00 7 5 71,43 +700 +500
2 CURANMOR 0 0 0,00 0 0 0,00 TETAP TETAP
3 CURAS 0 0 0,00 1 0 0,00 +100 TETAP
JUMLAH 0 0 0,00 8 5 62,50 +800 +500

(e) Data Laka Lantas


JUMLAH LAKA KORBAN KERUGIAN (Rp)
NO MINGGU
L S % MD LB LR
1 DESEMBER 2016 0 0 0,00 0 0 0 Nihil
(1-31 DES 2016)
2 JANUARI 2017 0 0 0,00 2 0 21 Rp. 20.000.000
(1-31 JAN 2017)
TREND 0 0 0,00 2 0 21 Rp. (20.000.000)

3) Perkiraan Ancaman Tahun 2018


Pada beberapa tahun mendatang kecenderungan Lingkungan Strategis
Dalam Negeri, antara lain :
(a) Dinamika reformasi di segala bidang pada tataran nasional. Secara
kasat mata reformasi total yang didengungkan kalangan cendekiawan
dulu telah melenceng dari yang diinginkan semula oleh kalangan
masyarakat. Tingkah laku sebagian pemimpin politik, baik di eksekutif
maupun di legislatif, lebih menonjolkan kepentingan pribadi dan
kelompoknya daripada kepentingan bangsa secara keseluruhan.
(b) Transisi dari sentralisasi pemerintahan ke desentralisasi masih
menimbulkan riak-riak sosial, ekonomi dan politik di berbagai daerah.
Desentralisasi pemerintahan ditujukan untuk kemakmuran dan
keamanan masyarakat. Dalam banyak kasus masih terjadi gejolak di
daerah yang terkait dengan proses desentralisasi pemerintahan
tersebut. Misalnya, adanya perebutan pengelolaan sumber daya alam
antara pemerintah pusat, propinsi, dan kabupaten.
(c) Adanya persoalan separatisme, khususnya di Papua yang mencoba
untuk memperoleh perlakuan yang sama dengan di Aceh.
(d) Proses pemulihan ekonomi yang berjalan lamban, disebabkan antara
lain karena :
11

(1) Pelarian dana ke luar negeri oleh pengusaha besar nasional yang
berutang kepada negara.
(2) Tidak sinkronnya persoalan penanaman modal antara pusat dan
daerah.
(3) Situasi keamanan dalam negeri yang belum stabil di beberapa
daerah.
(4) Demonstrasi atau tuntutan buruh untuk menaikkan upah tanpa
diimbangi oleh produktifitas kerja.
(5) Globalisasi menuntut adanya ekonomi terbuka/serba hitung dan
persaingan yang ketat.

(e) Konflik-konflik sosial yang disebabkan oleh gabungan dari dua atau
lebih faktor, seperti sentimen kesukuan, sentimen keagamaan,
rendahnya toleransi antar masyarakat dan adanya kesenjangan
ekonomi di masyarakat.
(f) Terorisme di dalam negeri. Perlu adanya kerja sama yang baik antara
Polisi, TNI, aparat intelijen, dan seluruh penyelenggara negara
(penegak hukum), serta institusi internasional untuk mengatasinya.
Jika tidak, Indonesia akan tetap dipandang sebagai salah satu sarang
terorisme di Asia Tenggara.
4) Hakekat Ancaman
(a) Potensi Gangguan ( FKK )
(1) Geografi
- Wilayah Lombok Utara terdiri dari sejumlah pulau-pulau kecil
terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi serta terdapat 1
(satu) gunung berapi/vulkanik yaitu Gunung Rinjani.
- Terdapat wilayah pertanian yang cukup luas dan memiliki
kesuburan lahan yang sangat bagus.
- Wilayah Lombok Utara terdapat banyak pantai terbuka yang
biasa di singgahi kapal kecil maupun besar.
- Wilayah Lombok Utara sebelah timur dibatasi oleh Kabupaten
Lombok Tengah dan Lombok Timur, sebelah barat dibatasi oleh
selat Lombok, sebelah selatan dibatasi oleh Samudra
Indonesia dan sebelah utara dibatasi oleh Samudra Hindia.
- Setiap tahun lahan pertanian yang subur semakin berkurang
sebagai akibat tingginya laju pertumbuhan pembangunan
fisik/infrastruktur di berbagai sektor.
(2) Demografi
- Pertumbuhan angkatan kerja dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan yang tidak diimbangi oleh ketersediaan lapangan
kerja yang memadai sehingga setiap tahun jumlah angkatan
kerja tidak dapat terserap.
- Penyebaran penduduk tidak merata yang sebagian besar
terpusat di perkotaan sebagai pusat pemerintahan dan
perekonomian Daerah.
12

- Penduduk Lombok Barat dan Lombok Utara memiliki


keberagaman etnis, suku dan agama dengan adat istiadat dan
budaya yang berbeda.
(3) Sumber Daya alam
Sumber Daya Alam yang terdapat di wilayah Lombok Utara
diantaranya hasil hutan, hasil laut, serta obyek- obyek wisata
pantai/bahari, wisata gunung dan sejumlah tempat wisata yang
menarik lainnya.
(4) Ideologi
masih terdapat beberapa kelompok yang memiliki idiologi
berbeda dengan pancasila, sehingga pada 2016 situasi
keamanan dalam negeri khususnya Wilayah Hukum Polres
Lombok Utaraperlu adanya antisipasi dan diprediksi masih akan
diwarnai gangguan Kamtibmas seperti konflik kelompok akibat
perbedaan keyakinan dan agama.
(5) Politik
Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang
direncanakan akan dilaksanakan secara serentak dibeberapa
daerah di Indonesia termasuk Kab.Lombok Utara yang masih
dalam wilayah hukum Polres Lombok Utara yang hasilnya akan
sangat mempengaruhi keberlangsungan kepemimpinan dan
pemerintahan Daerah. Agenda demokrasi ini pada setiap
tahapannya memiliki potensi kerawanan yang dapat mengganggu
jalannya pesta demokrasi dan berdampak pada terjadinya
gangguan Kamtibmas.
(6) Ekonomi
pengaruh krisis ekonomi yang melanda negara-negara Eropa
berpengaruh terhadap perekonomian makro dan mikro dalam
energi, yang akan berdampak pada fluktuasi ekspor komoditas
unggulan dan mempengaruhi kebijakan ekonomi dalam negeri
seperti kenaikan tarif dasar listrik (TDL), masalah impor bahan
pokok, dan tuntutan upah minimum regional (UMR ) buruh,turun
Naik harga BBM,Kenaikan harga Elpiji serta Kondisi Cuaca diawal
tahun yang diperkirakan akan kurang baik sehingga akan
berpengaruh terhadap Pasokan Kebutuhan Pokok yang
berdampak kelangkaan dan menjadikan harga mahal serta
berdampak masyarakat / konsumen mengeluh. dampak masalah
ekonomi tersebut dapat menjadi gangguan Kamtibmas apabila
tidak diantisipasi dan diselesaikan.
(7) Sosial Budaya
konflik horizontal dan vertikal di beberapa daerah yang belum
tuntas penanganannya seperti masalah sara, pertahanan,
pertambangan, perkebunan dan lai-lain, diprediksi masih akan
terjadi apabila akar permasalahan penyebab konflik tidak
terselesaikan.
(8) Keamanan
Permaslahan dalam masyarakat dewasa ini muncul beragaman
modus operandi yang berbeda sehingga dapat menimbulkan
13

berbagai permasalah yang perlu di waspadai diantaranya


kejahatan konvensional, kejahatan lintas negara, kejahatan yang
merugikan kekayaan negara, kejahatan berimplikasi kontijensi
dalam modusnya menggunakan senjata api, aksi terorisme,
kejahatan dengan menggunakan media jaringan internet, korupsi
dan kejahatan narkoba, kejahatan Curas, Curat dan Curanmor.
Kendatipun demikian kemungkinan yang mempengaruhi
kerawanan gangguan tersebut pada tahun 2018 diprediksi tinggi,
maka diperlukan ada adanya antisipasi secara dini antar
pemerintah, rakyatnya dan aparat penegak hukum.
(b) Ambang Gangguan.
(1) Geografi
- Wilayah gunung merapi/vulkanik yang msih aktif seperti
gunung Rinjani digunakan sebagai tempat wisata yang banyak
dikunjungi wisatawan.
- Kawasan Pantai di wilayah Lombok Utara berpotensi sebagai
tempat wisata yang banyak dikunjungi wisatawan sehingga
menimbulkan tindakan kriminal terhadap wisatawan.
- Pantai - pantai terbuka yang berada di Kabupaten Lombok
Utara dijadikan sebagai tempat persinggahan kapal keluar
masuk oleh masyarakat/kelompok secara ilegal, disamping
dimanfaatkan oleh para penyelundup Narkoba yang
menggunakan wisata sebagai cover kegiatannya.
- Masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari bertani
semakin terpinggirkan akibat dari berkurangnya lahan
pertanian dan banyak dari mereka yang kini menjadi
pengangguran.
(2) Demografi
- Penyebaran penduduk tidak merata yang sebagian besar
terpusat di Perkotaan sebagai pusat pemerintahan dan
perekonomian Kabupaten Lombok Utara, namun akibat tingkat
IPM yang rendah mengakibatkan kalah bersaing.
- Setiap tahun jumlah angka pengangguran semakin meningkat
yang tidak sebanding dengan jumlah ketersediaan lapangan
kerja, sementara kebutuhan hidup masyarakat semakin
meningkat.
- Masyarakat yang hidup dibawah garis kemiskinan, belum
mendapat perhatian dari pemerintah, sementara karakteristik
dan temperamen masyarakat sangat keras dan mudah
terprovokasi.
- Terpusatnya perekonomian dan penduduk di Perkotaan tidak
sebanding dengan kondisi wilayah Lombok Utara sehingga
terjadi kepadatan jumlah penduduk.
- Keberagaman etnis, suku, agama serta adat istiadat dan
budaya yang berbeda kadangkala memunculkan sikap
fanatisme yang berlebihan dari kelompok masyarakat tertentu
yang hidup berbaur dan berdampingan dengan masyarakat
lainnya.
(3) Sumber Daya Alam
14

Masih ditemukan ilegal loging di diwilayah kabupaten Lombok


Utara yang harus menjadi perhatian pemerintah, karena
berdampak luas bagi kehidupan masyarakat kedepan.
(4) Ideologi
Munculnya upaya dan keinginan dari kelompok masyarakat
tertentu untuk mengubah Pancasila dengan ideologi yang
berorientasi pada paham agama, paham liberal dan sosialis /
komunis dipengaruhi oleh :
- Sikap masyarakat NTB yang permisif, mudah menerima dan
mengikuti orang-orang yang berpakaian ala timur tengah /
berlabel agama.
- Keadaan masyarakat yang fanatik sempit dalam pemahaman
dan penerapan ajaran agama yang dianut.
- Adanya wacana sebagian kecil masyarakat yang menginginkan
diberlakukannya Syariat Islam sebagai hukum positif di
wilayahnya.
- Bahaya laten PKI yang setiap saat akan bangkit kembali
memperjuangkan idiologi komunis yang telah dilarang hidup
dan berkembang di Indonesia sesuai Tap MPRS No:
XXV/MPRS/1966.
- Tidak adanya lembaga yang diberikan tugas untuk
mensosialisasikan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
Pancasila dan UUD 1945 setelah BP 7 dibubarkan.
(5) Politik
Janji-janji pemerintah pusat saat kampanye Pemilu Legislatif atau
Pemilu Presiden belum terealisasi dan masyarakat belum
merasakan perubahan yang lebih baik terutama di sektor
ekonomi, masyarakat masih menemui kesulitan untuk
mendapatkan lapangan kerja yang layak, angka pengangguran
tidak berkurang, pendidikan gratis belum jadi kenyataan dan
sbagainya.
(6) Ekonomi
- Dengan beroperasionalnya Bandara Internasional Lombok
(BIL) terdapat dampak positif maupun negatif antara lain :
= Arus lalu lintas orang maupun barang dari luar negeri ke
Kabupaten Lombok Utara atau sebaliknya semakin terbuka
dan lancar sehingga angka kunjungan wisatawan
mancanegara akan meningkat.
= Akan bermunculan bisnis di sektor pariwisata sektor jasa
maupun sektor lainnya.
- Diproyeksikan harga minyak dunia akan mengalami kenaikan
seiring dengan perekonomian global semakin membaik
sehingga harga BBM bersubsidi dalam negeri berpeluang
dinaikkan pemerintah.
- Terkait dengan konversi minyak tanah ke gas elpiji, kondisi
ekonomi masyarakat Kabupaten Lombok Tengah tergolong
masih rendah dan banyak masyarakat yang tidak mampu
membeli/menggunakan gas elpiji, disisi lain masyarakat masih
trauma dengan banyaknya kasus ledakan gas elpiji yang terjadi
15

hampir di seluruh daerah di Indonesia yang telah menimbulkan


kerugian, korban luka atau korban jiwa.
- Kebutuhan masyarakat terhadap energi listrik semakin
meningkat jika tidak diimbangi dengan perbaikan jaringan listrik
serta penambahan daya, adanya pemadaman listrik secara
mendadak tidak sesuai dengan pemberitahuan berakibat
terhadap rusaknya barang elektronik dan mengganggu aktifitas
perekonomian masyarakat.
- Akibat maraknya perambahan hutan berdampak terhadap
= Para pengembang / konstruksi perumahan / gedung
kantor / sekolah menggunakan kayu lokal maupun
didatangkan dari luar daerah untuk memenuhi kebutuhan
proyeknya.
= Harga kayu melambung karena permintaan semakin
meningkat dan pasokan kayu lokal terbatas.
= Areal hutan semakin berkurang sebagai akibat penebangan
kayu tidak diimbangi penanaman kembali oleh para
pemegang Izin HPH.
- Kelangkaan dan kenaikan kebutuhan pokok masyarakat pada
musim - musim tertentu dimanfaatkan oleh para spekulan /
pelaku ekonomi yang ingin mendapatkan keuntungan pribadi
yang sebesar - besarnya seperti penimbunan dan
mempermainkan harga di pasaran.
(7) Sosial Budaya
- Keanekaragaman suku dan agama yang terdapat di Kabupaten
Lombok Utara berpengaruh terhadap :
= Adanya masalah agama dan keyakinan sensitif yang
memicu terjadinya pertentangan dan salah pengertian.
= Politisasi terkait dengan keyakinan dimanfaatkan oleh pihak-
pihak tertentu untuk kepentingan politik.
- Semakin berkembangnya dunia pariwisata di Kabupaten
Lombok Utara dipengaruhi oleh :
= Adanya program Pemerintah Provinsi NTB “ Visit Lombok
Sumbawa 2017 “ dalam rangka meningkatkan kunjungan
wisatwan ke NTB.
= Bermunculan investor / bisnis penunjang sektor wisata
seperti penginapan / hotel, restaurant, tempat hiburan dan
berbagai bisnis bidang jasa.
= Disamping pengaruh tersebut di atas, meningkatnya
pariwisata Lombok Utara akan berdampak terhadap
masuknya budaya barat yang belum tentu sesuai dengan
budaya lokal, serta meningkatnya harga tanah di lokasi -
lokasi pariwisata terutama di daerah - daerah strategis.
- Keberadaan aliran Ahmadiyah di masyarakat
= Masyarakat mudah terprovokasi oleh isu-isu dan kejadian
diluar daerah terkait masalah Ahmadiyah.
= Fatwa MUI bahwa ajaran Ahmadiyah dinyatakan sebagai
ajaran sesat bertentangan dengan ajaran Islam.
16

= Belum efektifnya penerapan Surat Keputusan Bersama 3


Menteri (Menteri Agama, Menteri Dalam Negeri dan Jaksa
Agung) yang mengatur tentang larangan penyebaran ajaran
Ahmadiyah.
- Terkait dengan penyaluran dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS) yang masih sering terjadi masalah diakibatkan oleh
sekolah belum memiliki pengalaman/ kemampuan manajemen
untuk mengelola keuangan yang diterima, serta belum adanya
pengawasan ketat dari instansi terkait atas penggunaan dan
penyaluran dana yang diterima sekolah.
- Terkait dengan sektor kesehatan dipengaruhi oleh:
= Belum maksimalnya kualitas pelayanan kesehatan terhadap
masyarakat miskin terutama di tempat - tempat pelayanan
kesehatan milik pemerintah.
= Budaya masyarakat yang kurang memahami, kurang
menyadari dan tidak peduli terhadap lingkungan yang sehat
dan pola hidup bersih sering membuang sampah atau
kotoran hewan di sembarang tempat.
- Aliran/keyakinan dalam suatu agama seringkali menimbulkan
konflik karena masyarakat belum terbiasa dengan suatu
perbedaan terkait dengan keyakinan meskipun tidak prinsip
dan kelompok - kelompok tersebut bukan merupakan aliran
sesat, masyarakat Islam terutama yang pengetahuan
agamanya masih dangkal menganggap keyakinan kelompok
tersebut sesat.
- Adanya elemen masyarakat yang memperingati hari - hari
besar tersebut dengan cara yang berlebihan dan dimanfaatkan
sebagai momen untuk kepentingan tertentu baik untuk
kepentingan pribadi / kelompok.
- Masyarakat Kabupaten Lombok Utara merupakan masyarakat
yang religius menganggap peringatan adalah budaya barat
yang bertentangan dengan budaya masyarakat lokal dan
norma - norma agama, disisi lain kebiasaan masyarakat
merayakan hari - hari keagamaan dilakukan dengan meriah,
mengunjungi keluarga, kerabat serta berbagai aktifitas
rangkaian dari kegiatan hari raya tersebut.
- Dampak pemanasan global semakin hari semakin dirasakan
oleh masyarakat yang ditandai dengan terjadinya perubahan
cuaca ekstrim yang berdampak terhadap sektor pertanian dan
aktifitas perekonomian masyarakat.
- Meningkatnya angkatan kerja yang tidak diimbangi dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan berdampak terhadap
meningkatnya jumlah angka pengangguran sehingga
mendorong meningkatnya kasus - kasus kriminal.
(8) Keamanan
- Tingginya kasus kriminalitas selama tahun 2016 dipengaruhi
oleh :
= Banyak kasus kriminal yang belum terungkap sehingga para
pelaku masih berkeliaran bebas.
= Vonis hakim yang dijatuhkan terhadap terdakwa terlalu
ringan dan tidak menimbulkan efek jera.
17

