Anda di halaman 1dari 20

PBAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga merupakan lingkungan sosial pertama bagi anak yang memberi
dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah
satunya adalah belajar menghormati orang yang lebih tua serta membantu
menyelesaikan berbagai masalah yang timbul. Orang tua diharapkan dapat
membantu anak dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan untuk mengatasi
masalah secara realistik dan simpati. Oleh karena itu, keluarga sebagai tempat
untuk mengkondisikan pemberian nilai positif pada anak. Salah satu aspek
penting dari perawatan adalah penekanannya pada unit keluarga.
Keluarga merupakan unit dasar dari masyarakat dan lembaga sosial yang
paling banyak memiliki efek-efek menonjol terhadap anggota keluarga.
Tujuan utama dari keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung
semua harpan-harapan dan kewajiban masyarakat serta membentuk dan
mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan
kepentingan setiap anggota individu dalam keluarga. Setiap anggota keluarga
memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi, dan sosial. Keluarga harus berfungsi
menjadi perantara bagi tuntunan-tuntunan dan harapan dari semua individu
yang ada dalam unit keluarga.
Permulaan dari keluarga dengan tahap anak usia dewasa awal ditandai dengan
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan rumah
kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap ini dapat singkat
dan agak panjang, tergantung pada beberapa banyak anak yang ada dalam
rumah atau berapa banyak anak yang belum menikah yang masih tinggal
dirumah setelah tamat dati SMA dan perguruna tinggi. Fase ini ditandai oleh
tahun-tahun puncak persiapan dari dan oleh anak-anak untuk kehidupan
dewasa sendiri. Tugas-tugas perkembangan menjadi penting ketika sebuah
keluarga tersebut berubah dari sebuah rumah tangga dengan anak-anak ke
sebuah rumah tangga yang hanya terdiri dari sepasang suami dan istri.

1
Tujuan utama keluarga adalah reorganisasi keluarga menjadi sebuah unit yang
tetap berjalan sementara melepaskan anak-anak yang dewasa ke dalam
kehidupan yang sendiri (Duvall, 1977).

B. Rumusan Masalah
1. Apa Definisi Keluarga?
2. Apa Fungsi Keluarga?
3. Bagaimana Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga?
4. Bagaimana Konsep Dasar Keluarga Dewasa?
5. Bagaimana Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap
Perkembangan Pada Anak Dewasa (Anak Pertama Baru Menikah
Meninggalkan Rumah)?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Definisi Keluarga
2. Untuk Mengetahui Fungsi Keluarga
3. Untuk Mengetahui Tahap Dan Tugas Perkembangan Keluarga
4. Untuk Mengetahui Konsep Dasar Keluarga Dewasa
6. Untuk Mengetahui Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Tahap
Perkembangan Pada Anak Dewasa (Anak Pertama Baru Menikah
Meninggalkan Rumah)

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
melalui ikatan perkawinan dan kedekatan emosi yang masing-masing
mengidentifikasi diri sebagai bagian dari keluarga (Ekasari, 2000).
Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial setiap anggota (Duval, 1997).
Keluarga sebagai dua atau lebih individu yang berhubungan karena hubungan
darah, ikatan perkawinan atau adopsi, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dalam peranannya dan menciptakan serta
mempertahankan budaya (Bailon, 1978).
Keluarga adalah suatu sistem sosial yang dapat menggambarkan adanya
jaringan kerja dari orang-orang yang secara regular berinteraksi satu sama lain
yang ditunjukkan oleh adanya hubungan yang saling tergantung dan
mempengaruhi dalam rangka mencapai tujuan (Leininger, 1976).
Jadi dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah,
hidup dalam satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan
atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental,
emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.

B. Fungsi Keluarga
Menurut (Friedmann, 2009) terdapat lima fungsi dasar untuk mengidentifikasi
keluarga, antara lain:
1. Fungsi Afektif
Berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga yang merupakan basis
kekuatan keluarga. Berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.

