Anda di halaman 1dari 33

MALARIA Yunitia Anjani

IDENTITAS PENDERITA
Nama : Sdr. M K F S
Umur : 22 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Cabak RT 04 RW 01, Jiken, BLA
No CM : 070203
Tanggal masuk : 22 November 2019
Tanggal keluar : 29 November 2019
Ruang/kelas : Shofa 4
KELUHAN UTAMA
Demam sejak 5 hari SMRS
RPS

Kurang lebih 5 hari SMRS, pasien merasakan badannya panas. Sebelum demam

pasien merasakan tubuhnya dingin namun tidak sampai menggigil. Pasien juga banyak

berkeringat. Pasien juga merasa mual-mual tapi tidak bisa muntah. Nafsu makan

menurun karena tiap mau makan atau minum merasa mual. Pasien jadi lemas karena

kekurangan nutrisi dari makanan. BAB cair 1-2x dalam sehari namun tidak ada darah

atau lendir. BAK tidak ada keluhan, seperti biasa saja.


Pasien tidak mengalami penurunan kesadaran, kejang (-), mimisan (-), gusi berdarah

(-).

Pasien pergi ke sumba untuk bekerja dan tinggal selama 6 bulan di sumba, tempat

tinggal di mess satu kamar dengan ayahnya. Ayah pasien juga terdiagnosa malaria

dan di rawat di RS Sumba.


RPD
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat mengeluhkan hal yang sama (-)
Riwayat Hipertensi (-)
Riwayat Diabetes Mellitus (-)
Riwayat Demam thypoid (-)
RPK

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat hipertensi (-)
Riwayat kencing manis (-)
Keluhan serupa (+) ayah
SOSEK
Pasien berobat menggunakan BPJS Mandiri Kelas 1. Kesan ekonomi cukup.
STATUS GENERALIS
BB : 92kg
TB : 171cm
Keadaan umum : tampak sakit ringan, kooperatif
Kesadaran : composmentis
Tanda Vital : Tek. Darah : 130/90 mmHg
Nadi : 84x/menit, reguler, isi dan tegangan cukup
Pernapasan : 18x/menit
Suhu : 38,2 º C (axiller)
Kepala : mesosefal
Mata : conjungtiva palpebra pucat (+/+), sklera ikterik (-/-)
Hidung : nafas cuping (-), sekret (-), septum deviasi (-)
Telinga : discharge (-/-), nyeri tekan (-/-)
Mulut : bibir sianosis (+), stomatitis (-)
Tenggorokan : T1-T1, faring hiperemis (-), uvula di tengah
Leher : simetris, trakhea di tengah, pembesaran limfonodi (-)
Thorax
I : simetris saat statis dan dinamis
Pa : stem fremitus kanan = kiri
Pe : sonor seluruh lapangan paru
Au : suara dasar vesikuler, ronki -/-,
wheezing -/-
Pulmo

I : ictus cordis tak tampak


Pa : ictus cordis teraba pada SIC V 2 cm
medial linea midclavikularis sinistra
Pe : konfigurasi jantung dalam batas
normal
Au : suara jantung I-II murni, bising (-),
gallop (-).
Cor
Abdomen
I : tampak cembung, distensi (-)
Au : bising usus (+) normal
Pe : timpani
Pa : supel (-), nyeri tekan (-), defans muscular (-),
splenomegali (+), hepatomegali (-)

Ekstremitas

  Superior Inferior
Akral dingin -/- -/-
Sianosis -/- -/-
Edema -/- -/-
PX PENUNJANG
Jenis pemeriksaan Hasil pemeriksaan Normal
Hematologi
Hemoglobin 11.5 14-16 mg/dl
Hematokrit 34.4 40-48%
Eritrosit 3.96 3,5-4,5 x103/µl
Leukosit 8.4 4-10 x103/µl
Trombosit 43 150-450 x106/µl
MCV 90,4 80-94 fl
MCH 29.4 28-33 pg
MCHC 32.5 32-36 g/dl
Salmonella thypi O Negative Negative
Salmonella thypi H Negative Negative
     
Imunoserologi Ditemukan Plasmodium Falciparum Tidak ditemukan
Malaria (+++) stadium trofozoit
DIAGNOSIS

Diagnosis Kerja :
 Malaria tropicana

Diagnosis Banding :
 Dengue Fever
 Demam Thypoid
PENATALAKSANAAN

IP.Tx :
IP.Mx :
Infus Assering 30tpm IP.Ex :
Keadaan umum dan tanda vital
PO paracetamol 500mg 3x1 Penjelasan mengenai diagnosis
Darah Rutin
PO artesunat 1x7 tab ( 3hari) penyakit, penyebab, komplikasi
Urin output
Po amodiakuin 1x4,5 tab ( 3hari) dan terapi yang akan dilakukan.
Imunoserologi malaria
PO Primakuin 1x3 single dose
DISKUSI
DEFINISI
Malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun kronik yang disebakan oleh
infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah, dengan gejala demam, menggigil, anemia, dan
pembesaran limpa
EPIDEMIOLOGI
Ras atau suku bangsa
Pada penduduk benua Afrika prevalensi Hemoglobin S (HbS) cukup tinggi sehingga lebih
tahan terhadap infeksi P. falciparum karena HbS dapat menghambat perkembangbiakan P.
falciparum.
Kekurangan enzim tertentu
Kekurangan terhadap enzim Glukosa 6 Phosphat Dehidrogenase (G6PD) memberikan
perlindungan terhadap infeksi P. falciparum yang berat. Defisiensi terhadap enzim ini
merupakan penyakit genetik dengan manifestasi utama pada wanita.
Kekebalan tubuh
Kekebalan pada malaria terjadi apabila tubuh mampu mengancurkan Plasmodium yang
masuk atau mampu menghalangi perkembangannya.
KLASIFIKASI
Malaria Tropicana
Malaria Tertiana
Malaria Quartana
MALARIA TROPICANA
(P.FALCIPARUM)
oMalaria terberat

omenimbulkan penyakit mikrovaskular

cerebral malaria ( malaria otak)

anemia berat

Syok

gagal ginjal akut

Perdarahan

sesak nafas dll.


MALARIA TERTIANA (P. VIVAX
& P. OVALE)
Gejala demam berulang dengan interval bebas demam 2 hari.
Telah ditemukan juga kasus malaria berat yang disebabkan oleh Plasmodium vivax.
Tanpa pengobatan: berakhir dalam 2 – 3 bulan. Relaps 50% dalam beberapa minggu
– 5 tahun setelah penyakit awal.
MALARIA QUARTANA (P.
MALARIAE)
Asimtomatis dalam waktu lama. Gejala demam berulang dengan interval bebas
demam 3 hari.
ETIOLOGI

Plasmodium falciparum
Plasmodium vivax
Plasmodium malariae
Plasmodium ovale
MANIFESTASI KLINI Malaria berat (dengan komplikasi)
• Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai
Malaria ringan dari koma sampai penurunan kesadaran lebih ringan
Gejala demam tergantung jenis malaria. dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah,
Trias : tidur terus, diam saja, tingkah laku berubah)
- Menggingil • Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa
- Demam duduk/berdiri)
- Berkeringat • Kejang-kejang
Gejala klasik ini biasanya ditemukan pada • Panas sangat tinggi
penderita non imun (berasal dari daerah non • Mata atau tubuh kuning
endemis). • Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan
Selain gejala klasik diatas, dapat ditemukan gejala elastisitas kulit berkurang, bibir kering, produksi air
lain seperti : seni berkurang)
- nyeri kepala • Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
- Mual & muntah • Nafas cepat atau sesak nafas
- Diare • Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
- pegal-pegal • Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai
- nyeri otot. kehitaman
Gejala tersebut biasanya terdapat pada orang-orang • Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
yang tinggal di daerah endemis ( imun ). • Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb
kurang dari 5 g%)
PEMERIKSAAN FISIS
a. Malaria Ringan
Demam (pengukuran dengan termometer ≥ 37,5°C), Konjungtiva atau telapak tangan
pucat, Pembesaran limpa (splenomegali), dan Pembesaran hati (hepatomegali).
 
