KEPERAWATAN KRITIS
HEMOPTISIS MASIF
MINGGU I
OLEH :
MELYANI TUTI (R014192021)
Preceptor Institusi :
(Yunita Nurmalasari., S.Kep.,Ns.,M.Kep)
Hemoptisis Masif
Seorang pria berusia 61 tahun dibawa ke unit gawat darurat (UGD) dilaporkan muntah darah. Dia tidak
dapat berbicara karena darah membanjiri orofaring dan gangguan pernapasan parah. Jalan nafas
diamankan dengan intubasi trakea. Bilas lambung tidak menunjukkan perdarahan aktif. Pasien
kemudian batuk dan mengisi sirkuit ventilator dengan darah merah cerah. Pengujian laboratorium
menunjukkan hemoglobin 8 mg/dl (normal: 12,7-17,1 mg/dl), jumlah trombosit 260×10^3/μl (normal:
157-414x10^3/ul), INR 1,1 (normal: ≤ 1,10) dan PTT 35 detik (normal: 25-35 detik). Rontgen dada
menunjukkan area yang mencurigakan untuk bronkiektasis di Lobus Kiri Bawah (LLL) dan konsolisasi
di Lobus Kanan Bawah (RLL) dan Lobus Kanan Atas (RUL) (Gbr. 26.1).
Pasien dipindahkan ke perawatan intensif (ICU). Bronkoskopi fleksibel tidak menunjukkan perdarahan
aktif tetapi darah terlihat di segmen superior dari Lobus kanan bawah. kejadian dari hemoptisis
diperkirakan terjadi 500 ml. Pasien diposisikan di sisi kanan bawah dan secara agresif dilakukan suction
melalui selang endotrakeal. Intubasi bronkus batang kiri tidak berhasil karena visibilitas yang buruk
akibat darah di saluran napas dan penggunaan tabung endotrakeal. CT Scan dengan kontras
menunjukkan konsolidasi lobus kanan bawah terkait atelektasis. Ada penyempitan bronkus lobus kanan
atas oleh kepadatan jaringan lunak (Gbr. 26.2).
Angiografi bronkial dilakukan. Arteri bronkial kanan dan kiri keduanya muncul dari satu batang. Arteri
bronkial kiri relatif kecil tanpa adanya pembuluh darah yang abnormal. Di sebelah kanan, pembuluh
darah dibagi menjadi cabang ke lobus atas dan cabang lobus kanan bawah yang agak membesar dengan
hiperemia (vol. darah meningkat) di lobus bawah, berhubungan dengan area konsolidasi paru-paru.
Arteri bronkial lobus kanan bawah mengalami embolisasi dan setelah embolisasi tidak ada aliran di
arteri bronkial lobus kanan bawah (Gbr. 26.3).
Segera setelah itu, terjadi episode lain dari hemoptisis masif, yang menyebabkan sirkuit ventilator terisi
dengan darah. Hal ini dikaitkan dengan hipotensi yang berhubungan pada vaskular, hipoksemia yang
memburuk, dan bradikardia. Sebuah tabung endotrakeal lumen ganda dipasang, dan kedua sisi kanan
dan kiri diventilasi. Pasien menjadi lebih stabil dengan menurunnya kebutuhan vasopressor (anti
hipotensi). Lobektomi kanan bawah dilakukan.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN ICU
IDENTITAS KLIEN
NAMA : Tn. Hari/Tgl. Masuk : -
RIWAYAT
Keluhan Utama :
Muntah darah
Riwayat medis :
Di UGD Jalan nafas diamankan dengan intubasi trakea. Bilas lambung tidak menunjukkan
perdarahan aktif. Pasien kemudian batuk dan mengisi sirkuit ventilator dengan darah merah
cerah. Pengujian laboratorium menunjukkan hemoglobin 8 mg/dl (normal: 12,7-17,1 mg/dl),
jumlah trombosit 260×10^3/μl (normal: 157-414x10^3/ul), INR 1,1 (normal: ≤ 1,10) dan PTT
35 detik (normal: 25-35 detik). Rontgen dada menunjukkan area yang mencurigakan untuk
bronkiektasis di Lobus Kiri Bawah (LLL) dan konsolisasi di Lobus Kanan Bawah (RLL) dan
Lobus Kanan Atas (RUL)
Tidak
Status Mental/Kesadaran :
CM Apatis Somnolen Semi koma Koma
GCS : E- M- V-
Neurovaskuler
Kekuatan Motorik Tonus Otot/ ROM (pasif)
0 1 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Lemah Lemah
01 2 3 4 5 0 1 2 3 4 5 Lemah Lemah
Nervus Kranial :
Nervus I: - Nervus II: - Nervus III,IV,VI : -
Nervus V: - Nervus VII: - Nervus VIII: -
Nervus IX: - Nervus X: - Nervus XI: -
Nervus XII
Lain-lain: …………..
Pernapasan : gangguan pernapasan parah
Simetris Asimetris
Ket :
Rontgen dada bronkiektasis di Lobus Kiri Bawah (LLL) dan konsolisasi di Lobus Kanan
Bawah (RLL) dan Lobus Kanan Atas (RUL). Konsolidasi lobus kanan bawah terkait
atelektasis. Visibilitas yang buruk akibat darah di saluran napas dan penggunaan
endotrakeal. Penyempitan bronkus lobus kanan atas oleh kepadatan jaringan lunak.
Angiografi dengan CT Scan cabang lobus kanan bawah yang agak membesar dengan
hiperemia (vol. darah meningkat) di lobus bawah. Arteri bronkial lobus kanan bawah
mengalami embolisasi (sumbatan) dan tidak ada aliran di arteri bronkial lobus kanan
bawah. Sebuah tabung endotrakeal lumen ganda dipasang, dan kedua sisi kanan dan kiri
diventilasi.
TD : hipotensi S: -
Ket.
Episode lain dari hemoptisis masif, yang menyebabkan sirkuit ventilator terisi dengan
darah. Hal ini dikaitkan dengan hipotensi yang berhubungan pada vaskular, hipoksemia
yang memburuk, dan bradikardia.
Ket : -
Abdomen: Datar Asites, Lingkar perut……cm Distensi Hepatomegali
Frekuensi : -
Tidak
Gambarkan
Operasi lobektomi kanan dilakukan
Tidak
PKDM
Hemoptitis masif
Ekspektora darah atau dahak bercampur dari saluran napas bawah dan parenkim paru
Jumlah kuantitas darah ≥ 100 ml/24 jamatau 50 ml/episode batuk disertai ketidakstabilan hemodinamik
Tuberkulosis (35%) Pneumonia (jarang) Bronkitis dan Infeksi Jamur Paru Fibrosis
Bronkiektasis Kistik
Angioinvasi
kerusakan parenkim Pneumococus Hipervaskularisasi
Klebsiella pneumonia Infeksi/penarikan dan anastomisis
paru dan PD
Staphylococus fibrosis alveolar arteri bronkial
Misetoma
(infeksi
Dekstruksi inflamasi granulomatosa)
inflamasi destruksi tulang
lokal Hipertensis
rawan dinding pulmonar
bronkus kerusakan
Peningkatan parenkim dan
Ulserasi bronkus, produksi sputum struktur vaskuler
nekrosis pembuluh bercampur darah Hipertrofi paru
darah alveoli bagian bronkial
distal Infark paru dan
Tekanan sistemik perdarahan
Ruptur aneurisma bronkial meningkat
rasmussen
Pecah pembuluh
darah bronkial
RESIKO Tindakan Darah memenuhi Difusi GANGGUAN
INFEKSI jalan masuk
invasif Syok Hemoragik (batuk darah saluran O2/CO2 PERTUKARAN
kuman/bakteri (lobektomi 500 ml, Hb 8 dan Hipotensi) pernapasan terganggu GAS
)
DO :
pasien batuk darah
Rontgen dada : Konsolidasi lobus kanan bawah terkait
atelektasis. Visibilitas yang buruk akibat darah di saluran GANGGUAN PERTUKARAN GAS
napas dan penggunaan endotrakeal. Penyempitan b.d. ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
bronkus lobus kanan atas oleh kepadatan jaringan lunak. dan perubahan membran alveolar-kapiler
Angiografi dengan CT Scan : cabang lobus kanan bawah
yang agak membesar dengan hiperemia (vol. darah
meningkat) di lobus bawah. Arteri bronkial lobus kanan
bawah mengalami embolisasi (sumbatan).
klien menggunakan ventilator
harusnya terdapat nilai AGD tp dikasus tidak disebutkan
2 Faktor risiko :
Klien mengatakan muntah darah
Tekanan darah hipotensi
Klien tampak lemah dan pucat
sirkuit ventilator terisi dengan darah/hemoptisis
diperkirakan terjadi 500 ml RESIKO SYOK
hipoksemia yang memburuk f.r. kehilangan darah/hipotensi
bradikardia
hemoglobin rendah 8 mg/dl
harusnya terdapat jumlah status cairan, seperti derajat
dehidrasi, jumlah urine output, dan warna mukosa
3. Faktor risiko :
klien dilakukan Lobektomi kanan bawah
hemoglobin rendah 8 mg/dl RISIKO INFEKSI f.r. penurunan Hb
baiknya terdapat nilai WBC dan pengukuran suhu tp dan prosedur infasif
dikasus tidak disebutkan
4 DS :-
DO :
hipotensi
bradikardia KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI
hemoglobin rendah JARINGAN PERIFER f.r kehilangan
hipoksemia yang memburuk darah/hipotensi
harusnya terdapat nilai CRT, nilai jumlah TD, Nadi,
Pernapasan, status sirkulasi perifer dan organ
PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN
PRIORITAS DIAGNOSA
1 GANGGUAN PERTUKARAN GAS
b.d. ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dan perubahan membran alveolar-
kapiler
2 RESIKO SYOK
b.d. kehilangan darah/hipotensi
3 RISIKO INFEKSI
f.r. penurunan Hb dan prosedur infasif
4 KETIDAKEFEKTIFAN PERFUSI JARINGAN PERIFER
f.r kehilangan darah/hipotensi
CATATAN DISKUSI