Oleh:
SEPTIAN ANGGA SAPUTRA
15.14201.30.40
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
pemulihan penderita gagal ginjal kronik yang menjali terapi hemodialisa. Orang
yang hidup dalam lingkungan yang supportif dengan adanya perhatian, kasih
sayang, motivasi kondisinya akan jauh lebih baik dari mereka yang tidak
Serang pada tahun 2017 menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden
2017).
cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat
tetap stabil, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam
mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang
Gagal ginjal terjadi jilka ginjal tidak mampu dalam mengangkut sampah
metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya
elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan
merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan
Terapi pengganti pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) untuk dapat
hemodialisa Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang pada tahun 2017
menunjukkan nilai yang signifikan sebesar 0,000 (p>0,05) yang artinya adanya
hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani
Ginjal Kronis merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990 dan
meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Lebih dari 2 juta penduduk di
dunia mendapatkan perawatan dengan dialisis atau transpalantasi ginjal dan
meningkat menjadi 3.8% pada tahun 2018. Daerah yang mengalami angka
tertinggi di indonesia adalah Kalimatan Utara mencapai 2.0% pada tahun 2013
dan mengalami peningktan menjadi 6.4% pada tahun 2018. Daerah yang
Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Riau mencapai 1.0%.
Sulawesi Barat yang mencapai 2.0% pada tahun 2013 dan mengalami penurunan
angka kejadian menjadi 1.8% pada tahun 2018. Di Sumatera Selatan sendiri
Pada tahun 2013 mencapai 1.0% dan mengalami peningkatan menjadi 2.3% pada
tahun 2018.
depresi dan 7 pasien mengalami depresi pada saat awal terdiagnosa penyakit
waktu menerima keadaan saat ini dan menjalani terapi hemodialisa. Di dapatkan
data di Medical Record Rumah Sakit Islam Siti Khadijah Kota Palembang pada
tahun 2016 terdapat 125 pasien yang mengalami penyakit gagal ginjal kronik,
pada tahun 2017 terjadi peningkatan pasien gagal ginjal kronik menjadi 147
pasien. Pada tahun 2018 terdapat peningkatan yang begitu signifikan menjadi
335 pasien, pada awal januari sampai akhir bulan maret tercatat ada 83 pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di Rumah Sakit Islam Siti
menderita depresi ringan dan 50% pasien mendapatkan dukungan keluarga baik.
Hasil uji kolerasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,010 dan
nilai koefisien korelasi sebesar -0,462. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat
keluarga yang didapatkan pasien maka semakin rendah tingkat depresi pasien
tersebut.
keluarga dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.
pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI
Chronic kidney disease (CKD) kerusakan faal ginjal yang hampir selalu
tak dapat pulih dan disebabkan berbagai hal. Menurut data yang didapatkan baik
disembuhkan. Tidak sedikit pasien yang baru terdiagnosa CKD dan menjalani
berguna lagi. Menurut peneliti dengan adanya dukungan keluarga baik itu
pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI
pada pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa
pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah
Kota Palembang.
sumber informasi dalam proses pengembangan belajar dalam teori dan praktik
khususnya tingkat depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa.
Penelitian ini dilakukan di RSI Siti Khadijah Kota Palembang dan di rencakan
akan dilakukan pada bulan Mei 2019. Populasi pada penelitian ini adalah pasien
dalam penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 65 responden. Desain
TINJAUAN PUSTAKA
perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami-istri, atau suami-istri dan
anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Keluarga adalah
kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan aturan
1) Patrlineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara sedarah
ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak saudara
sedarah istri.
saudara suami.
Ada 3 tipe keluarga menurut Jhonson dan Leny (2010), diantaranya yakni:
1. inti, yang terdiri dari suami, istri, dan anak atau anak-anak.
2. Keluarga konjugal, yang terdiri dari pasangan dewasa (ibu dan ayah) dan
3. Selain itu terdapat juga keluarga luas yang ditarik atas dasar garis
Menurut Jhonson dan Leny (2010), ada beberapa fungsi keluarga dalam
1) Fungsi biologis:
a. Meneruskan keturunan
2) Fungsi psikologis:
3) Fungsi sosialisasi:
perkembangan anak
4) Fungsi ekonomi:
keluarga
kebutuhan keluarga
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya
sebagai berikut.
yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya
pada dukungan sosial yang dirasakan oleh anggota keluarga ada atau dapat
keluarga dapat datang dari dalam dukungan sosial keluarga, seperti dukungan
pasangan atau dukungan sibling atau dari luar dukungan sosial keluarga, yaitu
keluarga).
sebagai berikut:
terhadap emosi.
