PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media merupakan bagian yang melekat atau tidak terpisahkan dari perkembangan
teknologi, semakin pesat perkembangan teknologi, maka semakin bervariatif pula
media yang digunakan dalam pembelajaran. Teknologi berperan sebagai penunjang
bagi sebuah media yang digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan media
berfumgsi dan berperan mengtur hubungan efektif guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Teknologi meliputi teknologi rendah, sedang dan tinggi, sementara
media meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa untuk memotivasi siswa
belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teknologi?
2. Apa pengertian Media Pembelajaran?
3. Bagaimana Asas Teknologi dan Media Pembelajaran?
2
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Teknologi
Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas
tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.
1
Sahron E. Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,2014). h. 4.
2
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 3.
3
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. V.
Kemendikbud, 2016).
4
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), h.3.
3
Sumber belajar untuk teknologi pendidikan yaitu semua sumber yang meliputi
data, orang, dan barang yang mungkin digunakan oleh si (orang) yang belajar, baik
secara sendiri mupun dalam bentuk dalam situasi informal untuk memberikan
kemudahan belajar.
8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali, 2010), h.23.
9
Sudarwan Danim. Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h.33.
10
Yusufhadi Miarso dkk, Definisi Teknologi Pendidikan. (Rajawali: Jakarta, 1986), h. 68.
5
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Tekhnologi dan
komunikasi pendidikan di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.14
Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat digunakan sebagai
penyampai pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media merupakan sesuatu
yang bersifat mmeyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audiens atau peserta sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa tersebut. Media merupakan bagian yang melekat atau tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.15
Proses pembelajaran merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi. Perpaduan
tersebut meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
demikian media pembelajaran merupakan alat dan teknik yang digunakan sebagai
perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa. Media pembelajaran digunakan
dalam rangka mengfektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan sisiwa dalam
proses pembelajarn di sekolah.16
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen
12
Sahron E. Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,2014). h. 7.
13
Gerlach & Ely (1971).
14
Arief Sadiman, dkk, Media pendidikan, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2009), h.6
15
Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h.2-3.
16
Ibid. h.3.
7
17
Ibid. h.3-4.
18
Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman,. Media Pembelajaran. ( Jakarta: Ciputat Pers. 2002
) .Hlm .11
19
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. ( Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010 ), h. 204
20
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, ( Depok Sleman Yogyakarta : Teras, 2012 ), h. 73.
21
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h.. 4.
8
kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan direproduksi beberapa kali pun pada
saat diperlukan.
Suatu kejadia atau objek yang dapat dipercepat, diperlambat, diputar mundur
dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan.
Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi
seberapa kali pun san siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang.22
a) Fungsi Atensi, yaitu media visual yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
b) Fungsi Afektif, yaitu media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenyamanan
siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
c) Fungsi Kognitif, yaitu media visual yang dapat membantu memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi Kompensatoris, yaitu berfungsi untu mengkondisikan siswa yang lemah
dan lambat menerima pesan yang disajikan secara verbal.23
22
Ibid., hal. 12
23
Ibid., h. 17.
24
Ibid., h. 23.
9
a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
b) Mempercepat perhatian siswa.
c) Memberikan pengalaman dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutma melalui gambar
hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
g) Memberikan pengalaman yang tidak mudaah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisiensi dan keragaman yang banyak dalam belajar.25
Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka secara umu manfaatmedium
secara umum adalah untuk memperjelas media pembelajaran adalah untuk
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, mengatasi
keterbatasan ruang, eaktu, dan daya indera.
25
Ibid, h. 26.
26
Ibid, h. 16.
27
Arief Budiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT, Rajagrafindo Persada, 2011). h. 17.
10
rekaman audio-tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau
jenis informasi tertentu.
e) Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2
inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan
melalui slide proyektor. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu
program tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama
penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi.
f) Film atau video. Film merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian
sehingga memberikan visual yang kontinyu.
g) Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar
hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan
yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan
mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang
dapat didengar.
h) Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi
yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan
perhitungan sederhana dan rumit.28
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu
kebenaran yang menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip adalah asas atau dasar
yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan
28
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h. 29.
12
bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik
bertindak maupun berpikir.29
1. Asas Teknologi
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab
hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, landasan sosial teknologi pengajaran ada pada
komunikasi insani.
Menurut Yusufhadi, objek formal adalah “belajar” maupun yang tergabung dalam
organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan atau
pelatihan. Selanjutnya, menurutnya, ada gejala yang perlu mendapat perhatian atau
yang merupakan landasan ontology dari objek tersebut adalah:
a) Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik
yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus maupun yang dapat diperoleh
secara mandiri.
b) Adanya berbagai sumber, baik yang telah tersedian maupun yang direkayasa,
tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
c) Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk
menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap
orang dan organisasi
d) Perlu adanya keahlian dan pengelolaan kegiatan khusus dalam mengembangkan
dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien dan
selaras.30
Usaha khusus yang terarah dan terencana bukan sekedar menambah apa yang
kurang, menambal apa yang berlubang dan menjahit apa yang sobek. Menurut
Banathy, bukan hanya sekedar “doing more of the same” ataupun “doing it better of
the game” melainkan “doing it differently untuk menjamin hasil yang diharapkan.
Pendekatan yang berbeda itu adalah pendekatan yang memenuhi empat persyaratan
yaitu:
29
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. V.
Kemendikbud, 2016), h. 97.
30
Yusufhadi Miarso, Teknologi Pendidikan, (Rajawali, Jakarta, 1986), h. 34.
13
b) Objektifitas MediaPembelajaran
Memilih media pembelajaran harus secara objektif. Media pembelajaran
digunakan bukan hanya berdasarkan atas keseangan guru atau sekedar hanya
sebagai selingan atau hiburan. Pemilihan media harus benar-benar didasari
31
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara: 1994), h. 31.
32
Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h.16-17.
14
dengan pertimbangan yang matang, karena hal tersebut akan digunakan untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa.
Penentuan media pembelajaran, sebaiknya dilakukan secara objektif. Maksudnya
benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektifitas belajar siswa.
Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna
34
Ibid. h. 20.
35
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 11.
36
UU. No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20.
37
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), h.14.
16
bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan
rasa aman bagi peserta didik.
a) Peragaan
Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan
kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti
dan dipahami oleh para siswa. Dengan peragaan diharapkan proses pengajaran
terhindar dari verbalisme, yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru
tetapi tidak mengerti maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam
pengajaran terutama terhadap siswa pada tingkat dasar.
Dasar psikologi penerapan asas peragaan tersebut yakni, suatu hal akan lebih
berkesan dalam ingatan siswa bila melalui pengalaman dan pengamatan langsung
anak itu sendiri. Ada dua macam peragaan: Peragaan langsung, dengan menggunakan
38
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 85-87.
17
benda aslinya atau mengadakan percobaan-percobaan yang bisa diamati oleh siswa.
Peragaan tidak langsung, dengan menunjukkan benda tiruan atau suat model.
Contoh: gambar, boneka, film, foto dan sebagainya.
39
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 43-44..
18
1) Memberi angka, angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi dalam
kegiatan belajar.
2) Hadiah, dapat membangkitkan motivasi dalam hal pekerjaan atau belajar,
namun hadiah dapat merusak jiwa manakala membelokkan pikiran dan jiwa
dari tujuan yang sebenarnya.
3) Persaingan, dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi , dapat
mempertinggi hasil belajar anak bilamana dilakukan dengan cara positif.
4) Tugas yang menantang, memberi tugas yang menantang mendorong siswa
untuk belajar secara serius.
5) Pujian, merupakan motivasi yang baik bila diberikan dengan benar dan
beralasan.
6) Teguran dan kecaman, digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak,
hendaknya diberikakn secara bijaksana dan dapat menjadikan anak menyadari
kesalahnya.
7) Celaan, secara psikologis dapat merusak jiwa anak, anntara lainmenjadi
frustrasi dalam belajarnya dan menimbulkan dendam terhadap guru.
8) Hukuman, sama halnya dengan celaan, juga dapat menimbulkan kekecewaan
dalam diri anak dan perasaan dendam.
d) Apersepsi
Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti menafsirkan buah
pikiran, menyatukan dan mengasimilasikan suat pengamatan dengan pengalaman
yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkanya. Ahli
psikologi mendenifisikan apersepsi adalah bersatunya memori yang lama dengan
yang baru pada saat tertentu. Untuk menetapkan asas-asas apersepsi dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
40
] Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 156.
19
Yang dimaksud dengan korelasi disini adalah hubungan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya yang berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa, juga dapat menimbulkan minat dan perhatian siswa. Hendaknya
guru juga menghubungkan pelajaran dengan realita sehari-hari.
1) Tahap inisiasi, guru dapat menarik perhatian siswa dengan alat peraga, supaya
kelas dapat memiliki topik, siswa dibentuk kelompok dan tiap kelompok
diberi permasalahanya masing-masing.
2) Tahap pengembangan, pada tahap hal ini kelompok-kelompok diterjunkan
langsung kelapangan untuk mencari sumber data untuk materi diskusi, laporan
ditulis lengkap, para siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dan
guru bertindak sebagai pedamping.
3) Tahap kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat
menyelesaikan laporan yang mereka buat maka diadakan diskusi kelas atau
diskusi panel, dan diharapkan para siswa dapat berperan aktif.
f) Kooperasi
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Kooperatif menggambarkan makna yang lebih luas, yaitu
menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencangkup pula
pengertian kolaborasi. Yang dimaksud dengan kooperasi di sini adalah belajar atau
bekerja sama (kelompok). Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial
antara siswa yang satu dengan yang lainnya, juga hubungan guru dengan siswa.41
3) Dengan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dapat mengikat tali persatuan,
tanggung jawab bersama, rasa memiliki, dan menghilangkan egoisme.
Ada beberapa jenis kerja sama, William Burton membagi kelompok kerja sama
tersebut antara lain:42
Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif
harus diterapkan, lima unsur tersebut adalah:43
g) Individualisme
Asas individualitas pada hakikatnya bukan lawan dari kooperasi. Asas ini
dilatarbelakangi oleh perbedaan siswa baik dalam menerima, memahami,
menghayati, menganalisis dan kecepatan mereka menerima pelajaran yang
disampaikan oleh seorang guru. Di samping itu para siswa juga berbeda dalam bentuk
fisik ataupun mental , oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru
menyesuaikan kondisi siswa dengan materi yang diajarkan. Untuk menyesuaikan
kondisi siswa dapat dilakukan pengelompokan, misalkan saja menjadi tiga, kelompok
A, B dan C. Guru membuat pengelompokan siswa atas dasar kemampuan yang relatif
42
Ibid. h. 58
43
Saekan Muchith, dkk, Cooperative Learning, (Semarang: Rasail Media Group, 2010),h. 8.
21
Yang dimaksud evaluasi di sini adalah penilaian guru terhadap proses kegiatan
belajar-mengajar. Penilaian tersebut untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran
sudah tercapai, selain itu pula untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi.
Evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir semester saja tetapi setiap jam juga bisa
karena akan berguna untuk mengetahui kemajuan hasil belajar. Pelaksanaan evaluasi
berkenaan dengan dua aspek yaitu aspek guru dan aspek belajar siswa.
Jadi dari berbagai prinsip pembelajaran tadi, penulis dapat simpulkan bahwa
seluruh asas-asas tersebut saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang erat,
dengan kata lain semua asas tersebut menunjang proses pembelajaran.
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata Teknologi berasal selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekedar
peranti keras hingga cara yang sistematis yang dapat menyelesaikan masalah. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani technologia. Techno artinya kemampuan dan logia artinya
ungkapan. Dalam Western Dictionary teknologi adalah systematic treatment atau
22
penanganan sesuatu secara otomatis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi
berarti “art” adalah keterampilan (skill), science atau keahlian, keterampilan, ilmu.
Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab
hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, landasan sosial teknologi pengajaran ada pada
komunikasi insani. Media pembelajaran digunakan dengan tujuan yang jelas. Suatu
media pembelajaran dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan tepat
sesuai kebutuhan. Pemilihan media pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi fisik lingkungan. Sebelum menentukan media pembelajaran, seorang guru
harus menyadari bahwa tidak ada media yang paling baik untuk mencapai semua
tujuan. Masing-masing dari media yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penggunaan berbagai macam media pembelajaran yang disusun secara terpadu dalam
pembelajaran akan mengafektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.
B. Implikasi
DAFTAR PUSTAKA
Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, Yogyakarta: Kata Pena, 2016.
Dimyati dan Mudjiono, Belejar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),.
Saekan Muchith, dkk, Cooperative Learning, (Semarang: Rasail Media Group, 2010