Anda di halaman 1dari 10

JURNAL

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM


PEMBELAJARAN DI MI AL-IHSAN BAMBU-APUS PAMULANG

Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Psikologi Pendidikan


yang diampu oleh DR. Fidrayani, M.Psi

Oleh :

Fatihatul Mufarrohah

NIM 11140183000044

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017
PENGGUNAAN TEKNOLOGI DAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN
DI MI AL-IHSAN BAMBU APUS-PAMULANG
Fatihatul Mufarrohah
Email : Fatihatul.mufarrohah14@mhs.uinjkt.ac.id
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
ABSTRAK
Pendidikan di era globalisasi seperti zaman saat ini menuntut para pendidik untuk
paham akan teknologi untuk digunakan ketika proses kegiatan pembelajaran. Karena peserta
didik saat ini sangat berbeda dengan peserta didik terdahulu dimana para pendidik terdahulu
menggunakan system pembelajaran kuno yaitu system pembelajaran satu arah yang hanya
menggunakan metode ceramah ketika menyampaikan materi pelajaran sehingga membuat para
peserta didik merasakan jenuh dalam proses pembelajaran. Berbeda dengan zaman saat ini,
terjadinya banyak perubahan dan perkembangan yang sangat meningkat dalam proses
pembelajaran dimana dipicu oleh perkembangan teknologi. Sehingga pendidik jangan sampai
ketinggalan zaman dan terkalahkan oleh peserta didik bahkan peserta didik yang lebih pintar
mengenai teknologi yang ada pada saat ini. Pendidik menjadi faktor penting dalam proses
pembelajaran dengan tugas utama dalam membantu peserta didik agar dapat belajar sesuai
kebutuhan dan minatnya. Penggunaan teknologi ini diharapkan mampu meningkatkan hasil-
hasil pembelajaran peserta didik.
Kata Kunci: Teknologi, Pembelajaran

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi terus meningkat seiring dengan meningkatnya kebutuhan
manusia, tanpa terkecuali dalam bidang Pendidikan sehingga sangat memiliki pengaruh besar
terhadap Pendidikan di Indonesia. Kemajuan IPTEK yang telah kita temukan di lingkungan
kita saat ini memberikan banyak kemudahan bagi semua kalangan. Namun tidak bisa kita
pungkiri, bahwa dengan adanya kemajuan IPTEK terdapat sisi negative dan sisi positif
didalamnya.
Telah kita ketahui bersama bahwa peserta didik zaman saat ini sudah dikenalkan
dengan berbagai macam teknologi salah satunya yaitu teknologi informasi atau bisa disebut
dengan handphone. Dimana melalui handphone dapat berkomunikasi dengan jarak jauh,
namun selain dapat berkomunikasi didalamnya terdapat aplikasi dan dapat mengakses internet.
Hal tersebutlah yang harus diperhatikan dan diawasi terhadap peserta didik agar tidak
berdampak buruk. Disinilah pendidik dituntut untuk update lebih awal dari peserta didik
mengenai teknologi yang berkembang pesat pada zaman saat ini.
Pesatnya keamajuan teknologi tidak bisa dipungkiri, terlebih didalam pembelajaran.
Menurut Degeng (2004) melihat kualitas pembelajaran dari dua segi yaitu segi proses dan hasil
pembelajaran. sedangkan upaya untuk memperbaiki kualitas proses pembelajaran mengarah
kepada munculnya prakarsa baik dari peserta didik maupun tenaga pendidik. Dari pendapat
tersebut dapat disimpulkan, bahwa perubahan dalam pola pembelajaran sangat dibutuhkan.
Pendidik zaman saat ini tidak bisa mengajar hanya dengan menggunakan system pembelajaran
secara konvensional dimana peserta didik hanya mendengarkan penjelasan materi yang
disampaikan oleh pendidik di depan kelas sehingga terciptanya rasa jenuh ketika pembelajaran
berlangsung. Akan tetapi dalam dinamika perkembangan zaman yang sangat pesat ini, pendidik
harus menggunakan dan memanfaatkan teknologi dalam pembelajaran di kelas dengan harapan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta terciptanya pembelajaran yang sangat
menyenangkan.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran pada suatu Sekolah dipengaruhi oleh salah satu
faktor yaitu, faktor pendidik. Pendidik lah yang menjadi faktor penting dalam proses
pembelajaran dengan tugas utama dalam membantu peserta didik agar dapat belajar sesuai
kebutuhan dan minatnya.
Berdasarkan atas apa yang telah disampaikan, maka penulis tertarik untuk mendalami
lebih jauh berkaitan dengan penggunaan teknologi dan media dalam pembelajaran dengan
lokasi penelitian di MI Al-Ihsan Bambu Apus-Pamulang. Hal ini dikarenakan peneliti melihat
masih banyaknya pendidik yang dalam proses pembelajaran masih belum memanfaatkan
teknologi dan media dalam pembelajaran.

PEMBAHASAN

Definisi Teknologi Pembelajaran


Definisi teknologi pembelajaran menurut AECT (Association for Educational
Communications Technology) 1994 : “Teknologi Pembelajaran adalah teori dan praktek dalam
desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber
untuk belajar”. Jadi teknologi pembelajaran dapat diartikan “teori dan praktek dalam desain
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, serta evaluasi tentang proses dan sumber untuk
belajar”. Berdasarkan pengertian teknologi pembelajaran diatas berarti guru diharapkan
mampu mengembangkan, memanfaatkan, mengelola serta mengevaluasi proses belajar
mengajar dan mampu mengembangkan, memanfaatkan, mengelola serta mengevaluasi sumber
belajar. ( Ardiyanto Tanjung, 2011 : 72).
Definisi teknologi pembelajaran diperbarui pada tahun 2008 menjadi “Educational
Technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving
performance by creating, using, and managing appropriate technological process and
resources ”. Dalam kutipan dari karangan Januszewski and Molenda teknologi Pembelajaran
adalah studi dan etika praktek untuk memfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja
melalui penciptaan, penggunaan, dan pengelolaan proses dan sumber daya teknologi.
Teknologi pembelajaran menuntut inovasi dan kreatifitas guru walau sederhana menggunakan
dengan optimal apa yang sudah tersedia. Bukan berarti harus menggunakan peralatan yang
mahal. ( Ardiyanto Tanjung, 2011 : 72).
Di dalam gelombang peradaban mansuia menurut Alvin Toffler, seorang ilmuwan dan
futuris terkemuka, mengemukakan tiga gelombang penting perkembangan peradaban manusia
dalam buku The Third Waves, yaitu : (a) gelombang pertama: teknologi pertanian; (b)
gelombang kedua: teknologi industry; dan (c) gelombang ketiga: teknologi elektronik. Setiap
tahap perkembangan atau gelombang peradaban memiliki karakteristik penting yang menandai
berlangsungnya era tersebut. Pada setiap era peradaban tergambar pola perilaku manusia yang
menonjol dan penggunaan teknologi untuk melakukan kegiatan. (Benny A. Pribadi, M. A, 2017
: 1-2).
Gelombang ketiga, merupakan era berkembangnya teknologi elektronik pada
masyarakat. Era ini berlangsung pada masyarakat informasi yang ditandai dengan frekuensi
pertukaran informasi yang tinggi dan berlangsung sangat cepat. Masyarakat pada tahap ini
menganggap infromasi sebagai kekuatan atau power yang menentukan banyak aspek dalam
kehidupan manusia. (Benny A. Pribadi, M. A, 2017 : 2-3).
Teknologi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari semua aspek kehidupan
masuia. Hampir dalam semua kegiatan, manusia memanfaatkan teknologi, baik yang sederhana
maupun yang canggih. Teknologi dalam hal ini didefiniskan sebagai : “……is the collection of
technique, skills, methodes and processes used in the production of goods or services or in the
accomplishment of objectives, such as scientific investigation. Technology can be the
knowledge of techniques, processes, and the like, or it can be embedded in machines which can
be operated without detailed knowledge of their workings”. (Benny A. Pribadi, M. A, 2017 :
3-4).
Dimana teknologi dalam hal tersebut mendefinisikan bahwa teknologi merupakan
kumpulan teknik, keterampilan, metode dan proses yang digunakan dalam produksi barang
atau jasa atau dalam pencapaian tujuan, seperti penyelidikan ilmiah tanpa pengetahuan
terperinci tentang proses cara kerjanya.