3
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagian dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dipelajari dan
dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam kelurga. Dengan
demikian kelurga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif. Komponen yang
perlu dipenuhi oleh keluarga dalam fungsi afektif adalah:
1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling
mendukung antar anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan
kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain maka kemampuan
untuk memberikan kasih sayang akan maningkat yang pada akhirnya
tercipta hubungan yang hangat dan saling mendukung.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim yang positif maka fungsi afektif akan tercapai.
3) Ikatan dan identifikasi, ikatan dimulai sejak pasangan sepakat
memulai hidup baru. Ikatan anggota keluarga dikembangkan melalui
proses identifikasi dan penyesuian pada berbagai aspek kehidupan
anggota keluarga. Orang tua harus mengemban proses identifikasi
yang positif sehingga anak-anak dapat meniru perilaku yang positif
tersebut.
2. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir, keluarga merupakan tempat individu untuk
belajar bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang
diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin, belajar
norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
dengan keluaarga.
3. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain

4
untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan yaitu untuk
membentuk keluarga dan meneruskan keturunan.
4. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat
tinggal. Banyak pasangan yang kita lihat sekarang dengan penghasilan
yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan
permasalahan yang berujung pada perceraian.
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga berfungsi untuk melaksanakan praktek asuhan kesehatan yaitu
mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan merawat anggota keluarga
yang sakit. Kemampuan keluarga memberikan asuahan kesehatan
mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan kelurga
melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Adapun tugas kesehatan keluarga adalah
sebagai berikut:
1) Mengenal masalah.
2) Membuat keputusan tindakan yang tepat.
3) Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit.
4) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat.
5) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat.

5
C. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga
Terdapat 8 tahap tumbuh kembang keluarga (Duval 1985 dan Friedman 1998)
antara lain yaitu:
Tahap I Keluarga Pemula
Keluarga pemula merujuk pada pasangan menikah atau tahap pernikahan. Tugas
perkembangan keluarga saat ini adalah membangun perkawinan yang saling
memuaskan, menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis dan
merencanakan keluarga berencana.
Tahap II Keluarga sedang mengasuh anak
(anak tertua bayi sampai umur 30 bulan)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap II, yaitu membentuk keluarga muda
sebagai sebuah unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan,
memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran
orang tua kakek dan nenek dan mensosialisasikan dengan lingkungan keluarga
besar masing-masing pasangan.
Tahap III Keluarga dengan anak usia pra sekolah
(anak tertua berumur 2-6 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap III, yaitu memenuhi kebutuhan anggota
keluarga, mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang baru sementara
tetap memenuhi kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga dan luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan,
mulai mengenalkan kultur keluarga, menanamkan keyakinan beragama dan
memenuhi kebutuhan bermain anak.
Tahap IV Keluarga dengan anak usia sekolah
(anak tertua usia 6-13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga tahap IV, yaitu mensosialisasikan anak termasuk
meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman
sebaya, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi
kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur dan
memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah.

6
Tahap V Keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada tahap V, yaitu menyeimbangkan kebebasan
dengan tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan
kembali hubungan perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan
anak-anak, memberikan perhatian, memberikan kebebasan dalam batasan
tanggung jawab dan mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
Tahap VI Keluarga yang melepas anak usia dewasa muda
(mencakup anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
Tahap ini adalah tahap keluarga melepas anak dewasa muda dengan tugas
perkembangan keluarga antara lain: memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat dari hasil pernikahan anak-
anaknya, melanjutkan untuk memperbaharui dan menyelesaikan kembali
hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia dan sakit-sakitan dari
suami dan istri.
Tahap VII Orang tua usia pertengahan
(tanpa jabatan atau pensiunan)
Tahap keluarga pertengahan dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini juga dimulai ketika
orang tua memasuki usia 45-55 tahun dan berakhir pada saat pasangan pensiun.
Tugas perkembangannya adalah menyediakan lingkungan yang sehat,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arah dengan lansia dan
anak-anak, memperoleh hubungan perkawinan yang kokoh.
Tahap VIII
Keluarga dalam tahap pensiunan dan lansia
Dimulai dengan salah satu atau kedua pasangan memasuki masa pensiun terutama
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dan berakhir dengan pasangan
lain meninggal. Tugas perkembangan keluarga adalah mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang
menurun, mempertahankan hubungan perkawinan, menyesuaikan diri terhadap
kehilangan pasangan dan mempertahankan ikatan keluarga antara generasi.

7
D. Konsep Dasar Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Keluarga Pada
Dewasa (Pelepasan)
1. Pengertian Tahap Perkembangan Keluarga Pada Dewasa (Pelepasan)
Tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa dimulai pada saat anak
pertama mulai meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini tergantung dari
jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan
tetap tinggal bersama orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepas anak
untuk hidup sendiri. Keluarga mempersipakan anaknya yang tertua untuk
membentuk keluarga sendiri dan tetap membantuk anak terakhir untuk
lebih mandiri (Wahit Iqbal Mubarak, dkk 2006).
Masa ini sering disebut adult, masa dewasa, masa dimana usia sudah
berkisar ke angka di atas 21 tahun. Masa dewasa merupakan periode yang
penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Selain itu masa dimana
mempersiapkan masa depan, penentu karier dan masa usia memasuki dunia
pekerjaan dan masa dunia perkarieran, masa mempersiapkan punya
keturunan dan masa usia matang, masa penentuan kehidupan, dan prestasi
kerja di masyarakat, masa merasa kuat dalam hal fisik, masa energik, masa
kebal, masa jaya dan masa merasakan hasil perjuangan. Masa dewasa
ditandai dengan kemampuan produktif dan kemandirian.
Menurut (Prof. Dr. A.E Sinolungan, 1997) masa dewasa dapat di bagi
dalam beberapa fase yaitu:
1) Fase dewasa awal
Fase dewasa awal (20/21-24 tahun) seorang mulai bekarya dan mulai
melepaskan ketergantungan kepada orang lain. Tugas-tugas
perkembangan pada masa dewasa awal yaitu:
a. Mereka mendapat pengawasan dari orang tua
b. Mereka mulai mengembangkan persahabatan yang akrab dan
hubungan yang intim di luar
c. Mereka membentuk seperangkat nilai pribadi
d. Mereka mengembangkan rasa identitas pribadi
e. Mereka mempersiapkan untuk kehidupan kerja

8
2) Fase Dewasa tengah
Fase dewasa tengah (25-40 tahun) ditandai sikap mantap memilih teman
hidup dan membangun keluarga. Dewasa tengah menggunakan energy
sesuai kemampuannya untuk menyesuaikan konsep diri dan citra tubuh
terhadap realita fisiologis dan perubahan pada penampilan fisik. Harga
diri yang tinggi, citra tubuh yang bagus dan sikap positif terhadap
perubahan fisiologis muncul jika orang dewasa mengikuti latihan fisik
diet yang seimbang, tidur yang adekuat dan melakukan hygiene yang
baik.
a. Teori-teori tentang masa dewasa tengah
a) Teori Erikson
Menurut teori perkembangan Erikson, tugas perkembangan yang
utama pada usia baya adalah mencapai generatifitas (Erikson,
1982). Generatifitas adalah keinginan untuk merawat dan
membimbing orang lain. Dewasa tengah dapat mencapai
generatifitas dengan anak-anaknya melalui bimbingan dalam
interaksi sosial dengan generasi berikutnya. Jika dewasa tengah
gagal mencapai generatifitas akan terjadi stagnasi. Hal ini
ditunjukkan dengan perhatian yang berlebihan pada dirinya atau
perilaku merusak anak-anaknya dan masyarakat.
b) Teori Havighurst
Teori perkembangan Havighurst telah diringkas dalam tujuh
perkembangan untuk orang dewasa tengah (Havighurst, 1972).
Tugas perkembangan tersebut meliputi pencapaian tanggung
jawab social orang dewasa, menetapkan dan mempertahankan
standar kehidupan, membantu anak-anak remaja tanggung jawab
dan bahagia, mengembangkan aktivitas luang, berhubungan
dengan pasangannya sebagai individu, menerima dan
menyesuaikan perubahan fisiologis pada usia pertengahan serta
menyesuaikan diri dengan orang tua yang telah lansia.

