Anda di halaman 1dari 23

PENYAKIT JANTUNG ISKEMIK

“Angina Pectoris Stabil”


Anggota kelompok
 Opi Yusmaniar
 Penasti Khaerunisa
 Rahmaniar Irasanti Putri
 Rizky Aditya Pratama
 Rosalia Puspita Jaya
outline
 Pendahuluan
 Epidemiologi
 Etiologi
 Patofisiologi
 Manifestasi klinis
 Penegakan diagnosis
 Tata laksana
 Komplikasi
 prognosis
Pendahuluan
Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasi klinis dari
penyakit jantung iskemik. Penyakit jantung iskemik adalah
sebuah kondisi dimana aliran darah dan oksigen ke salah satu
bagian myocardium tidak adekuat.
Epidemiologi
 Diperkirakan 9,8 juta masyarakat Amerika mengalami angina
setiap tahunnya, dengan 500.000 kasus baru per tahun.
 Angina pektoris lebih sering ditemukan pada perempuan
daripada laki-laki, perbandingannya mencapai 1,7:1 kali.
 Selain itu, mortalitas pada perempuan juga lebih buruk
daripada laki-laki.
 semakin tinggi usia maka semakin tinggi juga kemungkinan
mengalami angina pektoris.
 Angka kejadian paling tinggi ditemukan pada rentang usia
65-74 tahun.
Etiologi
Angina pektoris stabil terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai
oksigen aliran darah koroner dengan kebutuhan oksigen miokard.

Beberapa hal yang dapat memicu terjadinya hal teresebut antara lain
adalah:
 Hal-hal yang meningkatkan kebutuhan oksigen miokard, seperti
aktivitas fisik, hipertensi, spasme arteri koroner, sindroma X, dll.
 Anemia, karena menurunnya kapasitas pengangkutan oksigen oleh
darah
 Kelainan congenital arteri koroner, seperti aneurisme arteri,
ektasia arteri koroner, fibrosis, dll.
Factor risiko
 stress esmosional
 hipertensi
 merokok
 obesitas
 paparan suhu udara yang terlalu panas ataupun terlalu dingin
Patofisiologi
ATEROSKLEROSIS
PLAK

PENURUNAN
PASOKAN
OKSIGEN

ISKEMIK MIOKARD
Manifestasi Klinis Angina Pektoris
Stabil
 Lokasi nyeri.
Pasien merasakan nyeri dada di daerah sternum (tulang dada) atau di bawah
sternum (substernal), atau dada sebelah kiri dan kadang-kadang menjalar ke lengan kiri
sampai kelingking, dapat menjalar ke punggung, rahang, leher. Nyeri dada juga dapat
timbul di tempat lain seperti di daerah ulu hati.
 Kualitas nyeri.
Merupakan nyeri yang tumpul, seperti rasa tertindih atau berat di dada, rasa
desakan yang kuat, seperti diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan
yang berat disertai keringat dingin dan sesak napas. Tidak jarang keluhan hanya berupa rasa
tidak enak di dada.
 Nyeri berhubungan dengan aktivitas (seperti olahraga, terburu-buru), hilang dengan
istirahat. Nyeri juga dapat dipresipitasi oleh stress fisik, stress emosional, kemarahan, ketakutan,
atau frustasi
 Kuantitas nyeri. Nyeri yang pertama kali timbul biasanya agak nyata, dari beberapa
menit sampai kurang dari 20 menit. Menurut ESC Guideline 2006, nyeri dada ini biasanya
terjadi singkat, yaitu dari 1-10 menit. Nyeri dapat dihilangkan dengan nitrogliserin sublingual dalam
hitungan detik sampai beberapa menit. Nyeri tidak terus menerus tetapi hilang timbul dengan
intensitas yang makin bertambah atau makin berkurang sampai terkontrol.
Diagnosis
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
 Menentukan Faktor Resiko
 Menentukan karakteristik ketidaknyamanan yang dideskripsikan
dengan 4 kategori, yaitu:
a. Lokasi, biasanya ketidaknyamanannya terletak di dada, dekat
sternum, dan dapat juga terasa dimana saja dari epigastrium ke
bagian bawah rahang atau gigi, antara bahu atau lengan ke
pergelangan dan jari
b. Karakteristik, dideskripsikan dengan tekanan, sesak, keadaan
seperti tercekik, menyempit, atau seperti terbakar.
c. durasi, yaitu tidak lebih dari 10 menit pada kebanyakan kasus
d. hubungan dengan aktivitas fisik dan stress emosional. Selain itu
juga dapat ditambahkan dengan keadaan yang memperparah atau
memperingan.
Pemeriksaan Fisik
 Penting untuk mengetahui adanya hipertensi, penyakit katup
jantung, atau hipertrofi obstruktif kardiomiopati.

 Meliputi pemeriksaan BMI dan lingkar pinggang untuk


mengetahui adanya sindrom metabolic
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah, berupa hemoglobin, hitung darah lengkap.
 Pemeriksaan hormone tiroid.
 Pemeriksaan fungsi ginjal, misalnya berupa pemeriksaan serum
kreatinin.
 X-ray dada (Chest X-Ray/CXR), dilakukan pada pasien yang
dicurigai mengalami peyakit jantung. Tetapi untuk angina, tidak
spesifik untuk dilakukan dan tidak spesifik untuk diagnosis.
 EKG
Terapi
1. Non farmakologis
2. Farmakologis
Non Farmakologis
 Teratur dalam beristirahat
 Tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu timbulnya
angina.Aktivitas fisik sebaiknya dibatasi, yaitu dilakukan
dalam 30 menit, 3-4 hari/minggu.
 Berhenti merokok
 Menerapkan diet Mediterranean, yaitu mengonsumsi sayur,
buah, ikan dan unggas sebagai makanan utama.
 Tidak mengkonsumsi alkohol.
 Memperhatikan faktor-faktor lain yang berpengaruh.
Farmakologis
1. Anti Trombotik
Terapi antitrombotik ini digunakan untuk mencegah thrombosis
coroner. Contoh obatnya adalah aspirin dosis rendah dan
clopidogrel.
2. Obat untuk mengurangi lipid
Statin, digunakan untuk mengurangi rsiko komplikasi
aterosklerotik cardiovascular
3. ACE-inhibitor, untuk terapi hipertensi dan gagal jantung. ACE
inhibitor juga dapat digunakan sebagai terapi pencegahan untuk
pasien penyakit coroner tanpa gagal jantung.
4. Beta-blocker, merupakan pengobatan lini pertama untuk angina
pectoris stabil.
Komplikasi
 Nyeri dada (angina pectoris) kurangnya aliran darah menyebabkan
pasokan kejantung berkurang menyebabkan hipoksia sampai
menimbulkan nyeri dada.
 Gagal jantung. Kurangnya aliran darah ke jantung menyebabkan
kompensasi jantung mempompa darah lebih keras dan kerja
jantung juga lebih besar akibatnya otot jantung hipertrofi. Jika hal
ini terus menerus terjadi maka akan menyebabkan kegagalan
jantung.
 Aritmia. Irama jantung menjadi tidak normal dikarenakan
ketidakstabilan dari pemompaan jantung yang disebabkan adanya
disfungsi liran darah kejantung.

Prognosis
 Menurut penelitian yang dilakukan, prognosis penyakit
jantung iskemik cenderung buruk karena dapat menyebabkan
sampai pada gagal jantung maupun serangan secara tiba-tiba.
Apabila sudah terjadi komplikasi, maka prognosisnya akan
menjadi buruk. Pasien dengan komplikasi penyaakit jantung
iskemik hanya dapat dikontrol namun tidak dapat
disembuhkan
Kesimpulan

 Angina pektoris stabil adalah salah satu manifestasiklinis dari


penyakit jantung iskemik. Penyakit jantungiskemik adalah
sebuah kondisi dimana aliran darah danoksigen ke salah satu
bagian myocardium tidak adekuat.Hal ini sering terjadi saat
terjadi imbalansi antaraoksigen supply and demand pada
myocardium. Penyebab utamahal ini yang paling sering adalah
karena terjadinyaaterosklerosis pada arteri koronaria
Daftar pustaka
 Gerry D. Medical management of STABLE ANGINA PECTORIS. 2011;(39). Available from:
http://www.bpac.org.nz/BPJ/2011/october/docs/bpj_39_angina_pages_38-47.pdf. (39).
 Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. RISET KESEHATAN DASAR. 2013; Available from:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas 2013.pdf
 Fox K, Garcia MAA, Ardissino D, Buszman P, Camici PG, Crea F, et al. Guidelines on the management of stable
angina pectoris: executive summary: The Task Force on the Management of Stable Angina Pectoris of the European
Society of Cardiology. Eur Heart J [Internet]. 2006 Jun [cited 2015 Feb 11];27(11):1341–81. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16735367
 Tarkin JM, Kaski JC. Pharmacological treatment of chronic stable angina pectoris. Clin Med (Northfield Il)
[Internet]. 2013 Feb 18;13(1):63–70. Available from:
http://www.clinmed.rcpjournal.org/cgi/doi/10.7861/clinmedicine.13-1-63
 Medical Development Division Ministry of Health Malaysia. Clinical Practice Guidlines Management of Stable
Angina Pectoris.pdf [Internet]. 2010. Available from: http://www.moh.gov.my/attachments/7757.pdf
 Kim Fox, Chairperson, et al., Guidelines on The Management of Stable Angina Pectoris. European Heart Journal
2006. doi:10.1093/eurheartj/ehl002
 Selwyn AP, Braunwald E. Ischemic Heart Disease, In Harrison’s Principles of Internal Medicine, 16 th ed. Editors;
Kasper DL, Fauci AS, et al. New York : McGraw-Hill Companies, Inc.; 2005. p. 1435-7
 Alaeddini, J., Shirani J., 2016. Angina Pectoris. [online] Available at:
http://emedicine.medscape.com/article/150215-overview#showall [Accesed at: August 16th 2017].
 American Heart Association, 2017. Angina Pectoris (Stable Angina). [online] Available at:
http://www.heart.org/HEARTORG/Conditions/HeartAttack/DiagnosingaHeartAttack/Angina-Pectoris-
Stable-Angina_UCM_437515_Article.jsp#.WZT7uMm6OUQ [Accesed: August 17th 2017].
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai