Anda di halaman 1dari 23

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media merupakan bagian yang melekat atau tidak terpisahkan dari perkembangan
teknologi, semakin pesat perkembangan teknologi, maka semakin bervariatif pula
media yang digunakan dalam pembelajaran. Teknologi berperan sebagai penunjang
bagi sebuah media yang digunakan dalam proses pembelajaran, sedangkan media
berfumgsi dan berperan mengtur hubungan efektif guru dan siswa dalam proses
pembelajaran. Teknologi meliputi teknologi rendah, sedang dan tinggi, sementara
media meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi
pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen sumber belajar yang
mengandung materi instruksional di lingkungan siswa untuk memotivasi siswa
belajar.

Dengan peran demikian penting, maka teknologi maupun media pembelajaran


memiliki asas atau prinsip masing-masing. Masing-masing asas atau prinsip tersebut
sebagai acuan penggunaan teknologi dan media untuk memudahkan atau membantu
segala aktivitas manusia, terutama dalam proses pembelajaran antara guru dan peserta
didik. Peran teknologi dalam pembelajaran adalah untuk membantu guru dalam
menyampaikan materi ajar yang ingin ia sampaikan kepada peserta didiknya,
sedangkan media sebagai peghubung guru dan peserta didik dalam proses
penyampaian atau transfer ilmu.

Dengan berdasarkan fenomena tersebut, maka penulis berinisiatif untuk


mengupas apa saja asas atau prinsip dari teknologi dan media pembelajaran. Hal ini
bertujuan untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang teknologi dan
media beserta asas nya masing-masing.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Teknologi?
2. Apa pengertian Media Pembelajaran?
3. Bagaimana Asas Teknologi dan Media Pembelajaran?
2

II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teknologi

Kata Teknologi berasal selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari


sekedar peranti keras hingga cara yang sistematis yang dapat menyelesaikan masalah.
Kata ini berasal dari bahasa Yunani technologia. Techno artinya kemampuan dan
logia artinya ungkapan.1 Dalam Western Dictionary teknologi adalah systematic
treatment atau penanganan sesuatu secara otomatis, sedangkan techne sebagai dasar
kata teknologi berarti “art” adalah keterampilan (skill), science atau keahlian,
keterampilan, ilmu.2 Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI
Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.3

Sedangkan menurut AECT (Association for Educational Communication and


Technology) adalah proses yang kompleks dan terpadu yang melibatkan orang
prosedur, ide, peralatan dan organisasi untuk mengelola pemecahan masalah yang
menyangkut semua aspek belajar manusia.4

Dengan demikian, teknologi tidak lebih dari suatu ilmu yang membahas
tentang keterampilan yang diperoleh lewat pengalaman, studi, dan observasi.

Teknologi memiliki peran penting dalam pendidikan siswa yang memiliki


kekushuan. Teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus bisa
memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif dan seluruh siswa dan bisa
membantu mereka, terlepas dari kemampuan mereka itu. Teknologi bantuan dapat
dikelompookkan menjadi teknologi rendah, sedang dan teknologi tinggi. Teknologi
rendah tidak menggunakan kelistrikan, yaitu tidak perlu dicolok dan tidak juga
membutuhkan baterai. Sebagai misal, kaca pembesar untuk memperbesar bahan-
bahan cetakan bagi siswa yang terhambat secara penglihatan digolongkan sebagai
teknologi rendah. Teknologi menengah membutuhkan kelistrikan. Buku mini
berpendar untuk meningkatkan pencahayaan merupakan contoh teknologi menengah.

1
Sahron E. Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,2014). h. 4.
2
Nasution, Teknologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1999), h. 3.
3
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. V.
Kemendikbud, 2016).
4
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), h.3.
3

Teknologi tinggi melibatkan penggunaan komputer. Pembaca Kurzweil merupakan


contoh dari teknologi pembantu berteknologi tinggi.5

Teknologi pendidikan dapat ditafsirkan sebagai media yang lahir dari


perkembangan alat komunikasi yang digunakan untuk tujuan pendidikan. Teknologi
pendidikan. Teknologi pendidikan mempunyai karateristik tertentu yang sangat
relevan bagi kepentingan pendidikan. Teknologi pendidikan memungkinkan adanya:

a) Penyebaran informasi secara luas, merata, cepat, seragam, dan terintegrasi,


sehingga dengan demikian pesan dapat disampaikan sesuai dengan isi yang
dimaksud.
b) Teknologi pendidikan dapat menyajikan materi secara logis, ilmiah dan sistematis
serta mampu melengkapi, menunjang, memperjelas konsep-konsep prinsip atau
proposisi materi pelajaran.
c) Teknologi pendidikan menjadi partner guru dalam rangka mewujudkan proses
belajar mengajar efektif, efisien, dan produktif sesuai dengan kebutuhan dan
tuntutan anak didik.
d) Teknologi pendidikan dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, dapat
menyajikan materi secara lebih menarik, lebih-lebih jika disertai dengan
kemampuan memanfaatkannya.6

Pengertian lain dari teknologi pendidikan adalah proses yang kompleksdan


terpadu pemecahan masalah yang menyangkut semua aspek belajar manusia. Dalam
teknologi pendidikan, pemecahan masalah itu terjelma dalam bentuk semua sumber
belajar yang didesain dan dipilih atau digunakan untuk keperluan belajar, sumber-
sumber belajar ini diidentifikasi sebagai pesan, orang, bahan, peralatan, teknik, dan
latar lingkungan.7

Sumber belajar untuk teknologi pendidikan yaitu semua sumber yang meliputi
data, orang, dan barang yang mungkin digunakan oleh si (orang) yang belajar, baik
secara sendiri mupun dalam bentuk dalam situasi informal untuk memberikan
kemudahan belajar.

Ada dua jenis sumber belajar:


5
Sahron E. Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,2014). h. 5.
6
Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), h.5.
7
Yusufhadi Miarso dkk, Definisi Teknologi Pendidikan. (Rajawali: Jakarta, 1986), h. 8.
4

a) Sumber yang didesain yaitu sumber-sumber yang secara khusus dikembangkan


sebagai komponen sistem instruksional yang diharapkan dapat membantu
kemudahan kegiatan belajar yang bersifat formal.
b) Sumber yang dimanfaatkan yaitu sumber-sumber yang tidak secara khusus
didesain untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, diperoleh, dan
digunakan untuk keperluan belajar.8

Hasil penelitian secara nyata membuktikan bahwa penggunaan alat bantu


sangat membantu aktivitas proses belajar mengajar dikelas, terutama peningkatan
prestasi belajar siswa/mahasiswa. Kadang-kadang guru/dosen ingin memilih beban
seminimal mungkin dalam pelaksanaan tugas mengajar, ini terbukti penggunaan
metode ceramah (lecture method) monoton paling popular dikalangan dosen/guru.
Terbatasnya alat-alat teknologi pendidikan yang dipakai dikelas diduga merupakan
salah satu sebab lemahnya mutu studi mahasiswa atau plajar atau masyarakat pada
umumnya.9

Beberapa konsep teknologi pendidikan, dari beberapa pendapat, sebagaimana


dikutip oleh Yusufhadi, diantaranya:

a) Konsepsi teknologi pendidikan dapat kita pahami melalui pendekatan teknologi


atau pendidikan. Melalui pendekatan teknologi diartikan sebagai teknologi yang
diterapkan dalam bidang pendidikan.
b) Definisi yang dibuat Galbraith tentang teknologi masih sangat populer hingga kin,
yaitu aplikasi sistematik sains atau pengetahuan lain dalam tugas praktikal. Bila
definisi ini diterapkan dalam dunia pendidikan, maka teknologi pendidikan
merupakan aplikasi sistematiksains dan pengetahuan lain dalam tugas pendidikan
definisi ini terlalu luas, karena dengan demikian semua tugas kependidikan dapat
dianggap sebagai bidang teknologi pendidikan.
c) Asociation for Educational Communication and Technology/AECT, 1986),
Teknologi pendidikan merupakan cara yang sistematis untuk merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi, keseluruhan proses belajar mengajar untuk
mencapai tujuan khusus yang didasarkan pada penelitian terhadap belajar dan
berkomunikasi pada manusia, serta dengan menggunakan kombinasi sumber
belajar insani dan non insani agar menghasilkan pembelajaran yang efektif.10

8
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. (Jakarta: Rajawali, 2010), h.23.
9
Sudarwan Danim. Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), h.33.
10
Yusufhadi Miarso dkk, Definisi Teknologi Pendidikan. (Rajawali: Jakarta, 1986), h. 68.
5

Dari berbagai pendapat tentang pengertian teknologi pendidikan dan teknologi


instruksional, maka Yusufhadi Miarso memberikan suatu rumusan dalam aplikasi
teknologi pendidikan dan implikasinya. Konsep teknologi pendidikan dan
implikasinya, jika kita analisis akan memperoleh pedoman umum aplikasi sebagai
berikut:

a) Memadukan berbagai macam pendekatan dari bidang psikologi, komunikasi,


manajemen, rekayasa, dan lain-lain, secara bersistem.
b) Memecahkan masalah belajar pada manusia secara menyeluruh dan serempak
dengan memperhatikan dan mengkaji semua kondisi.
c) Digunakan teknologi sebagai proses dan produk untuk membantu memecahkan
masalah belajar.11

Pada umumnya teknologi pendidikan dianggap mempunyai potensi untuk:

a) Meningkatkan produktivitas pendidikan degan jalan mempercepat tahap belajar


(rate of learning). Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih
baik.
b) Memberikan kemungkinan pendidikan yang lebih individual dengan jalan
mengurangi control guru yang kaku dan tradisional.
c) Memberikan dasar yang lebh sistematis. Pengembangan bahan pengajaran yang
dilandasi penelitian tentang perilaku.
d) Lebih memantapkan pengajaran dengan jalan meningkatkan kapabilitas manusia
dengan berbagai media komunikasi.
e) Memungkinkan belajar secara seketika (Immediacy of learning) karena dapat
mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah.
Memberikan pengetahuan langsung.

Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, dengan jalan pemanfaatan


bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian yang langka penyajian informasi
menembus batas geografis.

B. Pengertian Media Pembelajaran

Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi.


Berasala dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang
membawa informasi antara sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks,
11
Ibid. h. 78.
6

audio, visual, video, perekayasa,( manipulative) (benda-benda), dan orang-orang.12


Media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang
membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Secara
lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau lelektronis untuk menangkap, memproses
dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.13.

Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi Tekhnologi dan
komunikasi pendidikan di Amerika, membatasi media sebagai segala bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970)
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu, Briggs (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang
siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film bingkai adalah contoh-contohnya.14

Media juga dapat diartikan sebagai alat bantu yang dapat digunakan sebagai
penyampai pesan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media merupakan sesuatu
yang bersifat mmeyakinkan pesan dan dapat merangsang pikiran, perasaan, dan
kemauan audiens atau peserta sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa tersebut. Media merupakan bagian yang melekat atau tidak
terpisahkan dari proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media
berfungsi dan berperan mengatur hubungan efektif guru dan siswa dalam proses
pembelajaran.15
Proses pembelajaran merupakan suatu perpaduan yang tersusun rapi. Perpaduan
tersebut meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan
demikian media pembelajaran merupakan alat dan teknik yang digunakan sebagai
perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa. Media pembelajaran digunakan
dalam rangka mengfektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan sisiwa dalam
proses pembelajarn di sekolah.16
Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk
menyampaikan isi materi pembelajaran. Media pembelajaran merupakan komponen

12
Sahron E. Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning: Teknologi
Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama Mandiri,2014). h. 7.
13
Gerlach & Ely (1971).
14
Arief Sadiman, dkk, Media pendidikan, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2009), h.6
15
Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h.2-3.
16
Ibid. h.3.
7

sumber belajar yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang


memotivasi siswa untuk belajar. Sumber belajar terdiri atas sumber-sumber
mendukung proses pembelajaran siswa termasuk penunjang, materi, dan lingkungan
pembelajaran. Sumber belajar mencakup segala tersedia untuk membantu individu
belajar dan menunjukkan kemampuan dan kompetensinya.17

Dari defenisi-defenisi tersebut dapat ditarik kesimpulannya bahwa pengertian


media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang
pikiran, perasaan dan kemauan audio ( siswa ) sehingga dapat mendorong terjadinya
proses belajar pada dirinya.18

Jadi menurut Rossi dan Breidle mengemukakan bahwa media pembelajaran


adalah seluruh alat dan bahan yang dapat digunakan untuk tujuan pendidikan seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya.19

Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup


penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan
dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Dan dapat dipahami
bahwa media adalah alat bantu apa yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pembelajaran.20

Gagne dan Briggs (1975) mengatakan bahwa media pembelajaran meliputi


alat untuk menyampaikan isi materi pembelajaran, antara lain buku, tape recorder,
kaset, vedio camera, vedio recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar,
grafik, televise dan komputer.21

Gerlach &Ely (1971) mengemukakan tiga ciri media, antara lain:

a) Ciri Fiksatif (Fixative Property)

Ciri ini mengambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,


melestarikan, dan merekotruksi suatu peristiwa atau objek.Misal, peristiwa yang

17
Ibid. h.3-4.
18
Asnawir dan Drs. M. Basyiruddin Usman,. Media Pembelajaran. ( Jakarta: Ciputat Pers. 2002
) .Hlm .11

19
Wina Sanjaya, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. ( Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010 ), h. 204
20
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, ( Depok Sleman Yogyakarta : Teras, 2012 ), h. 73.
21
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h.. 4.
8

kejadiannya hanya sekali dapat diabadikan dan direproduksi beberapa kali pun pada
saat diperlukan.

b) Ciri Manipulatif (Manipulative Property)

Suatu kejadia atau objek yang dapat dipercepat, diperlambat, diputar mundur
dengan memotong bagian-bagian yang tidak diperlukan.

c) Ciri Distributif (Distributive Property)

Sekali informasi direkam dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi
seberapa kali pun san siap digunakan secara bersamaan di berbagai tempat atau
digunakan secara berulang-ulang.22

Sedangkan menurut Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi


media pembelajaran, antar lain:

a) Fungsi Atensi, yaitu media visual yang dapat menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran.
b) Fungsi Afektif, yaitu media visual yang dapat terlihat dari tingkat kenyamanan
siswa ketika belajar atau membaca teks yang bergambar.
c) Fungsi Kognitif, yaitu media visual yang dapat membantu memahami dan
mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi Kompensatoris, yaitu berfungsi untu mengkondisikan siswa yang lemah
dan lambat menerima pesan yang disajikan secara verbal.23

Kemp & Dayton juga mengemukakan beberapa manfaat media pembelajaran,


antara lain:

a) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.


b) Pembelajaran bisa lebih menarik
c) Pembelajaran menjadi lebih interaktif
d) Waktu pembelajaran dapat dipersingkat
e) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan
f) Pembelajaran dapat diberikan kapan dan dimana diinginkanSikap positif siswa
dapat ditingkatkan
g) Dapat mengurangi beban guru.24

22
Ibid., hal. 12
23
Ibid., h. 17.
24
Ibid., h. 23.
9

Encyclopedia of Educational Research merinci manfaat media pendidikan


sebagai berikut:

a) Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi
verbalisme.
b) Mempercepat perhatian siswa.
c) Memberikan pengalaman dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
d) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri dikalangan siswa.
e) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutma melalui gambar
hidup.
f) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan
kemampuan berbahasa.
g) Memberikan pengalaman yang tidak mudaah diperoleh dengan cara lain, dan
membantu efisiensi dan keragaman yang banyak dalam belajar.25

Disimpulkan beberapa manfaat praktis penggunaan media pembelajaran


dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

a) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan sehingga meningkatkan


proses dan hasil belajar.
b) Media pembelajaran dapat mengarahkan perhatian anak sehingga menimbulkan
motivasi, interaksi langsung antar siswa dan lingkungannya.
c) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa.26

Dari beberapa pendapat para ahli tersebut, maka secara umu manfaatmedium
secara umum adalah untuk memperjelas media pembelajaran adalah untuk
memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistik, mengatasi
keterbatasan ruang, eaktu, dan daya indera.

Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasidapat mengatasi


sikap pasif aanak didik, karena pembelajaran dengan menggunakan media dapat
menimbullkan kegairahan belajar, memungkinkan interksi lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dn kenyataan, dan memungkinkan ank didik belajar sendiri-
sendiri menurut kemampuan minatnya.27

25
Ibid, h. 26.
26
Ibid, h. 16.
27
Arief Budiman, Media Pendidikan, (Jakarta: PT, Rajagrafindo Persada, 2011). h. 17.
10

Berdasarkan perkembangan teknologi, media pembelajaran dikelompokkan ke dalam


empat kelompok, yaitu:

a) Teknologi cetak adalah cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi


melalui proses percetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media hasil
teknologi cetak meliputi teks, grafis, foto
b) Teknologi audio-visualcara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan
menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronik untuk menyajikan pesan-
pesan audio dan visual. Pengajaran media audio visual adalah produksi dan
penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran.
c) Teknologi berbasis computer merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan
materi menggunakan sumber-sumber berbasis mikro-prosesor, materi disimpan
dalam bentuk digital.
d) Teknologi gabungan adalah cara untuk menghasilkan dan menyampaikan materi
dengan menggunakan beberapa media yang dikendalikan oleh komputer.
Beberapa ciri utamanya, yang hampir sama dengan teknologi berbasis komputer
adalah sebagai berikut:

Kemp & Dayton (1985) mengelompokkan media ke dalam delapan jenis,


yaitu:

a) Media cetakan meliputi bahan-bahan yang disiapkan diatas kertas untuk


pengajaran dan informasi. Teks terprogram adalah salah satu jenis media cetakan
yang banyak digunakan. Dalam teks terprogram, informasi disajikan secara
terkendali dalam arti bahwa siswa hanya memiliki akses untuk melihat teks yang
diinginkan langkah demi langkah.
b) Media panjang pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi di depan kelompok. Media ini meliputi papan tulis, flip chart, papan
magnet, papan kain, papan bulletin, dan pameran.
c) Proyektor transparansi (OHP). Transparansi yang diproyeksikan adalah visual
baik berupa huruf, lambang, gambar, grafis, atau gabungannya lembaran bahan
tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah
layar atau dinding melalui sebuah proyektor.
d) Rekaman audio-tape. Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetic
sehingga hasil rekaman dapat diputar kembali pada saat diinginkan. Pesan dan isi
pelajaran itu dimaksudkan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan
kemauan siswa sebagai upaya mendukung terjadinya proses belajar. Materi
11

rekaman audio-tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau
jenis informasi tertentu.
e) Slide adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2
inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastic. Film bingkai diproyeksikan
melalui slide proyektor. Jumlah film bingkai yang akan ditayangkan untuk suatu
program tergantung pada tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian, lama
penayangan atau panjangnya program sangat bervariasi.
f) Film atau video. Film merupakan gambar-gambar dalam frame dimana frame
demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada
layar terlihat gambar itu hidup. Film bergerak dengan cepat dan bergantian
sehingga memberikan visual yang kontinyu.
g) Televisi adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar
hidup bersama suara melalui kabel atau ruang. Sistem ini menggunakan peralatan
yang mengubah cahaya dan suara ke dalam gelombang elektrik dan
mengkonversinya kembali ke dalam cahaya yang dapat dilihat dan suara yang
dapat didengar.
h) Komputer adalah mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi
yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan
perhitungan sederhana dan rumit.28

C. Asas Teknologi dan Media Pembelajaran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Asas adalah hukum dasar; suatu
kebenaran yang menjadi pokok dasar. Sedangkan prinsip adalah asas atau dasar
yang dijadikan pokok berpikir, bertindak, dan sebagainya. Jadi, dapat disimpulkan

28
Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, ( Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2008 ), h. 29.
12

bahwa asas dan prinsip sebenarnya adalah sama, karena menjadi pokok dasar baik
bertindak maupun berpikir.29

1. Asas Teknologi

Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab
hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, landasan sosial teknologi pengajaran ada pada
komunikasi insani.

Menurut Yusufhadi, objek formal adalah “belajar” maupun yang tergabung dalam
organisasi. Belajar itu tidak hanya berlangsung dalam lingkup persekolahan atau
pelatihan. Selanjutnya, menurutnya, ada gejala yang perlu mendapat perhatian atau
yang merupakan landasan ontology dari objek tersebut adalah:

a) Adanya sejumlah besar orang yang belum terpenuhi kesempatan belajarnya, baik
yang diperoleh melalui suatu lembaga khusus maupun yang dapat diperoleh
secara mandiri.
b) Adanya berbagai sumber, baik yang telah tersedian maupun yang direkayasa,
tetapi belum dapat dimanfaatkan untuk keperluan belajar.
c) Perlu adanya suatu proses atau usaha khusus yang terarah dan terencana untuk
menggarap sumber-sumber tersebut agar dapat terpenuhi hasrat belajar setiap
orang dan organisasi
d) Perlu adanya keahlian dan pengelolaan kegiatan khusus dalam mengembangkan
dan memanfaatkan sumber untuk belajar tersebut secara efektif, efisien dan
selaras.30

Usaha khusus yang terarah dan terencana bukan sekedar menambah apa yang
kurang, menambal apa yang berlubang dan menjahit apa yang sobek. Menurut
Banathy, bukan hanya sekedar “doing more of the same” ataupun “doing it better of
the game” melainkan “doing it differently untuk menjamin hasil yang diharapkan.
Pendekatan yang berbeda itu adalah pendekatan yang memenuhi empat persyaratan
yaitu:

29
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. V.
Kemendikbud, 2016), h. 97.
30
Yusufhadi Miarso, Teknologi Pendidikan, (Rajawali, Jakarta, 1986), h. 34.
13

a) Pendekatan isometrik, yaitu yang menggabungkan hal-hal yan sesuai dari


berbagai kajian/bidang keilmuan (psikologi, komunikasi, ekonomi, manajemen,
rekayasa teknik dsb), ke dalam suatu kebulatan tersendiri.
b) Pendekatan sistematik, yaitu dengan cara yang berurutan dan terarah dalam usaha
memecahkan persoalan.
c) Pendekatan Sinergistik yaitu yang menjamin adanya nilai tambah dari
keseluruhan kegiatan itu dijalankan sendiri-sendiri.
d) Pendekatan sistemik, yaitu pengkajian secara menyeluruh (komprehensif).31
2. Asas Media Pembelajaran
Dalam memilih media pembelajaran, tentu ada beberapa prinsip yang harus
digunakan sesuai dengan medianya. Prinsip-prinsip pemilihan media ini sesuai
dengan pertimbangan seorang guru dalam memilih dan menggunakan media yang
digunakan atau dimamfaatkan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam proses
pembelajaran, terdapat beberapa prinsip yang digunakan dalam memilih media
pembelajaran. Prinsip-prinsip dalam memilih media pembelajaran yang dimaksud di
antaranya adalah sebagai berikut:32
a) Pemilihan Media Pembelajaran.
Media pembelajaran digunakan dengan tujuan yang jelas. Suatu media
pembelajaran dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan tepat
sesuai kebutuhan. Pemilihan media pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi fisik lingkungan. Sebelum menentukan media pembelajaran, seorang
guru harus menyadari bahwa tidak ada media yang paling baik untuk mencapai
semua tujuan. Masing-masing dari media yang ada memiliki kelebihan dan
kekurangan. Penggunaan berbagai macam media pembelajaran yang disusun
secara terpadu dalam pembelajaran akan mengafektifkan pencapaian tujuan
pembelajaran.

b) Objektifitas MediaPembelajaran
Memilih media pembelajaran harus secara objektif. Media pembelajaran
digunakan bukan hanya berdasarkan atas keseangan guru atau sekedar hanya
sebagai selingan atau hiburan. Pemilihan media harus benar-benar didasari

31
Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara: 1994), h. 31.
32
Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, (Yogyakarta: Kata Pena, 2016), h.16-17.
14

dengan pertimbangan yang matang, karena hal tersebut akan digunakan untuk
meningkatkan efektivitas belajar siswa.
Penentuan media pembelajaran, sebaiknya dilakukan secara objektif. Maksudnya
benar-benar digunakan dengan dasar pertimbangan efektifitas belajar siswa.

c) Memahami Kelebihan Setiap Media Pembelajaran


Setiap media memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Untuk
menggunakan media dalam kegiatan pembelajaran, haruslah dipilih secara tepat
dengan melihat kelebihan media untuk mencapai tujuan mengajaran tertentu.
d) Memahami Karakteristik Setiap Media Pembelajaran
Untuk memilih media pembelajaran dengan tepat, seorang guru
hendaknya mengenal ciri-ciri dari masing-masing media yang ada. Karena hal
tersebut cukup menentukan dalam membentuk efektivitas kegiatan belajar-
mengajar.
e) Syarat memilih media pembelajaran
Media merupakan bagian yang menyatu dalam proses pembelajaran.
Pemilihan media haruslah disesuaikan dengan metode mengajar dan materi
pembelajaran. Hal tersebut delakukan agar pembelajaran dapat dilakukan dengan
baik dan tepat. Penentuan media pembelajaran sebaiknya memerhatikan syarat-
syarat tertentu sebagai bahan pertimbangan. Syarat-syarat dalam memilih media
pembelajaran yang dimaksud tersebut diantaranya adalah sebagai berikut:
(a) Media harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
(b) Memilih media harus disesuaikan dengan ketersediaan bahan medianya.
(c) Media pembelajaran harus disesuaikan dengan biaya penggandaan.
(d) Media pembelajaran harus disesuaikan dengan kualitas atau mutu teknik.
(e) Media pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan tujuan dan materi
pembelajaran, yaitu tingkat pengetahuan siswa, bahasa siswa, dan jumlah sisiwa
yang belajar.
(f) Untuk memilih media yang tepat, seorang guru harus mengenal ciri-ciri dari
setiap media pembelajaran.
(g) Media pembelajaran harus berorientasi pada siswa yang belajar. Maksudnya,
pemilihan media benar-benar digunakan untuk meningkatkan efektivitas belajar
siswa.
(h) Media pembelajaran harus mempertimbangkan biaya penggandaan, ketersediaan
bahan media, mutu media, dan lingkungan fisik tempat siswa belajar.33
f) Faktor yang mempengaruhi penggunan media pembelajaran.
33
Ibid. h. 18-19.
15

Faktor yang mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan


pembelajaran yang dapat dipakai sebagai dasar kegiatan pemilihan tersebut
diantaranya adalah sebagai berikut:
(a) Tujuan yang ingin dicapai.
(b) Karakteristik siswa.
(c) Jenis ransangan belajar yang dikehendaki.
(d) Keadaan latar atau lingkungan.
(e) Luasnya jagkauan yang ingin dilayani.34

Pembelajaran (instruction) adalah suat usaha untuk membuat peserta didik


belajar atau suat kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Dengan kata lain,
pembelajaran merupakan upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam
manipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar dalam diri peserta didik.
Pembelajaran disebut juga kegiatan pembelajaran (instruksional) adalah usaha
mengelola lingkungan dengan sengaja agar seseorang membentuk diri secara positif
dalam kondisi tertentu. Dengan demikian inti dari pembelajaran adalah segala upaya
yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada peserta didik. Kegiatan
pembelajaran tidak akan berarti jika tidak menghasilkan kegiatan belajar pada para
peserta didiknya.35

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20,


pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar.36

Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang


melibatkan proses mental dan fisik melalui kontraksi para peserta didik, peserta didik
dengan guru, lingkungan dan sumber belajar lainnya dalam rangka mencapai
kompetisi dasar.37

Kegiatan belajar hanya bisa berhasil jika peserta didik belajar secara aktif
mengalami sendiri proses belajar. Kegiatan pembelajaran ini akan menjadi bermakna

34
Ibid. h. 20.
35
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), h. 11.

36
UU. No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20.
37
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2012), h.14.
16

bagi peserta didik jika dilakukan dalam lingkungan yang nyaman dan memberikan
rasa aman bagi peserta didik.

Jadi, asas-asas pembelajaran adalah prinsip-prinsip umum yang harus dikuasai


oleh guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar atau dengan kata lain asas-asas
pembelajaran adalah suatu yang dijadikan dasar berpikir dan bertindak untuk
menciptakan proses belajar.

Adapun asas-asas dalam pembelajaran yaitu:38

a) Peragaan

Peragaan ialah suatu cara yang dilakukan oleh guru dengan maksud memberikan
kejelasan secara realita terhadap pesan yang disampaikan sehingga dapat dimengerti
dan dipahami oleh para siswa. Dengan peragaan diharapkan proses pengajaran
terhindar dari verbalisme, yaitu siswa hanya tahu kata-kata yang diucapkan oleh guru
tetapi tidak mengerti maksudnya. Untuk itu sangat diperlukan peragaan dalam
pengajaran terutama terhadap siswa pada tingkat dasar.

Peragaan meliputi semua pekerjaan indera yang bertujuan untuk mencapai


pengertian tentang sesuatu hal secara tepat. Agar peragaan berkesan secara nyata,
anak tidak hanya mengamati benda atau model yang diperagakan terbatas pada
luarnya saja, tetapi harus mencapai berbagai segi,dianalisis, disusun, dan dibanding-
bandingkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap.

Penerapan asas-asas peragaan dalam kegiatan belajar mengajar, menyangkut


beberapa aspek:

1) Penggunaan bermacam-macam alat peraga.


2) Meragakan pelajaran dengan perbuatan, percobaan-percobaan.
3) Membuat poster-poster, ruang eksposisi dan lain sebagainya.
4) Menyelenggarakan karya wisata.

Dasar psikologi penerapan asas peragaan tersebut yakni, suatu hal akan lebih
berkesan dalam ingatan siswa bila melalui pengalaman dan pengamatan langsung
anak itu sendiri. Ada dua macam peragaan: Peragaan langsung, dengan menggunakan

38
Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 85-87.
17

benda aslinya atau mengadakan percobaan-percobaan yang bisa diamati oleh siswa.
Peragaan tidak langsung, dengan menunjukkan benda tiruan atau suat model.
Contoh: gambar, boneka, film, foto dan sebagainya.

b) Minat dan Perhatian

Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar, tanpa adanya


perhatian tidak mungkin akan terjadi belajar, perhatian akan timbul dari siswa apabila
bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhanya. Minat dan perhatian merupakan gejala
jiwa yang selalu berkaitan, seorang siswa yang berminat dalam belajar akan timbul
perhatiannya terhadap pelajaran tersebut. Akan tetapi terkadang perhatian siswa akan
hilang jika tidak ada minat dalam pelajaran yang diajarkan, oleh karena itu diperlukan
kecakapan seorang guru untuk membangkitkan minat dan perhatian peserta didik.39
Untuk membangkitkan perhatian dan minat yang disengaja guru harus:

1) Dapat menunjukkan pentingnya bahan pelajaran yang disajikan bagi siswa.


2) Berusaha menghubungkan apa yang diketahui siswa dengan bahan yang
disajikan.
3) Merangsang siswa agar melakukan kompetisi belajar yang sehat, berusaha
menghindarkan hukuman.
4) Mengajar dengan persiapan yang baik, menggunakan meia,menghindari hal-
hal yang tidak perlu, mengadakan selingan sehat.
c) Motivasi

Motivasi bersal dari bahasa latin “movere”, yang berarti menggerakkan.


Berdasarkan pengertian ini, makna motivasi menjadi berkembang. Wlodkowski
(1985) menjelaskan motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau
menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah serta ketahanan pada tingkah
laku tersebut. Sedangkan Imron (1996) menjelaskan, bahwa motivasi berasal dari
bahasa inggris motivation, yang berarti dorongan pengalasan dan motivasi. Motivasi
adalah dorongan bagi seseorang untuk kekuatan melakukan sesuatu dengan penuh
semangat, yang berasal dari diri sendiri disebut motivasi instrinsik, kemudian
dorongan dari luar disebut motivasi ekstrinsik.

39
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010), h. 43-44..
18

Motivasi instrinsik, misalkan saja siswa belajar bersungguh-sungguh untuk


menguasai pelajaran yang diajarkan. Kemudian motivasi ekstrinsik dapat dilakukan
oleh guru, sehubungan dengan itu S. Nasution membedakan macam-macam motivasi
sebagai berikut:40

1) Memberi angka, angka yang baik bagi mereka merupakan motivasi dalam
kegiatan belajar.
2) Hadiah, dapat membangkitkan motivasi dalam hal pekerjaan atau belajar,
namun hadiah dapat merusak jiwa manakala membelokkan pikiran dan jiwa
dari tujuan yang sebenarnya.
3) Persaingan, dalam waktu tertentu dapat meningkatkan motivasi , dapat
mempertinggi hasil belajar anak bilamana dilakukan dengan cara positif.
4) Tugas yang menantang, memberi tugas yang menantang mendorong siswa
untuk belajar secara serius.
5) Pujian, merupakan motivasi yang baik bila diberikan dengan benar dan
beralasan.
6) Teguran dan kecaman, digunakan untuk memperbaiki kesalahan anak,
hendaknya diberikakn secara bijaksana dan dapat menjadikan anak menyadari
kesalahnya.
7) Celaan, secara psikologis dapat merusak jiwa anak, anntara lainmenjadi
frustrasi dalam belajarnya dan menimbulkan dendam terhadap guru.
8) Hukuman, sama halnya dengan celaan, juga dapat menimbulkan kekecewaan
dalam diri anak dan perasaan dendam.
d) Apersepsi

Apersepsi berasal dari kata apperception (Inggris), yang berarti menafsirkan buah
pikiran, menyatukan dan mengasimilasikan suat pengamatan dengan pengalaman
yang telah dimiliki dan dengan demikian memahami dan menafsirkanya. Ahli
psikologi mendenifisikan apersepsi adalah bersatunya memori yang lama dengan
yang baru pada saat tertentu. Untuk menetapkan asas-asas apersepsi dapat diikuti
langkah-langkah sebagai berikut:

1) Sebelum pelajaran dimulai guru mencari titik tolak untuk menghubungkan


pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan.

40
] Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), h. 156.
19

2) Dalam menjelaskan pelajaran dapat digunakan teknik induktif, yaitu dari


contoh menuju hukum, dari yang khusus menuju yang bersifat umum, dari
konkret ke abstrak.
e) Korelasi dan Konsentrasi

Yang dimaksud dengan korelasi disini adalah hubungan antara mata pelajaran
yang satu dengan yang lainnya yang berfungsi untuk menguatkan pengetahuan yang
dimiliki oleh siswa, juga dapat menimbulkan minat dan perhatian siswa. Hendaknya
guru juga menghubungkan pelajaran dengan realita sehari-hari.

Ada tiga tahapan dalam pelaksanaanya, yakni:

1) Tahap inisiasi, guru dapat menarik perhatian siswa dengan alat peraga, supaya
kelas dapat memiliki topik, siswa dibentuk kelompok dan tiap kelompok
diberi permasalahanya masing-masing.
2) Tahap pengembangan, pada tahap hal ini kelompok-kelompok diterjunkan
langsung kelapangan untuk mencari sumber data untuk materi diskusi, laporan
ditulis lengkap, para siswa diharapkan dapat berpartisipasi secara aktif dan
guru bertindak sebagai pedamping.
3) Tahap kulminasi, sebagai tahap akhir, setelah semua kelompok dapat
menyelesaikan laporan yang mereka buat maka diadakan diskusi kelas atau
diskusi panel, dan diharapkan para siswa dapat berperan aktif.
f) Kooperasi

Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua
jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang dipimpin oleh guru atau
diarahkan oleh guru. Kooperatif menggambarkan makna yang lebih luas, yaitu
menggambarkan keseluruhan proses sosial dalam belajar dan mencangkup pula
pengertian kolaborasi. Yang dimaksud dengan kooperasi di sini adalah belajar atau
bekerja sama (kelompok). Hal ini dianggap penting untuk menjalin hubungan sosial
antara siswa yang satu dengan yang lainnya, juga hubungan guru dengan siswa.41

Adapun keuntungan-keuntungan kooperatif antara lain:

1) Hasil belajar lebih sempurna bila dibandingkan dengan belajar individual.


2) Pendapat yang dituangkan dalam kelompok lebih meyakinkan dibandingkan
pendapat individual.
41
Agus Suprijono, Cooperative Learning, ( Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009), h. 55.
20

3) Dengan kerja sama yang dilakukan oleh siswa dapat mengikat tali persatuan,
tanggung jawab bersama, rasa memiliki, dan menghilangkan egoisme.

Ada beberapa jenis kerja sama, William Burton membagi kelompok kerja sama
tersebut antara lain:42

1) Kerja Kelompok, untuk memecahkan suatu problem, menganalisis masalah,


pembagian tugas, kegiatan penyelidikan, dan kesimpulan.
2) Diskusi kelompok, diskusi ini tidak sama dengan debat tetapi selalu
mengutamakan pemecahan masalah.

Untuk mencapai hasil maksimal, lima unsur dalam model pembelajaran kooperatif
harus diterapkan, lima unsur tersebut adalah:43

1) Positive interdependensi (saling ketergantungan positif).


2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan).
3) Face to face promotive interaction (interaksi promotif).
4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota).
5) Group Processing (pemrosesan kelompok).

Pembelajaran kooperatif merupakan proses atau metode yang tidak hanya


mengutamakan tercapainya kualitas siswa yang kognitif melainkan untuk
mengembangkan kemampuan lainnya seperti kesadaran siswa menyadari hakikat
dirinya sendiri, hakikat hubungannya dengan orang lain dan lingkungan.

g) Individualisme

Asas individualitas pada hakikatnya bukan lawan dari kooperasi. Asas ini
dilatarbelakangi oleh perbedaan siswa baik dalam menerima, memahami,
menghayati, menganalisis dan kecepatan mereka menerima pelajaran yang
disampaikan oleh seorang guru. Di samping itu para siswa juga berbeda dalam bentuk
fisik ataupun mental , oleh karena itu dalam proses belajar mengajar guru
menyesuaikan kondisi siswa dengan materi yang diajarkan. Untuk menyesuaikan
kondisi siswa dapat dilakukan pengelompokan, misalkan saja menjadi tiga, kelompok
A, B dan C. Guru membuat pengelompokan siswa atas dasar kemampuan yang relatif

42
Ibid. h. 58
43
Saekan Muchith, dkk, Cooperative Learning, (Semarang: Rasail Media Group, 2010),h. 8.
21

sama, menerapakan cara belajar tuntas, mengembangkan proses belajar mandiri.


Beberapa cara penggunaan sumber lingkungan:

1) Membawa siswa keluar lingkungan kelas, misal karyawisata.


2) Membawa sumber-sumber dari masyarakat ke dalam kelas, misal benda-
benda, Resources person.

Cara-cara menyelesaikan pelajaran dengan kesanggupan individual:

1) Pengajaran individual, siswa diberikan tugas menurut kemampuan masing-


masing.
2) Tugas tambahan, diberikan pada siswa yang lebih pandai disamping tugas
yang bersifat umum dengan demikian kondisi kelas dapat terpelihara.
3) Pengajaran proyek, siswa mengerjakan sesuatu yang sesuai minat dan
kesanggupan.
4) Pengelompokan menurut kesanggupan, kelas dibagi beberapa kelompok
dengan kesanggupan yang sama.
h) Evaluasi

Yang dimaksud evaluasi di sini adalah penilaian guru terhadap proses kegiatan
belajar-mengajar. Penilaian tersebut untuk mengetahui sejauh mana tujuan pengajaran
sudah tercapai, selain itu pula untuk mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi.
Evaluasi tidak hanya dilaksanakan pada akhir semester saja tetapi setiap jam juga bisa
karena akan berguna untuk mengetahui kemajuan hasil belajar. Pelaksanaan evaluasi
berkenaan dengan dua aspek yaitu aspek guru dan aspek belajar siswa.

Jadi dari berbagai prinsip pembelajaran tadi, penulis dapat simpulkan bahwa
seluruh asas-asas tersebut saling memiliki keterkaitan dan hubungan yang erat,
dengan kata lain semua asas tersebut menunjang proses pembelajaran.

III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Kata Teknologi berasal selalu memiliki berbagai penafsiran, mulai dari sekedar
peranti keras hingga cara yang sistematis yang dapat menyelesaikan masalah. Kata ini
berasal dari bahasa Yunani technologia. Techno artinya kemampuan dan logia artinya
ungkapan. Dalam Western Dictionary teknologi adalah systematic treatment atau
22

penanganan sesuatu secara otomatis, sedangkan techne sebagai dasar kata teknologi
berarti “art” adalah keterampilan (skill), science atau keahlian, keterampilan, ilmu.

Media, bentuk jamak dari perantara (medium), merupakan sarana komunikasi.


Berasala dari bahasa Latin medium (antara), istilah ini merujuk pada apa saja yang
membawa informasi antara sebuah penerima. Enam kategori dasar media adalah teks,
audio, visual, video, perekayasa,( manipulative) (benda-benda), dan orang-orang

Peranan teknologi dalam belajar yang dirancang sebagai tujuan pengajaran lebih
efektif dan ekonomis merupakan peranan komunikasi yang sangat penting sebab
hakikat teknologi pengajaran adalah upaya mempengaruhi siswa agar dapat mencapai
tujuan pendidikan. Oleh sebab itu, landasan sosial teknologi pengajaran ada pada
komunikasi insani. Media pembelajaran digunakan dengan tujuan yang jelas. Suatu
media pembelajaran dipilih untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan tepat
sesuai kebutuhan. Pemilihan media pembelajaran, sebaiknya disesuaikan dengan
kondisi fisik lingkungan. Sebelum menentukan media pembelajaran, seorang guru
harus menyadari bahwa tidak ada media yang paling baik untuk mencapai semua
tujuan. Masing-masing dari media yang ada memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penggunaan berbagai macam media pembelajaran yang disusun secara terpadu dalam
pembelajaran akan mengafektifkan pencapaian tujuan pembelajaran.

B. Implikasi

Hasil makalah kami yang berjudul Asas-Asas Teknologi dan Media


Pembelajaran ini kami buat untuk memberikan pemahaman kita tentang asas atau
prinsp teknologi dan media pembelajaran, sehingga hal ini bisa diterapkan ketika kita
sudah menjadi tenaga pendidik disebuah sekolah.

DAFTAR PUSTAKA

E.Sharon Salamdino dkk., Instructional Technology & Media For Learning:


Teknologi Pembelajaran dan Media untuk Belajar. (Jakarta: PT Fajar Interpratama
Mandiri, 2014.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia


(Cet. V. Kemendikbud, 2016.
23

Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, Semarang: Rasail, 2005.

Yusufhadi Miarso dkk, Definisi Teknologi Pendidikan. Rajawali: Jakarta, 1986.

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali, 2010.

Sudarwan Danim. Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.

Rima Ega Wati, Ragam Media Pembelajaran, Yogyakarta: Kata Pena, 2016.

Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran, (Depok Sleman Yogyakarta :


Teras, 2012

Arief Budiman, Media Pendidikan, Jakarta: PT, Rajagrafindo Persada, 2011

Dimyati dan Mudjiono, Belejar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),.

Warsita Bambang, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya,


(Jakarta: Rineka Cipta, 2008).

Agus Suprijono, Cooperative Learning, ( Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2009).

Saekan Muchith, dkk, Cooperative Learning, (Semarang: Rasail Media Group, 2010

Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010).

UU. No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20

Anda mungkin juga menyukai