9
3) Fase dewasa akhir
Fase dewasa akhir (41-50/55tahun) ditandai karya produktif, sukses
sukses berprestasi dan puncak dalam karier. Sebagai patokan, pada masa
ini dapat dicapai kalau status pekerjaan dan sosial seseorang sudah
mantap. Masalah-masalah yang mungkin timbul yaitu:
a. Menurunnya keadaan jasmaniah
b. Perubahan susunan keluarga
c. Terbatasnya kemungkinan perubahan-perubahan baru dalam bidang
pekerjaan atau perbaikan kesehatan yang lalu
d. Penurunan fungsi tubuh
2. Tugas Perkembangan Keluarga dengan Tahap Anak Usia Dewasa
Tugas perkembangan keluarga antara lain sebagai berikut: (Setiadi, 2008)
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orang tua suami atau istri yang sedang sakit dan memasuki
masa tua
4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian
anak
5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga
6) Berperan suami atau istri, kakek atau nenek
7) Menciptakan lingkunga rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak-
anak
Sedangkan tugas perkemabangan keluarga menurut (Carter dan Mc.Goldrik,
1998, Duvall dan Miller, 1985) antara lain yaitu:
1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga
baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
2) Melanjutkan untuk memperbarui dan menyesuaikan kembali hubungan
perkawinan.
3) Membantu orang tua atau lanjut usia yang sakit-sakitan dari suami atau
istri

10
3. Permasalahan Kesehatan Keluarga Dengan Tahap Anak Usia Dewasa
Muda
1) Komunikasi kaum dewasa muda dengan orang tua mereka perlu
ditingkatkan
2) Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri
3) Masalah perawatan orang tua lanjut usia
4) Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan
situasi fisik (kolestrol tinggi, obesitas atau kegemukan, tekanan darah
tinggi)
5) Masalah gaya hidup perlu mendapatkan perhatian antara lain,
kebiasaan minum alkohol, merokok, makan dan lain-lain.
4. Peran Perawat Dalam Keluarga Dengan Tahap Anak Usia Dewasa
Muda
Masalah utama kesehatan meliputi masalah komunikasi kaum dewasa
muda dengan orang tua mereka. Masalah-masalah transisi peran bagi
suami-istri, masalah orang yang memberikan perawatan (bagi orang tua
lanjut usia) dan munculnya kondisi kesehatan kronis dan faktor-faktor yang
berpengaruh seperti kolestrol tinggi, obesitas, dan tekanan darah tinggi dan
keluarga berencana bagi remaja dan dewasa muda tetap penting.
Masalah-masalah menopause di kalangan wanita umum terjadi. Efek-efek
dikaitkan dengan kebiasaan minum, merokok yang lama dan praktek diet
semakin jelas. Terakhir, perlunya strategi promosi kesehatan dan “gaya
hidup sehat” menjadi lebih penting bagi anggota keluarga yang dewasa
(Friedman, 1998).
1) Memberikan pendidikan konseling pada keluarga.
2) Merawat orang tua lanjut usia dengan keluarga bermasalah lainnya.
3) Mengkaji kebutuhan atau permasalahan keluarga dan berupaya
menanggulanginnya

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Tahap Perkembangan Keluarga Dengan


Dewasa (Pelepasan)
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerjasama dengan keluarga dan
individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari proses keperawatan keluarga
adalah sebagai berikut:
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan
informasi secara terus menerus tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian
merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar
diperoleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,
perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan sehari-
hari), lugas dan sederhana (Suprajitno, 2004). Kegiatan yang dilakukan dalam
pengkajian meliputi pengumpulan informasi dengan cara sistematis dengan
menggunakan suatu alat pengkajian keluarga diklasifikasikan dan dianalisa
(Friendman, 1998). Data-data yang dikumpulkan antara lain sebagai berikut:
1) Data umum
2) Riwayat dan tahapan perkembangan
3) Lingkungan
4) Struktur keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Stress dan koping keluarga
7) Harapan keluarga
8) Data tambahan
9) Pemeriksaan fisik
Dari hasil pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi masalah
kesehatan yang dihadapi keluarga.

12
Ketika mengkaji dewasa awal dan tengah, perawat harus mempertimbangkan
perbandingan tugas perkembangan mereka dan juga membedakan tahap serta
konsekuensi perkembangan baik psikologi dan biologis.

1. Perkembangan Psikologis
Dewasa muda telah melengkapi pertumbuhan fisiknya pada usia 20 tahun.
Dewasa awal biasanya lebih aktif, mengalami penyakit berat tidak
sesering kelompok usia yang lebih tua. Cenderung mengakibatkan gejala
fisik dan sering menunda dalam mencari perawatan kesehatan.
Karakteristik dewasa muda mulai berubah mendekati usia baya. Temuan
pengkajian umumnya dalam batas normal, kecuali klien mempunyai
penyakit.
Namun demikian klien pada tahap perkembangan ini dapat mengambil
manfaat dari pengkajian gaya hidup pribadi. Pengkajian gaya hidup dapat
membantu perawat dan klien mengidentifikasi kebiasaan yang
meningkatkan resiko, seperti resiko penyakit jantung, paru, ginjal atau
penyakit kronik lainnya. Pengkajian gaya hidup pribadi dewasa awal
meliputi pengkajian kepuasan hidup secara umum, yaitu:
1) Hobi dan Minat
2) Kebiasaan, meliputi diet, tidur, olah raga, perilaku seksual dan
penggunaan kafein, alcohol dan obat terlarang
3) Kondisi rumah, meliputi rumah, kondisi ekonomi, jenis asuransi
kesehatan dan hewan peliharaan
4) Lingkungan pekerjaan, meliputi jenis pekerjaan, pemajanan terhadap
fisik dan mental.
2. Perkembangan Kognitif
Kebiasaan berpikir rasional meningkat secara tetap pada masa dewasa awal
dan tengah. Pengalaman pendidikan formal dan informal, pengalaman
hidup secara umum dan kesempatan pekerjaan secara dramatis
meningkatkan konsep individu, pemecahan masalah dan keterampilan
motorik.

13
Mengidentifikasi area pekerjaan yang diinginkan adalah tugas utama
dewasa awal. Ketika seseorang mengetahui persiapan pendidikannya,
keahlian, bakat dan karakteristik kepribadian. Pilihan pekerjaan menjadi
lebih mudah dan biasanya meraka akan lebih luas dengan pilihannya. Akan
tetapi, banyak dewasa awal kekurangan sumber dan system pendukung
untuk memfasilitasi pendidikan lebih lanjut atau pengembangan keahlian
yang diperluhkan untuk berbagai posisi pekerjaan. Akibatnya, beberapa
dewasa awal mempunyai pilihan pekerjaan yang terbatas
3. Perkembangan Psikososial
Kesehatan emosional dewasa awal berhubungan dengan kemampuan
individu mengarahkan dan memecahkan tugas pribadi dan social. Dewasa
awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja
yang tidak ada tanggung jawab dan memikul tanggung jawab dewasa.
Namun pola tertentu atau kecenderungan relatif dapat diperkirakan. Antara
usia 23-28 tahun, orang dewasa memperbaiki perpepsi diri dan kemampuan
berhubungan. Dari usia 29-34 tahun orang dewasa mengarahkan kelebihan
energinya terhadap pencapaian dan penguasaan dunia sekitarnya. Usia 35-
43 tahun adalah waktu ujian yang besar dari tujuan hidup dan hubungan.
Perubahan telah dibuat dalam kehidupan pribadi, sosial dan pekerjaan.
Seringkali stress dalam ujian ini mengakibatkan “krisis usia baya” ketika
pasangan dalam pernikahan, gaya hidup dan pekerjaan dapat berubah.
4. Stress Pekerjaan
Stres pekerjaan dapat terjadi setiap hari atau dari waktu ke waktu.
Kebanyakan dewasa awal dapat mengatasi krisis dari hari ke hari. Stres
situasi pekerjaan situasional dapat terjadi ketika atasan baru memasuki
tempat pekerjaan, tenggat waktu hampir dekat, atau seorang pekerja diberi
tanggung jawab baru atau besar. Kecenderungan terbaru pada dunia bisnis
saat ini dan faktor risiko stres pekerjaan menurun, yang memicu
peningkatan tanggung jawab pegawai dengan posisinya lebih sedikit dalam
struktur perusahaan. Stres pekerjaan juga terjadi jika seseorang tidak puas
pada pekerjaan atau tanggung jawabnya. Karena setiap individu menerima
pekerjaan yang berbeda, maka tiap stresor bervariasi pada setiap klien.

14
Pengkajian perawat pada dewasa awal harus meliputi deskripsi pekerjaan
yang biasa dilakukan dan pekerjaan saat ini jika berbeda. Pengkajian
pekerjaan juga meliputi kondisi dan jam kerja, durasi bekerja, perubahan
pada kebiasaan tidur atau makan, dan tanda peningkatan iritabilitas dan
kegugupan.
5. Stress Keluarga
Setiap keluarga mempunyai berbagai peranan dan pekerjaan yang dapat
diprediksi untuk anggota keluarganya. Peran ini memungkinkan keluarga
berfungsi dan menjadi bagian efektif dalam masyarakat. Salah satu peran
penting adalah kepala keluarga. Bagi kebanyakan keluarga, salah satu
orang tua adalah pemimpin keluarga atau kedua orang tua berperan
coleader. Ketika perubahan akibat dari penyakit, krisis keadaan dapat
terjadi. Perawat harus mengkaji faktor lingkungan dan keluarga termasuk
sistem pendukung, penguasaan mekanisme yang biasa digunakan oleh
anggota keluarga.

2. Tahap Perumusan Diagnosa Keperawatan


Diagnosa keperawatan merupakan kumpulan pernyataan, uraian dari hasil
wawancara, pengamatan langsung dan pengukuran dengan menunjukan status
kesehatan mulai dari potensial, resiko tinggi sampai dengan masalah yang
actual (Santun setiawan dkk, hal 48).
3. Tahap Penyusunan Rencana Keperawatan
Apabila masalah kesehatan maupun masalah keperawatan telah teridentifikasi,
maka langkah selanjutnya adalah menyusun rencana keperawatan sesuai
dengan urutan prioritas masalahnya. Rencana keperawatan keluarga
merupakan kumpulan tindakan yang direncanakan oleh perawat untuk
dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan atau
masalah kesehatan yang telah diidentifikasi (Mubarak dkk, 2011).
4. Tahap Pelaksanaan Keperawatan Keluarga
Pelaksanaan merupakan salah satu dari proses kepearawatan keluarga dimana
perawat mendapat kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga dalam

15
mengadakan perbaikan kearah perilaku yang hidup sehat (Mubarak dkk,
2011,hal 108).
5. Tahap Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian
dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak atau belum berhasil,
maka perlu disusun rencana baru yang sesuai. Sesuai tindakan keperawatan
mungkin tidak dapat dilakuka dalam satu kali kunjungan ke keluarga. Oleh
karena itu, kunjungan dapat dilakukan secara bertahap sesuai dengan waktu
dan ketersediaan keluarga. (Mubarak dkk, 2011,hal 109)

B. Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan


1. Ketidak efektifan koping keluarga b.d ketidak adekuatan sumber psikologi
untuk beradaptasi terhadap proses meninggalkan rumah
Intervensi keperawatan:
1. Kaji status koping individu saat ini
a. Kaji kemampuan untuk menghubungkan fakta-fakta
b. Dengarkan dengan cermat dan amati wajah, gerak tubuh, kontak mata
dan intonasi suara
2. Berikan dukungan jika individu berbicara
a. Tenangkan bahwa perasaan yang dirasakan olehnya awal mulanya
memang sulit
b. Jika individu menjadi pesimis upayakan untuk lebih memberi harapan
pandangan realistis
3. Dorong untuk melakukan evaluasi diri tentang perilakunya
4. Bantu individu untuk memecahkan masalah dengan cara yang konstruktif
5. Bicarakan alternative yang mungkin timbul
a. Berikan kesempatan untuk belajar dan menggunakan teknik
pelaksaanan stress (misalnya jogging, yoga, dll)

16
2. Gangguan proses keluarga b.d pertambahan anggota keluarga
Intervensi keperawatan:
1) Bantu keluarga menghadapi kekhawatirannya terhadap masalah tersebut
2) Dorong keluarga untuk mengungkapkan rasa bersalah, marah,
menyalahkan diri, bermusuhan dan mengenal lebih lanjut perasaannya
dalam anggota keluarga
3) Bantu keluarga untuk mengenal peran dan menentukan prioritas untuk
mempertahankan integritas keluarga dan menurunkan stress
4) Bina hubungan saling percaya antara anggota keluarga

3. Ketidak efektifan pemeliharaan kesehatan b.d kurangnya pengetahuan tentang


pencegahan penyakit
Intervensi keperawatan:
1) Kaji pengetahuan tentang pencegahan primer
2) Ajarkan pentingnya penceahan sekunder
3) Tentukan pengetahuan yang di perlukan untuk mengatasi kondisi
penyakit
4) Kaji apakah sumber daya yang di butuhkan di rumah tersedia

4. Konflik pengambilan keputusan b.d pertentangan dalam system pendukung


Intervensi keperawatan:
1) Bina hubungan saling percaya dan berarti untuk meningkatkan hubungan
saling pengertian dan perhatian
2) Fasilitasi proses pengambilan keputusan yang logis
3) Beri dorongan pada orang terdekat untuk terlibat dalam keseluruhan
proses pengambilan keputusan
4) Berikan dukungan pada individu bahwa keptusan sepenuhnya berada di
tangannya dan menjadi haknya untuk mengambil suatu keputusan
5) Libatkan seluruh anggota keluarga dalam proses pengambilan keputusan

17
5. Resiko kesepian b.d pelepasan anak (anak telah menikah dan pergi dari
rumah)
Intervensi keperawatan:
1) Identifikasi factor penyebab dan penunjang
2) Beri dorongan pada ondividu untuk mengungkapkan perasaan
kesepiannya
3) Tingkatkan interaksi social
a. Arahkan system pendukung tetangga dan keluarga individu
b. Rujuk individu pada penyuluhan keterampilan social
c. Tawarkan umpan balik tentang bagaimana individu menampilkan diri
pada orang lain
4) Kurangi hambatan kontak social
5) Identifikasi aktivitas yang membantu mempertahankan individu tetap
sibuk, terutama dalam periode resiko tinggi kesepian.

18
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Keluarga adalah sekumpulan dua orang atau lebih yang dihubungkan oleh ikatan
perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam satu rumah tangga, memiliki
kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan
untuk menciptakan atau mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan
fisik, mental, emosional, dan sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan
bersama.
Keluarga akan mengalami perubahan dan pertumbuhan sepanjang waktu. Setiap
tahap perkembangan memiliki tantangan, kebutuhan, dan sumber masing-masing
termasuk tugas yang perlu diselesaikan sebelum keluarga dapat meningkat ke
tahap berikutnya dengan sukses. Dengan asuhan keperawatan yang diberikan
oleh tenaga kesehatan telah membantu keluarga dalam menyelesaikan tugas-
tugas perkembangan dengan lancar sesuai dengan tahap perkembangan keluarga
dewasa awal (melepas anak sebagai dewasa) sehingga dapat menciptakan dan
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan
sosial anggota keluarga.

B. Saran
Kepada setiap keluarga diharapkan dapat mengetahui dan memahami tahap
perkembangan keluarga pada anak dewasa, memahami tugas-tugas
perkembangan keluarga, permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi dan
mengetahui peran dan tanggung jawab orang tua agar dapat menyelesaikan dan
mencapai tujuan pada tahap perkembangan keluarga anak dewasa.
Selain itu diharapkan untuk perawat dapat memahami dan mengerti tentang
konsep asuhan keperawatan keluarga agar dapat menerapkan dan memberikan
pelayanan yang efektif.

19
DAFTAR PUSTAKA

1. Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar keperawatan keluarga : Riset, Teori


dan. Praktek. Jakarta : EGC
2. Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 1. Jakarta :
EGC
3. Mubarak, wahit iqbal. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas Buku 2. Jakarta :
EGC
4. Setiawati, santun. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta : Trans info
med
5. Sudiharto, (2007). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan
Keperawatan Transkultural. Jakarta: EGC
6. Suprayitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi dan Praktik.
Jakarta : EGC

20

Anda mungkin juga menyukai