Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ginjal merupakan organ penting yang berfungsi menjaga komposisi darah

dengan mencegah menumpuknya limbah dan mengendalikan keseimbangan

cairan dalam tubuh, menjaga level elektrolit seperti sodium, potasium dan fosfat

tetap stabil, serta memproduksi hormon dan enzim yang membantu dalam

mengendalikan tekanan darah, membuat sel darah merah dan menjaga tulang

tetap kuat (Kemenkes RI, 2017).

Gagal ginjal terjadi jilka ginjal tidak mampu dalam mengangkut sampah

metabolik tubuh atau melakukan fungsi regulernya. Suatu bahan yang biasanya

dielimasi di urin menumpuk di dalam cairan tubuh akibat gangguan ekskresi

renal dan menyebabkan gangguan fungsi endokrin dan metabolik, cairan,

elektrolit, serta asam basa. Gagal ginjal merupakan penyakit sistemik dan

merupakan jalur akhir yang umum dari berbagai penyakit traktus urinarius dan

ginjal (Clevo & Margareth, 2012).

Terapi pengganti pada pasien Gagal Ginjal Kronik (GGK) untuk dapat

mempertahankan hidup adalah hemodialisa (HD), yang bertujuan menghasilkan

fungsi ginjal sehingga dapat memperpanjang kelangsungan hidup pada penderita

GGK. Hemodialisa merupakan suatu proses pembuangan zat-zat sisa

metabolisme yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi ginjal yang


mengalami kegagalan secara permanen. Penilitian yang dilakukan di unit

hemodialisa Rumah Sakit Tentara dr. Soejono Magelang pada tahun 2017

menunjukkan nilai yang signifikan sebesar 0,000 (p>0,05) yang artinya adanya

hubungan dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani

terapi hemodialisa (Kartika B. S., 2017).

Dukungan Keluarga sangat dibutukan dalam proses

penyembuhan/pemulihan penderita gagal ginjal kronik yang menjali terapi

hemodialisa. Orang yang hidup dalam lingkungan yang supportif dengan adanya

perhatian, kasih sayang, motivasi kondisinya akan jauh lebih baik dari mereka

yang tidak memilikinya. Penelitian yang dilakukan di RSUD dr. Dradjat

Prawiranegara Serang pada tahun 2017 menunjukkan bahwa hampir sebagian

besar responden yang memiliki dukungan keluarga positif (47%), sebagian besar

responden memiliki kejadian depresi minimal (64%) (Lukmanulhakim dan

Lismawati, 2017).

Data Global Burder of Disease Tahun 2010 menunjukkan, Penyakit

Ginjal Kronis merupakan penyebab kematian ke-27 di dunia tahun 1990 dan

meningkat menjadi urutan ke-18 pada tahun 2010. Lebih dari 2 juta penduduk di

dunia mendapatkan perawatan dengan dialisis atau transpalantasi ginjal dan

hanya sekitar 10% yang benar-benar mengalami perawatan tersebut.

Menurut prevalensi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas, 2018) >15 tahun

menunjukkan, Penyakit gagal ginjal kronik di Indonesia mencapai 2.0% dan

meningkat menjadi 3.8% pada tahun 2018. Daerah yang mengalami angka
tertinggi di indonesia adalah Kalimatan Utara mencapai 2.0% pada tahun 2013

dan mengalami peningktan menjadi 6.4% pada tahun 2018. Daerah yang

mengalami angka kejadian paling sedikit di Indonesia pada tahun 2013

diantranya adalah Nusa Tenggara Barat, DKI Jakarta, Kalimantan Timur,

Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Selatan dan Riau mencapai 1.0%.

daerah yang mengalami angka kejadian paling sedikit di indonesia adalah

Sulawesi Barat yang mencapai 2.0% pada tahun 2013 dan mengalami penurunan

angka kejadian menjadi 1.8% pada tahun 2018. Di Sumatera Selatan sendiri

Pada tahun 2013 mencapai 1.0% dan mengalami peningkatan menjadi 2.3% pada

tahun 2018.

(Data Kota Palembang)

(Data Rumah Sakit)

Menurut hasil penelitian (Devita J. I., 2017) menunjukkan 50% pasien

menderita depresi ringan dan 50% pasien mendapatkan dukungan keluarga baik.

Hasil uji kolerasi Spearman menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,010 dan

nilai koefisien korelasi sebesar -0,462. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pasien CKD yang

menjalani hemodialisa di RSD dr. Soebandi Jember. Semakin tinggi dukungan

keluarga yang didapatkan pasien maka semakin rendah tingkat depresi pasien

tersebut.

Menurut hasil penelitian (Kartika B. S., 2017) menunjukkan nilai

signifikasi sebesar 0,000 (p<0,05) yang artinya adanya hubungan dukungan


keluarga dengan tingkat depresi pada pasien yang menjalani terapi hemodialisa.

Ada hubungan signifikansi dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada

pasien yang menjalani terapi hemodialisa di unit hemodialisa Rumah sakit

tentara dr. Soedjono Magelang.

Menurut hasil penelitian (Lukmanulhakim L., 2017) menunjukkan bahwa

hampir sebagian besar responden yang memiliki dukungan keluarga positif

(47%), sebagian besar responden memiliki kejadian depresi minimal (64%).

Hasil analisis bivariat menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara

dukungan keluarga (p=0,010) dengan kejadian depresi. Dukungan keluarga

sangat dibutuhkan dalam proses penyembuhan/pemulihan penderita penyakit

gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penliti pada tanggal

(......) 2019 terhadap pasien di ruang (.......) ketika survey di RSI Khadijah Kota

Palembang, didapatkan (......)

Berdasarkan latar belakang diatas menjadi penting untuk dilakukannya

penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada

pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI

Siti Khadijah Kota Palembang.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, dapat di ketahui angka kejadian gagal

ginjal kronis semakin meningkat dengan seiring berjalannya waktu. Pada tahun
1990 penyakit ginjal kronis menduduki peringkat ke-27 penyebab kematian dunia

dan meningkat menjadi peringkat ke-18 pada tahun 2010. Di ketahui lebih dari 2

juta penduduk didunia mendapat perawatan dialisis dan hanya 10% yang benar-

benar mengalami perawatan tersebut. Tindakan hemodialisa dapat menurunkan

resiko kerusakan organ-organ vital lainnya akibat akumulasi zat toksik dalam

sirkulasi, tetapi tindakan hemodialisa tidak menyembuhkan atau mengembalikan

fungsi ginjal secara permanen. Di indonesia sendiri mengalami peningkatan

penyakit ginjal kronik yang semula hanya 2.0% meningkat pada tahun 2018

menjadi 3.8%. Di Sumatera Selatan sendiri mengalami peningkatan pada tahun

2013 mencapai 1,0% menjadi 2,3% pada tahun 2018.

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah belum diketahuinya

hubungan antara dukungan keluarga dengan tingkat depresi pada pasien cronic

kidney disease (CKD) yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah

Palembang.

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada

pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di RSI

Siti Khadijah Kota Palembang.


1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahuinya hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada

pasien chronic kidney disease (CKD) yang menjalani terapi hemodialisa di

RSI Siti Khadijah Kota Palembang.

1.4.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada pasien gagal

ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah Kota

Palembang.

2. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat depresi pada pasien gagal ginjal

kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah Kota Palembang.

3. Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat depresi pada

pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa di RSI Siti Khadijah

Kota Palembang.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Rumah Sakit


Penelitian ini bermanfaat menambah wawasan perawat dalam memahami

tingkat depresi pasien chronic kidney disease yang menjalani terapi hemodialisa,

sehingga berguna dalam meningkatkan kualitas asuhan keperawatan untuk

peningkatan pelayanan keperawatan.


1.5.2 Bagi STIK Bina Husada
Bagi institusi pendidikan diharapkan dapat menjadi tambahan masukan

sumber informasi dalam proses pengembangan belajar dalam teori dan praktik

khususnya dibidang ilmu keperawatan mengenai penyakit gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisa.

1.5.3 Bagi Peneliti


Dapat dijadikan sebagai penerapan ilmu yang didapat selama proses belajar

dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan wawasan keilmuan khususnya

tingkat depresi pada pasien gagal ginjal yang menjalani hemodialisa.

1.6 Ruang Lingkup

Penelitian ini masuk kedalam area masalah keperawatan medikal bedah.

Penelitian ini dilakukan di RSI Siti Khadijah Kota Palembang dan dilakukan pada

tanggal (...) 2019. Populasi pada penelitian ini adalah pasien yang menjalani

hemodialisa di RSI Siti Khadijah Kota Palembang. Pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi wanita, usia > 18

tahun, durasi hemodialisis minimal 3 bulan, dan kemauan untuk berpartisipasi dalam

penelitian. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 30 responden. Desain penelitian

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan uji

kolmogrov-smirnov.

Anda mungkin juga menyukai