b. Malaria Berat
Gangguan status mental, Kejang multipel, Koma, Hipoglikemia: gula darah < 50
mg/dL, Distress pernafasan, Temperatur > 40oC, tidak responsif dengan
asetaminofen, Hipotensi, Oliguria atau anuria, Anemia dengan nilai hematokrit <20%
atau menurun dengan cepat, Kreatinin > 1 ,5 mg/dL, Parasitemia > 5%, Bentuk Lanjut
(tropozoit lanjut atau schizont) P. falciparum pada apusan darah tepi, Hemoglobinuria,
Perdarahan spontan, dan Kuning.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Pemeriksaan dengan mikroskop
Pemeriksaan sediaan darah (SD) tebal dan tipis di Puskesmas/Iapangan/rumah sakit untuk
menentukan Ada tidaknya parasit malaria (positif atau negatif),Spesies dan stadium
plasmodium, Kepadatan parasite.
Untuk penderita tersangka malaria berat perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Bila pemeriksaan sediaan darah pertama negatif, perlu diperiksa ulang setiap 6 jam sampai 3
hari berturut-turut.
Bila hasil pemeriksaan sediaan darah tebal selama 3 hari berturut-turut tidak ditemukan parasit
maka diagnosis malaria disingkirkan.
o Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat (Rapid Diagnostic Test)
Mekanisme kerja tes ini berdasarkan deteksi antigen parasit malaria, dengan menggunakan
metoda imunokromatografi, dalam bentuk dipstik Tes ini sangat bermanfaat pada unit gawat
darurat, pada saat terjadi kejadian luar biasa dan di daerah terpencil yang tidak tersedia
fasilitas lab serta untuk survey tertentu.
Hal yang penting lainnya adalah penyimpanan RDT ini sebaiknya dalam lemari es tetapi tidak
dalam freezer pendingin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG UNTUK
MALARIA BERAT:

o darah rutin o natrium dan kalium


o gula darah o anaIisis gas darah
o serum bilirubin o EKG
o SGOT & SGPT o Foto toraks
o alkali fosfatase o Analisis cairan serebrospinalis
o albumin/globulin o Biakan darah dan uji serologi
o ureum dan kreatinin o Urinalisis.
PENATALAKSANAAN
Malaria Falsiparum
Lini pertama pengobatan malaria falsiparum adalah seperti yang tertera dibawah ini:
Lini pertama = Artesunat + Amodiakuin + Primakuin
Lini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primakuin
Malaria vivaks dan ovale
Lini pertama pengobatan malaria vivaks dan malaria ovale adalah seperti yang
tertera dibawah ini:
Lini Pertama = Klorokuin + Primakuin
Lini kedua : Kina + Primakuin
Malaria malariae/quartana
Pengobatan malaria malariae cukup diberikan dengan klorokuin 1 kali per-hari
selama 3 hari, dengan dosis total 25 mg basa/kgbb
TATALAKSANA MALARIA
DENGAN KOMPLIKASI
Pengobatan simptomatik
 Pemberian obat anti malaria
Penanganan komplikasi
Pemberian obat anti malaria berat
Artesunat parenteral direkomendasikan untuk digunakan di Rumah Sakit atau
Puskesmas perawatan, sedangkan artemeter intramuskular direkomendasikan untuk
di lapangan atau Puskesmas tanpa fasilitas perawatan. Obat ini tidak boleh diberikan
pada ibu hamil trimester 1 yang menderita malaria berat.
KEMOPROFILAKSIS
Sehubungan dengan laporan tingginya tingkat resistensi Plasmodium falciparum
terhadap klorokuin, maka doksisiklin menjadi pilihan untuk kemoprofilaksis
Doksisiklin diberikan setiap hari dengan dosis 2 mg/kgbb selama tidak Iebih dari 4-6
minggu. Doksisiklin tidak boleh diberikan kepada anak umur < 8 tahun dan ibu
hamil. Kemoprofilaksis untuk Plasmodium vivax dapat diberikan klorokuin dengan
dosis 5 mg/kgbb setiap minggu. Obat tersebut diminum satu minggu sebelum masuk
ke daerah endemis sampai 4 minggu setelah kembali. Dianjurkan tidak
menggunakan klorokuin lebih dan 3-6 bulan.
PROGNOSIS
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan
pengobatan. Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka mortalitas yang
dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa 20 %, dan pada kehamilan meningkat
sampai 50 %. Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ lebih baik
daripada kegagalan 2 fungsi organ. Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ,
adalah > 50 %. Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ, adalah > 75
%.
KESIMPULAN

Pengobatan yang diberikan adalah pengobatan radikal malaria dengan membunuh


semua stadium parasit yang ada di dalam tubuh manusia dengan bertujuan sebagai
pengobatan radikal untuk mendapat kesembuhan kilinis dan parasitologik serta
memutuskan rantai penularan. Kemoprofilaksis bertujuan untuk mengurangi resiko
terinfeksi malaria sehingga bila terinfeksi maka gejala klinisnya tidak berat.
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan diagnosa dan ketepatan & kecepatan
pengobatan

Anda mungkin juga menyukai