Anda di halaman 1dari 10

KARYA TULIS ILMIAH

“PENTINGNYA TEKNOLOGI DALAM IMPLEMENTASI


KURIKULUM MERDEKA BELAJAR”

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Mengikuti Lomba HUT Sekolah

OLEH
Novena Scholastica Wawo

KELAS XI BB 1
SMA NEGERI 1 TOMOHON
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi di era kini maju sangat pesat. Seiring bertambah majunya
ilmuh pengetahuan dan penggunaan teknologi. Teknologi merambah ke berbagai bidang,
tidak terkecuali dengan bidang pendidikan. Pihak yang berkecimpung didunia pendidikan
harus dapat mengimbangi dan mengikuti kemajuan teknologi ini. Bukan hanya guru atau
dosen yang melek teknolohi, tetapi siswa atau mahasiswa pun harus dapat mengikuti
perkembangan teknologi.
Mengahadapi era revolusi industri 4.0 ditandai dengan gabungan teknologi
otomatisasi dan teknolohi siber. Revolusi 4.0 menanamkan teknologi cerdas yang dapat
terhubung dengan berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk di dunia pendidikan.
Guru harus dapat menggunakan teknologi dalam pembelajaran di sekolah. Metode
konvensional sudah mulai ditinggalkan. Guru bukan lagi sebagai pusat pembelajaran atau
teacher centered learning (TCL). Mereka harus berubah dan dapat mengikuti
perkembangan zaman. Metode yang dipakai dalam pembelajaran seperti hanya
penggunaan metode ceramah harus dapat disesuaikan dengan pembelajaran yang disesuai
dengan zamannya.
Pendidkan Indonesia saat ini adalah bagaiaman mencetak generasi muda yang
memahami ilmu yang diajarkan, bukan sekedar pandai mengingat informasi. Siswa
dituntut untuk memahami dan dapat menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran.
Pendidikan di Indonesia yang berpegang pada buku teks, sudah mulai tergantikan produk-
produk digital, seperti E-Book.
Pendidikan sejatinya mampu dimaknai sebagai sebuah proses social yang terus
bergerak secara dinamis mengikuti perkembangan zaman. Prose pembelajaran tidak harus
belajar di dalam kelas. Guru dapat memanfaatkan teknologi internet dan berbagai aplikasi
teknologi internet dan berbaagai aplikasi teknologi yang dapat membantu guru dalam
proses pembelajaran.
Aplikasi adaptasi teknologi dalam ruang-ruang pembelajaran menjadi sebuah
keharusan dalam menghadi perubahan di era globalisasi, perkembangan terkonologi
informasi dan kominikasi (TIK) telah memberikan pengaruh terhadap dunia pendidikan
khususnya dalam proses pembelajaran.
2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teknologi?
2. Jenis-jenis teknologi pendidikan
3. Apa saja peran teknologi dalam pendidikan?
4. Apa saja macam-macam teknologi pendidikan?
5. Apa yang dimaksud dengan implementasi?
6. Apa saja tahapan implementasi kurikulum merdeka?
7. Apa saja factor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum merdeka belajar?
8. Apa saja prinsip-prinsip implementasi kurikulum merdeka belajar?
9. Apa saja model implementasi kurikulum merdeka belajar?
3. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan ini, yaitu mengetahui
Pentingnya Teknologi Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka
BAB II
PEMBAHASAN

1. Teknologi
1.1 Pengertian Teknologi
Dalam Bahasa Yunani teknolohi bersal kata Technologia yang dalam kamus
Webster berarti manipulasi sistematis sedangkan Techne adalah teknologi dasar yang
berarti keterampilan, sains dalam istilah lain yaitu, sains atau keterampilan.
Kata teknologi secara harafiah bersal dari Bahasa Latin Texere yang berarti menyusun
atau membangun istilah teknologi tidak boleh terbatas pada penggunaan mesin,
meskipun dalam arti sempit sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kata teknologi sering dipahami oleh awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau
hal-hal yang berkaitan dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan
memiliki makna yang lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan
dari unsur manusia, mesin, ide, prosedur dan pengelolaannya (Hoba, 1977). Kemudian
pengertian tersebut akan lebih jelas dengan pengertian bahwa hakikatnya teknologi
adalah penerapan dari ilmu atau pengetahuan lain yang terorganisir kedalam tugas-
tugas praktis (Galbraith, 1977).
Keberadaan teknologi harus dimaknai sebagai upaya untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi dan teknologi tidak dapat dipisahkan dari permasalahan yang
dihadapi manusia. Berkaitan dengan hal tersebut, maka teknologi pendidikan juga
dapat dipandang sebagai suatu produk dan proses (Sadiman, 1993).
The Association for Media and Technology (AECT) mengidentifikasikan teknologi
pendidikan sebagai penelitian dan praktik etis yang menfasilitasi pembelajaran dan
meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan, dan menangani sumber
daya dan proses teknologi yang sesuai. Bidang teknologi pendidikan sebagai upaya
persiapan dan memfasilitasi pembelajaran dengan menciptakan, mengembangkan,
mengatur, dan menggunakan semua teknologi dan sumber belajar melalui proses.
Teknologi pendidikan adalah disiplin ilmu terapan, diantaranya dikembangkan
karena permintaan lapangan atau kebutuhan pembelajaran. Penerapan teknologi
pendidikan pada kegiatan proses pembelajaran perlu lebih efektif, efisien, dan
bermakna bagi peserta didik.
1.2 Jenis-Jenis Teknologi Pendidikan menurut Davies
a. Teknologi Pendidikan Pertama
Teknologi pendidikan pertama ini pada perangkat keras. Secara otomatis
melakukan aktivitas selama proses pembelajaran menggunakan alat untuk
menjangkau peserta didik. Teknologi ada secara massal dengan jumlah yang besar
agar teknologi dapat digunakan secara efektif dan efisien.
b. Teknologi Pendidikan Kedua
Teknologi pendidikan kedua ini terdapat pada perangkat lunak sehingga
berkontribusi pada kegiatan proses pembelajaran. Dibidang kurikulum metode
pengajaran dan penilaian disorot. Teknologi pendidikan kedua memungkinkan
untuk merencanakan dan merancang sesuatu yang baru.
c. Teknologi Pendidikan Ketiga
Teknologi pendidikan ketiga adalah kombinasi perangkat keras dan
perangkat lunak. Orientasi system pada pendekatan sehingga dapat dikatakan
pendekatan pemecahan masalah.
1.3 Peran Teknologi Pendidikan meliputi:
1. Teknologi pendidikan ini berfungsi sebagai fasilitator untuk desain pengetahuan.
2. Teknologi pendidikan menyediakan alat informasi untuk mengeksplorasi
pengetahuan yang mendukung siswa.
3. Teknologi pendidikan berpotensi meningkatkan efisiensi dan efektivitas dlaam
proses pembelajaran.
4. Teknologi pendidikan sebagai wahan untuk memfasilitasi siswa untuk
mempresentasikan argument.
5. Teknologi pendidikan sebagai alat untuk menacapai tujuan pendidikan.
1.4 Macam-macam Teknologi Pendidikan adlah sebagai berikut:
1. Teknologi Pendidikan Pertama
Teknologi pendidikan pertama mengarah pada perangkat keras. Seperti
komputer, proyektor, dan alat elektronik lainnya. Teknologi ini secara otomatis
menjalankan kegiatan proses pembelajaran dengan bantuan pemancar, perekam,
pendistribusi, memperkuat suara yang menjangkau peserta didik dlaam jumlah
besar. Jadi teknologi ini lebih efektif dan efisien.
2. Teknologi Pendidikan Kedua
Teknologi pendidikan kedua mengacu pada perangkat lunak misalnya
dalam penekanan dalam hal bantuan kepada kegiatan proses pembelajaran.
Terutama dalam bidang kurikulum, metodelogi pengajaran, dan evaluasi. Jadi
teknologi yang kedua, lebih pada penyediaan keperluan dan merancangkan dan
merancang hal baru.
3. Teknologi Pendidikan Ketiga
Teknologi pendidikan ketiga, yaitu kombinasi antara perangkat keras dan
perangkat lunak. Teknologi pendidikan ketiga lebih berorientasi terhadap arah
pendekatan sistem. Teknologi pendidikan ketiga yang dikatakan sebagai
pendekatan pemecah masalah, titik beratnya dalam orientasi diaknostik yang
menarik.
2. Implementasi
1.1 Pengertian Implementasi
Implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang terencana dan bertahap yang
dilakukan oleh instansi pelaksana dengan dilaksanakan pada kebijakan yang telah
ditetapkan oleh pejabat yang berwenang.
Istilah implementasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti
pelaksanaan atau penerapan. Istilah implementasi biasanya dikaitkan dengan suatu
kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Wibawa (1994) menyebutkan bahwa implementasi kebijakan merupakan bentuk
pengejawantahan keputusan mengenai kebijakan yang berdasar. Biasanya tertuang
dalam satu undang-undang. Namun juga dapat berbentuk instruksi-instruksi yang
penting atau keputusan perundang-undangan. Idealnya, keputusan tersebut
menjelaskan masalah-masalah yang hendak ditangani, menentukan tujuan yang hendak
dicapai dalam berbagi cara menggambarkan struktur proses implemntasi tersebut
(Wibawa, 1994).
1.2 Tahapan-Tahapan Implementasi Merdeka
a. Pengembangan Program, mencakup program tahunan, semester atau catur wulan,
bulanan, mingguan dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan dan
konseling atau program remedial.
b. Pelaksanan Pembelajaran. Pada hakekatnya pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dengan lingkungannya. Sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang baik.
c. Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur
wulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum.
1.3 Faktor – faktor yang Mempengaruhi Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum
dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
a. Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi,
sifat dan sebagainya.
b. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi
kurikulum seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku
kurikulum dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan
kurikulum di lapangan.
c. Karakteristik pengguna kurikulum, yang meliputi pengetahuan, keterampilan, serta
nilai dan sikap guru terhadap kurikulum dalam pembelajaran.

Sedang Marsh (1980) mengemukakan tiga faktor yang mempengaruhi


implementasi kurikulum yaitu : dukungan kepala sekolah, dukungan rekan sejawat
guru, dan dukungan internal dalam kelas.

1.4 .Prinsip – prinsip Implementasi Kurikulum


Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa prinsip yang menunjang
tercapainya keberhasilan, yaitu:
a. Perolehan kesempatan yang sama. Prinsip ini mengutamakan penyediaan tempat
yang memberdayakan semua peserta didik secara demokratis dan berkeadilan
untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap. Seluruh peserta didik
berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang beruntung secara
ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
b. Berpusat pada anak. Upaya untuk memandirikan peseta didik untuk belajar,
bekerjasama dan menilai diri sendiri sangat diutamakan agar peserta didik mampu
membangun kemauan, pemahaman dan pengetahuannya.
c. Pendekatan dan kemitraan. Seluruh pengalaman belajar dirancang secara
berkesinambungan,mulai dari taman kanak–kanak hingga kelas I sampai kelas XII.
Pendekatan yang digunakan dalam pengorgaisasian pengalaman belajar berfokus
pada kebutuhan peserta didik yang bervariasi dan mengintegrasikan berbagai
disiplin ilmu. Keberhasilan pencapaian pengalaman belajar menuntut kemitraan
dan tanggung jawab bersama dari peserta didik, guru, sekolah, perguruan tinggi,
dunia kerja dan industri, orang tua dan masyarakat.
d. Kesatuan dalam kebijakan dan keberagaman dalam pelaksanaan. Standar
kompetensi disusun oleh pusat dengan cara pelaksanaannya disesuaikan dengan
kebutuhan dan kemampuan masing – masing daerah atau sekolah.
1.5 Model Implementasi kurikulum
Dalam kaitannya dengan fungsi pengelolaan kurikulum, akan dikemukakan model
implementasi kurikulum baru. Secara garis besar, model tahapan implementasi
kurikulum meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
a. Tahap Perencanaan Implementasi Tahap ini bertujuan untuk menguraikan visi dan
misi atau mengembangkan tujuan implementasi (operasional) yang ingin dicapai.
Usaha ini mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian
yang akan digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang
terlibat dan sistem evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai
beserta situasi, kondisi serta faktor internal dan eksternal.
b. Tahap Pelaksanaan Implementasi Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan blue
print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan mengunakan sejumlah
teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan
sebelumnya. Jenis kegiatan dapat bervariasi sesuai dengan kondisi yang ada.
Teknik yang digunakan, alat bantu yang dipakai, lamanya waktu pencapaian
kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran yang telah dirumuskan dalam
tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik. Pelaksanaan dilakukan
oleh suatu tim terpadu menurut departemen/divisi/seksi masing – masing atau
gabungan, bergantung pada perencanaan sebelumnya. Hasil dari pekerjaan ini
adalah tercapainya tujuan–tujuan kegiatan yang telah ditetapkan. Secara umum,
hasilnya akan meningkatkan pemanfaatan dan penerapan kurikulum.
c. Tahap Evaluasi Implementasi. Tahap ini bertujuan untuk melihat dua hal. Pertama,
melihat proses pelaksanaan yang sedang berjalan sebagai fungsi kontrol, apakah
pelaksanaan evaluasi telah sesuai dengan rencana dan sebagai fungsi perbaikan jika
selama proses terdapat kekurangan. Kedua, melihat hasil akhir yang dicapai. Hasil
akhir ini merujuk pada kriteria waktu dan hasil yang dicapai dibandingkan terhadap
fase perencanaan. Evaluasi dilaksanakan menggunakan suatu metode, sarana dan
prasarana, anggaran personal dan waktu yang ditentukan dalam tahap
perencanaaan.
BAB III
PENUTUP

1. KESIMPULAN
Pengertian Implementasi. Implementasi merupakan rangkaian kegiatan yang
terencana dan bertahap yang dilakukan oleh instansi pelaksana dengan dilaksanakan pada
kebijakan yang telah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang. Usaha ini
mempertimbangkan metode (tehnik), sarana dan prasarana pencapaian yang akan
digunakan, waktu yang dibutuhkan, besar anggaran, personalia yang terlibat dan sistem
evaluasi, dengan mempertimbangkan tujuan yang ingin dicapai beserta situasi, kondisi
serta faktor internal dan eksternal. The Association for Media and Technology (AECT)
mengidentifikasikan teknologi pendidikan sebagai penelitian dan praktik etis yang
menfasilitasi pembelajaran dan meningkatkan kinerja dengan menciptakan, menggunakan,
dan menangani sumber daya dan proses teknologi yang sesuai. Kata teknologi sering
dipahami oleh awam sebagai sesuatu yang berupa mesin atau hal-hal yang berkaitan
dengan permesinan, namun sesungguhnya teknologi pendidikan memiliki makna yang
lebih luas, karena teknologi pendidikan merupakan perpaduan dari unsur manusia, mesin,
ide, prosedur dan pengelolaannya (Hoba, 1977). Faktor – faktor yang Mempengaruhi
Implementasi Kurikulum Implementasi kurikulum dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:
Karakteristik kurikulum, yang mencakup ruang lingkup bahan ajar, tujuan, fungsi, sifat dan
sebagainya. Tahap Pelaksanaan Implementasi Tahap ini bertujuan untuk melaksanakan
blue print yang telah disusun dalam fase perencanaan, dengan mengunakan sejumlah
teknik dan sumber daya yang ada dan telah ditentukan pada tahap perencanaan
sebelumnya. Strategi implementasi, yaitu strategi yang digunakan dalam implementasi
kurikulum seperti diskusi profesi, seminar, penataran, lokakarya penyediaan buku
kurikulum dan berbagai kegiatan lain yang dapat mendorong penggunaan kurikulum di
lapangan. Bidang teknologi pendidikan sebagai upaya persiapan dan memfasilitasi
pembelajaran dengan menciptakan, mengembangkan, mengatur, dan menggunakan semua
teknologi dan sumber belajar melalui proses. Teknik yang digunakan, alat bantu yang
dipakai, lamanya waktu pencapaian kegiatan, pihak yang terlibat serta besarnya anggaran
yang telah dirumuskan dalam tahap perencanaan diterjemahkan kembali dalam praktik.
Prinsip Implementasi Kurikulum Dalam implementasi kurikulum, terdapat beberapa
prinsip yang menunjang tercapainya keberhasilan, yaitu: Perolehan kesempatan yang
sama. Evaluasi, proses yang dilaksanakan sepanjang proses pelaksanaan kurikulum catur
wulan atau semester serta penilaian akhir formatif atau sumatif mencakup penilaian
keseluruhan secara utuh untuk keperluan evaluasi pelaksanaan kurikulum. Jadi teknologi
yang kedua, lebih pada penyediaan keperluan dan merancangkan dan merancang hal baru.
Seluruh peserta didik berasal dari berbagai kelompok, termasuk kelompok yang kurang
beruntung secara ekonomi dan sosial yang memerlukan bantuan khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Darwin Efendy dan Achmad Wahidi. (2019). Pemanfaatan Teknologi dalam Proses
Pembelajaran Menuju Pembelajaran Abad 21. Palembang. Universitas PGRI Palembang

Wahab, S.A (2008). Analisis Kebijakan:dari formulasi ke implementasi kebijakan negara,


Jakarta: Bumi Aksara
Wibawa, S. (1994). Kebijakan Publik: Proses dan Analisis. Jakarta: Intermedia
http://ardhinoor.blogs.uny.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai