Anda di halaman 1dari 33

KASUS KECIL :

Anemia Aplastik

Maghfira Guntata S.B


Pembmbing: dr. Topan Binawan, Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN-SMF ILMU PENYAKIT DALAM
RUMAH SAKIT UMUM BAHTERAMAS
PROVINSI SULAWESI TENGGARA FAKULTAS
KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO
2017
IDENTITAS PASIEN

 Nama : Tn. M

 Usia : 23 Tahun

 JK : Laki-laki

 Alamat : Desa Pundoha, Kolaka

 Pekerjaan : Petani

 DPJP : dr. Haeril Aswar, Sp.PD

 No. RM : 50 09 77
Anamnesis

KU : Gusi berdarah
AT : PBM dengan keluhan gusi berdarah yang dirasakan sejak ± 2 bulan
sebelum masuk RS. Keluhan ini disertai memar pada bagian dada, kedua
lengan, dan kedua paha. Keluhan lain seperti lemas (+), pusing (+),
demam (-), menggigil (-), batuk (-), pilek (-) sesak (-), mual (-), muntah
(-), NUH (+), BAB berwarna hitam dan BAK disertai darah. Riwayat
keluhan yang sama sebelumnya (+). Riwayat epistaksis (+). Riwayat
keluhan yang sama dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit
sebelumnya disangkal. Riwayat kemoterapi disangkal dan Riwayat
konsumsi obat disangkal.
Pemeriksaan Fisik

Status Present Tanda Vital

• KU : sakit berat • TD : 130/80 mmHg


• Kesadaran : compos • Nadi : 92 kali/menit
mentis • Pernapasan : 20
• Status gizi : baik kali/menit
• BB : 52 kg • Suhu : 36.1 0C/axillar
• TB: 164 cm
(20.05 kg/m2)
Kulit
• Berwarna sawo matang, pucat (+)
ekimosis(+)
Kepala
• Bentuk oval, simetris, normocephal (+)
Rambut
• Lurus dan berwarna hitam
• Tidak mudah tercabut
Mata
• Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
• Pupil bulat isokor 2,5mm/2,5mm, edema
palpebra (-), perdarahan subkonjungtiva (+)
Hidung
• tidak ada sekret, Epistaksis (-)
Telinga
• Bentuk telinga normal, tidak ada sekret
Gigi, Bibir, Mulut
• Bibir sianosis (-), kering (+) dan pucat (+)
gusi perdarahan (+) dan hipertropi (-)

Lidah
• Lidah kotor (-), tremor lidah (-)
• Inspeksi : pembesaran KGB (-)
• Palpasi : pembesaran kel. Tiroid (-),
LEHER Trakea di tengah, tidak ada
pembesaran KGB,
• JVP= R+2 cmH2O

• Inspeksi : Pergerakan simetris kanan kiri.


retraksi sela iga (-)
THORAKS • Palpasi : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
• Perkusi : sonor(+)
• Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

• Inspeksi : IC tidak terlihat


• Palpasi : IC tidak teraba
• Perkusi: Batas Jantung atas : ICS II Para
sternalis D, Batas Kanan bawah : ICS IV
JANTUNG Linea para sternalis D, Batas kiri atas : ICS II
Parasternalis S, Batas Kiri bawah : ICS IV
Midclavicularis S
• Auskultasi: BJ I,II murni reguler, S3/gallop (-),
Murmur (-)
• Inspeksi : datarr, ikut gerak napas
• Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
ABDOMEN • Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+),
hepatomegali(-), splenomegali (-)
• Perkusi :Tympani (+)

• Inspeksi : deformitas (-)


• Palpasi :Vokal fremitus simetris ki=ka
PUNGGUNG • Perkusi : nyeri ketuk (-)
• Auskultasi : vesikuler (+), Ronki -/-, Wh -/-

• kekuatan otot kanan 5-5 kiri 5-5


• tidak terdapat udem di ke-empat
EKSTREMITAS ekstremitas, ekimosis (+) keempat
ekstremitas
• RECTAL TOUCHER :
• Massa (-)
• Spinchter ani menjepit kuat

ANUS • Mukosa recti licin


• Ampula recti tidak kolaps
• Nyeri tekan (-)
• Hancscoen terdapat feses berwarna
kehitaman
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium )
Darah Rutin Kimia Darah
• WBC 0.85x103/uL • GDS 140 mg/dL
• RBC 1.14x103/uL • Ureum 52 mg/dL
• HGB 3.0 g/dL • Creatinine 1.6 mg/dL
• HCT 9.4% • SGOT 9 U/L
• MCV 82.5 Fl • SGPT 19 U/L
• MCH 26.3pg
• MCHC 31.9 g/dL
• PLT 0 /Ul
• NEUT 0.12 %
• LIMPH 0.71 %
• MONO 0.02 %
• EO 0.0 %
• BASO 0.0 %
Pemeriksaan Penunjang
(Laboratorium )
APUSAN DARAH TEPI
Tanggal 28/4/2017

• Eritrosit : Anisositosis, Normositik Normokrom, Benda


inklusi (-), Normoblast (-)
• Leukosit : Jumlah menurun, limfosit > PMN,
sel muda (-)
• Trombosit : jumlah kurang, morfologi normal

Kesan : Pansitopenia Susp. Anemia Aplastik


RESUME
 Laki-laki 23 tahun
 Gusi berdarah yang dirasakan sejak ± 2 bulan SMRS
 Memar pada bagian dada, kedua lengan, dan kedua paha.
 lemas (+) dan pusing (+)
 BAB berwarna hitam dan BAK disertai darah
 Riwayat keluhan yang sama sebelumnya (+)
 Riwayat epistaksis (+)
 Riwayat keluhan yang sama dalam keluarga disangkal
 Riwayat konsumsi obat disangkal
 Riwayat kemoterapi disangkal
 Dari pemfis perdarahan subkonjungtiva (+), konjungtiva anemis, bibir pucat
(+), gusi perdarahan (+), hepatomegali(-), splenomegali (-), ekimosis (+)
pada dada, kedua lengan dan paha, Hancscoen terdapat feses berwarna
kehitaman
 Hasil laboratorium ditemukan WBC 0.85, RBC 1.14, HGB 3.0. dan PLT 0.
 Pemeriksaan apusan Darah tepi : Pansitopenia Sup. Anemia Aplastik
ASSESMENT

Susp. Anemia Aplastik

RENCANA PEMERIKSAAN:
Aspirasi Sumsum Tulang
Biopsi Sumsum Tulang
Terapi non farmakologi

• Diet TKTP

Terapi Farmakologi

• IVFD NaCl 0,9% 20 tpm + adona 1A


• Asam tranexamat 50mg/8 jam/iv
• Ceftazidime 1 g/12 jam/iv
• Pantoprazole 40mg/12 jam/iv
• Sucralfat syr 3x2 CI
• Asam folat 3x1
• Transfusi PRC 200cc/hari
• Tranfusi TC 6 unit
PEMBAHASAN
Definisi :
 Anemia aplastik adalah kelainan hematologik
yang ditandai dengan penurunan komponen
selular pada darah tepi yang diakibatkan oleh
kegagalan produksi di sumsum tulang.
PEMBAHASAN KASUS

EPIDEMIOLOGI
KASUS TEORI
- Laki-laki • Anemia aplastik di dapat pada
23 tahun umumnya pada usia 15-25 tahun,
puncak insidens kedua yang lebih kecil
muncul setelah usia 60 tahun.
• Perjalanan penyakit pada pria juga
lebih berat daripada perempuan.
Perbedaan umur dan jenis kelamin
mungkin disebabkan oleh risiko
pekerjaan.
ETIOLOGI ANEMIA APLASTIK
 1. Auto Imun
 2. Obat (Chlor,Sulfa,F.Butazon dll)

 3. Kemoterapi

 4. Radioterapi

 5. Systemic Lupus Erythematosus/SLE

 6. Paska Hepatitis

 7. Toksin (Insectiside,Benzen)
PEMBAHASAN KASUS

FAKTOR RISIKO
KASUS TEORI
- Pekerjaan Bahan kimia seperti benzene dan derivat benzene
berhubungan dengan anemia aplastik dan akut
Petani myelositik leukemia (AML). Beberapa bahan kimia
yang lain seperti insektisida dan logam berat juga
berhubungan dengan anemia yang berhubungan
dengan kerusakan sumsum tulang dan pansitopenia.13
PATOGENESIS
 Anemia Aplastik yang diturunkan  Anemia Fanconi
 Kromosom yang mudah mengalami perubahan
DNA akibat obat-obatan tertentu
 Anemia Aplastik yang di dapat
Radiasi,kemoterapi,toksin,obat  menyebabkan
ramtai DNA putus  inhibisi sintesis DNA dan RNA
 kerusakan SST secara langsung.
 Patogenesis tersering : autoimun seluler yang
diperantarai oleh sel T  menghambat proliferasi
stem sel dan mencetuskan apptosis stem sel
PATOFISIOLOGI
Sekunder:
1. Obat-obatan
2. Zat kimia EXPOSURE AUTO REACTIVE T CELL
3. Radiasi
4. Infeksi
T CELL CYTOTOXIC
5. Konstitusional/familial T HELPER-1

OVER PRODUCTION INDUCTION C34


CYTOKINES
- INTERFERON  SIGNALS  MARROW
- TNF 

APOPTOTIC
INHIBITORY EFFECTS
ON HEMOPOIETIC
PROGENITOR CELL GROWTH HEMOPOIETIC CELLS:
DESTROY:
HEMOPOIETIC PROGENITOR CELLS
CELLS
PROGENITOR Anemia
CELLS Leukopenia  Granulositopeni
Trombositopeni
PEMBAHASAN KASUS

MANIIFESTASI KLINIS
KASUS TEORI
• Gusi berdarah yang Pada anemia aplastik terdapat pansitopenia
dirasakan sejak ± 2 bulan sehingga keluhan dan gejala yang timbul adalah
SMRS akibat dari pansitopenia tersebut sebagai akibat
• Memar pada bagian kegagalan SST.
dada, kedua lengan, dan •Anemia  kelemahan & kelelahan
kedua paha. •Netropenia  rawan infeksi bakterial
• lemas (+) dan pusing (+) •Trombositopenia  perdarahan mukosa & kulit.
• BAB berwarna hitam
dan BAK disertai darah
PEMBAHASAN KASUS

ETIOLOGI
KASUS TEORI
• Riwayat keluhan • Faktor genetik sering dinamakan anemia aplastik
yang sama dalam konstitusional dan sebagian dari padanya diturukan
keluarga disangkal menurut hukum mendell, contohnya anemia Fanconi
• Riwayat konsumsi • Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar
obat disangkal hipersensitivitas atau dosis obat berlebihan. Yang
• Riwayat kemoterapi sering menyebabkan anemia aplastik adalah
dan radiasi disangkal kloramfenikol. Obat-obatan lain yang juga sering
dilaporkan adalah fenilbutazon, senyawa sulfur,
emas, dan antikonvulsan, obat-obatan sitotoksik
misalnya mieleran atau nitrosourea.
• Aplasia sumsum tulang merupakan akibat akut
yang utama dari radiasi dimana stem sel dan
progenitor sel rusak. Radiasi dapat merusak DNA
dimana jaringan-jaringan dengan mitosis yang aktif
seperti jaringan hematopoiesis sangat Sensitif
PEM. LABORATORIUM
 1. Pansitopenia (pd.tahap awal dapat
hanya berupa penurunan 1 atau 2)
 2. Anemia berat, retikulosit rendah

 3. Morfologi eritrosit normal / MCV normal

 4. Netropenia, trombositopenia

 5. Sel muda (-), sel abnormal (-)

 6. SST : hiposelular
PEMBAHASAN KASUS

TERAPI
KASUS TEORI
• IVFD NaCl 0,9% 20 Terapi suportif
tpm + adona 1A • Koagulan
• Asam tranexamat • antibotik
50mg/8 jam/iv • Supresi asam oleh PPI lebih efektif. Jika diberikan
• Ceftazidime 1 g/12 dalam dosis yang cukup, produksi asam harian
jam/iv dapat dikurangi hingga 95%
• Pantoprazole
40mg/12 jam/iv • Selain mengurangi paparan asam pada epitel yang
• Sucralfat syr 3x2 CI rusak dengan membentuk barier pelindung untuk
• Asam folat 3x1 mukosa, meningkatkan produksi prostaglandin
dan bikarbonat.
PEMBAHASAN KASUS

TERAPI
KASUS TEORI
• Transfusi PRC Terapi suportif
200cc/hari •Bila terapat keluhan akibat anemia, diberikan
• Tranfusi TC 6 unit transfusi eritrosit berupa packed red cells sampai
kadar hemoglobin 7-8 g% atau lebih pada orang tua
dan pasien dengan penyakit kardiovaskular
• Resiko pendarahan meningkat bila trombosis
kurang dari 20.000/mm3. Transfusi trombosit
diberikan bila terdapat pendarahan atau kadar
trombosit dibawah 20.000/mm3 sebagai profilaksis.
* PENATALAKSANAAN
1. TST. Allogenik (kuratif) usia < 45 th, tersedia
donor
2. Terapi imunosupresif : Anti Thymocyte
Globulin (ATG) atau Anti Lymphocyte Globulin
(ALG)
3. Cyclosporine
4. Glucocorticoid dosis tinggi
5. High-dose Cyclophospamide
6. Androgen : contoh Danazol
PROGNOSIS
 Hampir semua kasus anemia aplastik
berkembang ke kematian bila tidak dilakukan
pengobatan.
 Angka kelangsungan hidup tergantung seberapa
berat penyakit saat didiagnosis, dan bagaimana
respon tubuh terhadap pengobatan. Semakin
berat hipoplasia yang terjadi maka prognosis
akan semakin jelek.
 Dengan transplantasi tulang kelangsungan
hidup 15 tahun dapat mencapai 69% sedangkan
dengan pengobatan imunosupresif mencapai 38%
PROGNOSIS
 Prognosis berhubungan dengan jumlah absolut
netrofil dan trombosit.
 Jumlah absolut netrofil lebih bernilai prognostik
daripada yang lain.
 Jumlah netrofil kurang dari 500/l (0,5x109/liter)
dipertimbangkan sebagai anemia aplastik berat
dan jumlah netrofil kurang dari 200/l
(0,2x109/liter) dikaitkan dengan respon buruk
terhadap imunoterapi.
 Prognosis yang jelek bila transplantasi sumsum
tulang allogenik tidak tersedia.
PROGNOSIS
 Transplantasi sumsum tulang bersifat kuratif
pada sekitar 80% pasien yang berusia kurang
dari 20 tahun, sekitar 70% pada pasien yang
berusia 20-40 tahun dan sekitar 50% pada pasien
berusia lebih dari 40 tahun.
* PROGNOSIS
_________________________________
 Median survival : 3 – 6 bulan

 < 20 % yg dpt bertahan > 1 thn.

Anda mungkin juga menyukai