Definisi Media Pembelajaran


Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi. Berasal
dari Bahasa latin medium (“antara”), istilah ini merujuk pada apa saja yang membawa
informasi antara sebuah sumber dan sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks,
audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), orang-orang. Tujuan dari media
adalah untuk memudahkan komunikasi dan belajar.
Media yang paling umum digunakan adalah teks. Teks merupakan karakter alfanumerik
yang mungkin ditampilkan dalam format apapun seperti buku, poster, papan tulis, layer
computer, dan sebagainya. Media lainnya yang umum digunakan dalam belajar adalah audio.
Audio mencakup apa saja yang anda bisa dengar suara orang, music, suara mekanis (deru mesin
mobil), suara berisik, dan sebagainya. Suara-suara tersebut bisa langsung terdengar atau
direkam. Visual rutin digunakan untuk memicu belajar. Visual meliputi diagram pada sebuah
poster, gambar pada sebuah papan tulis putih, foto, gambar pada sebuah buku, kartun, dan
sebagainya. Jenis-jenis media lainnya adalah video. Ini merupakan media yang menampilkan
gerakan, termasuk DVD, rekaman video, animasi komputer, dan sebagainya. Sekumpulan
benda-benda sering kali tidak termasuk media adalah model dan benda sebenarnya. Perekayasa
bersifat tiga dimensi dan bisa disentuh dan dipegang oleh para peserta didik. Kategori keenam
dan terakhir dari media adalah orang-orang, ini bisa berupa pendidik, peserta didik, atau ahli
bidang studi. Orang-orang sangatlah penting bagi pembelajaran. Para peserta didik belajar dari
pendidik, peserta didik lainnya, dan orang dewasa. (Sharon E. Smaldino dkk, 2011: 7).
Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik tujuannya adalah untuk
menyampaikan pesan terhadap pendidik dengan berbagai media belajar. Sering kali pendidik dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar pesan yang seharusnya sampai pada peserta didik malah
menjadi hilang arah karena kesalahan memilih media pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri
dipungkiri peserta didik jenuh dengan cara belajar yang monoton apalagi hanya dengan
menggunakan metode verbal.
Menurut Suharsi (2010:90) “Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem
pembelajaran”. Terdapat berbagai macam media pembelajaran dengan penggunaan yang tepat
sesuai dengan materi pembelajaran agar mendapat manfaat dari penggunaan tersebut. penggunaan
media harus didasarkan pada pemilihan yang tepat sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi
dalam menunjang efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Pengertian Media Secara
Umum adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber
(pemberi pesan) kepada penerima pesan sehingga dapat merangsang fikiran dan perasaan serta
minat dan perhatian siswa sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan dapat terjadi pada
sasaran atau si penerima.
Secara umum media juga dipandang sebagai sesuatu hadiah yang didalamnya termasuk
baik perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Sehingga media itu sendiri
sebagai alat penghubung antara pemberi pesan (komunikator) kepenerima pesan (komunikan).
Bahwa komunikator bertujuan efektif dan efisien terhadap pesan. Media pendidikan adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan guru mengajar dari siswa belajar, baik secara langsung maupun tidak
langsung hingga siswa dapat menerima sejumlah pengetahuan, sikap dan keterampilan sebagai
hasil belajar. (Rahmayanti, 2015: 88-89).