- Perilaku aparat penegak hukum yang mudah dipengaruhi,


disogok oleh terdakwa dalam penanganan kasus dan dijadikan
lahan untuk mencari keuntungan pribadi, mengingat aparat
penegak hukum kurang profesional dalam menangani kasus.
- Biaya untuk penyelidikan dan penyidikan tidak diterima secara
utuh oleh anggota yang menangani kasus.
- Terjadinya perkelahian antar kelompok / kampung dilatar
belakangi oleh :
= Rasa dendam lama yang berkepanjangan dan kampung
yang bertikai karena pernah disakiti namun tidak ada
penyelesaiannnya dari aparat terkait dan seolah-olah
melakukan tindak pidana tidak ada sanksi hukum.
= Tidak profesionalnya aparat penegak hukum menangani
kasus perkelahian massa, jarang sekali para pelaku
perkelahian massa yang terjadi selama ini ditindak melalui
proses hukum, penyelesaiannya kebanyakan melalui
perdamaian yang dipaksakan.
= Netralitas aparat dalam penyelesaian / mengatasi kasus
perkelahian massa sangat diragukan, sehingga kadang kala
masyarakat menolak kehadiran aparat tertentu.
= Adanya provokasi dari oknum aparat yang tidak
menginginkan situasi kondusif dan sekaligus untuk
menjatuhkan wibawa aparat yang menanganinya.
- Kabupaten Lombok Utara mempunyai kecenderungan
dijadikan sebagai tempat perekrutan, pelatihan, persembunyian
atau sasaran teror dipengaruhi oleh :
= Sikap masyarakat Kabupaten Lombok Utara cenderung
mudah terpengaruh dan menerima para pendatang / tokoh
agama yang seagama dengan masyarakat terutama yang
berpenampilan / berpakaian ala Timur Tengah.
= Sikap solidaritas masyarakat yang berlebihan terhadap
penderitaan umat Islam yang terjadi di berbagai belahan
dunia diantaranya di Palestina, Afghanistan, dll.
= Ketidakadilan As dan Sekutunya terhadap negara - negara
Islam, diskriminatif dalam perlakuan dan kebijakan yang
menyulut sikap antipati terhadap AS dan sekutunya.
- Mudahnya masyarakat melakukan tindakan main hakim sendiri
terhadap pelaku kejahatan diakibatkan karena :
= Masyarakat tidak puas terhadap aparat Polri karena tidak
profesional dalam penanganan kasus-kasus sehingga
menjadi berlarut-larut bahkan kasus menjadi kabur.
= Rendahnya sanksi hukum terhadap pelaku kejahatan /
pelanggaran sehingga tidak memberikan efek jera, hal inilah
yang mendorong masyarakat untuk mengambil jalan pintas.
= Pemahaman dan kesadaran hukum masyarakat tergolong
masih rendah, tindakan main hakim sendiri dianggap hal
yang biasa karena selama ini hampir tidak ada masyarakat
yang melakukan main hakim sendiri diproses sesuai dengan
hukum yang berlaku.
(c) Gangguan Nyata
18

(1) Geografi
- Tidak adanya perhatian serius dari pemerintah terhadap
masyarakat yang hidup di wilayah kering/tadah hujan dapat
memicu munculnya aksi protes bahkan masyarakat menjadi
pelaku tindak kriminal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
sehari - hari.
- Akibat semakin berkurangnya lahan pertanian mengakibatkan
masyarakat yang dulunya hidup dari sektor pertanian kini
menjadi pengangguran sehingga berdampak pada tingginya
angka pengangguran.
(2) Demografi
- Di Kabupaten Lombok Utara terjadi berbagai permasalahan
sosial seperti meningkatnya pengangguran, kemiskinan,
pencurian, penipuan, premanisme, pengemis sebagai akibat
dari terbatasnya lapangan pekerjaan yang tersedia dan tingkat
kualitas Sumber Daya Manusia yang masih rendah
- Masyarakat banyak mencari pekerjaan ke luar negeri sebagai
TKI baik legal maupun ilegal untuk memenuhi kebutuhan hidup
keluarga. Akibat banyaknya TKI ilegal mendorong
meningkatnya terjadinya kasus - kasus penyiksaan terhadap
para TKI oleh majikan di luar negeri.
- Masyarakat mudah terprovokasi melakukan tindakan anarkhis
atau tindakan - tindakan yang bertentangan dengan aturan
hukum meskipun hanya dipicu oleh hal - hal sepele.
- Konflik yang berlatar belakang perbedaan dan dapat
berkembang menjadi konflik SARA.
(3) Sumber Daya Alam
- Penambangan oleh masyarakat tanpa dilengkapi izin resmi dan
tidak terkontrol secara baik sehingga berdampak merusak dan
mencemarkan lingkungan serta menimbulkan kecelakaan
tanah longsor yang dapat menimbulkan korban jiwa.
- Sengketa pengelolaan daerah penambangan antara
pemerintah dengan swasta, antara penambang dengan
masyarakat, antara pemerintah dengan masyarakat, dan
antara pemerintah / masyarakat dengan orang asing.
(4) Ideologi
- Terjadi pemaksaan kehendak oleh kelompok - kelompok yang
menginginkan dan memperjuangkan ideologi lain untuk
menggantikan Pancasila sebagai ideologi negara RI melalui
jalur formal maupun informal.
- Kelompok agama Islam menghendaki pedoman hidup
berbangsa dan bernegara berpegang pada kebenaran agama.
- Selain itu kelompok liberal memanfaatkan momentum
reformasi, tuntutan demokratisasi dan HAM menuntut dan
memperjuangkan kebebasan meskipun bertentangan adengan
Pancasila.
- Kelompok komunis melalui Ormas tertentu yang terinspirasi
paham komunis mengangkat isu - isu HAM agar Tap MPRS
No. XXV/MPRS/1966 dicabut.
(5) Politik
19

- Kondisi politik Nasional masih dihadapkan pada upaya untuk


melanjutkan reformasi disegenap aspek kehidupan nasional
dengan bertumpu pada prinsip demokrasi berdasarkan
pancasila yang telah ditetapkan sebagai dasar Negara. Hasil
pembangunan politik cukup segnifikan, antara lain semakin
mengemukanya prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat,
namun dalam pelaksanaannya masih meliputi suasana
euphoria demokrasi yang berkepanjangan sehingga
kadangkala mengabaikan rambu-rambu yang sudah disepakati
dan diatur dalam Undang-Undang sehingga berimplikasi
terhadap terganggunya stabilitas Kamtibmas;
- kondisi budaya politik belum menunjukkan iklim dan budaya
politik yang sesuai dengan demokrasi yang benar. Budaya
politik masih bersifat parochial, primordial, opurtunis, nepotis,
feudal dan anrkhis. Indikatornya antara lain masih adanya
pengerahan massa kekuatan politik sebagai kelompok
penekan yang bernuansa kekerasan dan destruktif. Budaya
faternalistik dan primordial masih dominan mewarnai pemilihan
pemimpin suprastruktur maupun infrastruktur politik. Etika
politik belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip
demokrasi dan masih banyak terjadi pemaksaan kehendak,
serta danya kelompok yang tidak siap kalah dalam pertarungan
politik. Penguatan politik aliran masih dominan sehingga
pemimpin kharismatik masih menjadi tumpuan dalam
pengambilan keputusan partai. Kebebasan pers tumbuh dan
berkembang yang belum diimbangi oleh tanggung jawab
sesuai etika jurnalistik, sehingga mengarah kepada kebebasan
tanpa batas dan tidak bertanggug jawab terhadap akibat
pemberitaan. Media massa masih mengutamakan kepentingan
keuntungan bisnis dibandingkan resiko sosial politik;
- Berpotensi menimbulkan konflik vertikal dan konflik horizontal
sebagai akibat berlarut-larutnya penyelesaian tabal batas
kabupaten;
- Pengerahan massa oleh daerah-daerah yang bersengketa dan
mengabaikan ketentuan hukum yang berlaku dengan
mengedepankan pendekatan kekerasan sehingga
menimbulkan tindakan anarkhis oleh masyarakat;
- Kelompok masyarakat dari kalangan LSM, mahasiswa dan
elemen masyarakat lainnya menggalang aksi-aksi protes
melalui aksi unjuk rasa dapat berkembang menjadi tindakan
anarkhis bila aspirasi dan tuntutannya tidak diakomodir.
Kesempatan ini dimanfaatkan lawan politik para Bupati terpilih
untuk menjadi kredibilitas dan popularitasnya dengan
mengangkat segala kekurangan yang berkaitan dengan kinerja
dan kebijakan yang tidal populer;
- Unjuk rasa dari mahasiswa, LSM dan elemen masyarakat lain
menuntut keseriusan pemerintah untuk mengungkap dan
memproses hukum pelaku pelanggaran HAM di Indonesia.
(6) Ekonomi
- Masalah beropersionalnya Bandara Internasional Lombok.
20

= Keluar masuknya barang-barang terlarang seperti Narkoba,


Senjata Api illegal dan meningkatnya kegiatan
penyelundupan manusia (TKI, imigran gelap) melalui
Bandara Internasional Lombok.
= Semakin terbuka lebar masuknya budaya asing yang sangat
bertolak belakang dengan budaya lokal dan norma agama
yang dianut masyarakat.
- Fluktuasi harga minyak global, akan terjadi protes dari berbagai
elemen masyarakat dalam bentuk aksi unjuk rasa bahkan
sangat berpotensi menimbulkan tindakan anarkhis menolak
kenaikan harga BBM yang dianggap menyengsarakan rakyat.
- Konversi Mitan ke gas elpiji :
= Muncul protes dari elemen masyarakat yang menganggap
kebijakan pemerintah mengenai konversi Mitan ke gas elpiji
adalah kebijakan yang memberatkan masyarakat tingkat
bawah.
= Akan timbul gejolak dan keresahan masyarakat yang dapat
berkembang menjadi tindakan anarkhis terutama apabila
dimanfaatkan oleh lawan politik pemerintah.
- Krisis energi listrik, munculnya aksi unjuk rasa menuntut
pemenuhan kebutuhan energi listrik, terganggunya
perekonomian masyarakat, meningkatnya angka kriminalitas
terutama pada saat listrik padam.
- Masyarakat perambah hutan semakin berani bertahan
meskipun harus berhadapan dengan petugas, areal hutan yang
dirambah semakin luas serta jumlah perambah semakin
meningkat. Meningkatnya harga dan kebutuhan kayu di
wilayah NTB mendorong orang untuk melakukan pencurian
kayu/ilegal loging atau penyalahgunaan izin HPH.
- Terhadap terjadinya kelangkaan dan kenaikan harga
kebutuhan pokok masyarakat memunculkan :
= Berkurangnya daya beli masyarakat, berdampak terhadap
menurunnya aktifitas perekonomian.
= Munculnya aksi-aksi protes terhadap pemerintah,
dimanfaatkan oleh kelompok-kelompok yang berseberangan
dengan pemerintah untuk membentuk opini publik,
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah
dalam rangka menjatuhkan kepemimpinan Jokowi-JK.
(7) Sosial Budaya.
- Keragaman suku dan agama dapat menyebabkan :
= Menjadi pemicu terjadinya pertentangan yang menjurus
terjadinya bentrok antar kelompok / agama.
= Pembangunan tempat ibadah yang tidak sesuai ketentuan
yang berlaku berpotensi menimbulkan ketersinggungan dan
penolakan dari pemeluk agama lain.
= Seringkali persoalan pribadi diantara orang - orang yang
berlainan agama / etnis berkembang menjadi konflik antar
agama / etnis.
= Pemahaman sempit terhadap agama yang dianut dan
fanatisme yang berlebihan dalam menerapkan ajaran
21

agama mudah memicu gesekan antar pemeluk agama yang


mengarah pada kasus SARA.
- Di bidang pariwisata yang diikuti dengan semakin
meningkatnya jumlah wisatawan asing dengan membawa
budaya barat tidak sesuai dengan norma agama dan adat
istiadat setempat berpengaruh terhadap perilaku kaum muda
yang umumnya masih labil, diantaranya penyalahgunaan
Narkoba, Miras, prostitusi / seks bebas dan lain – lain. Selain
itu berpotensi terjadinya meningkatnya penanaman modal
asing ilegal dengan modus mengatasnamakan orang lain dari
WNI untuk menghindari pajak perusahaan asing, terjadinya
penipuan dan pencurian para wisatawan yang berkunjung ke
Kabupaten Lombok Utara.
- Provokasi yang dapat mengakibatkan aksi penyerangan warga
jamaah Ahmadiyah, rumah dan tempat ibadahnya oleh
masyarakat, jamaah Ahmadiyah meminta suaka politik /
perlindungan ke perwakilan negara asing di dalam
negeri/keluar negeri atau ke Badan HAM Internasional.
- Pengawasan yang tidak maksimal terhadap pengelolaan dan
penyaluran dari/oleh sekolah/instansi terkait seperti dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) berpeluang terjadinya
penyalahgunaan dana/korupsi oleh oknum tertentu untuk
keuntungan pribadi. Terjadinya pungutan tidak resmi dari
sekolah terhadap anak murid dengan alasan yang tidak jelas.
- Muncul dan berkembang berbagai jenis penyakit di tengah
masyarakat seperti Demam Berdarah, TBC, Muntaber, Diare,
Chikungunya dan sebagainya yang berimplikasi terhadap
stabilitas Kamtibmas.
- Kegiatan agama yang dilakukan oleh kelompok
Salafiah/Wahabiah yang ada di sejumlah tempat di Kabupaten
Lombok Utara dapat menimbulkan pertentangan dan gesekan
dengan masyarakat yang mengarah pada tindakan
pengrusakan terhadap rumah, fasilitas pendidikan dan tempat
ibadah milik warga Salafiah/Wahabiah.
- Elemen masyarakat memanfaatkan hari-hari besar untuk
melakukan kritik dan tuntutan kepada pemerintah yang
diekspresikan dalam bentuk aksi unjuk rasa mendatangi
pejabat terkait.
- Terjadi salah pengertian atau ketersinggungan antara warga
yang berbeda agama yang menjurus pada terjadinya bentrok
massal antar kelompok bernuansa SARA dengan
memanfaatkan momen perayaan hari besar keagamaan.
- Dampak nyata dari pemanasan global yaitu terjadinya cuaca
ekstrim, angin puting beliung, gelombang tingi, hujan dengan
intensitas tinggi menyebabkan bencana alam seperti banjir dan
tanah longsor serta gagal panen, disamping dapat juga
menyebabkan rusaknya sarana dan prasarana jalan.
- Angka pengangguran, kemiskinan serta berbagai persoalan
sosial seperti pengemis, gelandangan, premanisme, penipuan
sulit diatasi jika upaya yang dilakukan tidak secara
konprehensif oleh pihak terkait.
22

- Masyarakat cenderung memilih profesi menjadi TKI keluar


negeri yang dilakukan secara legal maupun ilegal sebagai
akibat desakan ekonomi dan terbatasnya lapangan kerja yang
tersedia.
(8) Keamanan
- Pada tahun 2017 jumlah kasus kriminalitas yang terjadi di
Kabupaten Lombok Utara akan meningkat dengan munculnya
para pelaku dan modus - modus operandi yang baru
mengakibatkan munculnya ketidakpuasan masyarakat
terhadap kinerja Polri yang mendorong terjadinya aksi unjuk
rasa, apriori terhadap Polri sampai dengan menurunnya tingkat
kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
- Selama tidak ada keberanian aparat Polri untuk menindak
tegas pelaku yang terlibat perkelahian dan tidak dilakukan
proses hukum sampai tuntas maka kasus serupa berpotensi
terulang kembali.
- Teror bom dengan sasaran tempat ibadah umat Kristen atau di
tempat berkumpulnya turis asing dan dimana saja kepentingan
AS dan sekutunya oleh kelompok Islam garis keras sebagai
bentuk pembalasan serta dengan sasaran para pejabat negara
dan pemerintah maupun Kepolisian.
- Kasus main hakim sendiri oleh masyarakat berpotensi akan
terulang jika Polri dalam menangani kasus belum profesional
sesuai harapan semua pihak. Pemaksaan kehendak oleh
masyarakat untuk menghakimi pelaku tindak pidana yang telah
ditahan Polri apabila kinerja Polri belum memuaskan
masyarakat atau apabila Polri masih senang bersekongkol /
bekerjasama dengan tersangka.
- Pemaksaan kehendak oleh masyarakat untuk menghakimi
pelaku tindak pidana yang telah ditahan Polri apabila kinerja
Polri belum memuaskan masyarakat atau apabila Polri masih
senang bersekongkol / bekerjasama dengan tersangka.
- Tindak kriminal seperti Curat, Curas dan Curanmor pada tahun
2018 mendatang, diperkirakan juga masih akan tetap terjadi
dengan munculnya para pelaku dan modus - modus operansi
yang baru sehinga akan dapat memicu keresahan dan
menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri.
- Disamping potensi gangguan keamanan di atas, berdasarkan
kecenderungan potensi gangguan dan ambang gangguan
serta mencermati gangguan keamanan, gangguan umum,
gangguan nyata yang akan terjadi kemungkinan mengalami
peningkatan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Berdasarkan proyeksi tersebut, maka gangguan nyata yang
mungkin terjadi pada tahun 2018 sebagai berikut :
= Kejahatan Konvensional
Kejahatan konvensional seperti Curat, Curas, Curanmor,
pembunuhan, penganiayaan, kejahatan dalam rumah
tangga, penculikan, pornografi dan pemalsuan, premanisme,
judi, pelanggaran keamanan dan ketertiban umum,
penipuan, penggelapan, penganiayaan dan sengketa tanah
23

pada umumnya kemungkinan terjadi hampir disemua


wilayah di Kabupaten Lombok Utara.
= Kejahatan Transnasional
Kejahatan perdagangan manusia pada umumnya
kemungkinan terjadi di Kabupaten Lombok Utara dengan
beroperasionalnya Bandara Internsional Lombok, khususnya
perdagangan manusia TKI illegal ke luar negeri mengingat
masyarakat Kabupaten Lombok Utara banyak yang menjadi
TKI keluar negeri.
Sedangkan untuk jenis kejahatan transnasional lainnya
kemungkinan terjadi hanya dibeberapa wilayah tertentu
antara lain :
 Terorisme, kemungkinan terjadi di Hotel / Home Stay
kawasan wisata di 3 Gili dan pantai.
 Narkotika, kemungkinan terjadi di Hotel / Home Stay
kawasan Wisata seperti Gili-gili dan Pantai senggigi
dan di daerah lainnya di Kabupaten Lombok Utara
melalui Bandara Internsional Lombok, jenis kejahatan
ini bahkan sudah melibatkan jaringan internsional.
- Kejahatan dunia maya, kemungkinan terjadi di seluruh
Kabupaten Lombok Utara mengingat fasilitas internet sudah
merambah hingga ke desa-desa.
- Kejahatan yang merugikan kekayaan negara
Kejahatan korupsi dan kejahatan ekonomi kemungkinan terjadi
di hampir seluruh wilayah di NTB, sedangkan jenis kejahatan
yang merugikan kekayaan Negara lainnya kemungkinan terjadi
hanya dibeberapa wilayah tertentu antara lain:
= Pembalakan liar, kemungkinan terjadi di kawasan hutan
lindung di Lombok Utara.
= Pencemaran dan kerusakan terhadap lingkungan
kemungkinan terjadi di Lombok Utara.
- Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi seperti pe-mekaran
wilayah serta aksi unjuk rasa anarkhis dan huru - hura
kemungkinan terjadi di hampir seluruh wilayah di Kabupaten
Lombok Utara sedangkan jenis kejahatan yang berimplikasi
Kontijensi lainnya kemungkinan terjadi hanya di beberapa
wilayah Lombok Utara yaitu kasus SARA dan perkelahian antar
kampung.
- Gangguan Kamseltibcarlantas
Gangguan Kamseltibcarlantas berupa kecelakaan dan
pelanggaran lalu lintas hampir terjadi di seluruh daerah
pedesaan maupun perkotaan.
- Gangguan Kamtibmas Non Pidana
Gangguan Kamtibmas non pidana berupa bencana alam,
wabah penyakit dan kecelakaan transportasi kemungkinan
terjadi di kecamatan dan pedesaan di wilayah Kabupaten
Lombok Utara merupakan kawasan pantai dan perbukitan
serta endemis berbagai macam jenis penyakit seperti Demam
berdarah, malaria dan Chikungunya.
24

