FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2018
BAB I
PENDAHULUAN
II. ANAMNESA
a) Keluhan Utama :
Mata kiri menonjol
b) Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poliklinik RSUP NTB dengan keluhan mata kiri
menonjol. Keluhan ini sudah dirasakan sejak kurang lebih 7 bulan yang
lalu. pasien tidak mengeluHkan adanya nyeri atau gatal pada matanya, dan
menyangkal adanya nyeri pada kepala sebelah kiri. Selama keluhan yang
di alami oleh pasien, pasien menyangkal adanya demam, penurunan berat
badan, sering berkeringat, cepat lelah dan berdebar. Sebelumnya pasien
mengaku sebelum menyadari mata kirinya menonjol, pasien sering
mengalami mata merah, nyeri dan gatal serta berair pada mata kiri.
A. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis
Gizi : cukup
Tanda vital :
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Frekuensi napas : 24 x/menit
Nadi : 84x/menit
Suhu : 36,7 C
B. Status Ophthalmologis
No Pemeriksaan OD OS
1. Visus
Naturalis 6/12 6/ 12
Pinhole
6/9 6/9
2. Posisi Bola Mata
+
+
+ + + +
+ +
Duktus
Dbn dbn
lakrimal
(+) (+)
Epiforia
11 Kornea Bentuk Cembung Cembung
Kejernihan Terdapat infiltrat Terdapat infitrat
Permukaan Tidak rata Tidak rata
Sikatrik (-) (-)
Benda (-) (-)
Asing
12 Bilik Mata Kedalaman Kesan dalam Kesan dalam
Depan Hifema (-) (-)
13 Iris Warna Coklat Coklat
Bentuk Regular Regular
14 Pupil Bentuk Bulat Bulat
Refleks (+) (+)
cahaya
langsung
Refleks (+) (+)
cahaya
tidak
langsung
15. Lensa Kejernihan Jernih Jernih
Iris Shadow (-) (-)
Subluksasi (-) (-)
Dislokasi (-) (-)
16. TIO Palpasi Kesan normal Kesan normal
17 Funduskopi Refleks FR (+) FR(+)
Fundus
Gambaran Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Funduskopi
Status lokalis terdapat infiltrat pada OD kornea superior, dan terdapat infiltrat
pada OS kornea inferior
infiltrat
infitrat
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. IDENTIFIKASI MASALAH
B. ANALISA KASUS
1. Mata merah dengan penurunan visus
Mata merah merupakan keluhan akibat terjadinya perubahan bola
mata yang sebelumnya berwarna putih menjadi merah. Hiperemi
konjungtiva terjadi akibat bertambahnya asupan pembuluh darah ataupun
berkurangnya pengeluaran darah seperti pada pembendungan pembuluh
darah. Mata terlihat merah akibat melebarnya pembuluh darah
konjungtiva yang terjadi pada peradangan mata akut, misalnya pada
konjungtivitis, keratitis atau uveitis. Untuk mata merah dengan penurunan
visus dapat disebabkan oleh keratitis, glaucoma akut, ulkus kornea, dan
uveitis. Diagnosis paling mendekati adalah keratitis. Glaucoma akut dapat
disingkirkan karena tidak didapatkan penyempitan lapangan pandang
maupun peningkatan TIO. Ulkus kornea juga disingkirkan karena kornea
pasien belum terlihat adanya ulkus, hanya terlihat infiltrat saja. Untuk
uveitis dapat disingkirkan karena disini ditemukan infiltrat pada kornea.
Sedangkan pada uveitis terdapat presipitat kornea, dimana terdapat
endapan pada COA yang menempel pada endotel kornea. Pada pasien juga
dicurigai kelainan pada imun karena didapatkan kedua mata merah dan
infiltrate.
2. Palpebra bengkak
Biasanya bengkak akibat radang atau bukan radang. Radang bisa
disebabkan oleh hordeolum, blefaritis, konjungtivitis, selulitis, dan trauma.
Bukan radang seperti kalazion, blefarokalasis, penyakit ginjal, jantung,
dan tiroid. Pada pasien hanya ditemukan edema palpebra dengan palpebra
hiperemi dan epifori biasanya akibat peradangan pada kelopak mata itu
sendiri.
3. Terdapat infiltrat pada kornea
Biasanya terdapat pada penyakit keratitis dan uveitis. Pada keratitis
ditemukan infiltrat pada kornea. Sedangkan pada uveitis terdapat presipitat
kornea, dimana terdapat endapan pada COA yang menempel pada endotel
kornea. Dimana jika terdapat di kedua mata terdapat kemungkinan
penyakit sistemik. Pada pasien juga terdapat keluhan yang berulang, ini
bisa didapatkan pada pasien dengan autoimun dengan manifestasi erosi
berulang pada lapisan kornea, proses ini terjadi karena kompleks imun
akan berkumpul pada sel endotel dan pembuluh darah limbus yang akan
memacu terjadinya pelepasan sitokin kemotaktik dan akan menyebabkan
adanya infiltrat pada kornea.
C. ASSESMENT
Diagnosis Kerja
- Keratitis ODS
Diagnosis banding
- keratitis autoimun
D. PLANNING DIAGNOSTIC
1. Uji Flouresensi (+)
hasil tes : positif ODS : terdapat area berwarna hijau pada kornes
2. ANA test
E. TATALAKSANA
1. Kompres air hangat
2. Diberikan air mata buatan
3. Antibiotik untuk mencegah infeksi lebih lanjut.
F. KIE
Pasien dapat menggunakan tutup mata/kacamata untuk melindungi mata dari
cahaya terang, benda asing dan bahan iritatif lainnya saat berada diluar.
G. PROGNOSIS
Prognosis ad functionam
Dubia ad Bonam
Prognosis ad vitam
Dubia ad Bonam
BAB IV
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Yanoff M., Duker J.S. Opthalmology Fouth Edition. Elsevier Saunders.
2014.
2. Vaughan, Daniel. General Opthalmology. 18th edition. McGraw Hill. 2014.
3. Ilyas, et. Al. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa
Keokteran. Edisi kedua. CV. Sagung Seto. 2002.
4. Shoughy, Samir S. 2016. Ocular findings in systemic lupus erythematosus.
NCBI.