Menurut Widyanto (2014) dukungan merupakan keterlibatan yang
diberikan oleh keluarga dan teman kepada klien untuk mengatur dan merawat
elemen dasar diantaranya adalah persepsi bahwa ada sejumblah orang Iain
bentuk, yaitu
sedang dihadapi.
c. Dukungan Penghargaan (esteem support) bentuk dukungan penghargaan
anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tidak berdaya serta bunuh diri
(Lestari, 2015).
berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala penyertanya, termasuk
(Manurung, 2016).
1. Teori biologis
disregulasi asetilkolin.
2. Pandangan psikodinamika
Studi psikologi tentang depresi dimulai oleh freud dan karl Abraham.
kehilangan.
3. Prespektif behavioral
yaitu:
menyenagkan.
b. Jika prilaku seseorang tidak menghasilkan penghargaan atau
rendah.
kurang.
4. Perspektif kognitif
Dasar teori ini adalah adanya ide bahwa pengalaman yang sama
perspektif kognitif ini muncul model distorsi dari Beck dia menyatakan
depan.
a. Faktor Biologi
dalam darah urine dan cairan serebrospinal pada pasien gangguan mood.
b. Faktor Genetik
umum.
c. Faktor psikososial
Penyebab defresi salah satunya ialah kehilangan objek yang di cintai. Ada
Orang dengan gangguan depresi tidak selalu memiliki gejala yang sama
(Manurung, 2016).
menyenangkan.
Adanya tanda berupa waktu yang lama (dua tahun atau lebih) tidak
nyaman.
depresi ini:
dan delusi.
b. Postpartum depression (depresi postpartum), yang terjadi pada
ada cahaya matahari. Depresi ini secara umum akan menghiang selama
musim gugur dan musim semi. SAD biasanya diberi perlakuan berupa
terapi cahaya.
sedang, dan berat terletak pada penilaian klinis yang kompleks yng meliputi
1. Depesi ringan
a. Sekurang kurangnya harus ada dua dari gejala – gejala utama depesi.
minggu.
2. Depresi sedang
a. Sekurang – kurangnya ada dua dari gejala utama dari deresi ringan.
b. Dan sekurang – kurangnya tiga dan sebaik – baiknya ada empat dari
gejala lain.
c. Lama seluruh episode berlangsung minimum 2 minggu.
3. Depresi berat
c. Bila ada gejala penting yang jelas, maka pasien tidak mau atau tidak
sosial.
perasaan.
2. Psikotik Suportif
kelompok.
4. Latihan relaksasi
5. Terapi prilaku
laku maladaptive.
Kidney Disease (CKD) adalah kerusakan faal ginjal yang hampir selalu tak
dapat pulih dan dapat disebabkan berbagai hal. Istilah uremia telah dipakai
sebagai nama keadaan ini selama lebih dari satu abad, walaupun sekarang kita
sadari bahwa gejala gagal ginjal kronik tidak seluruhnya disebabkan retensi
yaitu penyakit ginjal atahp akhir dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan dan elektrolit serta
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah). Gagal ginjal kronis terjadi bila ginjal sudah tidak mampu
pemulihan fungsi tidak dimulai. Pada kebanyakan individu transisi dari sehat
ke status kronis atau penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu
Perbedaan kata kronis disini dibanding dengan akut adalah kronologis waktu
bahwa gagal ginjal kronis merupakan kondisi penyakit pada ginjal yang
Glomerular Rae (GFR) dengan angka GFR <60 ml/menit/1.73 m2 (Eko &
Andi, 2014).
2.3.2 Anatomi Fisiologi
https://www.google.com/amp/alamipedia.com/anatomi-fisiologi-ginjal-
gambar-menarik/amp/
Ginjal berfungsi :
1. Mengatur volume air (cairan dalam tubuh). Kelebihan air dalam tubuh
akan dieksresikan oleh ginjal sebagai urine (kemih) yang encer dalam
posfat).
perubahan pH darah.
(pestisida).
2.3.3 Etiologi
1. Diabetus mellitus
2. Glumerulonefritis kronis
3. Pielonefritis
7. Gangguan vaskuler
8. Lesi herediter
Menurut Clevo dan Margareth (2012), penyebab gagal ginjal kronik adalah:
sistemik)
tubulus ginjal)
7) Netropati toksik
dinding arteri.
penyebab utama gagal ginjal kronik, terutama pada populasi bukan orang
kulit putih.
sitemik).
7) Nefropati toksik.
2.3.4 Patofisiologi
Secara ringkas patofisiologi gagal ginjal kronis dimulai pada fase awal
sisa masih bervariasi dan bergantung pada bagian ginjal yang sakit. Sampai
fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi klinis gagal ginjal
kronik mugkin minimal karena nefron-nefron sisa yang sehat mengambil alih
Seiring dengan makin banyaknya nefron yang mati, maka nefron yang
rusak dan akhirnya mati. Sebagian dari siklus kematian ini tampaknya
pembentukan jaringan parut dan aliran darah akan berkurang. Pelepasan renin
sebagai respon dari kerusakan nefron dan secara progresif fungsi ginjal
2.3.5 Klasifikasi
a. Stadium I
yang paling ringan, faal ginjal masih baik. Pada tahap ini penderita belum
dalam batas normal. Selama tahap ini kreatinin serum dan kadar BUN
memberikan beban kerja yang berat, seperti tes pemekatan kemih yang
b. Stadium II
Insufiensi ginjal (faal ginjal antara 20%-50%). Pada tahap ini penderita
ke tahap yang lebih berat. Pada tahap ini lebih dari 75% jaringan yang
berfungsi telah rusak. Kadar BUN baru mulai meningkat diatas batas
melebihi kadar normal. Poliuria akibat gagal ginjal biasanya lebih besar
anemia pada gagal ginjal dengan faal ginjal diantara 5%-25%. Faal ginjal
c. Stadium III
Uremi gagal ginjal (faal ginjal kurang dari 10%). Semua gejala sudah
jelas dan penderita masuk dalam keadaan tak dapat melakukan tugas
mual, muntah, nafsu makan berkurang, sesak nafas, pusing, sakit kepala,
90% dari masa nefron telah hancur. Nilai GFR-nya 10% dari keadaan
normal dan kadar kreatinin mungkin sebesar 5-10ml/menit atau kurang.
Pada keadaan ini kreatinin serum dan kadar BUN akan meningkat dengan
penderita mulai merasakan gejala yang cukup parah karena ginjal tidak
dalam tubuh. Pada stadium akhir gagal ginjal, penderita pasti akan
Menurut Eko dan Andi (2014), menunjukkan bahwa tanda dan gejala
klinis pada gagal ginjal kronis dikarenakan gangguan yang bersifat sistemik.
Ginjal sebagian organ koordinasi dalam peran sirkulasi memiliki fungsi yang
Berikut ini adalah tanda gejala yang ditunjukkan oleh gagal ginjal kronis:
1) Ginjal dan gastrointestinal
2) Kardiovaskuler
3) Respiratory system
Biasanya terjadi edema pulmonal, nyeri pleura, friction rub dan efusi
pleura, crackles, spuntum yang kental, uremic pleuritis, dan uremic lung,
4) Gastrointestinal
vomiting.
5) Integumen
6) Neurologis
lengan, dan kaki. Selain itu, juga adanya kram pada otot dan refleks
7) Endokrin
8) Hematopoitiec
Nyeri pada sendi dan tulang, demineralisasi tulang, fraktur patologis, dan
Menurut Eko dan Andi (2014), menunjukkan bahwa fungsi ginjal yang
Lakukan perawat oral hygiene melalui sikat gigi dengan bulu sikat yang
nyaman di mulut.
sesuai dengan anjuran diet. Beri dukunan intake tinggi kalori, rendah
crackles pada auskultasi paru.selain itu juga, status hidrasi bisa dilihat
dari keringat berlebih pada aksila, lidah yang kering, hipertensi, dan
edema perifer.
9) Latih klien napas dalam dan batuk efektif untuk mencegah terjadinya
10) Jaga kondisi septik dan aseptik setiap prosedur perawatan (pada
15) Laporkan segera jika ditemui tanda-tanda perikarditis (friction rub dan
nyeri dada).
sebagai berikut:
1. Urin
Volume: biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
reabsorbsi natrium
2. Darah
Kalium: meningkat
Magnesium: meningkat
Kalsium: menurun
Protein: menurun
ekstravaskular, masa
atau filtrasi. Hemodialisis adalah suatu metode terapi dialisis yang digunakan
untuk mengeluarkan cairan dan produk limbah dari dalam tubuh ketika secara
Hemdialisa dapat dilakukan pada saat toksin atau zat racun harus segera
dari peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea,
kreatin, asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeable sebagai
pemisah darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses
gagal ginjal untuk menghilangkan sisa toksik, kelebihan cairan dan untuk
semi permeable sebagai pemisah antara darah dan cairan diaksat yang sengaja
1) Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA untuk
sementara sampai fungsi ginjalnya pulih (laju filtrasi glomerulus <5 ml).
terdapat indikasi:
b. Asidosis
d. Kadar ureum / kreatinin tinggi dalam darah (ureum > 200 mg%,
e. Kelebihan cairan
Pada Muttaqin dan Sari (2011), menjelaskan bahwa ada tiga prinsip
Dari klien mengalir darah dari jarum/kanul arteri dengan pompa darah
jarum arteri.
Sirkuit darah punya 3 monitor: tekanan arteri, tekanan vena dan detektor
gelembung udara.
Air bersih, bebas dari elektrolit, mikroorganisme atau bahkan asing lain
K+ : 0 – 4,0 meq/l
Cl- : 90 – 112
Acetat/bicarbonat : 33 – 45
2.4.5 Komplikasi
dalam pelasanaan hemodialisa yang sering terjadi pada saat dilakukan terapi
adalah:
1. Hipotensi
2. Kram otot
4. Sakit kepala
5. Sakit dada
6. Gatal-gatal
8. Kejang
sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya adanya hubungan dukungan keluarga dengan
tingkat depresi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa
Stadium I
Stadium II
Stadium III
Hemodialisa
METODE PENELITIAN
observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat artinya tiap subjek
status karakter atau variabel subjek pada saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2010).
keluarga terhadap tingkat defresi pada pasien Choronic Kidney Disease (CKD)
Palembang 2019.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek
dan dianggap mewakili seluruh populasi. Dengan kata lain, sampel adalah
(Setiadi, 2013).
hemodialisa
a. Pria/Wanita
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2
n = Jumlah sampel
maka berdasarkan rumus diatas jumlah sampel yang akan diteliti adalah :
𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑑)2
183
𝑛=
1 + 183 (0,1)2
183
𝑛
1 + 183 (0,01)
183
𝑛
1 + 1.83
183
𝑛=
2.83
𝑛 = 64.6 dibulatkan menjadi 65 orang.
Maka sample yang di dapatkan adalah sebanyak 65 pasien mengalami
Palembang.
Kerangka konsep adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konsep
tentang suatu topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapatkan dari konsep
tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh penulis merupakan ringkasan
dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang diteliti
(Setiadi, 2013).
Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan variabel terikat.
Untuk lebih jelasnya digambarkan dalam bentuk skema kerangka konsep sebagai
berikut.
Skema 3.1
Kerangka Konsep penelitian
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Definisi Skala
Variabel Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur
Tingkat Kondisi Wawancara Kuesioner Dinyatakan Interval
seseorang skor:
mengalami 1. Ringan
perasaan 9-11
subjektif
adanya
penderitaan
berat
n berupa dukungan
dan (dahlan,
penghargaan 2013)
pada pasien
penyakit gagal
ginjal yang
menjalani
terapi
hemodialisa
3.6 Hipotesis
Ha :
Chronic Kidneu Disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI Siti
Khadijah Palembang
Ho :
a. Tidak ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada pasien
Chronic Kidneu Disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI Siti
Khadijah Palembang
a. Data primer
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh Rumah Sakit Islam Siti
Khadijah Palembang. Yaitu data jumlah pasien penyakit gagal ginjal yang
1. Tahap Persiapan
c. Setelah surat atau izin dari rumah sakit, peneliti mendatangi kembali
2. Tahap Pelaksanaan
kesehatan rumah sakit maupun melihat data rekam medik pasien CKD
responden.
memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah
1. Editing (Memeriksa)
pengumpul data.
Setelah semua kuesioner terisi penuh dan benar, serta sudah melewati
yang sudah di-entry dapat dianalisis. Pemrosesan data dilakukan dengan cara
macam paket program yang dapat digunakan untuk pemrosesan data dengan
program yang sudah umum digunakan untuk entry data adalah paket
Pembersihan data, lihat variabel apakah data sudah benar atau belum.
yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan tersebut
5. Mengeluarkan informasi
tersebut di gunakan uji statistik Chi Squere dengan batasan kemaknaan 0,05 <
Apabila nilai P , 0,05 maka hasil perhitungan statistic bermakna dan apabila nilai
P > 0,05 maka hasil perhitungan statistic tidak bermakna. (Notoatmodjo, 2010).
Dukungan Keluarga terhadap Tingkat Depresi pada Pasien CKD yang Menjalani
Rumah Sakit Islma Siti Khadijah Palembang sebagai tempat penelitian melalui
(Hidayat, 2014):
1. Informed Consent
2. Anonymity
3. Confidentiality
penelitian.
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI
PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI
TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ISLAM
SITI KHADIJAH PALEMBANG
TAHUN 2019
Kode :
Tanggal/Waktu :
A. DATA DEMOGRAFI
Petunjuk: isilah data sesuai dengan pertanyaan, dan berikan tanda checlist (√)
1. Umur :
2. Jenis Kelamin :
Perempuan
Laki-laki
3. Pendidikan :
SD
SMP
SMU
Diploma
Sarjana
4. Pekerjaan :
Pegawai Negeri
Wirawasta
Petani
Lain-lain (sebutkan)
B. DUKUNGAN KELUARGA
Kadang- Tidak
No. Dukungan Selalu Sering
kadang pernah
Dimensi Instrumental
1 Keluarga membantu saya
dalam mengatasi masalah
perekonomian dengan
memberikan bantuan dana
2 Keluarga menyediakan
makanan dan minuman sesuai
diit gagal ginjal kronik
3 keluarga menemani dan
mengunjungi saya waktu sakit
4 keluarga membantu saya
melakukan aktivitas yang tidak
bisa saya lakukan
5 Keluarga mengingatkan saya
untuk istirahat dan mengurangi
kegiatan yang saya lakukan
Dimensi Informasional
6 keluarga memberikan kekuatan
pada saya untuk mengatasi
rasa takut saat menjalani terapi
hemodialisa
7 Saya dan anggota keluarga
lainnya berdiskusi untuk
mengatasi masalah yang
timbul karena penyakit
8 Keluarga mengingatkan saya
untuk teratur menjalani terapi
hemodialisa
9 keluarga memberi dukungan
dalam mengatasi komplikasi
akibat terapi hemodialisa
10 Keluarga memberikan
nasehat/informasi efek
samping yang timbul akibat
hemodialisis
Dimensi Emosional
11 keluarga memberikan
semangat pada saya untuk
tetap mengikuti terapi
hemodialisa secara teratur
12 Saya merasa nyaman di rumah
13 Saya merasa senang dan
bahagia tinggal dengan
keluarga
14 keluarga mengijinkan saya
untuk berinteraksi dengan
lingkungan sekitar saya
15 Keluarga memberikan
semangat pada saya untuk
mempertahankan pengobatan
hemodialisa
Dimensi Penilaian
16 Keluarga meminta pendapat
saya terhadap pelaksanaan
terapi hemodialisa
17 Keluarga mendukung saya
sharing dengan sesama
penderita gagal ginjal kronik
yang menjalani hemodialisa
18 Keluarga mendukung aktivitas
sosial yang saya lakukan
dengan sesama penderita gagal
ginjal kronik yang menjalani
hemodialisa
19 Keluarga memberikan
dorongan pada saya untuk
tetap menjalani terapi
hemodialisa
20 Keluarga mengarahkan saya
pada orang yang menjalani
hemodialisa untuk
mendapatkan nasihat dan saran
C. DEPRESI
Isilah data sesuai dengan pertanyaan, dan berikan tanda checlist (√) pada