- Kerawanan Kota Yang Perlu Mendapat Perhatian


Pada tahun 2017, wilayah Perkotaan yang merupakan pusat
pemerintahan suatu daerah dan merupakan pusat bisnis /
perekonomian daerah mempunyai tingkat kerawanan yang
cukup tinggi baik yang diakibatkan oleh berbagai
permasalahan sosial sebagai dampak semakin menurunnya
rasa solidaritas, semakin melebarnya kesenjangan sosial serta
berkumpulnya beragam masyarakat yang berasal dari
bermacam - macam suku, agama, budaya dan adat istiadat
maupun yang diakibatkan oleh permasalahan politik / kebijakan
Pemerintah yang dinilai tidak memihak kepada kepentingan
rakyat. Adapun beberapa kerawanan yang perlu mendapat
perhatian, khususnya di wilayah perkotaan antara lain :
= Konflik diantara masyarakat asli dan masyarakat pendatang.
= Persaingan bisnis / ekonomi antara masyarakat pribumi
dengan masyarakat keturunan.
= Perbedaan kesejahteraan masyarakat / kesenjangan sosial
yang memicu timbulnya perkelahian antar kelompok dan
golongan / antar kampung.
= Berbagai aksi unjuk rasa yang mengarah pada tindakan
anarkhis terhadap pasilitas Negara dan tempat - tempat
VVIP.
= Aksi - aksi sabotase terhadap pejabat pemerintahan dan
kantor - kantor pemerintahan.
= Kemacetan dan kesemrawutan arus lalu lintas.
= Sengketa tanah antara masyarakat dengan pengembang
perumahan ataupun pusat-pusat pertokoan / pelaku bisnis.
= Kasus - kasus kriminalitas berkadar ancaman tinggi seperti
Narkoba, Terorisme, Traficking dan lain - lain.
= Munculnya kelompok masyarakat yang memicu keresahan
masyarakat seperti kelompok pengemis dan anak jalanan,
gang / kelompok remaja, preman, pengamen jalanan dan
lain - lain.
= Penggusuran terhadap pedagang kaki lima dan penduduk
pendatang yang menggunakan tempat / pasilitas umum
sebagai tempat tinggal.
= Ancaman teror bom terhadap tempat-tempat hiburan, hotel,
pusat perbelanjaan dan obyek vital lainnya.
= Penyerobotan tanah.
= Munculnya tempat-tempat maksiat dan prostitusi.
b) Analisis SWOT
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas Polres Lombok
Barat dan Lombok Utara dalam rangka melaksanakan fungsi keamanan
tersebut dapat dianalisa dari faktor – faktor baik dari lingkungan intern maupun
ekstern melalui analisa SWOT, yaitu :
1) Kekuatan ( Strengths ).
(a) Jumlah personel orang dengan jumlah penduduk 990.941 jiwa
sehingga Police Employer Rate 1 : 1.112. Personel Polres Lombok
Barat ada pada saat ini terdiri dari :
25

(1) Polri
Kekuatan Personel Polres Lombok Barat samapai bulan Januari
tahun 2016 sebanyak 1.073 orang, sebagai berikut :
NO PANGKAT KUAT PERSONEL
1 AKBP 1
2 KOMPOL 3
3 AKP 14
4 IPTU 14
5 IPDA 39
6 AIPTU 70
7 AIPDA 38
8 BRIPKA 129
9 BRIGADIR 248
10 BRIPTU 330
11 BRIPDA 45
JUMLAH 1.073
(2) PNS Polri
Sedangkan untuk jumlah personel PNS Polri Polres Lombok
Barat sampai bulan Januari 2016 sebanyak 12 orang, sebagai berikut :
NO PANGKAT KUAT PERSONEL
1 PENATA MUDA 2
2 PENGATUR TINGKAT I 2
3 PENGATUR MUDA TINGKAT I 2
4 PENGATUR MUDA 2
5 JURU TINGKAT I -
6 JURU 4
JUMLAH 12
(3) Capeg
untuk calon Pegawai Polres Lombok Barat NIHIL.
NO PANGKAT KUAT PERSONEL
1 PENGATUR MUDA -
JUMLAH -

(b) Jumlah peralatan terdiri dari :


26

(1) Alat Kantor


Material untuk menunjang pelaksanaan tugas Personel Polri Polres Lombok Barat
sebagai berikut :

KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 MESIN KETIK 65 - - 65
2 KOMPUTER 70 50 15 5
3 KALKULATOR - - - -
4 AC SPLIT 16 12 4 -
5 KIPAS ANGIN 9 - 9 -
JUMLAH 62 28 70
(2) Perlengkapan Kantor
Perlengkapan kantor di Polres Lombok Barat dan Jajaran Polsek Polres Lombok Barat
sebagai berikut :

KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 FILLING CABINET 20 - 10 10
2 RAK ARSIP 55 22 30 3
3 MEJA KERJA KAYU 196 50 97 49
4 BRANKAS 4 2 2 -
5 BUFFET 3 1 1 1
LEMARI BIASA /
6 75 20 50 5
KAYU
JUMLAH 95 190 68

(3) Meja Kantor.


KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 MEJA ½ BIRO 212 115 97 -
2 MEJA KERJA - - - -
3 MEJA KOMPUTER 11 - 9 2
4 MEJA RAPAT 21 17 2 2
5 MEJA TELEPON - - - -
JUMLAH 142 108 4

(4) Kursi Kantor


27

KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
KURSI BESI /
1 426 200 76 150
METAL
KURSI KAYU
2 164 4 60 100
KERJA
3 KURSI TAMU / SICE - - - -
KURSI FIBER
4 - - - -
GLASS
KURSI TAMU
5 - - - -
BAMBU
6 BANGKU PANJANG 10 4 6 -
7 KURSI PUTAR - - - -
8 KURSI PIMPINAN - - - -
JUMLAH 208 142 250
(5) Alat Kantor Lainnya
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 PAPAN TULIS 7 2 3 2
2 PAPAN DATA 2 1 1 -
3 MESIN SANDI 1 - 1 -
BENDERA MERAH
4 1 1 - -
PUTIH
JUMLAH 4 5 2
(6) Alat Tidur
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 PALBED 85 85 - -
JUMLAH 85 - -
(7) Alsatri Khusus
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
N I H I L
JUMLAH
(8) Alat Dalmas
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 TAMENG FIBER 255 220 7 28
28

GLASS
2 HELM DALMAS 311 31 30 250
3 GAS ALASKU - - - -
4 MASKER GAS 186 173 - 14
5 PEMADAM 25 14 - 12
6 TONGKAT T. 319 319 - 319
7 SACAT JAMSAT - - - -
8 BORGOL 18 18 - -
9 MEGA PHONE 31 12 9 10
10 VIDEO CAMERA 5 2 1 2
JUMLAH 788 47 634
(9) Senpi
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 GENGGAM 273 91 180 2
2 FLASH BALL 33 32 - 1
3 PINGGANG / V2 42 42 - -
4 BAHU / RUGER MINI 17 17 - -
JUMLAH 182 180 3

(10) Amunisi
KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 MU-6 TJ 4.156 4.156 - -
2 MU-4 TJ 3.523 3.523 - -
3 MU-11 TJ 3.320 3.320 - -
4 MU-6 DK 1.650 1.650 - -
5 MU-5 DK 5.040 5.040 - -
6 MU-11 K/PHH 3.230 3.230 - -
7 MU-5 H 2.500 2.500
8 MU-11 H 605 605
9 MU-53 A 690 690

JUMLAH 24.714 - -

(11) Ranmor
29

KONDISI
NO JENIS MATERIIL JUMLAH
BB RR RB
1 RANMOR R6 (TRUCK) 5 3 2 -
2 TRUCK RINGAN - - - -
3 MINI BUS 9 6 3 -
4 BUS SEDANG 2 1 1 -
5 RANMOR R2 140 68 62 10
6 AWC / KAPAL 3 2 1 -
7 JEEP 4 2 2 -
JUMLAH 82 71 10

Pada intinya peralatan standar untuk melaksanakan tugas pokok telah


mulai dicukupi sampai tingkat Polsub Sektor. Sebagai ilustrasi dapat
dikemukakan bahwa rata – rata seluruh Polsek telah dilengkapi dengan
sepeda motor minimal 2 ( dua ) unit, Polsub Sektor dilengkapi dengan
sepeda motor 1 ( satu ) unit.
Kapolres dilengkapi dengan mobil jabatan dengan kondisi baik dan tiga unit
truk pengendali massa ( Dalmas ), satu buat mini bus untuk kegiatan
operasional dan beberapa unit mobil jabatan staf serta operasional lainnya.

2) Kelemahan ( Weaknesses )
(a) Masih belum tercukupinya rasio petugas operasional Polri dengan
jumlah penduduk yang dilayani di sebagian besar Polsek.
(b) Minimnya pendidikan / kejuruan personel khususnya Bintara sebagai
tulang punggung operasional dilapangan dari 904 personel hanya 370
personel yang memiliki Dikjur.
(c) Masih adanya personel yang melakukan pelanggaran disiplin, pidana
dan kode etik dalam pelaksanaan tugas sehingga berdampak negatif
terhadap citra Polri di masyarakat.
(d) Belum tersedianya anggaran untuk menerapkan teknologi informasi on
line dari Polsek langsung ke Polres dan Polda.
(e) Masih terbatasnya anggaran yang diterima untuk mendukung
pelaksanaan tugas operasional Polri dilapangan sehingga belum
optimalnya pelaksanaan Tugas Pokok Polri dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
(f) Masih ada Wilayah Kecamatan di Kabupaten Lombok Barat dan
Lombok Utara yang belum memiliki Mako Polsek yakni Polsek Lembar
di Kecamatan Lembar ( status pinjam pakai ) dan Mako Polsek
Pemenang di kecamatan Pemenang ( satatus pinjam pakai ), Polsek
Kayangan di kecamatan kayangan ( status pinjam pakai ) Polsub
Sektor Kuripan di kecamatan Kuripan ( status Pinjam Pakai ).
(g) Belum tercukupinya sarana perumahan anggota, mayoritas anggota
tinggal diluar wilayah tugasnya sehingga tidak maksimal dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
30

(h) Masih belum optimalnya pelaksanaan tugas Polri dalam melindungi,


mengayomi dan melayani masyarakat sehingga memerlukan dukungan
kendaraan R - 4 Patroli dan R - 2 dalam pelaksanaan tugas khususnya
Polsek dan Polsub Sektor.
3) Peluang
(a) Sistem Desentralisasi / otonomi daerah yang mendekatkan pelayanan
Pemerintah Daerah kepada masyarakat saling menunjang dengan
kontribusi Polri di daerah.
(b) Tingginya dukungan instansi terkait, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama
serta masyarakat pada umumnya terhadap Polri dalam penegakan
hukum.
(c) Dukungan masyarakat terhadap program Polmas dengan membentuk
FKPM dan program satu desa satu Polri untuk mengantisipasi segala
bentuk gangguan kamtibmas dilingkungannya.
(d) Harapan masyarakat terhadap Polri sangat besar dalam
menyelesaikan setiap masalah.
4) Ancaman.
(a) Angka pelanggaran hukum dan indikator kriminalitas yang masih tinggi,
mencakup 4 ( empat ) jenis kejahatan :
(1) Kejahatan konvensional yang hampir merata diseluruh desa dan
langsung dirasakan oleh masyarakat banyak.
(2) Kejahatan transnasional yang menimbulkan dampak psikologis
serta penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif (Napza) yang
sudah merambah kalangan pelajar.
(3) Kejahatan terhadap kekayaan negara meliputi pemilikan kayu
yang tidak dilengkapi dokumen yang sah, pencurian ikan, dan
perdagangan manusia.
(4) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi berdampak gangguan
keamanan yang luas sehingga memerlukan pengerahan kekuatan
besar untuk menanggulangi.
(b) Turbulensi gangguan keamanan dapat terjadi disetiap tempat dan
setiap waktu baik di Kabupaten / kota, Kecamatan, Desa maupun di
dusun.
(c) Kerawanan konflik horisontal antar kelompok akibat kultur yang tidak
dibarengi penertiban internal instansi terkait sebagai bagian upaya
mewujudkan pemerintahan yang tertib dan transparan.
(d) Masih rendahnya tingkat kepatuhan dan kesadaran masyarakat untuk
melaksanakan dan mematuhi hukum yang berlaku.
(e) Belum optimalnya peran serta masyarakat untuk berpartisipasi secara
aktif dalam sistem pengamanan swakarsa.
(f) Masih mudahnya masyarakat terprovokasi oleh orang / kelompok
tertentu untuk kepentingan pribadi / politik sehingga menimbulkan
gangguan keamanan yang berimplikasi kontijensi.
(g) Polsek yang rawan kriminalitas :
(1) Polsek Pemenang.
(2) Polsek Tanjung.
(3) Polsek Gangga.
(4) Polsek Kayangan.
(5) Polsek Bayan.
31

(6) Polsub Sektor Gili Indah.

b. Identifikasi Masalah.

Beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pencapaian Kinerja


Polres Lombok Barat antara lain :
1. Masih adanya kejahatan konvensional,
transnasional, kejahatan terhadap kekayaan Negara dan kejahatan yang
berimplikasi kontijensi yang terjadi di wilayah hukum Polres Lombok Barat.
2. Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Kabupaten Lombok Barat tentang masalah pentingnya keamanan.
3. Masih kurangnya personel di Polsek
jajaran Polres Lombok Barat.
4. Perilaku masyarakat yang kurang
mendukung terhadap penegakan hukum di wilayah Kabupaten Lombok Barat.
5. Masih terbatasnya sarana prasarana
terutama kendaraan R2 dan R4 serta alat komunikasi di Polres Lombok Barat dan
Polsek jajaran Polres Lombok Barat.
6. Prosentase laju tingkat perkembangan
penduduk masih dirasakan sangat cepat dibandingkan dengan tingkat kecepatan
laju perkembangan dan pertumbuhan ekonomi akibatnya membawa dampak
kepada keamanan.
7. Meskipun secara umum situasi kamtibmas
di wilayah Kabupaten Lombok Barat cukup kondusif namun masih ada gangguan
kamtibmas yang menonjol dan menjadi perhatian utama yaitu perkelahian antar
kampung.
8. Kualitas pemerataan dan terjangkaunya
pelayanan Polri yang relatif belum optimal.
9. Pengembangan dan pembangunan
kekuatan di Polsek dan Polsubsektor jajaran agar mudah menjangkau tempat –
tempat lain yang rawan kriminalitas ( kecepatan dan ketepatan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat ).
10. Masih tingginya indikator kriminalitas
dengan kemampuan penyelesaian kasus relatif rendah.
11. Beban ganda gangguan keamanan baik
terhadap individu korban maupun terhadap kemajuan ekonomi masyarakat.
12. Masih kecilnya jumlah personel Polres
Lombok Barat yang telah memiliki klasifikasi kejuruan ( Dik Spesialisasi ).
13. Masih banyaknya personel Polri yang
belum menguasai teknologi informasi dan computer / internet terutama bagi para
penyidik ( New Dimension Crime ).
14. Beroperasionalnya Bandara Internasional
Lombok ( BIL ) yang nantinya membawa perubahan besar terhadap kehidupan
masyarakat Kabupaten Lombok Barat dan Lombok Utara sehingga meningkatkan
32

tingkat kejahatan konvensional, transnasional yang terjadi pada tahun 2014


nantinya.
15. Masih belum terlaksananya program –
program dan kegiatan dari Janji - janji politik Bupati dan Wakil Bupati terpilih pada
saat kampanye Pemilu Kada Bupati dan Wakil Bupati Tahun 2010 lalu yang
menjanjikan akan melalukan perubahan terhadap tata pemerintahan dan
peningkatan kualitas hidup masyarakat Kabupaten Lombok Barat dan Lombok
Utara, namun pada kenyataannya hingga sekarang janji tersebut belum diwujudkan
dan elemen sebagian masyarakat dan menunggu janji - janji tersebut.
16. Masih Kurangnya personel Polri dengan
Rasio 1 : 1.112.
17. Terbatasnya Asrama untuk Anggota baik
di Polres maupun di polsek – polsek yang sangat bepengaruh dalam memberikan
Pelayanan Keamanan dengan cepat.
18. Pada tahun 2017 menjelang pelaksanaan
Pemilu Legislatif dan Presiden/Wapres yang berdampak timbulnya kerawanan
kamtibmas.

II. VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Guna menjawab berbagai tatangan dengan memperhatikan lingkungan stratgeis dan


analisis SWOT sebagaimana disebutkan diatas, Polri menetapkan dan menjalankan Visi,
Misi dan Tujuan sebagai suatu institusi dan kelembagaan yang mandiri, berwawasan
global, berorientasi Nasional dan bertindak lokal, penuh dengan koordinasi dan
meningkatkan sinergitas dalam memberikan dan melaksanakan pencegahan kejahatan
dan penegakkan hukum kepada masyarakat.
Dengan Visi, Misi dan Tujuan yang diarahkan untuk bersinergi maka akan
membangkitkan dan mendorong seluruh insan Kepolisian Indonesia menjadi semakin
cerdas, berbudaya dan diimbangi dengan akhlak dan moral yang tinggi serta mampu
meningkatkan daya kreatifitas dan penuh inovatif dalam menghadapi tantangan tugas dan
kehidupan masyarakat.

a. Visi Polri
Terwujudnya pelayanan Kamtibmas yang unggul guna menangkal dan mencegah
potensi gangguan, penegakan hukum yang tegas serta terjalinnya sinergi polisional
yang proaktif dalam rangka memantapkan Kamdagri.
b. Misi Polri
1. mewujudkan pelayanan kamtibmas prima melalui kegiatan preemtif, preventif dan
represif (penegakan hukum) dengan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi
guna mewujudkan Kamdagri yang kondusif;
2. melaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat melalui
kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalangan;
3. melakukan penegakan hukum dengan tidak diskriminatif, menjunjung tinggi HAM,
anti KKN dan anti kekerasan;
33

4. memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan bimbingan masyarakat


dengan meningkatkan peran Bhabinkamtibmas dalam mengimplementasikan
strategi Polmas yang berada di desa/kelurahan;
5. mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan Sinergi Polisional
Inter Kementerian/Lembaga dan Lembaga Nasional;
6. menjaga keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk
menjamin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang..

c. Tujuan Polri
1. Terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean Government;
2. Terwujudnya perubahan mind set dan culture set anggota Polri melalui Reformasi
Birokrasi Polri;
3. Terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam melaksanakan aktivitas
kegiatan kehidupan sehari-hari;
4. Terwujudnya Polri yang professional, modern, unggul dan dipercaya masyarakat;
5. Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntable dan anti KKN yang
mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta mememnuhi
rasa keadilan masyarakat.
d. Sasaran Prioritas Polri
Mengacu kepada sasaran pembangunan nasional bidang keamanan 2015-2019 yaitu
“meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada Polri”. Maka sasaran strategis Polri
2015-2019 dalam rangka mencapai pelayanan publik yang unggul (strive for
excellence) adalah:
1. terbangunnya standar pelayanan publik yang unggul dalam rangka
menyelenggarakan fungsi Kepolisian yang Good Governance dan Clean
Government;
2. meningkatkan pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang didukung
oleh penegakan hukum yang tegas;
3. meningkatkan peran intelijen dalam mendukung upaya mengelola keamanan dan
ketertiban masyarakat;
4. terbangunnya budaya kerja yang efektip dan efisien dengan pengawasan internal
yang transparan dan akuntabel;
34

5. tergelarnya kekuatan Polri di wilayah perbatasan dan pulau – pulau terluar


berpenghuni secara berkelanjutan/ kesinambungan;
6. terbangunnya kemitraan dengan masyarakat dan bersinergi polisional inter
departemen dan lembaga negara dalam menciptakan keamanan dalam negeri
secara berkelanjutan;
7. Terwujudnya personel Polri yang profesional, bermoral dan modern;
8. tergelarnya strategi Polmas secara tersebar di desa/kelurahan dalam rangka
menciptakan deteksi dini, responsif terhadap potensi gangguan keamanan dan
gejala sosial masyarakat;
9. meningkatnya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas dalam
menjamin keselamatan dan kelancaran arus barang dan orang dengan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
10. terbangunnya Almatsus Polri berbasis teknologi yang menjunjung tinggi HAM
dalam menghadapi berbagai trend kejahatan modern dan konflik sosial;
11. meningkatnya penyelesaian dan pengungkapan, serta terciptanya rasa aman
terhadap 4 (empat) jenis kejahatan (kejahatan konvensional, kejahatan terhadap
kekayaan negara, kejahatan transnasional dan kejahatan berimplikasi kontinjensi);
III. VISI, Misi, Tujuan, Sasaran Prioritas Polda NTB
a. Visi Polda NTB
Terwujudnya Polri yang semakin profesional, unggul, dapat dipercaya dan
terjalinnya kemitraan Polri dengan masyarakat guna mendukung terciptanya NTB yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian yang berlandaskan gotong royong dalam
rangka memantapkan keamanan daerah NTB.
b. Misi Polda NTB
Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagaimana tersebut di atas,
selanjutnya diuraikan dalam Misi Polda NTB yang mencerminkan koridor tugas pokok
kedepan sebagai berikut:
1. Mewujudkan pemuliaan dan kepercayaan publik (trust building) melalui
perlindungan, pengayoman dan pelayanan sampai lini terdepan, melalui konsep
“Polda Cukup-Polres Besar-Polsek Kuat” dalam pelayanan publik yang unggul;
2. Mewujudkan pemberdayaan kualitas Sumber Daya Manusia Polri yang profesional
dan kompeten yang menjunjung etika dan sendi-sendi HAM;
3. Meningkatkan kesejahteraan personel Polda NTB dalam upaya meningkatkan
kinerja Polri;
35

4. Mewujudkan deteksi aksi melalui kegiatan deteksi dini, peringatan dini dan cegah
dini secara cepat akurat dan efektif guna terciptanya Kamtibmas yang mantap di
wilayah NTB;
5. Mewujudkan pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat dengan
pemahaman, kesadaran dan kepatuhan hukum melalui strategi Polmas
6. serta membangun sinergi polisional yang proaktif dengan Instansi
pemerintah/swasta dan masyarakat NTB;
7. Mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan, menjunjung tinggi HAM dan anti
KKN;
8. Mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran berlalu lintas
sehingga terciptanya tertib berlalu lintas di wilayah NTB;
9. Mewujudkan keamanan, keselamatan dan ketertiban di kawasan perairan laut
untuk mendukung visi pembangunan wilayah kemaritiman;
10. Mewujudkan teknologi dan sistem informasi Kepolisian secara berkelanjutan yang
terintegrasi secara menyeluruh (daerah), yang didukung dengan peralatan modern
sampai tingkat kewilayahan Polsek/Polsubsektor guna lebih mengoptimalkan
kinerja Polri;
11. Mewujudkan anggota Polri yang kompeten yang dibuktikan dengan sertifikasi
kecakapan kecabangan profesi dalam pelayanan prima unggulan di wilayah NTB;
12. Mewujudkan intelijen Kepolisian yang profesioanl dan kompeten untuk memastikan
dukungan yang handal bagi keamanan, pencegahan dini kriminalitas dan
pengambilan keputusan yang tepat pada kebijakan keamanan di daerah NTB.

c. Tujuan Polda NTB


1. Terwujudnya organisasi Polri yang Good Governance dan Clean Government;
2. Terwujudnya perubahan mind set dan culture set anggota Polri bekerjasama
dengan instansi terkait dan masyarakat NTB melalui kegiatan NAC Polri;
3. Terwujudnya NTB sebagai role model perubahan dengan meningkatkan pelayanan
publik yang unggulan pada masyarakat dalam penanganan setiap gangguan
keamanan melalui pendekatan wisata rohani (Safari Kamtibmas) sehingga tercipta
situasi NTB yang kondusif;
4. Terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat dalam melaksanakan aktivitas
kegiatan kehidupan sehari-hari dengan menghadirkan Polisi baik berseragam
maupun tidak berseragam dalam setiap kegiatan msyarakat di wilayah NTB;
5. Terwujudnya Polri yang profesional, modern, unggul dan dipercaya masyarakat
dalam pelayan publik yang unggul guna menciptakan Kamtibmas di wilayah NTB;
36

6. Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntable dan anti KKN yang
mampu memberikan perlindungan dan pengayoman masyarakat serta memenuhi
rasa keadilan masyarakat.
d. Sasaran Prioritas Polda NTB
1. Terpenuhinya sarana dan prasarana Polri tingkat Polda NTB dan kewilayahan
sesuai kebutuhan minimal Almatsus Polri;
2. Meningkatkan kapasitas dan kualitas pendidikan dan latihan Polri dalam rangka
meningkatkan profesionalisme personel Polri guna terwujudnya revolusi mental
pada organisasi Polri di wilayah Polda NTB;
3. Meingkatkan kemampuan deteksi Intelijen Polri dengan memanfaaatkan teknologi
intelijen modern guna mengeliminir setiap potensi gangguan Kamdagri khususnya
wilayah NTB;
4. Meningkatkan pengungkapan kasus Narkoba di wilyah NTB guna memutuskan
rantai jaringan peredaran gelap Narkoba, sehingga menurunkan penyalahgunaan
Narkoba oleh masyarakat;
5. Terwujudnya Kamseltibcarlantas di wilayah hukum Polda NTB dan kewilayahan
melalui peningkatan budaya tertib lalu lintas, penegakan hukum dan penurunan
tingkat fatalitas kecelakaan korban meninggal dunia;
6. Mengguatkan system pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri
Polda NTB yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
7. Meningkatkan pergelaran dan peran Bhabinkamtibmas di Desa/Kelurahan guna
mendorong partisipasi masyarakat NTB dalam menjaga Kamtibmas;
8. Terlaksananya Quisk Wins Renstra Polri 2015-2019 pada tingkat Polda NTB dan
kewilayahan guna tercapainya Reformasi Birokrasi Polri;
9. Meningkatkan kerjasama dengan Densus 88 Anti Teror dalam pengungkapan
jaringan teroris di wilayah Polda NTB;
10. Meningkatkan pengungkapan dan penyelesaian tindak pidana secara
perofesional, transparan dan akuntabel dengan menjunjung tinggi HAM;
11. Meningkatkan pelaksanaan Turjawali dan tergelarnya Polri tugas umum di tempat-
tempat rawan gangguan Kamtibmas serta pengamanan Pilkada serentak
gelombang II tahun 2017 di wilayah NTB;
12. Terselenggaranya informasi kriminal nasional melalui penyajian data informasi
kriminal secara terintegrasi antar Satker Polda NTB dan penegakan hukum lainnya.

IV. Visi, Misi, Tujuan dan sasaran Polres Lombok Utara [ BELUM DI RUBAH ]

a. Visi dan Misi Polres Lotara.


37

1. Visi Polres Lobar.


Terwujudnya pelayanan Kamtibmas yang unggul dalam pelayanan prima,
terjalin kamitraan Polri Polres Lombok Barat dengan masyarakat, penegakan
hukum yang efektif serta sinergi polisional yang proaktif guna mendukung
terciptanya NTB yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong dalam rangka memantapkan keamanan daerah NRB.
2. Misi Polri.
Berdasarkan pernyataan Visi yang diinginkan sebagaiman tersebut di atas,
selanjutnya diuraikan dalam Misi Polri Polres Lombok Barat yang mencerminkan
koridor Tugas Pokok kedepan sebagai beikut :
a) Mewujudkan pelayanan kamtibmas prima melalui kegiatan preemtif, preventif
dan represif ( penegakkan hukum ) melalui keamanan daerah NTB yang
kondusif .
b) Melaksanaksanakan deteksi dini dan deteksi aksi secara cepat dan akurat
melalui kegiatan penyelidikan, pengamanan dan penggalaman.
c) Melakukan penegakan hukum dengan tidak diskriminatif menjunjung tinggi
HAM, anti KKN dan anti kekerasan .
d) Memberikan perlindungan, pengayoman, pelayanan dan bimbingan
masyarakat dengan meningkatkan peran Babinkamtibmas dalam
mengimplementasikan strategi Polmas yang berada di Desa/Kabupaten.
e) Mewujudkan kemitraan dengan masyarakat dan meningkatkan Sinergi
Polisional antara instansi terkait baik
Pemda/Swasta/LSM/Pemuda/Togar/Tomas dll.
f) Menjaga keamanan,keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk
menjalin keselamatan dan kelancaran arus orang dan barang.
3. Tujuan Polres Lombok Barat
a) Terwujudnya organisasi Polda NTB Polres Lombok barat yang Good
Goverment dan clean goverment;
b) Terwujudnya reformasi Polda NTB Polres Lombok Barat terhadap perubahan
mind set dan culture set melalui NAC Polri;
c) Terwujudnya Polda NTB Polres Lombok Barat yang mengutamakan tindakan
proaktif dari pada reaktif;
d) Terwujudnya Polda NTB Polres Lombok Barat yang profesional, bermoral,
modern dan unggul; dan
e) Terwujudnya penegakan hukum yang transparan, akuntabel dan anti KKN di
wilayah NTB.

4. Sasaran Strategis Polres Lombok Barat.


a) Terbangunnya standar pelayanan publik yang unggul dalam
menyelenggarakan fungsi Kepolisian yang Good Goverment dan Clean
Goverment;
b) Meningkatkan pelayanan prima dalam memelihara keamanan dan ketertiban
masyarakat dengan mengedepankan upaya preemtif dan preventif yang
didukung oleh penegakan hukum yang tegas di wilayah Polda NTB Polres
Lombok barat.
c) Meningkatkan peran intelijen dalam mendukung upaya pengelolaan keamanan
dan ketertiban masyarakat di wilayah Polda NTB Polres Lombok Barat; ;
38

d) terbangunnya budaya kerja yang efektif dan efisien dgn pengawasan yg


internal yg transparan dan akuntabel dijajaran polda NTB polres lombok Barat:
e) tergelarnya kekuatan Polri diwilayah Polda NTB Polres Lombok Barat, sampai
tingkat polsek sebagai ujung tombak dan pulau-pulau terluar berpenghuni
secara berkelanjutan/berkesinambungan ;
f) Terbangunnya kemitraan dengan masyarakat dan bersinergi polisional antar
instansi pemerintah dan swasta dalam menciptakan keamanan diwilayah
polres lombok Barat secara berkelanjutan;
g) tergelarnya strategi polmas yang tersebar di desa/ kelurahan dalam rangka
menciptakan deteksi dini, responsif terhadap potensi gangguan keamanan dan
gejala sosiak yang terjadi dimasyarakat di wilayah polres Lombok Barat;
h) Meningkatkan keamanan , keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas
dalam menjamin keselamatan dan kelancaran arus barang dan orang dengan
menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi;
i) terbangunnya almatsus Polri berbasis teknologi yang menjunjung tinggi HAM
menghadapi trend kejahatan modern dan konflik sosial; dan
j) terciptanya rasa aman masyarakat NTB Polres Lombok Barat terhadap 4 jenis
kejahatan ( kejahatan Konvensional, kejahatan terhadap kekayaan Negara,
kejahatan Transnasional, dan kejahatan yang berimplikasi Kontijensi).

V. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLRI

a. Arah kebijakan Polri

1. meningkatnya pelayanan publik;


2. penguatan Sumber Daya Manusia (SDM);
3. pemantapan manajemen internal.
b. Strategi Polri
1. Peningkatan pelaksanaan Quick Response dan Quick Wins;
2. Pemantapan pelaksanaan community policing (pemolisian masyarakat-Polmas);
3. Penanganan gejolak sosial dan penguatan pengamanan pemilu 2019;
4. Peningkatan kemampuan penanganan flash point;
5. Pengembangan teknologi Kepolisian melalui pemberdayaan fungsi litbang;
6. Mempertahankan postur rasio jumlah Polri terhadap pertumbuhan penduduk, yaitu
1 : 575;
7. Pengembangan Diklat Polri;
8. Peningkatan fasilitas kesehatan Polri;
9. Meningkatkan sistem komunikasi Polri berbasis teknologi (engage citizens);
10. Memantapkan hubungan Mabes Polri-Polda-Polres-Polsek.
39

VI. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI POLDA NTB

a. Strategi Daerah NTB


1. Sistem perlindungan sosial yang komprehensif melalui jaminan sosial dan bantuan
sosial berupa:
a) PKH, BPJS, BSM, BOS dan Jampersal;
b) Pengadaan rumah layak huni;
2. Peningkatan pelayanan dasar melalui penyediaan sarana dan prasarana dasar
serta peningkatan pelayanan publik berupa
a) Sarpras kesehatan, Dikdasmen;
b) Tenaga kerja, Adminduk, KB/PA dan PMKS;
c) Lapanga usaha;
d) Air bersih dan sanitasi.
3. Pengembangan penghidupan berkelanjutan melalui pengem-bangan mata
pencaharian masyarakat dalam bentuk:
a) Pembangunan Infrastruktur wilayah;
b) Konektivitas antar wilayah.
b. Arah kebijakan Polda NTB
1. Meningkatkan Harwat sarana dan prasarana yang berbasis teknologi dan informasi
dalam rangka sebaran pelayanan Kamtibmas dan penegakan hukum;
2. Mengupayakan pembangunan labolatorium forensik yang belum tersedia pada
Polda NTB;
3. Rekruitmen personel Polri dengan sistem BETAH (bersih, transparan, akuntabel
dan harmonis) dengan mempertimbangkan kebijakan zero growth;
4. Percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM serta modernisasi
teknologi Kepolisian sebagai bagian penerapan reformasi Polri;
5. Melaksanakan NAC Polri dan pendekatan wisata rohani pada masyarakat melalui
Safari Kamtibmas dalam menciptakan masyarakat yang sadar Kamtibmas di
wilayah NTB;
6. Penempatan personel Polda NTB baik yang berseragam maupun tidak berseragam
pada tempat-tempat rawan, macet dan pada setiap kegiatan masyarakat yang
memerlukan kehadiran Polisil;
7. Meningkatkan profesional anggota Polda NTB melalui pendidikan dan pelatihan
setiap fungsi teknis Kepolisian dalam menghadapi era globalisasi yang semakin
berkembang;
40

8. Membangun SDM Polri yang profesioanal melalui metode tehnis sekolah sambil
bekerja (Off Campus) pada Perguruan Tinggi yang ada di wilayah NTB;
9. Melakukan sertifikasi terhadap kemampuan teknis profesi Kepolisian;
10. Mewujudkan tata kelola organisasi Polda NTB yang bersih, transparan dan
akuntabel untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri;
11. Melanjutkan pembangunan standar pelayanan prima pada tingkat Polsek, Polres
dan Polda dengan melengkapi Daftar Susunan Personel dan Peralatan (DSPP);
12. Membangun hukum Kepolisian di daerah sebagai elemen Prolegnas bidang
Kepolisian serta memfungsikan sebagai pusat informasi hukum Kepolisian bagi
pelaksanaan tugas Polri di lapangan;
13. Meningkatkan kesejahteraan personel Polri dalam rangka meningkatkan
profesionalisme;
14. Menyelaraskan dan mengefektifkan secara optimal kegiatan pengawasan dan
pemeriksaan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) guna mewujudkan
aparat Polri yang profesional dan akuntabel serta menerapkan Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) secara maksimal guna mencegah
terjadinya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN);
15. Peningkatkann kemampuan Polair dengan didukung kapal patroli yang dapat
menjangkau pulau terluar berpenghuni dalam rangka mendukung poros maritim;
16. Optimalisasi pelayanan masyarakat melalui pergelaran personel baik berseragam
maupun tidak berseragam pada tempat-tempat keramaian, daerah rawan dan
kegiatan-kegiatan masyarakat dengan di lengkapi peralatan Polri yang berbasis
teknologi;
17. Penguatan bidang Kehumasan melalui implementasi keterbukaan infrormasi publik
guna mewujudkan kepercayaan masyarakat;
18. Mengoptimalkan pengelolaan keamanan daerah terhadap segenap warga dan
penciptaan rasa aman masyarakat;
19. Mempersiapkan seluruh Satuan Wilayah sampai tingkat Polsek/Polsubsektor
dalam rangka pengamanan Pemilukada sepanjang tahun, Pemilu Legeslatif dan
Pemilu Presiden/Wakil Presiden Tahun 2019;
20. Memperkuat kemampuan deteksi aksi Intelijen (deteksi dini, peringatan dini dan
cegah dini) yang di dukung personel, anggaran dan teknologi Intelijen yang
memadai dalam rangka mengelimir setiap potensi gangguan dan gejolak sosial;
21. Mengoptimalkan sinergi polisional dan kerjasama antar instansi terkait baik
pemerintah/swasta dan masyarakat guna terwujudnya NTB yang beriman,
berbudaya, berdaya saing dan sejahtera;
41

22. Meningkatkan partisipasi Polri dalam segala kegiatan masyarakat guna menjaga
keamanan, ketertiban wilayah NTB;
23. Melanjutkan pemantapan pelaksanaan Perpolisian Masyarakat (Community
Policing) dengan Bhabinkamtibmas dan kelompok kesadaran masyarakat tentang
Kamtibmas di setiap Desa/Kelurahan yang ada di wilayah NTB;
24. Meningkatkan peran NTMC dan RTMC sebagai pusat Kendali, Koordinasi,
Komunikasi dan Informasi (K3I);
25. Meningkatkan kualitas keselamatan dan menurunkan tingkat fatalitas korban
kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan;
26. Membangun budaya tertib berlalu lintas dan angkutan jalan;
27. Meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang Regident pengemudi dan
kendaraan bermotor berbasis teknologi;
28. Pemantapan fungsi pencegahan dan penegakan hukum terhadap 4 (empat) jenis
kejahatan yang meliputi: Kejahatan konvensional, kejahatan transnasional,
kejahatan terhadap kekayaan Negara, dan berimplekasi kontijensi;
29. Membangun kemampuan back up operasional di tingkat Polda dalam penanganan
gangguan keamanan berintensitas tinggi (Flash Point) secara langsung dan
cepat, khususnya terorisme, separatisme dan konflik sosial;
30. Membangun kemampuan penyidikan berstandar invertigasi pidana yang ilmiah
(Scientific Criminal investigation-SCI) dari tingkat Polda sampai tingkat Polsek.

c. Strategi Polda NTB


1. Memenuhi kebutuhan minimal alat materiil khusus (Almatsus) Polda NTB;
2. Menyelenggarakan pengadaan barang dan jasa melalui unit layanan pengadaan
(ULP) dengan memanfaatkan LPSE yang didahului study kelayakan;
3. Membangun pusat informasi keamanan daerah yang terintegrasi;
4. Mengalokasikan anggaran pembangunan laboratorium forensik serta peralatan
forensik sesuai kebutuhan secara bertahap;
5. Melakukan kajian dalam rangka memenuhi persyarakatan untuk dibangunnya
laboratorium forensik di tingkat Polda;
6. Menyelenggarakan rekruitmen anggota Polri dengan sistem BETAH (bersih,
transparan, akuntabel dan harmonis) untuk mencapai minimal zero growth dengan
mempertahankan jumlah personel yang ada ditambah kebutuhan pengembangan
personel;
7. Rasionalisasi dan realokasi personel Polri tingkat Polda ke Polres dan Polsek untuk
tugas pelayanan;
42

8. Melanjutkan kerjasama dengan Bank Pemerintah berkaitan dengan aplikasi e-KTP;


9. Melakukan penataan dalam pembinaan personel Polri melalui teknologi informasi,
khususnya dalam hal rekruitmen, seleksi pendidikan dan mutasi;
10. Menyelenggarakan uji kompentensi jabatan menggunakan sistem Computer
Asisted Test (CAT);
11. Melaksanakan pembangunan assessment center dan aplikasinya dalam rangka
pembinaan karier;
12. Menyusun kurikulum pendidikan Polri (SPN Polda NTB) yang bersifat pelayanan,
penguasaan teknologi dan hukum dilandasi kode etik yang terpuji serta sistem
pendidikan Polri sesuai kebutuhan dan kemampuan Polri pada tahap keunggulan
puncak (strive for excellence);
13. Mengikuti pendidikan, pelatihan, kursus-kursus personel Polda NTB yang
dilaksanakan Mabes Polri di dalam dan di luar negeri guna meningkatkan
profesionalisme Polri;
14. Melaksanakan revolusi mental (NAC Polri) khususnya dalam rangka
mengembangkan budaya anti Korupsi internal Polri diantaranya dengan menunjuk
role model anti korupsi, memasukkan kurikulum anti korupsi di SPN Polda NTB;
15. Menyelenggarakan e-learning pada Polda NTB dan program Pendidikan Jarak
Jauh (PJJ);
16. Meningkatkan kompetensi tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan dengan
menerapkan standar kompetensi pendidik;
17. Memberi kesempatan secara bertahap kepada Brigadir yang berprestasi dan
sejumlah lulusan terbaik SPN untuk mengikuti pendidikan S1 Ilmu Kepolisian di
STIK;
18. Mengembangkan SDM Polri berbasis kompetensi;
19. Membentuk assessor pada setiap fungsi teknis Kepolisian;
20. Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas SDM melalui rekruitmen personel Polda
NTB yang bebas dari KKN, bersih, transparan, akuntabel dan harmonis (BETAH)
dengan melibatkan pengawasan internal dan eksternal serta penanaman nilai-nilai
profesionalisme dan budaya anti korupsi pada lembaga pendidikan dalam rangka
internal trust dan public trust;
21. Melanjutkan Reformasi Birokrasi Polri melakukan evaluasi dan penilaian
manajemen kinerja pada seluruh Satker jajaran;
22. Meningkatkan integritas anggota Polda NTB dan membangun budaya anti korupsi
dalam rangka revolusi mental anggota Polri;
43

23. Menyusun tipologi Polsek jajaran Polda NTB dan mengiventarisir kebutuhan
personel maupun perlengkapan berdasarkan kondisi geografis wilayah dan
tantangan tugasnya;
24. Mengusulkan kebutuhan sarana dan prasrana yang dilaksanakan secara button up
berdasarkan kondisi geografis wilayah dan tantangan tugas yang ada di wilayah
NTB;
25. Menyusun Blue Print sarana dan prasarana mulai dari tingkat Polsek/Polsubsektor
sesuai tipologi;
26. Penempatan anggota pada tingkat Satker Polsek/Polsubsektor sesuai Daftar
Susunan Personel dan Peralatan (DSPP);
27. Menyusun kerangka regulasi terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang
berlaku di lingkungan Polri serta meningkatkan sinergitas dengan instansi terkait:
28. Meningkatkan penerimaan tunjangan kinerja yang proporsional;
29. Meningkatkan jaminan kesehatan bagi pegawai Polda NTB melalui kerjasama
dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan an Kementerian
Kesehatan guna pelayanan kesehatan serta BPJS Ketenagakerjaan dalam rangka
pemanfaatan Faskes Polri untuk pelayanan pesertanya;
30. Meningkatkan fasilitas kesehatan Rumah Sakit Bhayangkara Mataram;
31. Menyediakan perumahan dinas bagi pegawai Polri;
32. Melanjutkan kerjasama dengan Kakanwil Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(Kakanwil-PU-Pera) dalam rangka pembangunan perumahan bagi personel Polda
NTB;
33. Memberikan ketrampilan khusus kepada personel Polri yang akan memasuki masa
pensiun;
34. Mengefektifkan pelaksanaan Wasrik Rutin, Wasrik Khusus dan Wasrik dengan
tujuan tertentu;
35. Mengoptimalkan koordinasi dan kerjasama internal dan eksternal pengemban
fungsi pengawasan;
36. Meningkatkan disiplin, ketetiban dan prilaku anggota Polda NTB melalui
penegakan disiplin dan kode etik profesi Polri;
37. Meningkatkan kemampuan personel Polda NTB untuk mengamankan wilayah
perairan pada poros maritim dengan memperkuat Satuan Polair di tingkat
kewilayahan;
38. Pengusulan penambahan kapal patroli secara bertahap sebagai upaya penguatan
alat transportasi perairan Polda NTB;
44

39. Meningkatkan kualitas dan kuantitas personel Polair yang mengawaki kapal melalui
pendidikan dan pelatihan;
40. Meningkatkan dukungan anggaran khususnya anggaran operasional, biaya
pemeliharaan dan perawatan kapal;
41. Meningkatkan keamanan perairan melalui penguatan Polsek Pantai;
42. Pengkajian kebijakan terhadap pengembangan SDM, sistem dan metode serta
sarana prasarana Polri:
43. Modernisasi teknologi Kepolisian dilakukan melalui penelitian dan pengembangan
seperti laboratorium forensik, cyber lab, Inafis, psikologi forensik, kedokteran
forensik, system informasi criminal nasional guna mengungkapkan kejahatan
melalui pembuktian ilmiah (scientif criminal invertigation) serta pemenuhan
Alut/Alsus perorangan dan kesatuan yang memenuhi standar minimal pelayanan
Polri dalam rangka mendukung Tupoksi;
44. Melaksanakan kerjasama dan pengembangan secara teknis dengan instnasi terkait
melalui pemanfaatan database kependudukan dan database informasi kriminal
guna meningkatkan system informasi criminal terpadu dengan Criminal Justice
System (CJS) dan pelayanan SKCK secara online dalam menyongsong Asenan
Community 2015;
45. Mengoptimalkan Traffic Manajemen Center (TMC) sebagai pusat Komando Kendali
Komunikasi dan Informasi (K3I) yang terkoneksi dengan instansi terkait;
46. Meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui pelaksanaan quick wins;
47. Memenuhi kebutuhan personel dan sarana prasarana pada titik-titik pelayanan
Polri termasuk penempatan 2 (dua) Polwan pada 1 (satu) Polsek di jajaran Polda
NTB;
48. Membangun budaya pelayanan dan membuka ruang partisipasi publik dengan
memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi;
49. Meningkatkan kemampuan kualitas komunikasi Polisi dengan masyarakat di
wilayah NTB;
50. Meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Polri dan solidaritas
kesatuan melalui penerangan Internal dan eksternal;
51. Membangun kemitraan melalui kerjasama dengan steke holder terkait maupun
insane pers media (media elektronik, media cetak dan media online);
52. Membangun dan mengembangkan keterbukaan Informasi Publik (KIP) melalui
Pengelolaan Informasi dan Dokumen (PID) yang berbasis teknbologi guna
mewujudkan pelayanan Informasi Publik yang profesional, tranparan dan
akuntabel;
45

53. Meningkatkan pelatihan dan kemampuan penanganan konflik sosial (Konflik


horizontal) dengan mengutamakan pencegahan dan memberikan pelindungan
terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan di wilayah NTB;
54. Meningkatkan pelatihan dan kemampuan penanganan separatisme (konflik
vertikal) baik dengan pencegahan maupun penegakan hukum secara professional
oleh personel Polda NTB dan jajarannya;
55. Membangun dan memberdayakan pengamanan swakarsa di wilayah NTB serta
meningkatkan pelibatan publik guna menjaga Kamtibmas di wilayah NTB;
56. Meningkatkan kemampuan personel dan satuan dalam rangka menghadapi
pengamanan Pemilukada NTB;
57. Menyusun alokasi anggaran, meningkatkan kemampuan personel dan satuan serta
sarana prasarana dalam rangka meghadapi Pemilu Legeslatif dan pemilu
Presiden/Wakil Presiden tahun 2019;
58. Meningkat peran dan fungsi Intelijen keamanan Polri yang mampu memberikan
informasi dan saran tindak yang rahasia, cepat dan akurat guna mendukung tugas
pokok Polri dari tingkat Polda sampai dengan tingkat Polsek/Polsubsektor yang
didukung personel, anggaran dan teknologi yang memadai;
59. Membangun sistem pelayanan secara online dalam rangka penerbitan SKCK,
perizinan/pemberitahuan kegiatan masyarakat dan penerbitan perizinan di bidang
senjata api non organik Porli/TNI dan bahan peledak di wilayah NTB;
60. Meningkatkan kerjasama antar aparat penegak hukum di wilayah NTB;
61. Meningkatkan kerjasama antar instansi terkait dalam rangka meningkatkan
kapasitas dan penanganan kejahatan transnasional;
62. Meningkatkan kerjasama dengan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan
Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) NTB khususnya terhadap warga Negara
Indonesia yang bekerja di luar negeri;
63. Memberikan kesempatan kepada personel yang berkompeten untuk ikut dalam
misi perdamaian dunia;
64. Melakukan seleksi Formed Police Unit (FPU) dan Individual Police Officer (IPO)
melalui mekanisme secara transparan;
65. Menguatkan program Polmas dengan pergelaran 1 (satu) Polisi Bhabinbkamtibmas
1 (satu) Desa/Kelurahan untuk melakukan sambang, deteksi, memperoleh
informasi, mediasi dalam pencegahan dini permasalahan Kamtibmas di wilayah
NTB;
66. Meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan Polmas untuk
menjangkau seluruh komunitas di masyarakat NTB guna mendukung upaya
46

memelihara dan memantapkan Kamtibmas dengan memperkuat fungsi maritim


hingga menyentuh pulau terluar berpenghuni;
67. Menghadirkan anggota Polda NTB ditengah-tengah masyarakat baik berseragam
maupun tidak berseragam saat dibutuhkan dan setiap kegiatan masyarakat;
68. Mengembangkan NTMC, RTMC dan TMC yang terintegrasi;
69. Memantapkan sistem online data pelanggaran dan kecelakaan lau lintas yang
terintegrasi;
70. Pemantauan arus kemacetan arus lalu lintas sebagai data dasar evaluasi dan
pengkajian trouble spot dalam mengurangi titik-titik lokasi rawan kemacetan lalu
lintas dan angkuatan jalan di wilayah NTB;
71. Melakukan kajian back spot kecelakaan lalu lintas dan angkutan jalan pada daerah
rawan kecelakaan lalu lintas bekerja sama dengan instansi terkait;
72. Penanganan kecelakaan Lalu lintas menonjol dengan pemanfaatan teknologi
Traffic Acident Avcident Analysis;
73. Melaksanakan program road safety/safety reading di wilayah NTB;
74. Membangun sistem edukasi berbasis teknologi yang dapat dilakses oleh publik dan
pemangku kepentingan;
75. Menggelar Operasi Kepolisian di bidang lalu lintas secara tematis:
76. Melaksanakan kampanye keselamatan lalu lintas angkutan jalan;
77. Penggelaran Satpas online;
78. Pengelaran sistem STNK online;
79. Penggelaran sistem BPKB online;
80. Meningkatan kegiatan pre-emtif an preventif dengan mengutamakan tindakan
proaktif guna meminimalisir terjadinya gangguan Kamtibmas;
81. Meningkatan pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat
meliputi: kejahatan konvensional (street crime, perjudian, kejahatan dengan
kekerasan), kejahatan transnasional (cyber crime, narkoba, human trafficking, arm
smuggling, terorisme), kejahatan yang merugikan kekayaan Negara (korupsi,
illegal logging, illegal fishing, illegal mining) dan kejahatan yang breimplementasi
kotinjensi (konflik sosial, demo anarkis);
82. Meningkatan kemampuan pencegahan kejahatan melalui penguatan kegiatan
fungsi Intelijen, Binmas dan Sabhara;
83. Meningkatkan kemampuan penyidikan bagi personel Polsek melalui pemenuhan
peralatan berdasarkan standar scientific criminal investigation;
84. Mengintensifkan pemberantasan terhadap 4 jenis kejahatan dengan prioritas
pemberantasan korupsi, pembalakan liar (illegal logging), pencurian ikan (illegal
47

fishing), penambangan liar (illegal mining), kejahatan perbankan, kejahatan


pencucian uang, pemberantasan Narkoba dan penegakan hukum lingkungan
termasuk kejahatan;
85. Meningkatkan kemampuan Polda NTB dalam penanganan terorisme melalui
kegiatan penyelidikan dan penyidikan. Dalam hal kegiatan pencegahan dan
deradikalisasi, Polri yang bekerjasama dengan Badan Nasional penanggulangan
Terorismen (BNPT) dan pihak terkait lainnya.
86. Meningkatkan kemampuan Polri dalam rangka upaya penanganan
penyalahgunaan Narkoba. Dalam hal pencegahan penyalahgunaan Narkoba,
Polda NTB bekerjasama dengan Badan Nasional Narkotika (BNN) Daerah dan
instansi terkait;
87. Guna menunjang kegiatan pencegahan dan penegakan hukum dibutuhkan
pemenuhan sarana prasarana yang memadai;
88. Mengoptimalkan kekuatan cadangan (stand by force) pada Sat Brimob Polda NTB
untuk setiap saat digerakkan dengan sarana dan prasarana yang memadai;
89. Meningkatkan mobilitas cepat dengan dukungan dan pengadaan sarana prasarana
angkutan udara, laut maupun darat;
90. Membentuk sistem rayonisasi dalam rangka penanganan tahap awal gangguan
keamanan berintensitas tinggi (kontinjensi) pada setiap wilayah jajaran Polda NTB;
91. Meningkatkan kemampuan penyidik Polda NTB dalam pengolahan Tempat
Kejadian Perkara (Crime Scene Investigation) guna mengungkap tindak pidana
secara ilmiah;
92. Meningkatkan sarana prasarana penyidikan yang memenuhi standar investigasi
tindak pidana secara ilmiah.

VII. ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI POLRES LOMBOK UTARA

a. Arah kebijakan polres Lombok Utara


Peningkatan kapasitas pemerintah daerah yang mendorong daya saing berbasis
potensi ekonomi lokal dengan prinsip berkelanjutan, dalam pengembangan lumbung
ternak nasional, perikanan dan kelautan, holtikulturan dan perkebunan, pertanian
tanaman pangan serta kehutanan diwilayah Polres Lombok Utara.
b. Strategi Polres Lombok Utara
1. Peningkatan kwalitas belanja daerah untuk kwalitas pelayanan yang terkait dengan
pelayanan dasar, khususnya bidang pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur;
2. Peningkatan kapasitas dan cakupan pelayanan publik berbasis wilayah kepulauan ;
3. Pengembangan kompetensi aparatur daerah berdasarkan potensi ekonomi lokal,
baik peternakan, pertanian maupun kelautan dan perikanan;
48

4. Peningkatan fasilitas untuk pemerintah daerah dalam rangka pembentukan


kerjasama daerah-daerah perbatasan dalam rangka peningkaatan kualitas
pelayanan publik;
5. Membangun sinergitas kebijakan antar wilayah;
6. Restrukturisasi organisasi perangkat daerah (OPD) sesuai dengan beban dalam
rangka optimalisasi belanja modal daerah;
7. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat, mempercepat kemiskinan dan
mengembangkan keunggulan daerah melalui industi pariwisata, agroindustri, dan
ekonomi kreatif berbasis budaya, sumber daya lokal, dan iptek;
8. Memantapkan pengelolaan hidup yang berkelanjutan.
c. Arah kebijakan dan strategi Polres Lombok Utara
1. Arah Kebijakan
a) Bidang Pembinaan
1) Percepatan peningkatan kapasitas dan kapabilitas SDM Polres
Lombok Utara menggunakan tekhnologi kepolisian yang modern sebagai
bahan penerapan reformasi Polri;
2) Melaksanakan perubahan karakter mental kepribadian (NAC Polri)
Polda NTB Polres Lombok Utara bersama dengan instansi terkait TNI,
Pemda/swasta, LSM sampai di tingkat Desa sebagai 4 (empat) pilar Desa
(para Kades, Bhabinkamtibmas, Babinsa dan Toga/Tomas) dalam
mendukung pembangunan Lombok Utara;
3) Melaksanakan intensifitas guna meningkatkan kinerja dan SDM
dalam pelaksanaan program Operasional di wilayah jajaran Polres Lombok
Utara;
4) Penggelaran anggota di lapangan (Commanderwish) dalam upaya
meningkatkan pelayanan prima kepolisian kepada masyarakat;
5) Menggunakan saran dan prasarana yang berbasis tekhnologi dan
informasi ke seluruh jajaran Polsek Polres Lombok Utara sebagai ujung
tombak dalam rangka mendukung sebaran pelayanan Kamtibmas di
tengah- tengah masyarakat;
6) Memelihara Almatsus Polri berbasis tekhnologi Kepolisian dalam
mendukung opersional di kewilayahan jajaran Polres Lombok Utara serta
meningkatakan penggunaan industri tekhnologi Kepolisian menuju Standar
Minimal Pelayanan Polri;
7) Penguatan bidang kehumasan melalui implementasi keterbukaan
informasi publik guna mewujudkan kepercayaan masyarakat di wilayah
Polres Lombok Utara.
b) Bidang Operasional
1) Memantapkan deteksi dini dan deteksi aksi dalam antisipasi setiap
potensi gangguan dan gejolak sosial masyarakat;
49

2) Memantapkan strategi Polmas dalam meningkatkan peran serta


masyarakat guna menciptakan keamanan dan ketertiban di wilayah Polres
Lombok Utara;
3) Memnantapkan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan
masyarakat dalam mencegah gangguan Kamtibmas, Kamseltibcarlantas,
dan penanganan wilayah pasca konflik, serta kesiapan pengamanan
Pemilu Kada Kota/Kabupaten Lombok Utara;
4) Pemantapan tata kelola pencegahan dan penindakan terhadap 4
(empat) jennis kejahatan yang meliputi: kejahatan konvensional, kejahatan
transnasional, kejahatan terhadap kekayaan negara dan kejahatan yang
berimplikasi kontijensi;
5) Pemantapan tata kelola kerjasama polisional dengan
pemda/swasta/LSM dan kelompok masyarakat guna pemecahan masalah
sebelum menjadi potensi gangguan di wilayah Polres Lombok Utara.
2. Strategi Polres Lombok Utara
a) Bidang Pembinaan
1) Penigkatan kapasitas dan kapabilitas SDM dilakukan melalui
rekruitmen personel Polres Lombok Utara yang bersih, transparan,
akuntabel dan harmonis (BETAH) serta bebas dari KKN, dengan
melibatkan pengawasan internal dan aksternal;
2) Dengan modernisasi tekhnologi kepolisian seperti laboratorium
forensik, Cyber Lab, Inafis, psikologi forensik, kedokteran forensik sistem
informasi kriminal guna pengungkapan kejahatan melalui pembuktian
ilmiah (Scientific Crime Investigation) serta memenuhi Standar Minimal
Pelayanan Polri dalam rangka mendukung Tupoksi;
3) menyusun perencanaan dan penganggaran secara profesional
dengan mendasari tantangan tugas yang dihadapi sesuai karakteristik
kerawanan wilayah Polres Lombok Utara serta penerapan anggaran
berbasis kinerja secara konsisten, transparansi dan akuntabilitas
dengan berpegang pada prinsip efisiensi prioritas dan kehati-hatian dalam
pengelolaaan anggaran
b) Peningkatan kesejahteraan personel melalui penerapan tunjangan kinerja
(remunerasi) yang proporsional, tunjangan kesehatan dan penyediaan
perumahan bagi personel Polri dan PNS Polri serta mempersiapkan personel
yang akan pensium dengan memberikan ketrampilan khusus di bidang
Operasional antara lain :
1) Memperkuat Polsek sebagai basis deteksi dan unit pelayanan Polri
terdepan dengan meningkatkan peran fungsi intelijen dalam Early
Detection (deteksi dini) dan Early Warning (peringatan dini) untuk
menjangkau seluruh sendi kehidupan masyarakat;
2) Menguatkan program satu Polisi (Bhabinkamtibmas) satu desa untuk
memperoleh informasi masyarakat serta menyampaikan kebijakan
pemerintah dan program Polri kepada masyakat;
3) Meningkatkan pelayanan masyarakat dengan mengembangkan
Polmas untuk menjangkau seluruh komunitas guna mendukung upaya
50

memelihara dan memantapkan Kamtibmas hingga menyeluruh pelosok


desa dan pulau-pulau terluar berpenghuni dengan menghadirkan anggota
Polri di tengah-tengah masyarkat saat dibutuhkan di setiap kegiatan
masyarakat;
4) Menjamin Kamtibselcarlantas arus barang dan orang dalam sendi
kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat melalui oprimalisasi kampanye
keselamtan Lalu Lintas serta koordinasi lintas sektoral dalam pemecahan
permasalahn kemacetan dan kecelakaan di wilayah NTB;
5) Meningkatkan upaya penanganan konflik sosial secara terpadu
dengan mengedepankan upaya pencegahan di samping mempersiapkan
supaya penghentian konflik dan penanganan pasca konflik di wilayah NTB;
6) Meningkatkan pengungkapan kasusu-kasus menonjol yang
meresahkan masyarakat, meliputi kajahatan konvensional (kejahatan
jalanan/ premanisme, perjudian, kejahatan dengan kekerasan), kejahatan
lintas negara/transnasional crime (cyber crime, Narkoba, human trafficking,
arm sumggling, terorisme), kejahatan yang merugikan kakayaan negara)
korupsi, illegal logging, illegal fishing, illegal mining) dan kejahatan yang
berimplikai kontijensi (konflik sosial, demo anarkis).

VIII. PROGRAM PRIORITAS KAPOLRI, PROGRAM QUICK WINS DAN SATGAS QUICK
WINS

a. Program Prioritas Kapolri, Quick Wins dan Satgas Polri


1. Program Prioritas Kapolri
Program prioritas bermuara pada terciptanya solidaritas di lingkungan Polri dalam
rangka melaksanakan tugas pokok Polri selaku pelindung, pengayom, pelayan
masyarakat dan penegakan hukum secara profesional dan proporsional sehingga
dapat mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri sejalan dengan
Renstra Polri :
a) Pemantapan reformasi internal Polri :
1) Peningkatan soliditas internal;
2) Pemantapan reformasi internal Polri;
3) Konsisten pembinaan karir berdasarkan merit system dan rekam
jejak;
4) Melaksanakan rekrutmen dengan prinsip bersih, transparan,
akuntabel dan humanis (BETAH);
5) Membudayakan prilaku anti korupsi.
b) peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis
teknologi informasi :
1) layanan publik yang mudah diakses masyarakat, lebih cepat, bebas
calo dan berbasis teknologi informasi ;
51

2) menyederhanakan regulasi dan proses pada loket-loket pelayanan


yang tidak berbelit-belit;
3) quick response;
4) moderenisasi teknologi pendukung pelayanan publik;
c) penanganan kelompok radikal pro kekerasan dan intoleransi yang lebih optimal

1) deteksi dini dan deteksi aksi dalam rangka pemetaan kelompok


radikal pro kekerasan dan intoleransi ;
2) membangun daya cegah dan daya tangkal warga;
3) kerjasama dengan stake holder;
4) mengintensifkan kegiatan dialog di kantong-kantong kelompok radikal
pro kekerasan dan intoleransi;
5) penegakan hukum yang optimal.
d) peningkatan profesionalisme Polri menuju keunggulan:
1) peningkatan kualitas 8 (delapan) standar pendidikan Polri;
2) peningkatan pelatihan fungsi teknis pada satuan kewilayahan;
3) mengoptimalkan sistem manajemen kinerja;
4) penyusunanan rumpun jabatan fungsional dan sertifikasi profesi;
5) moderenisasi almatsus dan Alpalkam Polri.
e) peningkatan kesejahteraan personel Polri :
1) Peningkatan tunjangan kinerja;
2) peningkatan pemenuhan perumahan dinas anggota Polri;
3) meningkatkan program pelayanan dan fasilitas kesehatan bagi
anggota Polri;
4) peningkatan tunjangan kemahalan bagi anggota di daerah
perbatasan dan Papua;
5) peningkatan dukungan operasional Bhabinkamtibmas;
6) mengupayakan program wirausaha bagi anggota Polri;
7) dukungan asuransi keselamatan kerja bagi anggota Polri.
f) penataan kelembagaan dan pemenuhan proporsionalitas anggaran serta
kebutuhan minimal Sarpras :
1) penyederhanaan SOP berbasis checklist dan hasil;
2) restrukturisasi SOTK Polri sesuai tantangan tugas, antara lain
penguatan Densus, Brimob dan Baharkam;
3) pemenuhan proporsionalitas anggaran ;
4) pemenuhan kebutuhan minimal SDM dan Sarpras (DSPP)
52

5) pembentukan Polda Kaltara, peningkatan tipologi Polda Lampung


dan Riau, serta tipologi Polres.
g) penguatan Harkamtibmas (pemeliharaan kemanan & ketertiban masyarakat);
1) penggelaran personel berseragam pada daerah rawan kejahatan,
macet dan Laka Lantas;
2) peningkatan pengamanan perbatasan melalui pembangunan pos-pos
pam berbatasan;
3) penanganan kebakaran hutan dan lahan;
4) penguatan sinergi polisional dengan TNI,BNN,BNPT, Basarnas,
Bakamla dan Pemda;
5) pengamanan Pilkada serentak 2017-2018, serta Pileg dan Pilpres
2019;
6) pengamanan program prioritas nasional dan paket kebijakan
ekonomi pemerintah.
h) pembangunan kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Kamtibmas;
1) membangun daya cegah dan daya tangkal terhadap kejahatan,
terorisme, narkoba, separatisme dan ideologi anti Pancasila;
2) pemenuhan 1 Bhabinkamtibmas 1 desa dan kelurahan secara
bertahap;
3) mendorong pemanfaatan alat-alat pengamanan berbasis teknologi ;
4) penguatan pembinaan teknis dan pam swakarsa, serta Korwas
PPNS;
5) penguatan kerjasama dengan civil society dalam mengidentifikasi
masalah sosial dan upaya penyelesaiannya manajemen media.
i) penegakan hukum yang lebiih profesional & berkeadilan;

1) penanganan kasus-kasus yang menjadi perhatian publik;


2) menghilangkan pungutan liar, pemerasan dan makelar kasus dalam
proses penyidikan;
3) menghilangkan kecenderungan rekayasa dan berbelit-belit dalam
penanganan kasus ;
4) peningkatan kemampuan penyidikan cyber crime, ekonomi, Dokpol,
Labfor dan sertifikasi penyidik;
5) peningkatan sinergi CJS dan penegak hukum lainnya;
6) peningkatan anggaran penyidikan dan moderenisasi teknologi
peralatan pendukung penyidikan;
53

7) penyelesaian perkara mudah dan ringan melalui pendekatan


restorative justice.
j) penguatan pengawasan :
1) memperkuat kerjasama dengan pengawas eksternal dengan EMI dan
IME;
2) memperbaiki sistem komplain masyarakat secara online;
3) meningkatkan sistem penilaian Indeks Tata Kelola Kepolisian (ITK);
4) membuat sistem pengawasan untuk menekan budaya korupsi
internal.
k) quick wins Polri :
1) penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal dan anti
Pancasila;
2) perburuan dan penangkapan gembong teroris santoso dan jejaring
terorisme;
3) aksi nasional pembersihan preman dan premanisme;
4) pembentukan dan pengefektifan Satgas Ops Polri kontra radikal dan
deradikalisasi (khusus ISIS);
5) pemberlakuan rekrutmen terbuka untuk jabatan di lingkungan Polri
(polres, Polda, Mabes Polri);
6) Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan Pelopor tertib sosial di
ruang publik;
7) pembentukan tim internal anti korupsi (melibatkan unsur publik dan
KPK);
8) crash program pelayanan masyarakat : pelayanan bersih dari
percaloan

b. 8 (delapan) Kegiatan program Quick Wins


Dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok Polri dan guna terwujudnya
pelayanan prima yang unggul, sesuai dengan prioritas program yaitu program
pelaksanaan Quick Wins dijabarkan sebagai berikut:
1) Program I : Penertiban dan penegakkan hukum bagi organisasi radikal
anti Pancasila.
Sasaran : Meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi seluruh
warga negara dan semua orang yang secara sah
berada di dalam wilayah NKRI khususnya daerah NTB;
54

Rencana aksi :
a) Penyusunan surat perintah, Jukrah dan konsignes;
b) Mengidentifikasi dan memetakan kelompok radikal dan anti
Pancasila;
c) Deteksi dini dan deteksi aksi terhadap kelompok radikal dan anti
Pancasila;
d) Penggalangan terhadap kelompok radikal dan anti Pancasila;
e) Koordinasi dengan K/L terkait dan organisasi masyarakat;
f) Sambang ke tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi keagamaan, pembinan dan penyuluhan;
g) Meningkatkan kegiatan patroli dialogis;
h) Melakukan penyelidikan terhadap organisasi radikal dan anti
Pancasila yang melakukan tindak pidana;
i) Melakukan penegakan hukum terhadap pelanggaran pidana.

2) Progarm II : Perburuan dan penangkapan gembong terorisme


Santoso dan jaringan terorisme;
Sasaran : Menghilangkan potensi aksi pelanggaran hukum dan
terorisme.
Rencana Aksi:
a) Membentuk organisasi Satgas;
b) Menyiapkan posko Satgas berikut manajemen dan HTCK nya;
c) Membentuk Tim Khusus Intelijen untuk melaksanakan kegiatan
kontra radikal dan deradikalisasi menetralisir ISIS;
d) Menyusun rencana program kontra radikalisasi dan deradikalisasi
menetralisir ISIS;
e) Mengkoordinir, mengendalikan dan mengevaluasi program kontra
radikal dan deradikalisasi menetralisir ISIS;
f) Membuat MoU/Rakor dengan pihak eksternal Polri dalam rangka
program kontra radikal dan deradi dikalisasi menetralisir ISIS;
g) Memetakan dan menganalisa jaringan teroris di wilayah NTB
(Dompu, Bima);
h) Membentuk kompi khusus Brimob sebagai kompi pemburu dan
kompi penyekat;
55

i) Melaksanakan pelatihan kompi khusus Brimob dalam menghadapi


perlawanan teroris;
j) Membentuk tim khusus olah TKP penangkapan terorisme;
k) Membentuk tim khusus identifikasi pelaku terorisme;
l) Menyiapkan anggaran, sarana prasarana dalam penangkapan
terorisme;
m) Meneruskan arahan ke Satwil terkait untuk melaksanakan
operasi/giat rutin penangkapan terorisme;
n) Melaksanakan latihan praops dan rutin dalam upaya penangkapan
terorisme;
o) Melaksanakan rapat koordinasi dengan satfung Polda dan instansi
terkait tentang penangkapan terorisme;
p) Rehabilitasi masyarakat pasca penangkapan.

3) Program III : Program III : Aksi Nasional pembersihan pereman dan


premanisme;
Sasaran : Berjalannya penindakan atas pelanggaran hukum tanpa
memandang besar kecilnya pelanggaran dan tinggi
rendahnya status pelaku maupun korban
Rencana aksi :
a) Memetakan dan menganalisa jaringan premanisme;
b) Membentuk satgas anti preman;
c) Melaksanakan pelatihan satgas anti preman;
d) Membentuk tim khusus identifikasi pelaku premanisme;
e) Meneruskan arahan ke Satwil terkait untuk melaksanakan
operasi/giat rutin penangkapan premanisme;
f) Melaksanakan rapat koordinasi dengan satfung Polri dan instansi
terkait tentang penangkapan premanisme;
g) Menyiapkan anggaran, sarana prasarana dalam penangkapan
premanisme;
h) Melaksanakan supervisi terhadap pelaksanaan giat kepolisian
penangkapan premanisme di Polda terkait;
i) Melaksanakan anev hasil giat kepolisian penangkapan premanisme.

4) Program IV : Pembentukan dan pengefektifkan Satgas Ops Polri kontra


radikal dan deradikalisasi (khusus ISIS).
56

Sasaran : Terbentuknya Satgas Ops Polri kontra radikal dan


deradikalisasi (khusus ISIS).
Rencana aksi :
a) Tersusunnya data daerah rawan penyebaran paham Radikal;
b) Tersedianya peta/data kelompok pendukung dan yang tidak
mendukung ISIS;
c) Tersusunnya Target Operasi yang Akurat dan Valid;
d) Terbentuknya Satgas, Posko dan Organisasi satgas dari tingkat
Polda sampai dengan tingkat Polsek;
e) Tersedianya HTCK, SOP pelaksanaan tugas Satgas;
f) Terlaksananya program kontra radikal dan deradikalisasi pada
daerah rawan berkembangnya paham ISIS.
5) Program V : Pemberlakuan rekruitmen terbuka untuk jabatan
dilingkungan Polri (Polres, Polda, Mabes Polri).
Sasaran : Terselenggaranya rekruitmen terbuka untuk jabatan
secara bertahap dari Mabes Polri hingga Polres.
Rencana aksi :
a) Penyusunan ketentuan tentang rekrutmen jabatan
terbuka;
b) Pelaksanaan secara bertahap untuk 5 (lima) jabatan
strategis tingkat Polda.
6) Program VI : Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor
tertib sosial di ruang publik.
Sasaran : Membangun personel Polri sebagai pelopor revolusi
mental.
Rencana Aksi :
a) Mengembangkan website Ditlantas Polda NTB;
b) Melaksanakan program bulan tertib lantas secara tematik Marka;
Rambu; Parkir; HP; Helm dan seat belt.
c) Membangun budaya tertib berlalu lintas terhadap masyarakat
terorganisir maupun tidak terorganisir;
d) Melaksanakan sosialisasi budaya tertib berlalu lintas melalui:
(1) Media cetak;
(2) Media elektronik;
(3) Media Online;
(4) Media Sosial;
(5) Spanduk;
(6) Leaflet;
(7) Baliho;
57

e) Mengembangkan sistim data laka lantas online/IRSMS dalam


mendukung Kamseltibcarl-antas;
f) Melaksanakan capcity building melalui Bintal dan profesi Polantas;
g) Melaksanakan penilaian pelaksanaan bulan tertib lalu lintas secara
tematis.
7) Program VII : Pembentukan tim internal anti korupsi (melibatkan unsur
Publik dan KPK).
Sasaran : Terbentuknya tim untuk melakukan upaya cegah korupsi di
lingkungan Polri.
Rencana aksi :
a) Membentuk tim internal anti korupsi;
b) Menyusun mekanisme kerja/SOP dan materi sosialisasi;
c) Sosialisasi tim internal anti korupsi;
d) Melaksanakan verifikasi terhadap LHKPN, gratifikasi, kepemilikan
usaha/giat bisnis anggota, kepemilikan barang mewah;
e) Melakukan analisa dan evaluasi.

8) Program VIII : Crash program pelayanan masyarakat (pelayan-an bersih


dari percaloan).
Sasaran : Terbentuknya pelayanan publik yang trans-paran dan
akuntabel khususnya di bidang lalu lintas dan intelijen.
Rencana aksi :
a) Menerbitkan SOP pelayanan SIM;
b) Melaksanakan pelayanan di Satpas sesuai dengan SOP Pelayanan
SIM;
c) Pelayanan SIM dengan Mobil keliling;
d) Workshop pembuatan aplikasi;
e) Penandatanganan perjanjian kerjasama antara Dirlantas Polda NTB
dengan BRI;
f) Melaksanakan sosialisasi pelayanan SIM melalui:
(1) Membuat himbauan berupa tulisan di setiap pelayanan SATPAS;
(2) Membuat himbauan berupa audio dan video di setiap pelayanan
Satpas;
(3) Melaksanakan pelatihan dan Sertifikasi kompetensi penguji SIM;
(4) Pembuatan norma standar prosedur dan kriteria sekolah pengmudi;
(5) Launching program pelayanan SIM Online;
58

(6) Melaksanakan penilaian pelayanan prima antar SATPAS bersih


percaloan.
c. 11 Satgas Quick Wins tidak semuanya memiliki Satgas,
namun dipilih program-program yang memiliki dampak getar, efek booming, angkat
citra, bermanfaat dan terlihat langsung oleh masyarakat, yang memerlukan satgas
khusus, maka dibentuklah 9 Satgas Opsnal dan 2 Satgas Pembinaan:
1) Program Prioritas Kapolri 1 sampai dengan 10 dan
Satgas.
a) Program penataan dalam pembinaan personel berkaitan dengan
Satgas 10 rekrutmen dan penempatan bersih dan terbuka;
b) Program penataan kelembagaan dan meningkatkan budaya anti
korupsi berkaitan dengan Satgas 8 Polri bersih;
c) Program peningkatan profesionalisme anggota Polri tidak ada
Satgas;
d) Program peningkatan kesejahteraan anggota Polri dan pemenuhan
sarpras khusus tidak ada Satgas;
e) Program peningkatan perlindungan terhadap warga negara untuk
peningkatan rasa aman berkaitan dengan Satgas 1 gelar kekuatan dan
Satgas 9 penanganan bencana;
f) Program membangun partisipasi publik dalam pengaman-an
lingkungan tidak ada Satgas;
g) Program mengintensifkan sinergitas polisional dengan Kementerian/
Lembaga tidak ada Satgas;
h) Program meningkatkan penegakan hukum yang profesional, obyektif
dan bebas KKN berkaitan dengan satgas 3 basmi Narkoba dan judi,
Satgas 4 anti korupsi, Satgas 5 sikat illegal fishing dan Satgas 7 Gakkum
distribusi barang bersubsidi;
i) Program mempersiapkan rencana pam dan rencana Kontinjensi
Pilkada Serentak tidak ada Satgas;
j) Program penguatan pengawasan polri berkaitan dengan satgas 8
Polri bersih.
2) Program Prioritas Kapolri 11 (program quick wins)
dan Satgas
a) Program penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal
dan anti pancasila tidak ada Satgas;
b) Program perburuan dan penangkapan gembong terorisme Santoso
dan jejaring terorisme tidak ada Satgas;
c) Program aksi nasional pembersihan preman dan premanisme
berkaitan dengan Satgas 2 berantas preman dan kejahatan jalanan;
59

d) Program pembentukan dan pengefektifan satgas ops polri kontra


radikal dan deradikalisasi (khusus ISIS) berkaitan dengan Satgas 6 kontra
radikal dan deradikalisasi;
e) Program pemberlakuan rekruitmen terbuka untuk jabatan di
lingkungan Polri (Polres, Polda, Mabes Polri) berkaitan dengan Satgas 10
rekrutmen dan penempatan bersih dan terbuka;
f) Program Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib
sosial di ruang publik berkaitan dengan satgas 11 revolusi mental;
g) Program pembentukan tim internal anti korupsi (melibatkan unsur
publik dan KPK) berkaitan dengan Satgas 8 Polri bersih;
h) Program crash program pelayanan masyarakat: pelayanan bersih
dari percaloan berkaitan dengan Satgas 8 Polri bersih.

3) Pelaksanaan Program Prioritas Kapolri dan Satgas


a) Rencana aksi Satgas I:
a) Optimalisasi penanganan konflik sosial;
b) Meningkatkan keamanan pada sektor industri;
c) Memperkuat perlindungan kelompok rentan dan minoritas.
b) Rencana aksi Satgas II:
(1) Inventarisir Jaringan/kelompok pelaku kejahatan;
(2) Razia Aksi Premanisme;
(3) Penyelidik/penyiidik jahat jalanan dan hasil razia;
(4) Ekspose giat dan hasil giat.
c) Rencana aksi satgas III
(1) Pemetaan dan Pendataan Jaringan Judi
(2) Penyelidikan dan penyidikan Jaringan Judi
(3) Preemtif dan Prepentif
(4) Represif Meningkatan giat lidik dan sidik

d) Rencana aksi satgas IV


- Pemberantasan Tipidkor

e) Rencana Aksi Satgas V


- Sikat illegal fishing

f) Rencana Aksi Satgas VI


60

(1) Deteksi/Pulbaket kelompok radikal yang ada di wilayah Polda NTB


(Pemetaan Kelompok Radikal);
(2) Kerjasama, koordinasi dengan instansi terkait (MUI, Kominda, Ponpes,
LSM, Kemenag) untuk penanganan dan antisipasi penyebaran faham
radikal;
(3) Pertemuan dengan Toga, Tomas, Toda guna memberikan pemahaman
kepada masyarakat akan bahaya faham radikal;
(4) Kerjasama dan kunjungan kepada kelompok masyarakat dalam upaya
memberikan pemahaman tentang faham radikal.

g) Rencana Aksi Satgas VII


(1) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi Pupuk;
(2) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi Benih;
(3) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi BBM Illegal.

h) Rencana Aksi Satgas VIII


(1) Pencaloan Pelayanan Kepolisian;
(2) Proses Penyidikan Tindak Pidana;
(3) Proses Rekrutmen.

i) Rencana Aksi Satgas IX


Penanganan Bencana Alam dan Kecelakaan di wilayah Polda NTB.

j) Rencana Aksi Satgas X


(1) Pendidikan pengembangan Umum;
(2) Pendidikan pengembangan Spesial;
(3) Pendidikan Alih Golongan;
(4) Pendidikan Pembentukan.

14. Pelaksanaan Program Prioritas Kapolri, Program Quick Wins dan Satgas
Quick Wins di wilayah Polda NTB
a. Pelaksanaan Program Prioritas Kapolri
Guna terciptanya solidaritas di lingkungan Polri dalam rangka
melaksanakan tugas pokok Polri selaku pelindung, pengayom, pelayan
61

masyarakat dan penegakan hukum secara profesional dan proporsional


Polda NTB telah melaksanakan program prioritas Kapolri sebagai berikut:
1) Program penataan dalam pembinaan personel.
Rencana aksi:
(a) Memperkuat soliditas Internal;
(b) Rekrutmen yang proaktif;
(c) Seleksi pendidikan pengembangan umum Polri yang
transparan dan akuntabel;
(d) Memperkuat Diklat dan evaluasi kurikulum untuk membentuk
polisi sipil yang melindungi, mengayomi dan melayani
masyarakat serta anti KKN.
2) Program penataan Kelembagaan dan meningkatkan budaya
antikorupsi.
Rencana aksi :
(a) Evaluasi struktur organisasi tata laksana kerja terutama tingkat
Polres dan Polsek;
(b) Melaksanakan pembangunan Polsek rawan Kamtibmas;
(c) Memperkuat pengamanan kemaritiman dengan menambah
Sat Pol Air di tiap Polres jajaran Polda NTB;
(d) Mempercepat beroperasinya Polres di Kabupaten Lombok
Utara (KLU);
(e) Pembentukan tim internal anti korupsi;
(f) Pembinaan disiplin dan penegakan hukum personel
bermasalah.
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
3) Program
peningkatan profesionalisme anggota Polri.
Rencana aksi :
(a) Melakukan sertifikasi kemampuan teknis profesi Polri;
(b) Mengikutsertakan pendidikan, pelatihan, kursus, seminar di
dalam dan diluar negeri;
(c) Meningkatkan pelatihan-pelatihan kesatuan;
(d) Rekrutmen brigadier Penyidik S-1.

4) Program peningkatan kesejahteraan Polri dan


pemenuhan Sarpras khusus.
62

Rencana aksi:
(a) Peningkatan Gaji dan Remunerasi;
(b) Mengikut sertakan seluruh anggota dan keluarganya dalam
program BPJS;
(c) Penambahan perumahan Polri;
(d) Peningkatan fasilitas dan sarana Rumah Sakit;
(e) Penyesuaian tunjangan kemahalan dan tunjangan khusus
perbatasan;
(f) Pengadaan alat transportasi operasional, persenjataan,
Forensik, Penginderaan dan Tehnologi Informasi dan
Komunikasi;
(g) Peremajaan sistem video conference dan fasilitas vicon baru
di wilayah dengan geografi sulit.

5) Program peningkatan perlindungan terhadap warga


Negara untuk meningkatkan rasa aman.
Rencana aksi:
(a) Optimalisasi tim terpadu penanganan konflik social;
(b) Meningkatkan keamanan pada sektor Industri;
(c) Memperkuat perlindungan anak dan wanita dengan
Pemberdayaan Polwan;
(d) Memperkuat perlindungan
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
kelompok rentan dan NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
minoritas;
(e) Memberdayakan giat deteksi dini dan deteksi aksi intelijen
untuk mengantisipasi gangguan Kamtibmas;
(f) Meningkatkan pencegahan kejahatan dan mencegah
kemacetan lalu lintas.

6) Program membangun partisipasi publik dalam


pengamanan lingkungan.
Rencana aksi:
(a) Melaksanakan Pembinaan tekhnis kemampuan terhadap
Bhabinkamtibmas yang ada guna meningkatkan pelayanan
prima kepada masyarakat;
(b) Optimalisasi tim terpadu penanganan konflik sosial;
63

(c) Meningkatkan keamanan pada sektor industri;


(d) Memperkuat perlindungan kelompok rentan dan minoritas
(e) Memberdayakan giat deteksi dini intelijen untuk
mengantisipasi gangguan Kamtibmas;
(f) Meningkatkan pencegahan kejahatan mencegah kemacetan
lalu lintas.
7) Program mengintensifkan sinergitas polisional
dengan Kementerian/Lembaga.
Rencana aksi:
- Mengintensifkan kerjasama dengan instansi lain terkait bidang
keamanan.

8) Program meningkatkan penegakan hukum yang


profesional, obyektif dan bebas KKN.
Rencana aksi:
- Pemberantasan Tipikor.

9) Program mempersiapkan rencana pengamanan dan


rencana kontinjensi Pilkada serentak.

Rencana aksi:
- Tahap persiapan,
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
pelaksanaan dan NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
konsolidasi.

10) Program penguatan pengawasan Polri.


Rencana aksi:
- Pembentukan tim koordinasi pengawasan penyidikan.

b. Pelaksanaan 8 (delapan) program Wuick Wins


Dalam menunjang pelaksanaan tugas pokok Polri dan guna terwujudnya
pelayanan prima yang unggul Polda NTB, sesuai dengan program prioritas
yaitu program pelaksanaan Quick Wins dijabarkan sebagai berikut:
1) Program I : Penertiban dan penegakkan hukum bagi organisasi
radikal dan anti Pancasila.
64

Sasaran : Meningkatnya rasa aman dan nyaman bagi


seluruh warga negara dan semua orang yang
secara sah berada di dalam wilayah NKRI
khususnya daerah NTB;
Rencana aksi:
a) Penyusunan surat perintah, Jukrah
dan konsignes;
b) Mengidentifikasi dan memetakan
kelompok radikal dan anti Pancasila;
c) Deteksi dini dan deteksi aksi
terhadap kelompok radikal dan anti
Pancasila;
d) Penggalangan terhadap kelompok
radikal dan anti Pancasila;
e) Koordinasi dengan K/L terkait dan
organisasi masyarakat;
f) Sambang ke tokoh agama, tokoh
masyarakat, tokoh adat, organisasi
kemasyarakatan, organisasi keagamaan,
pembinan dan penyuluhan;
g) Meningkatkan kegiatan patroli
dialogis;
h) Melakukan penyelidikan terhadap
organisasi radikal dan anti Pancasila yang
melakukan
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
tindak NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
pidana;
i) Melakukan penegakan hukum
terhadap pelanggaran pidana.
2) Progarm II : Perburuan dan penangkapan gembong teroris-me
radikal paham garis keras dan jaringan terorisme;
Sasaran : Menghilangkan potensi aksi pelanggaran hukum
dan terorisme.
Rencana Aksi:
a) Membentuk organisasi Satgas;
65

b) Menyiapkan posko Satgas berikut


manajemen dan HTCKnya;
c) Membentuk Tim Khusus Intelijen untuk
melaksanakan kegiatan kontra radikal dan
deradikalisasi menetralisir ISIS;
d) Menyusun rencana program kontra
radikalisasi dan deradikasilasi menetralisir
ISIS;
e) Mengkoordinir, mengendalikan dan
mengevaluasi program kontra radikal dan
deradikalisasi ISIS;
f) Membuat MoU/Rakor dengan pihak
eksternal Polri dalam rangka program kontra
radikal dan deradikalisasi menetralisir ISIS;
g) Memetakan dan menganalisa jaringan
teroris di wilayah NTB Dompu, Bima);
h) Membentuk kompi khusus Brimob sebagai
kompi pemburu dan kompi penangkapan
teroris;
i) Melaksanakan pelatihan Kompi khusus
Brimob dalam menghadapi perlawanan
teroris;
j) Membentuk tim khusus olah TKP
penangkapan terorisme;
k) Membentuk tim khusus identifikasi
pelaku
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
terorisme; NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
l) Menyiapkan
anggaran, arana prasarana dalam
penangkapan terorisme;
m) Meneruskan arahan ke Satwil terkait
untuk melaksanakan operasi/giat rutin
penangkapan terorisme;
n) Melaksanakan latihan Praops dan rutin
dalam upaya penangkapan terorisme;
66

o) Melaksanakan rapat koordinasi dengan


satfung Polda dan instansi terkait tentang
penangkapan terorisme;
p) Rehabilitasi masyarakat pasca penangkapan.
3) Program III : Aksi Nasional pembersihan pereman dan
premanisme;
Sasaran : Berjalannya penindakan atas pelanggaran
hukum memandang besar kecilnya pelang-garan
dan tinggi rendahnya status pelaku maupun korban;
Rencana aksi :
a) Memetakan dan menganalisa jaringan
premanisme;
b) Membentuk satgas anti preman;
c) Melaksanakan pelatihan Satgas anti preman;
d) Membentuk tim khusus identifikasi pelaku
premanisme;
e) Menruskan arahan ke Satwil terkait untuk
melaksanakan operasi/giat rutin penang-
kapan premanisme;
f) Melaksanakan rapat koordinasi dengan
Satfung Polri dan instansi terkait tentang
penangkapan premanisme;
g) Menyiapkan anggaran, sarana prasarana
dalam penangkapan premanisme;
h) Melaksanakan supervisi terhadap
pelaksanaan giat kepolisian penangkapan
premanisme
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
di Polda NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
terkait;
i) Melaksanakan anev hasil giat Kepolisian
penangkapan premanisme.
4) Program IV : Pembentukan dan pengefektifkan Satgas Ops
Polri\kontra radikal dan deradikalisasi (khusus ISIS).
Sasaran : Terbentuknya Satgas Ops Polri kontra radikal
dan deradikalisasi (khusus ISIS).
Rencana aksi:
67

a) Tersusunnya data daerah rawan penyebaran


paham Radikal;
b) Tersedianya peta/data kelompok pendukung
dan yang tidak mendukung ISIS;
c) Tersusunnya target Operasi yang akurat dan
valid. Terbentuknya Satgas, Posko dan
Organisasi Satgas dari tingkat Polda sampai
dengan tingkat Polsek.
d) Tersedianya HTCK, SOP pelaksanaan tugas
Satgas Terlaksananya program kontra radikal
dan deradikalisasi pada daerah rawan
berkembangnya paham ISIS.
5) Program V : Pemberlakuan rekruitmen terbuka untuk
jabatan dilingkungan Polri (Polres, Polda).
Sasaran : Terselenggaranya rekruitmen terbuka untuk
jabatan secara bertahap dari Polda hingga Polres.
Rencana aksi:
a) Penyusunan ketentuan tentang
rekrutmen jabatan terbuka;
b) Pelaksanaan secara bertahap untuk
5 (lima) jabatan strategis tingkat Polda.
6) Program VI : Polisi sebagai penggerak revolusi mental dan
pelopor tertib sosial di ruang publik.
Sasaran : Membangun personel Polri sebagai pelopor
revolusi mental.
Rencana Aksi:
a) Mengembangkan website Ditlantas Polda
NTB;
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
b) NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
Melaksanakan
program bulan tertib Lantas secara tematik.
(1) Marka;
(2) Rambu;
(3) Parkir;
(4) HP;
(5) Helm dan Seat Belt.
68

c) Membangun budaya tertib berlalu lintas


terhadap masyarakat terorganisir maupun
tidak terorganisir;
d) Melaksanakan sosialisasi budaya tertib
berlalu lintas melalui:
(1) Media cetak;
(2) Media elektronik;
(3) Media Online;
(4) Media Sosial;
(5) Spanduk;
(6) Leaflet;
(7) Baliho;
e) Mengembangkan sistim data laka lantas
online/IRSMS dalam mendukung
Kamseltibcarlantas;
f) Melaksanakan capcity building melalui Bintal
dan profesi Polantas;
g) Melaksanakan penilaian pelaksanaan bulan
tertib lalu lintas secara tematis.

7) Program VII : Pembentukan tim internal anti korupsi (melibatkan


unsur Publik dan KPK).
Sasaran : Terbentuknya tim untuk melakukan upaya cegah
korupsi di lingkungan Polri.
Rencana aksi:
a) Membentuk tim internal anti korupsi;
b) Menyusun
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
mekanisme NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
kerja/SOP
dan materi sosialisasi;
c) Sosialisasi tim internal anti korupsi;
d) Melaksanakan verifikasi terhadap LHKPN,
gratifikasi, kepemilikan usaha/giat bisnis
anggota, kepemilikan barang mewah;
e) Melakukan analisa dan evaluasi.
69

8) Program VIII : Crash program pelayanan masyarakat (pelayanan


bersih dari percaloan).
Sasaran : Terbentuknya pelayanan publik yang transparan dan
akuntabel di bidang lalu lintas dan intelijen.
Rencana aksi:
a) Menerbitkan SOP pelayanan SIM;
b) Melaksanakan pelayanan di Satpas sesuai
dengan SOP Pelayanan SIM;
c) Pelayanan SIM dengan Mobil keliling;
d) Workshop pembuatan aplikasi;
e) Penandatanganan perjanjian kerjasama
antara Dir Lantas dengan BRI.
f) Melaksanakan sosialisasi pelayanan SIM
melalui:
(1) Membuat himbauan berupa tulisan di
setiap pelayanan SATPAS;
(2) Membuat himbauan berupa audio dan
video di setiap pelayanan SATPAS;
(3) Melaksanakan pelatihan dan Sertifikasi
kompetensi penguji SIM.
(4) Pembuatan norma standar prosedur
dan kriteria sekolah pengemudi;
(5) Melaksanakan penilaian pelayanan
prima
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
antar NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016

SATPAS bersih percaloan.

c. Pelaksanaan 11 (sebelas) Satuan Tugas Quick Wins


Dalam menjabarkan program prioritas Kapolri dan Quick Wins guna
peningkatan intensitas pelayanan prima yang unggul kepada masyarakat,
Polda NTB mengelar (Satgas) Satuan Tugas Quick Wins dalam
meningkatkan Kamtibmas di wilayah NTB 9 (sembilan) Satgas Opsnal dan 2
(Dua) Satgas pembinaan yaitu:
1) Satgas I gelar kekuatan ( Dit Lantas, Dit Sabhara dan Polres);
70

Penempatan secara penuh personel di lapangan dengan


menentukan penggal-penggal yang menjadi target/sasaran, daerah
rawan, sasaran prioritas pada jam-jam tertentu dengan
Rencana aksi:
(1) Optimalisasi penanganan konflik social;
(2) Meningkatkan keamanan pada sektor industri;
(3) Memperkuat perlindungan kelompok rentan dan minoritas
peralatan Polri.
2) Satgas II berantas preman dan kejahatan jalanan (Dit Reskrimum, Dit
intelkam dan Polres);
Melaksanakan pendataan dan pemetaan jaringan preman dan
kejahatan jalanan, penyuluhan, bimbingan dan penanganan preman
dan kejahatan jalanan bekerjasama dengan instansi terkait.
Rencana Aksi:
(a) Inventarisir jaringan/kelompok pelaku kejahatan;
(b) Razia aksi premanisme;
(c) Penyelidikan/penyidikan kejahatan jalanan dan hasil razia;
(d) Ekspose kegiatan dan hasil kegiatan.
3) Satgas III basmi Narkoba dan judi (Dit Narkoba, Dit Reskrimum dan
Polres);
Melaksanaan pemetaan dan pendataan daerah rawan narkoba dan
judi, penindakan terhadap pelaku Narkoba dan judi sesuai dengan
hukum yang berlaku dengan bekerjasama intansi terkait.
Rensana aksi:
(1) Pemetaan dan pendataan jaringan judi;
(2) Penyelidikan dan penyidikan
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
jaringan judi; NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016

(3) Preemtif dan prepentif;


(4) Represif meningkatan kegiatan penyelidikan dan penyidikan.
4) Satgas IV berantas korupsi (Dit Reskrimsus, Dit reskrimum);
Melaksanakan Satgas dalam upaya pemberantasan karupsi
bekerjasama dengan instnasi terkait dalam penindakan dan
penanganan korupsi.
Rencana aksi:
- Pemberantasan Tipikor.
71

5) Satgas V Illegal Fishing (Dit Polair dan Polres);


Meningkatan kegiatan patroli di perairan wilayah NTB dan pulau
terluar yang rawan penangkapan/penyelundupan dengan Sarpras
yang ada, guna mencegah terjadi illegal fishing dan upaya
penanggulangan bekerjasama dengan instansi terkait dalam
pengamanan perairan wilayah NTB.
Rencana aksi:
- Sikat illegal fishing

6) Satgas VI Kontra Radikal dan Deradikalisasi (Dit Intelkam, Dit Binmas


dan Polres);
Melaksanakan pemetaan dan pendataan daerah kontra radikal dan
deradikalisasi yang ada di wilayah NTB, melaksanakan kegiatan
pembina pembinaan, penyuluhan dan bimbingan pada masyarakat
yang bekerjasama dengan instansi terkait dalam pencegahan dan
penanganannya.
Rencana aksi:
(a) Deteksi/Pulbaket kelompok radikal yang ada di wilayah Polda
NTB (Pemetaan Kelompok Radikal);
(b) Kerjasama, koordinasi dengan instansi terkait (MUI, Kominda,
Ponpes, LSM, Kemenag) untuk penanganan dan antisipasi
penyebaran faham radikal;
(c) Pertemuan dengan Toga,
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
Tomas, Toda guna NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
memberikan pemahaman
kepada masyarakat akan bahaya faham radikal;

(d) Kerjasama dan kunjungan kepada kelompok masyarakat


dalam upaya memberikan pemahaman tentang faham radikal.

7) Satgas VII Gakkum Distribusi barang bersubsidi (Dit Reskrimsus, Dit


Polair dan Polres);
Melaksanakan patroli dalam penanggulangan penyalah gunaan
barang bersubsidi, penegakan hukum bagi pelaku pendistribusian
barang bersubsidi sesuai dengan peraturan yang berlaku
bekerjasama dengan instansi terkait.
72

Rencana aksi:
(a) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi Pupuk;
(b) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi Benih;
(c) Pemberantasan Barang Barang bersubsidi BBM Illegal.

8) Satgas VIII Polri bersih (Bid Propam, Itwasda dan Polres);


Melaksanakan pengawasan terhadap personel Polda NTB, membuat
DPO terhadap mavia percaloan mafia/makelar kasus dan makelar
pelayanan Polri (Reskrim, Lantas dan Intelijen) dalam upaya
menciptakan Polri yang bersih, anti KKN dan di cintai masyarakat.
Rencana aksi:
(a) Pencaloan pelayanan Kepolisian;
(b) Proses penyidikan Tindak Pidana;
(c) Proses Rekrutmen.

9) Satgas IX penanganan bencana dan kecelakaan (Dir Sabhara, Sat


Brimob dan Polres).
Melaksanakan kegiatan penanganan bencana alam dan kecelakaan
yang bersifat kontijensi dalam upaya penyelamatan
baik korban jiwa dan harta bekerjasama dengan instansi terkait guna
memberikan rasa aman kepada masyarakat NTB.
Rencana aksi:
- Penanganan Bencana Alam
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
dan Kecelakaan di wilayah NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
Polda NTB. TANGGAL : 26 JUNI 2016

10) Satgas X rekruitmen dan penempatan (Ro SDM dan Polres);


Melaksanakan pemantauan dan pengawasan personel Polda NTB
dalam setiap kegiatan rekruitmen dengan berkejasama instansi
terkait (eksternal) dengan sistem BETAH dan penempatan personel
sesuai dengan kemampuan spesialisasi yang dimiliki secara
transparan.
Rencana aksi:
(a) Pendidikan pengembangan Umum;
(b) Pendidikan pengembangan Spesial;
(c) Pendidikan Alih Golongan;
73

(d) Pendidikan Pembentukan;

11) Satgas revolusi mental (Dir Binmas dan Polres);


Melaksanakan kegiatan NAC Polri, pembinaan, penyuluhan dan pendekatan
kepada masyarakat melalui wisata rohani (Safari Kamtibmas) bekerjasama
dengan instansi terkait dalam menciptakan NTB beriman, berbudaya,
berdayasaing dan sejahtera.
Rencana aksi:
- Memberdayakan SPN dalam latihan revolusi mental, latihan profesi
pelaksanaan pelanggaran disiplin dan Kode etik Polri yang dilakukan
anggota;
- Wasdal dan Waskat berjenjang oelh pengawasan Propam;
- Insentifkan pelayanan pengaduan dan resprosif.
PROGRAM KEGIATAN DAN USULAN KEBUTUHAN ANGGARAN INDIKATIF
8. Program dan Kegiatan Polres Lombok Barat yang tertuang dalam Rencana Kerja
Polres Lombok Barat Tahun 2017 sebagai berikut :
a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya
Polri.
1) Tujuan:
Menyelenggarakan fungsi manajemen kinerja Polri secara
optimal dengan melaksanakan kegiatan perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pelaporan, pelayanan internal dan pembayaran
gaji yang dilaksanakan secara tepat waktu, akuntabel dan terintegrasi
antara Polres dan Kewilayahan;
2) Kegiatan: LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
a) Dukungan Pelayanan Internal TANGGAL : 26 JUNI 2016
Perkantoran Polri;
b) Perencanaan Penganggaran dan Kewilayahan;

b. Program Pengembangan Sasaran dan Prasarana Kepolisian


1) Tujuan;
Mendukung tugas pembinaan dan operasional Polri melalui
ketersediaan sarana dan prasarana materiil, fasilitas dan jasa baik
kualitas maupun kuantitas;
2) Kegiatan;
Dukungan manajemen dan teknis Sarpras;

c. Program Pengawasan dan peningkatan Aparatur Polri

1) Tujuan:
Mewujudkan aparat Polri yang profesional, proporsional dan
akuntabel sebagai implementasi reformasi Polri khususnya perubahan
kultur;
74

2) Kegiatan:
(a) Penyelenggaraan pengawasan dan akuntabilitas aparatur
kewilayahan;
(b) Penyelenggaraan Propam kewilayahan.

d. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban

1) Tujuan:
Mengembangkan langkah-langkah strategi, mulai dari
mencegah suatu potensi gangguan keamanan baik kualitas maupun
kuantitas sampai kepada penanggulangan sumber penyebab
kejahatan, ketertiban dan konflik di masyarakat dan sektor sosial, politik
dan ekonomi sehingga gangguan kamtibmas menurun;
2) Kegiatan :
- Strategi keamanan dan ketertiban masyarakat

e. Program Pemberdayaan Potensi Kemanan

1) Tujuan:
Mendekatkan polisi dengan berbagai komunitas masyarakat
agar terdorong bekerja sama dengan kepolisian secara proaktif dan saking
mengandalkan untuk membantu tugas kepolisian dalam menciptakan
keamanan dan ketertiban bersama (Community policing);
2) Kegiatan:
Pembinaan Potensi Keamanan
LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
f. Program Pemeliharaan Kamtibmas TANGGAL : 26 JUNI 2016
1) Tujuan:
Memelihara dan meningkatkan kondisi keamanan dan ketertiban
masyarakat agar mampu melindungi semua warga masyarakat wilayah
Lombok Barat dalam beraktivitas untuk meningkatkan kualitas hidup
yang bebas dari bahaya, ancaman dan gangguan yang dapat
menimbulkan cidera, kerugian serta korban akibat gangguan
keamanan dimaksud;
2) Kegiatan:
(a) Pembinaan Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat;
(b) Dukungan Manajemen dan Tekhnis Pemeliharaan Keamanan
dan Ketertiban masyarakat;
(c) Pembinaan Pelayanan Fungsi Sabhara;
(d) Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan
Masyarakat di Bidang Lantas;

g. Program Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana


1) Tujuan:
Menanggulangi dan meningkatkan penyelesaian perkara 4 (empat)
jenis kejahatan (Kejahatan Konvensional, kejahatan transnasional,
kejahatan yang berimplementasi kontijensi dan kejahatan terhadap
kekayaan negara) tanpa melanggara HAM;
2) Kegiatan:
(a) Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana Kewilayahan
75

(b) Penindakan Tindak Pidana Umum


(c) Penindakan Tindak Pidana Narkoba
(d) Penindakan Tindak Pidana Korupsi.

9. Usulan Pagu Indikatif Polres Lombok Barat TA. 2017

Anggaran Polres Lombok Barat Per Program dalam TA. 2017


berdasarkan kebutuhan anggaran ideal sebesar Rp. 81.575.985.000,- dengan
rincian sebagai berikut:

a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Tekhnis Lainnya


Polri dengan anggaran
1) Dukungan Pelayanan Internal Perkantoran Polri dengan anggaran
sebesar Rp. 65.984.470.000,- bersumber dari (Rupiah Murni);
2) Manajemen anggaran sebesar Rp. 36.500.000,- bersumber dari (RM).

b. Program Pengembangan sarana dan Prasarana Kepolisian dengan


anggaran sebesar Rp.4.643.940.000,- dengan rincian sebagai berikut:
1) Pengembangan Peralatan Polri sebesar Rp. 137.864.000,- bersumber
dari PNBP;
2) Dukungan Manajemen dan Teknik Sarpras sebesar Rp.
4.506.076.000,-bersumber dari PNBP sebesar Rp. 526.690.000,- dan
bersumber dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 3.979.386.000,-

c. Program Pengawasan dan Peningkatan LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR


Akuntabilitas Aparatur Polri sebesar Rp. 63.100.000,- NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
dengan rincian sebagai berikut: TANGGAL : 26 JUNI 2016
1) Pertanggungjawaban Profesi
bersumber dari Rupiah Murni (RM) sebesar Rp. 15.000.000,-
2) Penyelenggaraan Pengamanan Internal polri bersumber dari Rupiah
Murni (RM) Rp. 6.100.000,-
3) Penegakan Tata Tertib dan Disiplin Polri bersumber dari Rupiah Murni
(RM) Rp. 13.000.000,-
4) Penyelenggaraan Pemeriksaan dan Pengawasan bersumber dari
Rupiah Murni (RM) Rp. 29.000.000,-

d. Program Pengembangan Strategi Keamanan dan Ketertiban dengan


anggaran sebesar Rp. 1.482.380.000,- dengan rincian:
1) Dukungan Manajemen dan Teknis Strategi Keamanan dan Ketertiban
dengan anggaran sebesar Rp. 70.500.000,- bersumber dari PNBP;
2) Analisis Keamanan dengan anggaran sebesar Rp. 205.310.000,-
bersumber dari Rupiah Murni (RM);
3) Penyelenggaraan Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang Politik
dengan anggaran sebesar Rp. 260.310.000,- bersumber dari Rupiah
Murni (RM);
4) Penyelenggaraan Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang Ekonomi
dengan anggaran sebesar Rp. 215.330.000,- bersumber dari Rupiah
Murni (RM);
5) Penyelenggaraan Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang Sosial
dengan anggaran sebesar Rp. 260.310.000,- bersumber dari Rupiah
Murni (RM);
76

6) Penyelenggaraan Strategi Keamanan dan Ketertiban Bidang


Keamanan Negara dengan anggaran sebesar Rp. 470.620.000,-
bersumber dari Rupiah Murni (RM).

e. Program Pemberdayaan Potensi Keamanan dengan anggaran sebesar Rp.


2.122.940.000,- bersumber dari Rupiah Murni (RM).

f. Program Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat dengan


anggaran sebesar Rp. 5.421.107.000,- dengan rincian :
1) Dukungan manajemen dan teknis pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat sebesar Rp. 2.594.150.000,- bersumber dari
Rupiah Murni (RM);
2) Pembinaan pelayanan fungsi sabhara sebesar Rp.664.020.000,-
bersumber dari Rupiah Murni (RM) dan Rp. 804.376.000,- bersumber
dari PNBP;
3) Penyelenggaraan Pengamanan Obyek Vital dengan biaya sebesar Rp.
240.900.000,- bersumber dari PNBP
4) Peningkatan Pelayanan Keamanan dan Keselamatan Masyarakat di
Bidang Lantas sebesar Rp. 750.138.000,- bersumber dari PNBP;
5) Pengendalian Operasi Kepolisian Sebesar Rp. 367.523.000,-
bersumber dari PNBP.

g. Program Penyelidikan dan Penyidikan


Tindak Pidana dengan anggaran sebesar LAMPIRAN SPRIN KAPOLRES LOBAR
Rp. 1.821.548.000,- dengan rincian sebagai berikut : NOMOR : SPRINT/362/VI/2016
TANGGAL : 26 JUNI 2016
1) Penindakan Tindak Pidana Umum
sebesar Rp. 1.384.032.000,- bersumber dari Rupiah Murni (RM);
2) Penindakan Tindak Pidana Narkoba sebesar Rp. 79.794.000,-
bersumber dari Rupiah Murni (RM);
3) Penindakan Tindak Pidana Korupsi sebesar Rp. 347.222.000,-
bersumber dari Rupiah Murni (RM);
4) Pembinaan Operasional Penyelidikan dan Penyidikan Tindak Pidana
sebesar Rp. 6.000.000,- bersumber dari Rupiah Murni (RM);
5) Pengawasan Penyidikan sebesar Rp. 4.500.000,- bersumber dari
Rupiah Murni (RM).

10. Kegiatan Prioritas Pagu Indikatif TA. 2017


Sesuai dengan Surat Bersama Menteri Negara PPN/Kepala Bappenas dan
Menteri Keuangan dengan Nomor : 0163/M.PPN/05/2016 dan S-378/MK.02/2016
tanggal 13 Mei 2016 perihal Renja Pemerintah (RKP) tahun 2017 dan pagu
indikatif Kementerian/Lembaga T.A. 2017 setela dilaksanakan Trilateral Meeting
antara Polri, Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas maka
kegiatan prioritas Pagu Indikatif T.A. 2017 adalah sebagai berikut:

PROGRAM SASARAN INDIKATOR TARGET ALOKASI KE


NO KEGIATAN PROGRAM/KEGIATA KINERJA T
77
N
1 2 3 4 5 6 7
01 Program Terlaksananya
Dukungan pelayanan internal
Manajemen dan perkantoran Polri
Pelaksanaan
Tugas Teknis
Lainnya Polri
3073 Dukungan Pembayaran gaji dan % Pembayaran gaji 100%
Pelayanan Internal tunjangan dan tunjangan demi
Perkantoran Polri kesejahteraan
anggota Polri
5054 Manajemen Penyusunan dan % Terlaksananya 100%
Anggaran penganggaran kegiatan
kewilayahan manajemen
anggaran
02 Program Mendukung tugas
Peningkatan pembinaan dan
Sarana dan operasional Polri
Prasarana melalui ketersediaan
Aparatur Polri sarana dan
prasarana materiil,
fasilitas dan jasa baik
kualitas maupun
kuantitas
3084 Pengembangan Pengadaan Materiil % usulan 15%
Peralatan Polri penambahan
minimal Almatsus
Polda NTB
dibanding tahun
sebelumnya
5059 Dukungan Penyelenggaraan dan % ketersediaan 60%
Manajemen dan pemeliharaan kebutuhan Indikatif
Teknik Sarpras perkantoran dan kebutuhan
minimum Sarpras
03 Program Mewujudkan Aparatur
Pengawasan dan Polri yang
Peningkatan professional baik dari
Akuntabilitas segi kualitas maupun
Aparatur Polri kuantitas dan
memiliki kompetensi
sesuai dengan
bidang tugasnya
3088 Pertanggungjawaba Laporan Jumlah Berkas 2
n Profesi PertanggungJawaban Pertanggungjawab
Profesi an profesi yang
dapat terselesaikan
3089 Penyelenggaraan Laporan Pengamanan Jumlah Berkas 7
Penagamanan Internal Polri Pengamanan
Internal Polri Internal Polri yang
dapat terselesaikan
3090 Penegakan Taat Penegakan Disiplin dan Jumlah sidang 8
Tertib dan Disiplin Ketertiban disiplin yang
Polri Terlaksana
3091 Penyelenggaraan Laporan Pengawasan 1
Pemeriksaan dan dan Pemeriksaan
Pengawasan
04 Program Mengembangkan
Pengembangan langkah-langkah
Strategi strategi dan
Keamanan dan mencegah suatu
Ketertiban
potrensi gangguan
kemanan baik kualitas
78
meupun kuantitas
sampai kepada
penang-gulangan
sumber penye-bab
kejahatan, ketertuban
dan konflik di
masyarakat dan sektor
sosial
3111 Dukungan % produk Intelijen 50%
Manajemen dan yang dapat
Teknis Strategi digunakan oleh
Keamanan dan Layanan Perkantoran fungsi Kepolisian
Ketertiban Strakam lainnya dalam
rangka
Harkamtibmas dan
perijinan yang
dapat diterbitkan.
3112 Analisis Keamanan Dokumen Analisis % produk Intelijen 10%
Keamanan yang dapat
digunakan untuk
menyelenggaraka
n strakam
3114 Penyelenggaraan Layanan Strategi Jumlah 10%
Strategi Keamanan Keamanan dan penyelenggaraan
dan Ketertiban Ketertiban Bidang Politik strakam bidang
Bidang Politik politik
3115 Penyelenggaraan Layanan Strategi Jumlah 10%
Strategi Keamanan Keamanan dan penyelenggaraan
dan Ketertiban Ketertiban Bidang strakam bidang
Bidang Ekonomi Ekonomi Ekonomi
3116 Penyelenggaraan Layanan Strategi Jumlah 10%
Strategi Keamanan Keamanan dan penyelenggaraan
dan Ketertiban Ketertiban Bidang Sosial strakam bidang
Bidang Sosial Budaya Sosial Budaya
Budaya
3117 Penyelenggaraan Layanan Strategi Jumlah 10%
Strategi Keamanan Keamanan dan penyelenggaraan
dan Ketertiban Ketertiban Bidang strakam bidang
Bidang Keamanan Keamanan Negara Keamanan Negara
Negara
05 Program Pember- Mewujudkan Kamdagri
dayaan Potensi melalui koordinasi
Keamanan antara Polri, instansi
terkait dan
masyarakat melalui
pembinaan,
penyuluhan pada
setiap desa binaan

5076 Pembinaan potensi Melaksanakan % komunitas 85%


Keamanan pembinaan potensi masyara-kat
Keamanan dengan dalam
instansi terkait dan menciptakan iklim
masyarakat keamanan
% penempatan 1 100%
(satu)
Bhabinkamtibmas
disetiap
Desa/Kelurah
an secara
bertahap
06 Program Memelihara dan
Pemeliharaan meningkatkan kondisi
Keamanan dan
79
Ketertiban keamanan dan
Masyarakat ketertiban masya-
rakat agar mampu
melindungi seluruh
warga masyarakat
NTB dalam
beraktifitas untuk
meningkatkan kualitas
hidup yang bebas dari
rasa bahaya, ancaman
dan gangguan yang
dapat menimbulkan
cidera

3128 Dukungan Layanan Perkantoran % Jumlah layanan 80%


Manajemen dan Harkamtibmas perkantoran
Teknis pemeliharaan
Pemeliharaan keamanan dan
Keamanan dan
Ketertiban
ketertiban yang
Masyarakat terpenuhi
3130 Pembinaan pelayan Meningkatkan Respon time 16 menit
an Fungsi Sabhara pengaman-an kegiatan kehadiran Polri di
masyarakat TKP
3131 Penyelenggaraan Pengamanan Objek Jumlah Objek 5
Pengamanan Vital/Khusus Vital/Khusus yang
Objek Vital dapat tercover
oleh anggota Polri
3133 Peningkatan Pela- Meningkatkan % penurunan 5%
yanan keamanan pelayanan, pengaturan, jumlah laka lantas
dan Keselamatan pengawalan dan patroli
masyarakat di dalam rangka
bidang Lantas Kamseltibcarlantas
% penurunan 5%
tingkat fatalitas
korban laka lantas
% penurunan 5%
jumlah
pelanggaran
terhadap 5 (lima)
jenis pelanggaran
5080 Pengendalian Laporan Gangguan Jumlah Operasi 5 Operasi
Operasi Kamtibmas Kepolisian yang
Kepolisian terlaksana guna
terciptanya
Harkamtibmas
07 Program Lidik dan Terciptanya rasa aman
Sidik TP terhadap 4 (empat)
kejahatan yaitu
kejahatan
Konvensional,
kejahatn
Tansnasional,
kejahatan terhadap
kekayaan Negara dan
Kejahatanyang
Berimplikasi Kontijensi
3142 Penindakan Tindak Tertanganinya tindak % pengungkapam 59%
Pidana Umum pidana Umum dan penyelesaian
kasus Tindak
Pidana
% penurunan 25%
ganggu-an
keamanan pada
80
jalur aktivitas
masyara-kat yang
menggunakan
moda transportasi
laut
% penyelesaian 80%
komplin
masyarakat
terhadap
pelayanan
masyarakat
3144 Penindakan Tindak Tertanganinya tindak % Pengungkapan 80%
Pidana Narkoba pidana Narkoba dan Penyelesaian
Tindak Pidana
Narkoba
3146 Penindakan Tindak Tertanganinya tindak % Pengungkapan 60%
Pidana Korupsi pidana Korupsi dan Penyelesaian
Tindak Pidana
Korupsi
5082 Laporan Kerjasama Terlaksananya 12 Lap
Pembinaan Pembinaan Operasional kerjasama
Operasional Penyelidikan dan pembinaan
Penyelidikan dan Penyidikan Tindak operasional
Penyidikan Tindak Pidana penyelidikan dan
Pidana penyidikan tindak
pidana
5086 Laporan Kegiatan % penyelesaian 80%
Pembinaan dan komplin
Pengawasan Pengawasan Penyidikan masyarakat
Penyidikan Tindak Pidana terhadap
pelayanan
masyarakat

PENUTUP
10. Penutup
Demikian Rencana Kerja Kepolisian Resort Lombok Barat (renja Polres
Lombok Barat) TA. 2017 ini disusun sebagai pedoman dalam penyusunan Renja
Polres Lombok Barat Tahun Anggaran 2017.

Ditetapkan di : Gerung
Pada Tanggal : Juni 2016
KEPALA KEPOLISIAN RESORT LOMBOK BARAT

WINGKY ADHITYO KUSUMO, S.IK, MH


AKBP NRP 74060736

Anda mungkin juga menyukai