Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN KASUS

KOMA
Oleh :
I Kadek Aditya Krisnanda Putra
20710212

Pembimbing :
dr. Komang Yunita Wiryaning Sp.S

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA


SMF ILMU PENYAKIT SARAF
RSD dr. Soebandi Jember
2021
Identitas Pasien

• Nama : Ny. S
• Umur : 65 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Alamat : Kyai Mojo Gang IV/102 Ling Condro Kaliwates
• Pekerjaan : IRT
• Tanggal Pemeriksaan : 10 Mei 2021
Anamnesis

• Keluhan Utama
Penurunan Kesadaran
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluarga ke IGD RSD dr. Soebandi Jember pada 3 Mei dengan keluhan tidak
sadar sejak siang ± jam 11. Pasien awalnya masih sadar kemarin masih puasa dan bias buka puasa,
hari ini pagi masih nyambung diajak bicara lalu siang sekitar jam 11 pasien mengeluhkan lemas
seluruh tubuh saat duduk dikursi pasien tiba – tiba merosot sendiri. Bicara pelo tidak perot, lemas
terasa lebih berat pada ekstremitas inferior dan superior dextra. Mual (-), Muntah (-), Kejang (-). Awal
MRS pasien GCS 335 (Sopor). Pada tanggal 11 Mei 2021 GCS pasien 111 (Coma).
• Riwayat Penyakit Dahulu
Diabetes Melitus : ada
Hipertensi : ada
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita gejala yang sama
Pemeriksaan Fisik

Tanda – Tanda Vital Ekstremitas


• TD : 150/80 mmHg Thorax
• HR : 84 x/menit Cor : S1 S2 Tunggal Akral Hangat + +
• RR : 20 x/menit Pulmo : Ves +/+, Rho -/-, + +
• Tax : 37˚ C Whe -/-
• SpO2 : 92 %

Oedema - -
- -

Kepala/Leher
Abdomen
Bentuk : Normocephal
Bising Usus : +
a/i/c/d : -/-/-/-
Status Neurologis

Kesadaran Meningeal Sign Otonom


Kuantitatif : GCS 1-1-1 Kaku Kuduk : - BAB : -
Kualitatif : Coma Kernig :- BAK : +
Lasegue :-
Brudzinski 1 : -
Brudzinski 2 : -
Nervus Cranialis N. III, N. IV, N. VI
Pemeriksaan Nervus Cranialis
Kanan Kiri
Nervus Olfactorius (N. I) : sde
Nervus Opticus (N. II) Kedudukan bola Tengah Tengah
mata
Kanan Kiri Ptosis - -
Bentuk pupil Bulat Bulat
Lebar pupil 3 3 Pergerakan bola Normal Normal
mata
Reflek Cahaya + +

Nervus Facialis (N. VII)

Nervus Trigeminus (N. V)

Sikap wajah Tidak bisa


Mengangkat alis Tidak bisa
Refleks Kornea Normal
Mencucu Tidak bisa
Buka tutup mulut Normal
Sensasi wajah Tidak bisa
Nervus Vestibulokoklearis (N. VIII) Nervus Accecorius (N. XI)

Vestibular sde Mengangkat bahu Tidak bisa


Koklear sde Memalingkan kepala Tidak bisa

Nervus Glassofaringeal, Nervus Vagus (N. IX, N. X) Nervus Hipoglossus (N. XII)

Muntah sde Deviasi dan atrofi lidah sde


Menelan sde
Motorik

Ekstremitas Superior Ekstremitas Inferior

Dextra Sinistra Dextra Sinistra

Kekuatan Otot Lateralisasi Dextra

Tonus Otot Normal Normal Normal Normal


Motorik

Ekstremitas Reflek Patologis Dextra Sinistra


Reflek
Fisiologis Hoffman - -
Dextra Sinistra Tromner - -

Bisep +1 +2 Babinsky - -
Chaddock - -
Trisep +1 +1 Oppenheim - -

Patella - - Gordon - -
Schaeffer - -
Achilles - - Gonda - -
Pemeriksaan Lab

PARAMETER HASIL NORMAL


Hemoglobin 14,7 12 – 16 gr/dL
Leukosit 10,8 4,5 – 11 10â¹/L
Hematokrit 42 36 – 46 %
Trombosit 362 150 – 450 10â¹/L
Natrium 139,1 135 – 155 mmol/L
Kalium 3,33 3,5 – 5 mmol/L
Chlorida 105,3 90 – 110 mmol/L
GDA 292 < 200 mg/dL
Albumin 3,4 3,4 – 4,8 gr/dL
DIAGNOSIS DIAGNOSIS DIAGNOSIS DIFFERENTIAL
KLINIS TOPIS ETIOLOGI DIAGNOSIS

Hemisfer
Penurunan Ensefalopati
Cerebri CVA Infark
Kesadaran Metabolik
Sinistra

Hemiparese Sindroma
Pneumonia
Dextra Locked-in

Acute Lung
Oedema

Diabetes
Melitus

Hipertensi
Planning Terapi

Medikamentosa Non Medikamentosa


• Oksigen 4 LPM • Head Up 30˚
• Infus Pz : Aminofluid, 2 : 1 • Diet susu 8 x 50cc
• Injeksi Solvinex 2x1
• Injeksi Paracetamol 4x1
• Injeksi Ondansentron (k/p)
• ASA 1x2
• Amlodipin 1x1
• Disolf 3x1
• Candesartan 1x1
• Concor 2,5mg 2x1
• Clorpidogrel 1x1
Planning Diagnostik Planning Monitoring Planning Edukasi
Pemeriksaan Lumbal GCS Penjelasan mengenai
Pungsi Tanda – tanda vital koma dan komplikasi
Pemeriksaan Lab selama perawatan
Pola napas
Elektroensephalografi Penjelasan mengenai
Evaluasi terapi factor resiko dan
CT scan pencegahan rekurensi
MRI Penjelasan prognosis
pasien
Prognosis

Quo Ad Quo
Quo Ad
Ad Quo
Quo Ad
Ad
Vitam Sanationam
Sanationam Fungsionam
Fungsionam

dubia ad malam dubia ad malam dubia ad malam


Tinjauan Pustaka
Penurunan
Kesadaran
(Koma)
Definisi

Koma adalah keadaan unarousable unresponsiveness yaitu


keadaan pasien tidak dapat dibangunkan dengan semua
rangsangan (the absence all any psychologically understandable
responses to external stimulus or inner need).
Anatomi

• Interaksi yang sangat kompleks dan terus-menerus secara efektif


antara hemisfer otak, formatio retikularis serta semua rangsang
sensorik yang masuk

• Jaras kesadaran berlangsung secara multi sinaptik dan akan


menggalakkan inti (neuron di formatio retikularis) untuk selanjutnya
mengirimkan impuls ke seluruh korteks secara difus dan bilateral
ARAS
(Ascending Reticular Activating System)

Merupakan suatu rangkaian atau network sistem dari serabut-serabut


aferen dalam formatio retikularis (dari kaudal berasal dari medula
spinalis menuju rostral yaitu diensefalon melalui brain stem)
Etiologi
Penyebab Koma

Sirkulasi

• Sroke hemoragik atau infark dapat menyebabkan koma.

Ensefalomeningitis

• Koma yang disebabkan oleh infeksi.

Metabolisme

• Gaangguan hepar, uremia, hipoglikemi, hiperglikemi, koma diabetikum.

Elektrolit dan Endokrin

• Gangguan elektrolit maupun endrokin dapat menyebabkan koma.


Penyebab Koma

Neoplasma

• Tumor Intrakranial baik primer atau sekunder

Trauma

• Trauma Kapitis

Epilepsi

• Selama dan sehabis kejang pasien sering tidak sadar.

Drugs (obat – obatan)

• Koma karena interaksi obat.


Derajat Kesadaran Kuantitatif

Keterangan :
• Skor 14 – 15 : Compos mentis
• Skor 12 – 13 : Apatis
• Skor 10 – 11 : Somnolen
• Skor 6 – 9 : Stupor/Sopor
• Skor ≤ 5 : Koma
Derajat Kesadaran Kualitatif

Compos mentis

• Keadaan seseorang sadar penuh dan dapat menjawab pertanyaan tentang dirinya dan lingkungannya.

Apatis

• Keadaan seseorang tidak peduli, acuh tak acuh dan segan berhubungan dengan orang lain dan lingkungannya.

Somnolen

• Seseorang dalam keadaan mengantuk cenderung tertidur, masih dapat dibangunkan dengan rangsangan namun
mudah tertidur

Stupor/Sopor

• Kesadaran hilang hanya berbaring dengan mata tertutup, tidak menunjukkan reaksi bila dibangunkan kecuali
rangsang nyeri.

Koma

• Kesadaran hilang, tidak bereaksi walaupun dengan semua jenis rangsangan.


Diagnosis Penurunan Kesadaran

• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik umum
• Pemeriksaan Neurologis
• Pemeriksaan penunjang
Anamnesa

• Peristiwa terkini
• Riwayat medis
• Riwayat psikiatri
• Penggunaan obat atau alkohol
Pemeriksaan Fisik

• Nadi, meliputi frekuensi, isi dan irama


denyut. • Kulit, meliputi turgor, warna dan
• Tekanan darah, diukur pada lengan permukaan kulit ( dehidrasi,
kanan dan lengan kiri; perhatikanlah ikterus, sianosis, bekas suntikan,
apakah tensimeter masih berfungsi luka karena trauma, dll).
dengan baik. • Kepala, apakah ada luka dan
• Suhu tubuh, pada umumnya fraktur.
termometer dipasang di ketiak; bila • Konjungtiva, apakah normal, pucat,
perlu diperiksa secara rektal. atau ada perdarahan.
• Respirasi, meliputi frekuensi, • Mukosa mulut dan bibir, apakah
keteraturan, kedalaman, dan bau ada perdarahan, perubahan warna
pernapasan (aseton, amonia, alkohol,
bahan kimia tertentu dll).
Pemeriksaan Fisik

• Telinga, apakah keluar cairan bening, • Leher, apakah ada fraktur vertebra;
keruh, darah, termasuk bau cairan bila yakin tidak ada fraktur maka
perlu diperhatikan. diperiksa apakah ada kaku ikuduk.
• Hidung, apakah ada darah dan atau • Dada, pemeriksaan fungsi jantung
cairan yang keluar dari hidung. dan paru secara sistematik dan teliti.
• Orbita, apakah ada brill hematoma, • Perut, meliputi pemeriksaan hati,
trauma pada bulbus okuli, kelainan limpa, ada distensi atau tidak, suara
pasangan bola mata (paresis N.III, IV, peristaltik usus, nyeri tekan di daerah
VI), pupil, celah palpebra, ptosis. tertentu.
Pemeriksaan Neurologis

Pemeriksaan Fungsi Traktus Pemeriksaan Pola Nafas Pemeriksaan Reflek


Piramidalis • Cheyne – Stokes (Periodic Cephalik
• Kelumpuhan (paralisis) Breathing) • Reflek Pupil
• Reflek Tendon • Kussmaul • Doll’s Eye Fenomen
• Reflek Patologis • Apneustik • Reflek Oculo Auditorik
• Tonus • Kluster • Reflek Oculovestibuler
• Ataksik • Reflek Kornea
• Reflek Muntah
Pemeriksaan Penunjang

Elektroensefalografi Ekho-ensefalografi

Ophtalomoskop Arteriografi

Lumbal Pungsi CT scan

Pemeriksaan
Laboratorium Diagnosis MRI
Penatalaksanaan

Tatalaksana Darurat

Tekanan
Intubasi dan Pemberian Osmotic
Intrakranial Elevasi Kepala
hyperventilisasi obat penenang diuresis
Meningkat

Pengobatan Pengobatan etiologik ditujukan pada penyebab koma


Etiologik
Tatalaksana Umum

Pastikan Oksigenasi
Obati Infeksi

Pertahankan Sirkulasi
Kendalikan Kelainan Asam Basa
dan Elektrolit
Kendalikan Gula Darah

Kendalikan Suhu Tubuh


Turunkan Tekanan Intrakranial

Kendalikan Agitasi
Hentikan Kejang
Daftar Pustaka

1. Aprilia, M., & Wreksoatmodjo, B. R. (2015). Neurological Evaluation in Coma. CDK-


233/ vol. 42 no. 10, 780-786.
2. Bahrudin. dr. Moch. Sp.S. (2013). Neurologi Klinis. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang.
3. Tahir, A. M. (2018). Patofisiologi Kesadaran Menurun. UMI Medical Journal Vol 3 No
1.
4. Kumar, P., & Clark, M. (2006). Clinical Medicine, 6th Ed. Edinburgh London:
Elsevier Saunders.
5. PERDOSSI. Acuan Panduan Praktik Klinis Neurologi. PERDOSSI 2016:163-164.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai