Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN

LAPORAN KASUS
KASUS

dr.Ririn Azhari
Pendahuluan
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sporozoa dari genus
Plasmodium, yang penularannya melalui gigitan nyamuk
Anopheles.

Dari empat spesies parasit malaria yang menginfeksi manusia yaitu


Plasmodium falciparum, plasmodium vivax, plasmodium malariae
dan plasmodium oval

Di seluruh dunia jumlah kasus baru malaria berkisar 300-500 juta


orang dengan kematian 2,7 juta orang/tahun, dengan jumlah
negara endemis malaria pada tahuin 2004 sebanyak 107 negara.

Angka prevalensi malaria di Indonesia tahun 2013 sebesar 6,0% .


Prevalensi malaria di atas angka nasional sebagian besar berada di
Indonesia Timur.
Identitas Pasien

Nama : Ny. D
Umur : 44 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Muara Sabak Barat
Anamnesis

Keluhan Utama
Kontrol ulang habis di rawat 1
minggu yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang kontrol ulang di poli RSUD Nurdin Hamzah habis di rawat dengan
diagnosa bisitopenia dan pasien membawa hasil pemeriksaan apusan darah
dengan hasil malaria falciparum dan vivax.
± 2 minggu yang lalu pasien mengeluh pusing dan lemas yang memberat
sehingga di bawa ke IGD RSUD Nurdin Hamzah dan dirawat. Pasien juga
mengeluhkan nyeri ulu hati, mual dan muntah (-), nafsu makan berkurang.
Pasien juga mengatakan beberapa kali mengalami demam yang hilang timbul.
Panas tidak terus menerus sepanjang hari. Pasien mengaku setelah panas,
pasien berkeringat tapi tidak ada menggigil. Keluhan mimisan, gusi berdarah,
muntah hitam seperti kopi, BAK merah seperti air cucian daging, BAB hitam,
BAB keluar cacing, lebam-lebam pada kulit disangkal. Sebelumnya 3 bulan yang
lalu pasien baru saja dirawat di RS dengan keluhan yang sama lalu dilakukan
transfuse darah. Riwayat berpergian tidak ada.
RPD RPK
• Keluhan yang sama (+), • Keluhan Yang sama (-)
pasien pernah dirawat • Riwayat DM (-)
sebanyak 2x dengan • Riwayat Hipertensi (-)
keluhan yang sama dengan
diagnosis Bisitopenia dan
dilakukan transfusi
• Riwayat Hipertensi (-)
• Riwayat Diabetes Melitus (-)
• Riwayat Alergi (-)
Pasien sehari-hari adalah ibu
rumah tangga, dan memiliki 3
orang anak. pasien memiliki
jaminan kesehatan yaitu BPJS
kelas III. Pasien jarang
berolahraga. Tempat tinggal
pasien berada di dekat pantai.
Pemeriksaan fisik

Kesadaran:
Composmentis
Tekanan darah:
100/70 mmHg
Suhu: 36,60C

RR : 20 kali/menit

Nadi: 80
kali/menit
Antropometri

Berat badan : 55 kg

Tinggi badan : 158 cm

Indeks massa tubuh : 22,1 (Gizi baik)


Status Generalis

Kepala Normocephali, distribusi rambut merata, tidak mudah dicabut


Conjungtiva Anemis(+/+),
Sklera Ikterik (-/-)
Mata Gerakan kedua belah mata : Normal tidak ada batasan
Pupil : isokor (+/+) , reflek cahaya (+/+)

Hidung Deviasi septum (-), sekret (-), oedem (-)

Bibir Pucat (+), kering (+) Sianosis (-), tebal (-), luka pada sudut mulut (-), ulkus
Mulut
(-), bercak (-).
Kelenjar getah bening : Tidak ada pembesaran
Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran.
Leher Tekanan vena jugularis : 5+2 cm H2O ( Normal )
Kaku kuduk : Tidak ada
Pembuluh darah : arteri karotis teraba normal.
Gerakan dinding dada simetris, penggunaan

I otot-otot bantu pernapasan (-) Jaringan parut


(-), spider nevi (-), bekas operasi (-)
Thorak Anterior

P Fremitus taktil kanan sama dengan kiri


normal, nyeri tekan (-)

P Sonor di kedua lapangan paru

Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-),


A wheezing (-/-)
I Jaringan parut (-), spider nevi (-), bekas
operasi (-)
Thorak Posterior
Fremitus taktil kanan sama dengan kiri
P normal, nyeri ketok CVA(-), nyeri tekan (-)

P Sonor di kedua lapangan paru

Vesikuler (+/+) normal, ronkhi (-/-),


A wheezing (-/-)
I Pulsasi ictus kordis tidak terlihat

Jantung
Pulsasi ictus kordis teraba tidak kuat angkat di

P ICS V linea midklavikularis sinistra, luas 1 jari

Batas Kanan : ICS IV linea parasternalis dextra

P Batas Kiri : ICS V linea midklavikularis sinistra


Atas : ICS II linea parasternalis sinistra

A Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-),murmur


(-)
I Perut datar

Soeple, nyeri tekan (+) di ulu hati , hepar tidak


P teraba, lien teraba di schufner 1, ginjal tidak
teraba, nyeri ketok CVA (-)

Abdomen
P Timpani di seluruh regio abdomen

A Bising usus (+) normal


Superior Deformitas (-), akral hangat, edema (-),
CRT < 2 detik, sianosis (-)

Ekstremitas

Inferior Deformitas (-), akral hangat, edema (-),


CRT < 2 detik, sianosis (-)
Laboratorium
24 Oktober 2019

Jenis Pemeriksaan Hasil Normal

Hb 9,4 (12-16gr/dl)

WBC 5,7 (4-10,0 103/mm3)

HCT 29,0 (35,0-50,0 %)


PLT 166 (100-300 103/mm3)
Laboratorium
24 Oktober 2019

Parameter Hasil Harga Normal

FAAL HATI

SGOT 21 (<40 U/L)

SGPT 11 (<41 U/L)

FAAL GINJAL

Ureum 16,2 (15-39 mg/dl)

Kreatinin 0,58 (L 0,9-1.3; P 0,6-1,1


mg/dl)
Pemeriksaan Sediaan Apus Darah Tebal

• Parasit Malaria: Ditemukan Plasmodium vivax dan


plasmodium Falciparum
Stadium Skizon
Plasmodium Falciparum
Stadium trofozoid
Plasmodium Falciparum
Diagnosis Kerja

Bisitopenia
ec Malaria
Diagnosis
Falciparum
dan vivax Diagnosis Bisitopenia
Banding ec CML
Pemeriksaan yang Dianjurkan

Pemeriksaan
Pemeriksaan darah
Gambaran Apusan
rutin (ulang)
Darah

Pemeriksaan
Aspirasi sumsum
tulang
Tatalaksana

Mendikamentosa
Non medikamentosa
Istirahat Fe Zat Besi 1x1
Diet TKTP DHP 1x1 selama 3 hari (Dihidroartemisin
40mg- piperakuin 320mg)
Primakuin 1x45mg
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad malam
TINJAUAN PUSTAKA
Bisitopenia adalah penurunan Penurunan dua komponen sel
dua dari tiga komponen sel darah tersebut dapat terjadi jika
darah (eritrosit, leukosit, dan terdapat kelainan hematologi
trombosit) maupun kelainan organ yang
berhubungan dengan sel darah.
Yang bisa disebabkan oleh
suatu penyakit ataupun suatu
toksik. Bisitopenia dapat
menggambarkan suatu proses
yang dilalui sebelum terjadinya
pansitopenia
Pada Penurunan Kadar Eritrosit:
Gejala kelelahan, kelemahan,
pusing dan penurunan kinerja
fisik

Penurunan kadar Leukosit :


Rentan mengalami infeksi

Penurunan Kadar Trombosit :


Risiko perdarahan
Diagnosis
Dengan Pemeriksaan darah
lengkap untuk mengetahui kadar
masing-masing sel darah yang
menjadi penilaian bisitopenia.
Jika penyebabnya dicurigai
berasal dari keganasan dapat
dilakukan Bone Marrow
Aspiration.
Infeksi malaria memberikan gejala
Malaria adalah penyakit infeksi berupa demam, menggigil, anemia
parasit yang disebabkan oleh dan splenomegali. Dapat
plasmodium yang menyerang berlangsung akut ataupun kronik.
eritrosit dan ditandai dengan Infeksi malaria dapat berlangsung
ditemukannya bentuk aseksual tanpa komplikasi ataupun
di dalam darah mengalami komplikasi sistemik yang
dikenal sebagai malaria berat.
Malaria – Siklus Hidup Plasmodium
Malaria – Periode Prapaten dan Masa Inkubasi Plasmodium

Jenis Periode Masa Inkubasi

Plasmodium Prapaten

P. Vivax 12,2 hari 12-17 hari

P. Falciparum 11 hari 9-14 hari

P. malariae 32,7 hari 18-40 hari

P. Ovale 12 hari 16-18 hari


Gejala Malaria
Gejala Malaria Berat
Adanya satu atau lebih komplikasi, seperti
• malaria serebral,
• anemia berat,
• gagal ginjal akut,
• edema paru,
• hipoglikemia (kadar gula <40 mg%),
• syok,
• pendarahan spontan dari hidung, gusi, dan saluran
cerna,
• kejang berulang,
• asidemia dan asidosis (penurunan pH darah karena
gangguan asam-basa di dalam tubuh),
• serta hemoglobinuria makroskopik (adanya darah
dalam urine)
Pengobatan dan Profilaksis Malaria – pada wisatawan
No Nama Obat Penggunaan Dosis Dewasa

1 Klorokuin Daerah tanpa P.falciparum resisten 500 mg setiap minggu

    Daerah dengan P.falciparum resisten kloroquin  


2 Meflokuin Daerah dengan P.falciparum resisten multiobat 250 mg setiap minggu
    Regimen alternatif menggantikan meflokuin  
3 Doksisiklin   100 mg setiap hari

    Profilaksis terminal infeksi P.vivax dan P.ovale  


4 Klorokuin ditambah 500 mg kloroquin setiap minggu ditambah
  Proguanil 200 mg proguanil setiap hari

  Primakuin 26,3 mg (15 mg base) setiap hari selama 14


5 hari setelah perjalanan
Pengobatan Malaria Falciparum – Lini Pertama
Pengobatan Malaria Falciparum – Lini Kedua
Pedoman tatalaksana Malaria di Indonesia
Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi
•  Pengobatan Malaria falsiparum dan Malaria vivaks saat ini menggunakan ACT ditambah primakuin.  

• Pengobatan Malaria vivaks yang relaps diberikan dengan regimen ACT yang sama tapi dosis
Primakuin ditingkatkan menjadi 0,5 mg/kgBB/hari.
• Pengobatan Malaria ovale Pengobatannya saat ini menggunakan ACT yaitu DHP ditambah dengan
Primakuin selama 14 hari. Dosis pemberian obatnya sama dengan untuk malaria vivaks.
• Pengobatan malaria malariae cukup diberikan ACT 1 kali perhari selama 3 hari, dengan dosis sama
dengan pengobatan malaria lainnya dan tidak diberikan primakuin
• Pengobatan infeksi campur P. falciparum + P. vivax/P.ovale diberikan ACT selama 3 hari serta
primakuin dengan dosis 0,25 mg/kgBB/hari selama 14 hari.
Pedoman tatalaksana Malaria di Indonesia
Pengobatan Malaria Pada Ibu Hamil
• Pada prinsipnya pengobatan malaria pada ibu hamil sama dengan
pengobatan pada orang dewasa lainnya. Pada ibu hamil tidak diberikan
Primakuin.
Algoritma
Penatalaksanaan malaria
Algoritma Penatalaksanaan
malaria berat
PEMBAHASAN
Pasien mengeluhkan Pusing dan merasa
lemas
Keluhan ini merupakan salah satu tanda dari gejala bisitopenia. Bisitopenia adalah
penurunan dua dari tiga komponen sel darah (eritrosit,leukosit, dan trombosit). Kurangnya
komponen sel darah ini dapat menimbulkan gejala-gejala seperti pusing, lemas, mudah
lelah, mudah terkena infeksi dan lainnya. Bisitopenia dapat terjadi jika terdapat kelainan
hematologi maupun kelainan organ yang berhubungan dengan sel darah.

Diagnosis Bisitopenia ini ditegakan dari riwayat sebelumnya pasien pernah dirawat dengan
keluhan yang sama dan didiagnosis bisitopenia. Untuk menegakan diagnosis bisitopenia ini
perlu dilakukan pemeriksaan darah rutin ulang dan memastikan penyebabnya dapat
dilakukan pemeriksaan tambahan yaitu bone marrow aspirasi (jika curiga kearah
keganasan).
PEMBAHASAN

Pada pasien telah dilakukan pemeriksaan apusan darah


Tebal dan ditemukan plasmodium vivax dan plasmodium
falciparum.

Berdasarkan temuan laboratorium tersebut: Kemungkinan


penyebab Bisitopenia pada pasien oleh karena Malaria
falciparum yang dialami oleh pasien
PEMBAHASAN
Pada pasien ini didapatkan dua jenis plasmodium yang
meninfeksinya yaitu plasmodium vivax dan plasmodium
falciparum.