Definisi Belajar dan Pembelajaran


Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh pegetahuan,
meningkatkan keterampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan mengokohkan kepribadian.
Dalam konteks menjadi tahu atau proses memperoleh pengetahuan, menurut pemahaman sains
konvensional, kontak manusia dengan alam diistilahkan dengan pengalaman (Experience).
Pengalaman yang terjadi berulang kali melahirkan pengetahuan, (Knowledge), atau a body of
knowledge. Definisi ini merupakan definisi umum dalam pembelajaran sains secara
konvensional, dan beranggapan bahwa pengetahuan sudah terserak di alam, tinggal bagaiman
peserta didik atau pembelajar bereksplorasi, menggali dan menemukan kemudian
memungutnya, untuk memperoleh pengetahuan.
Dalam dunia pendidikan kejuruan terdapat kegiatan utama yang menjadi inti dari
pendidikan yaitu pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan yang sengaja diadakan
dengan rancangan tertentu untuk memudah-kan kegiatan belajar. Menurut Gagne bahwa
pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptakan dengan maksud untuk
memudahkan terjadinya proses belajar. Artinya, pembelajaran adalah merupakan kegiatan
yang secara sistematis dirancang dan dilaksanakan dengan prosedur tertentu untuk melakukan
pendekatan sebaik mungkin untuk tercapainya tujuan belajar yang telah ditetapkan.
Pembelajaran setidaknya melibatkan 4 elemen yang menjadi syarat terjadi
pembelajaran. Sistem Pendidikan Nasional dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 (Depdiknas,
2003) mendefinisikan mengenai pembelajaran yaitu, pembelajaran adalah proses interaksi
peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Berdasarkan
hal tersebut maka untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah idealnya keempat
elemen itulah yang seharusnya menjadi fokus perbaikan dan pengembangan.
Dalam pembelajaran idealnya akan selalu terjadi interaksi antara pendidik dengan
peserta didik. Karena pendidik dan peserta didik merupakan dua elemen yang berada pada
lingkungan belajar dan memanfaatkan sumber belajar. (Valiant dan Budi, 2016: 113)
Dalam teori pembelajaran dibicarakan tentang prinsip-prinsip yang dipakai untuk
memecahkan masalah-masalah praktis di dalam pembelajaran dan bagaimana menyelesaikan
masalah yang terdapat dalam pembelajaran sehari-hari. Teori pembelajaran tidak saja berbicara
tentang bagaimana manusia belajar, tetapi juga mempertimbangkan hal-hal lain yang
mempengaruhi manusia secara psikologis, biografis, antropologis dan sosiologis. Tekanan
utama teori ini adalah prosedur yang telah terbukti berhasil meningkatkan kualitas
pembelajaran, yaitu: bahwa kejadian-kejadian di dalam pembelajaran yang mempengaruhi
proses belajar dapat dikelompokan ke dalam kategori umum, tanpa memperhatikan hasil
belajar yang diharapkan. Namun tiap-tiap hasil belajar terdapat kejadian khusus untuk dapat
terbentuk. (Siti Maesaroh, 2013: 156-157).
Perkembangan Teknologi Dalam Pendidikan
Seperti kita ketahui, dewasa ini terjadi perkembangan yang amat cepat dalam berbagai
aspek kehidupan, baik di bidang politik, ekonomi, kebudayaan, pertahanan, komunikasi dan
sebagainya yang berdampak kepada Pendidikan dan pembelajaran. Dalam kaitan ini UNESCO
sesuai laporannya yang diberi judul Learning: The Treasure Within (1996) menyampaikan
adanya sejumlah tantangan kontroversial yang harus dihadapi dengan cara menyeimbangkan
berbagai tekanan (tension). Dalam dunia pembelajaran, untuk menghadapi dan beradaptasi
dengan berbagai tantangan itu. UNESCO memberikan resep berupa apa yang disebut empat
pilar belajar, (four pillars of education/learning), yaitu: belajar untuk mengetahui (learning to
know), belajar untuk bekerja (learning to do), belajar untuk hidup berdampingan dan
berkembang bersama (learning to live together), dan belajar untuk menjadi manusia seutuhnya
(learning to be). Learning to be ini yang diharapkan menjadi sasaran akhir proses
pembelajaran. ( Suyono & Hariyanto, 2011: 28-29).
Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media-media
komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail dan lain sebagainya. Interaksi antar
pendidik dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka dan juga
dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Pendidik dapat memberikan layanan
tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat
memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber media cyber space atau
ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling mutakhir adalah
berkembangnya apa yang disebut “cyber teaching” atau pengajaran Maya, yaitu proses
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lain yang makin populer saat
ini ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media Teknologi
Komunikasi dan Informasi khususnya Internet.
Perkembangan teknologi komunikasi itu dapat dipahami dari berbagai sudut. Menurut
Onong Uchyana Efendy, dalam Sejarah ilmu pengetahuan terjadi empat kali revolusi. Revolusi
Pertama membuka era bagi penelitian mengenai gaya grafitasi dan penelitian tentang dinamika
gerakan benda-benda. Era ini dirintis oleh Isac Newton yang dilanjutkan dengan Bernouljs,
Euler, Lagrange dan Laplace. Revolusi Kedua lebih memusalikan pada sifat-sifat kelistrikan
dan kemagnitan benda sebagai keseluruhan. Juga mengenai sifat-sifat radiasi. Revolusi kedua
ini dipelopori oleh Farady dan Maxwell. Revolusi Ketiga dimulai pada awal abad ini dengan
diketemukannya sifat kuantum cahaya oleh Max Plane. Pemikiran ketiga ini dipelopori oleh
Einstien dengan teori relativitasnya. Tokoh-tokoh lainnya pada revolusi ketiga ini adalah
Rutherford yang menemukan atom, Bohr penemu kuantum, dan Iain-lain. Revolusi Keempat
sering disebut dengan revolusi fisika, dimulai pada tahun 1938 dengan ditemukannya suatu
tipe materi baru yang oleh Anderson disebut partikel, karena pada jaman dahulu atom
diperkirakan sebagai benda paling kecil yang tidak mungkin dipecah lagi. (Mohammad
Zamroni, 2009: 198).

Metode Penelitian
Penelitian ini, menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis penggunaan
teknologi dalam pembelajaran di MI Al-Ihsan, apa saja yang menjadi faktor penghambat dan
pendukung penggunaan teknologi dalam pembelajaran, serta bagaimana upaya sekolah dalam
melakukan optimalisasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran di MI Al-Ihsan. (Chaidar
Husain, 2014: 185).
Metode kualitatif secara khusus menghasilkan kekayaan data yang rinci tentang banyak
orang dan banyak kasus. Penelitian kualitatif bersifat induktif yaitu pengembangan konsep
yang didasarkan atas data yang ada, mengikuti desain penelitian yang fleksibel sesuai
konteksnya. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang dipakai pada kondisi
obyek yang alamiah. (Sugiyono,2009: 1-2).
Penelitian ini dilakukan di MI Al-Ihsan, hal ini peneliti pilih dikarenakan MI Al-Ihsan
adalah sekolah yang menurut peneliti peralatan (fasilitas ) Teknologi lebih lengkap dibanding
dengan sekolah-sekolah yang ada disekitarnya. Untuk memperoleh data peneliti melukukan
studi dokumen dan pengamatan lapangan, serta melakukan wawancara dengan berbagai
informan. Informan dalam penelitian ini adalah Kepala sekolah, Urusan Hubungan
Masyarakat, Urusan Kurikulum, pendidik dan peserta didik serta angota Komite Sekolah yang
berada di MI Al-Ihsan.
Data dikumpulkan dengan menggunakan tiga teknik pengumpulan data yaitu:
observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan uji derajat
kepercayaan (credibility) melalui teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan
keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain. Triangulasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah triangulasi dengan sumber, yaitu membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam
penelitian kualitatif. Selain menggunakan triangulasi sumber, penelitian ini juga menggunakan
triangulasi metode. (Ida Rusmiyati, dkk, 2014 : 175).
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya
dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-
item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. (Suharsini Arikunto,
2013: 272).

Hasil dan Pembahasan


Melalui penggunaan media maka diharapkan potensi penggunaan indra peserta didik
dapat terakomodir secara maksimal sehingga kadar hasil belajar peserta didik akan meningkat.
Salah satu aspek media yang diunggulkan mampu untuk meningkatkan hasil belajar siswa
adalah media yang bersifat gabungan dari unsur media seperti teks, gambar, serta animasi, dan
multimedia presentasi dapat mengakomodir kesemua unsur tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh dan dianalisis, dapat dipaparkan hasil penelitian yang
sebagai berikut:

1. Penggunaan Teknologi dan Media dalam Pembelajaran di MI Al-Ihsan adalah cukup


maksimal. Hal ini ditandai dengan frekuensi penggunaan teknologi dan media dalam
pembelajaran yang peneliti rangkum seperti pada tabel 1

Tabel 1
Penggunaan Tujuan Frekuensi Optimalisasi
teknologi dan Penggunaan penggunaan Penggunaan
media dalam
pembelajaran
Jenis Fasilitas
Komputer Efektifitas dan besar Cukup maksimal
efisiensi
pembelajaran

LCD Proyektor Fariasi besar Cukup Maksimal


pembelajaran

e_mail Pembelajaran Baru sebatas Tidak maksimal


tidak kenal batasan mengenal e-mail
waktu dan tempat
WEB Pembelajaran informasi sekolah Cukup Maksimal
tidak kenal batasan secara umum
waktu dan tempat
serta informasi
dapat diperoleh
dari mana saja

2. Kendala Penggunaan Teknologi dan Media Dalam Pembelajaran


a. Terbatasnya komputer dan LCD sebagai media pembelajaran (Komputer dan LCD
belum tersedia di setiap ruang pembelajaran)
b. Masih ada pendidik dalam mengoperasikan komputer dan LCD kurang terampil.
c. Pendidik banyak yang tidak memiliki alamat E_mail, temuan ini didukung dengan tidak
lengkapnya arsip tentang alamat E_mail pribadi pendidik.
d. Pendidik belum banyak yang menulis pada WEB sekolah, peneliti peroleh data bahwa
pada WEB Sekolah yang menulis masih pendidik tertentu atau masih sebatas informasi
umum artinya WEB belum dimanfaatkan sebagai media pembelajaran
Kendala penggunaan E_mail dan WEB sebagai media pembelajaran adalah pendidik
belum terbiasa atau kurang terampil menulis pada WEB dan pendidik belum terbiasa
menggunakan E_mail yang dimiliki.
Berkaitan dengan penggunaan jejaring sosial sebagai sebuah sistem pembelajaran
belum banyak dilirik oleh para pendidik, hal ini dikarenakan masih banyaknya pendidik
yang belum mencoba untuk mulai memanfaatkan jejaring sosial sebagai salah satu
alternatif strategi pembelajaran. Situs jejaring sosial yang akrab di kalangan peserta didik
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran, guna menggantikan fungsi
perangkat lunak learning management system. Dibandingkan dengan perangkat lunak
learning management system, jejaring sosial memiliki keunggulan karena bisa digunakan
tanpa harus menyewa atau mengelola server serta yang terpenting adalah lebih akrab
dikalangan peserta didik.

Simpulan dan Saran


Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa hal berkaitan
dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran di MI Al-Ihsan yaitu :
1. Penggunaan Teknologi dalam pembelajaran di MI Al-Ihsan belum digunakan secara
keseluruhan oleh semua pendidik. Alasannya masih banyak pendidik ketika menggunakan
teknologi dalam pembelajaran masih kurangnya memahami cara penggunaannya dan
terdapat rasa takut salah ketika menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Selain itu
juga masih terbatasnya penggunaan internet untuk mencari informasi tambahan seputar
materi yang akan disampaikan.
2. Profesionalisme pendidik dapat dikatakan masih menjadi hambatan utama yang cukup
mengganggu penggunaan teknologi dalam pembelajaran, selain hambatan teknis lainnya
seperti listrik dan persoalan konektifitas internet serta masalah pembiayaan.
3. Bentuk upaya yang dilakukan sekolah dalam rangka mengoptimalkan penggunaan
teknologi dalam pembelajaran adalah dengan memberikan motivasi secara pribadi kepada
para pendidik berkenaan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran serta berbagai
pelatihan dan workshop baik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah secara mandiri
maupun dari pihak luar sekolah.
Saran
1. Kepada pihak sekolah penulis menyarankan untuk lebih melengkapi lagi sarana dan
prasarana yang berbasiskan teknologi informasi dan komunikasi sebagai upaya
optimalisasi penggunaan teknologi dalam pembelajaran. Pelatihan maupun workshop harus
lebih ditingkatkan lagi, guna lebih meningkatkan pemahaman serta keterampilan pendidik
berkaitan dengan penggunaan teknologi dalam pembelajaran, sehingga penggunaan
teknologi dalam pembelajaran lebih optimal dan menyeluruh.
2. Menyarankan para pendidik agar dapat mulai memaksimalkan penggunaan teknologi
dalam pembelajaran, dimulai dengan memanfaatkan hal yang paling mudah semisal
menggunakan power point dengan menggunakan design yang sesuai dengan peserta didik
yang akan diajarkan ketika melakukan kegiatan pembelajaran. Dengan begitu mendukung
kegiatan pembelajaran, dikarenakan setiap peserta didik dapat melihatnya di depan kelas
dan tidak akan merasa jenuh apabila design yang ditampilkan dapat menarik perhatian para
peserta didik. Jika hal tersebut sudah terbiasa untuk dilakukan maka bukan tidak mungkin
untuk kedepan penggunaan teknologi akan semakin berkembang dan meningkat. Sehingga
proses pembelajaran menjadi semakin mudah.
3. Penulis juga sangat menyarankan kepada pihak sekolah untuk dapat membentuk tim
pengembang teknologi pembelajaran di sekolah. Tim pengembang teknologi pembelajaran
dapat terdiri dari unsur pendidik utamanya yang berlatar belakang TIK, bidang kurikulum,
serta bidang sarana dan prasarana. Tugas pokok dari tim pengembang teknologi
pembelajaran di sekolah adalah melaksanakan analisis, pengkajian serta implementasi
sistem atau sebuah model pembelajaran dengan menggunakan teknologi dalam
pembelajaran. Setelah melakukan berbagai analisis pengkajian dan implementasi maka
tugas tim pengembang selanjutnya adalah menyampaikan kepada para pendidik di
lingkungan MI Al-Ihsan berkaitan dengan teknologi baru yang dapat digunakan dalam
pembelajaran. Cara ini dimaksudkan untuk lebih mempercepat optimalisasi penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi secara lebih menyeluruh sehingga tidak hanya terpaku
pada kegiatan presentasi utamanya dengan menggunakan power point.
DAFTAR PUSTAKA

A. Pribadi, Benny M. A. Media Dan Teknologi Dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Balebat


Dedikasi Prima. 2017.
Ahmad, Amar. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Informasi: Akar Revolusi dan
Berbagai Standarnya. Jurnal Dakwah Tabligh. Vol. 13, No. 1, 2012.
Arikunto, Suharsini. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2013.
Degeng, Nyoman Sudana. Teori Pembelajaran. Jawa Timur: UM Press. 2004.
Husain, Chaidar. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Pembelajaran di
SMA Muhammadiyah Tarakan. Jurnal Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan. Vol.
2, No. 2, 2014.
Kepala Badan Litbang SDM Kementerian Kominfo. Jurnal Teknologi Informasi dan
Komunikasi. Vol. 5, No. 1, 2016.
Maesaroh, Siti. Peranan Metode Pembelajaran Terhadap Minat dan Prestasi Belajar
Pendidikan Agama Islam. Jurnal Kependidikan. Vol. 1, No. 1, 2013.
Rahmayanti. Penggunaan Media IT Dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Circuit. Vol. 1, No.
1, 2015.
Rusmiyati, Ida dkk. Penggunaan Multimedia Dalam Pembelajaran Bahasa Sastra Indonesia
Di SMPN 2 Bawen Kabupaten Semarang. Jurnal Teknologi Pendidikan dan
Pembelajaran. Vol. 2, No. 2, 2014.
Smaldino, Sharon E. Teknologi Pembelajaran dan Media Untuk Belajar. Jakarta: Kencana
Prenadamedia Group. 2011.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2009.
Sutrisno, Valiant Lukad Perdana dan Budi Tri Siswanto. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Praktik Kelistrikan Otomotif Smk Di Kota
Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Vokasi. Vol. 6, No. 1, 2016.
Suyono dan Hariyanto. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. 2011.
Tanjung, Ardiyanto. Penggunaan Teknologi Dan Media Massa Dalam Pembelajaran
Geografi. Pendidikan Geografi. Th. 16, No. 1, 2011.
Zamroni, Muhammad. Perkembangan Teknologi Komunikasi dan Dampaknya Terhadap
Kehidupan. Jurnal Dakwah. Vol. 9, No. 2, 2009.

Anda mungkin juga menyukai