Hal ini dikenal sebagai infeksi campuran / majemuk (mixed infection). Pada
umumnya lebih banyak dijumpai dua jenis plasmodium, yaitu campuran
antara plasmodium falciparum dan plasmodium vivax atau plasmodium
malariae. Kadang-kadang dijumpai tiga jenis plasmodium sekaligus,
meskipun hal ini jarang terjadi. Infeksi campuran biasanya terdapat di daerah
dengan angka penualaran tinggi.
PEMBAHASAN
Pada pasien ini, kemungkinan malaria yang disebabkan
oleh plasmodium vivax pernah terjadi sebelumnya, dan
telah sembuh sendiri tanpa adanya pengobatan.

Untuk Malaria yang disebabkan oleh plasmodium


vivax dapat terjadi kekambuhan 50% beberapa
minggu setelah fase sembuh tersebut apabila
individunya sedang dalam imunitas yang rendah.
PEMBAHASAN
Pasien ini tinggal di sekitar pantai dimana menurut beberapa jurnal bahwa
wilayah pantai merupakan tempat berkembang biang nyamuk anopheles sp
yang membawa malaria.

Pasien mendapatkan pengobatan DHP dan


Primakuin.

kedua obat ini sudah sesuai dengan penatalakasanaan malaria falciparum yang
dianjurkan.

kedua obat ini merupakan pengobatan untuk malaria falciparum lini pertama.
Apabila lini pertama tidak berhasil maka akan dilanjutkan pada lini kedua.
PEMBAHASAN
Untuk prognosis pada pasien ini baik,
karena:

Dalam pengobatan telah diberikan pengobatan yang tepat untuk malarianya.


Setelah malarianya teratasi, maka bisitopenia pada pasien pun akan membaik

Namun untuk kekambuhan kejadian malaria pada pasien sangat mungkin


terjadi lagi mengingat tempat tinggal pasien yang berada di dekat pantai yang
besar kemungkinan menjadi tempat perkembang biakan nyamuk Anopheles
sp.
Kesimpulan
Bisitopenia adalah penurunan dua dari tiga
komponen sel darah (eritrosit,leukosit, dan
trombosit). Hal ini dapat terjadi jika terdapat
kelainan hematologi maupun kelainan organ yang
berhubungan dengan sel darah. Bisitopenia dapat
menggambarkan suatu proses yang dilalui
sebelum terjadinya pansitopenia. 

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang


disebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual di dalam darah. Dapat
berlangsung akut ataupun kronik.

Infeksi malaria memberikan gejala berupa


demam, menggigil, anemia dan splenomegali.
Umumnya manifestasi klinis yang disebabkan
P.falciparum lebih berat dan lebih akut
dibandingkan dengan jenis plasmodium yang lain
Daftar Pustaka
1. Naully PG, Khairinisa G, Saputri DR. Gambaran Anti-Plasmodium sp. Pada Anggota Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat Di Kota Cimahi. The
Journal Of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 2018; 2(1):18-28
2. Mahmudil M, Yudhastuti R.Pola Pencarian Pengobatan Klinis Malaria Impor Pada Pekerja Migran.Jurnal Berkala Epidemiologi. 2015;3(2): 230–241
3. Badshah A, Mohammad W, Subhan S. Frequency Of Bicytopenia Among Patients Presenting To Tertiary Care Hospital With Malaria. Kjms.2017;10(3):
408-11

4. Fitriany J, Sabiq A. Malaria.Jurnal Averrous. 2018;4(2)


5. Buku saku penatalaksanaan kasus malaria. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017
6. Wijaya E, Hermansyah H, Yusuf R. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Malaria Berdasarkan Model Community As Partner Pada Pekerja
Tambang Emas Gunong Ujeun. Jurnal Ilmu Keperawatan. 2017;5(2)

7. Kazwaini M, Mau F. Hubungan Sebaran Habitat Perkembangbiakan Vektor Dengan Kejadian Malaria Di Daerah High Incidence Area (Hia) Kabupaten
Lombok Tengah Provinsi Nusa Tenggara Barat. Buletin Penelitian Kesehatan. 2015;43(1):23-34
8. Syahrir M, Rosyani R. Gambaran Epidemiologi Pada Penderita Malaria Di Daerah Pesisir Pantai Wilayah Kerja Puskesmas Totikum Kabupaten Banggai
Kepulauan Tahun 2018.Jurnal Kesmas Untika Luwuk. 2019;10(1):1661-1677
9. Natalia DS, Gunawan E, Pratiwi RD. Evaluasi Penggunaan Obat Antimalaria di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura, Jayapura. Jurnal Biologi
Papua. 2016;8(2): 72–78

10. Kim G, Hong HL, Kim SY, et al. Mixed Infection with Plasmodium falciparum and Plasmodium ovale in a Returned Traveller: the First Case in Korea. J
Korean Med Sci. 2019;34(3):e23.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai