Anda di halaman 1dari 16

Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 19

KETERLIBATAN PENGASUHAN AYAH SEBAGAI ORANG TUA TUNGGAL


DENGAN ANAK PEREMPUANNYA SETELAH TERJADINYA PERCERAIAN
(STUDI KASUS KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DI DESA KWANGSAN,
KECAMATAN JUMAPOLO)

Denny Astuti
Program Studi Ilmu Komunikasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Email : denny.ladyrose@gmail.com

ABSTRACT
Being a single parent is not easy especially for father, and caring for his girls are still
under age of 12 years old. Beside for suffice the needs of the family of an themselves a
father is a single parent should parenting is independent. The purpose of the research to
describe how to engagement parenting father as a single parent to his daughter after the
occurance of divorce. This research using descriptive qualitative method with the approach
of communication interpersonal. The object of this research consist of three father became a
single parent because of the background of divorce in Jumapolo subdistrict. The technique
of collecting data using semi-structured interview. The method of analysing data using
descriptive analysing. The result of this research suggests that: (1) the communication
interpersonal conducted father as a single parent to this child to give understanding of the
family is not explained about divorce but give understanding of the work of this mother, (2)
engagement parenting conducted in independent and not involved to the other, (3) the
responsibility of father when leaving the girls with entrusting to this family, (4) accessibility
is a single parent, father always give time to accompany for playing and activities his child
everyday. It can be concluded that the involvement parenting father as a single parent to his
daughter is directly in all fulfillment needs.

Keywords: single parent, parenting involvement, interpersonal communication

A. PENDAHULUAN
adanya beberapa faktor, salah satunya
Keluarga adalah unit terkecil dari adalah faktor perceraian. Banyak hal yang
masyrakat. Menurut Djamarah (2004), melatar belakangi terjadinya perceraian dan
keluarga adalah sebuah institusi yang perceraian itu sendiri mengakibatkan efek
terbentuk karena ikatan perkawinan. negatif bagi anak-anak yang menjadi korban
Komunikasi adalah suatu hal yang pasti dari orang tuanya. Kurangnya kesejahteraan
terjadi dalam kehidupan, termasuk dalam psikologis adalah salah satu efek dari
sebuah keluarga. Komunikasi yang sering perceraian orang tua. Kesejahteraan
kita amati adalah komunikasi antarpribadi psikologis dalam hal ini menyangkut hal
dalam sebuah keluarga. Komunikasi kepribadian, kepuasan hidup, kepercayaan
antarpribadi adalah sebuah proses diri, komunikasi, dan aktivitas sehari-hari
komunikasi yang berlangsung dua orang (Kume, 2015). Keluarga yang hubungan
atau lebih secara tatap muka (Cangara, antar anggotanya tidak harmonis, penuh
2002). konflik, atau gapcommunication, dapat
mengembangkan masalah kesehatan-
Keluarga idealnya terdiri dari ayah, ibu,
kesehatan mental (Prayoga, 2013).
dan anak. Setiap anggota pun mempunyai
peran masing-masing, namun kondisi Orang tua tunggal dalam pengertian
tersebut tidak selalu dapat terwujud karena psikologis adalah orang tua yang terdiri
20 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

dari ayah maupun ibu yang siap menjalani (Prayoga, 2013). Sejalan dengan pernyataan
tugasnya dengan penuh tanggung (Purbasari & Putri, 2015) bahwa pembagian
jawab sebagai orangtua tunggal. Jika peran dan maupun pembagian tugas
dia mampu mengurus anak-anak, berani rumah tangga yang adil antara suami dan
dan bertanggung jawab dengan segala istri terkadang masih dipengaruhi oleh
resikonya dalam mengasuh anak itulah di cara pandang masyarakat mengenai peran
sebut orang tua tunggal. Pertaruhan orang gender yang cenderung memposisikan
tua tunggal di sini mengenai tanggung wanita untuk selalu berperan pada wilayah
jawabnya. Tak mudah memang menjadi domestik. Wilayah domestik di sini artinya
orang tua tunggal, apa lagi dimasa-masa adalah bekerja sebagai ibu rumah tangga
awal perpisahan dengan pasangan hidup saja mengurus rumah dan seisinya. Hal
baik karena perceraian maupun kematian ini membuat peneliti tertarik melakukan
(Sari, 2015). penelitian yang berfokus pada ayah yang
berperan sebagai orang tua tunggal.
Menurut Badan Pusat Statistik
Indonesia dalam data Penduduk Berumur Orang tua tunggal biasanya akan
10 Tahun Keatas Menurut Wilayah dan merasa lebih tertekan daripada orang tua
Status Perkawinan Indonesia di Provinsi utuh dalam kemampuan mengasuh sebagai
Jawa Tengah per tahun 2015 adalah wanita orang tua pada umumnya. Kemampuan
yang cerai hidup sebanyak 294.330 orang, orang tua ini nantinya dapat berpengaruh
sedangkan cerai mati sebanyak 150.670 pada bagaimana si orang tua mengasuh
orang. Kemudian laki-laki yang cerai hidup anaknya. Orang tua tunggal yang tidak
sebanyak 117.891 orang, dan cerai mati mempunyai pasangan untuk tempat
sebanyak 301.649 orang (“www.bps.go.id,” berbagi mengasuh anak akan berpengaruh
2015). Dapat dilihat bahwa ibu sebagai pada perkembangan psikologi anak
orang tua tunggal lebih banyak jumlahnya (Prayoga, 2013). Parke dalam Kume
dari seorang ayah. Di Kecamatan Jumapolo, (2015), mengatakan bahwa keterlibatan
khususnya desa Kwangsan dalam empat seorang ayah dalam pengasuhan anak
tahun terakhir ini kasus perceraian akan menciptakan efek yang positif
mengalami peningkatan. Dilihat dari data dibandingkan anak dalam pengasuhan ibu
di kantor Kelurahan Kwangsan per bulan saja walaupun jika pengasuhan dilakukan
Juli tahun 2016, pada tahun 2013 ada kasus oleh kedua orang tua yang utuh maka
perceraian sebanyak 5 orang, tahun 2014 efeknya akan lebih signifikan. Efek lain dari
sebanyak 7 orang, tahun 2015 sebanyak 9 keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak
orang, dan pada tahun 2016 sampai bulan adalah kemampuan hubungan sosialnya
Juli sebanyak 8 orang. Dalam pandangan akan terhambat atau terganggu. Selaras
masyarakat juga demikian, ibu sebagai dengan pernyataan Barnet dan Kibra
orang tua tunggal terlihat biasa dan tidak dalam (Katorski, 2003) bahwa hubungan
dianggap peran yang sulit untuk dijalankan. yang positif antara ayah dengan anak akan
Begitu pula di negara barat seperti Amerika berpengaruh baik dalam perkembangan
Serikat dan Eropa, pengasuhan anak di psikologisnya, sementara hubungan yang
bawah ayahnya masih kurang dominan negatif diperkirakan dapat membuat
dan belum bisa diterima oleh masyarakat tekanan psikologis pada anak. Melihat
walaupun banyak juga perempuan yang pernyataan ini dapat dikatakan bahwa pada
saat ini memilih untuk bekerja di luar rumah umumnya mempunyai hubungan yang baik
atau wanita karier (Kume, 2015). Masyarakat dengan ayah menjadi suatu hal yang penting
akan memiliki pandangan yang berbeda- untuk di perhatikan karena menyangkut
beda tentang orang tua tunggal. Di sisi lain perkembangan psikologis anak terlebih
orang tua tunggal harus dapat memberikan untuk anak yang masih di bawah umur 12
pengertian, lebih sabar dan tegar dalam tahun.
menghadapi masalah dalam keluarganya Menjadi orang tua tunggal tentu saja
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 21

tidak mudah bagi seorang ayah, yang dalam perilaku kriminal (Morman & Floyd,
memberatkan lagi adalah anggapan dari 2006).
masyarakat yang sering memojokkan
Hubungan antara ayah dengan anak
para ayah yang dianggap tidak
sudah layak menjadi perhatian umum
maksimal kemudian hal tersebut dapat
terutama mengenai kualitas dalam
mempengaruhi pikiran seorang anak (Dian,
hubungan antarpribadi di keluarga yang
2012). Namun menurut Lee, Khuser, dan
tidak ideal seperti adanya perceraian atau
Cho (2007) hubungan ayah dengan anak
kematian istri/suami. Kedekatan merupakan
perempuan justru menimbulkan efek yang
suatu aspek yang fundamental dari sebuah
positif dikaitkan dengan hasil prestasi
hubungan antarpribadi orang tua dengan
akademik. Sejalan dengan pernyataan
anak-anak mereka. Hubungan antara ayah
Hanson (2007) bahwa remaja perempuan di
dengan anak ini tidak hanya sebatas dalam
Amerika dan Afrika mengalami peningkatan
hitungan waktu hari, minggu, bulan, bahkan
prestasi akdemik setelah menjalin
tahun, namun mecakup waktu seumur
hubungan baik dengan ayahnya (Barrett,
hidup dan memainkan peran penting
2006). Sejalan dengan pernyataan (Taufik,
dalam membentuk identitas antara kedua
2014), bahwa menjadi orang tua tunggal
individu. Karena kualitas hubungan antara
harus menanggung semua kebutuhan
ayah dengan anak perempuan secara
anak seorang diri, terlebih jika seseorang
signifikan dapat mempengaruhi banyak
itu bekerja maka tidak dapat mengikuti
hal yang penting bagi anak perempuan.
dan melihat perkembangan anak secara
Misalnya; memahami pikiran atau pendapat
maksimal. Pangkal masalah yang sering
antara ke dua individu dalam satu waktu
dihadapi oleh seorang orang tua tunggal
dan mendekatkan kepentingan dalam
adalah masalah anak. Anak akan merasa
bernegosiasi suatu hal (Barrett, 2006).
di rugikan dengan hilangnya salah satu
orang yang berarti dalam hidupnya. Anak Menurut Charmaz dalam Barrett
yang di keluarga yang hanya memiliki (2006), hubungan antara ayah dengan
orangtua tunggal cenderung kurang anak perempuan juga dapat memberikan
mampu mengerjakan sesuatu dengan baik pelajaran bagaimana menjalin hubungan
di bandingkan dengan anak yang berasal dekat dengan orang lain maupun pasangan
dari keluarga yang orang tuanya utuh. Hal ketika sudah menjadi dewasa nanti,
tersebut dapat menimbulkan dampak yang pelajaran mengenai pengalaman sehari-
kurang baik pada anak di akibatkan oleh hari seperti; bermain dan olah raga atau
keadaan orang tuanya. mengerjakan tugas sekolah dan juga
peristiwa penting misalnya menikah dan
Bagi kebanyakan ayah mempunyai
melahirkan seorang keturunan. Kume (2015)
hubungan yang baik dan mendalam dengan
juga mengatakan bahwa ada efek positif
anak dapat mempengaruhi kesehatan
perceraian karena adanya pertemuan rutin
emosional dan psikologis secara signifikan
antara ayah dengan anak perempuannya.
untuk ayah dan juga untuk anak perempuan
Hak asuh bersama merupakan suatu hal
(Berry, dalam Morman & Floyd, 2006).
yang sangat penting untuk anak yang masih
Perilaku komunikasi dimasa depan pada
di bawah umur 16 tahun untuk mencegah
anak juga berpengaruh dari bagaimana
terjadinya kekerasan dalam rumah tangga,
kedekatannya dengan ayah pada waktu
pelecehan seksual, dan kecenderungan
kecil, keberhasilan dalam berpikir rasional
perceraian ketika sudah memiliki pasangan
dengan pasangan ketika sudah dewasa
suatu saat nanti.
nanti, berpengaruh pada prestasi dalam
pendidikan. Bahkan McLanahan & Sindefur Penelitian sebelumnya juga banyak
(1994) menyatakan bahwa anak yang dilakukan pada anak yang berusia di bawah
tumbuh tanpa peran seorang ayah akan 16 tahun dan yang paling banyak menjadi
cenderung sulit untuk dapat lulus dari responden adalah anak yang berusia 4-12
sekolah tinggi, dan memungkinkan terlibat tahun (Lamb, 2000). Pada usia seperti itu
22 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

lebih mudah mendapatkan hasil yang kepuasan hidup dan kepercayaan diri
akurat tetapi harus terjun langsung ke seorang anak perempuan. Merujuk pada
lapangan dan observasi langsung dengan banyak penelitian sebelumnya yang
responden Finley and Schwartz dalam dilakukan di negara barat mengenai
Kume (2015). Jika dilihat dari perbedaannya efek dari perceraian dan keterlibatan
dengan penelitian ini terdapat pada pengasuhan anak dapat disimpulkan
obyeknya, penelitian sebelumnya yang bahwa keterlibatan ayah dengan anak
menjadi responden adalah anak sedangkan perempuannya menghasilkan efek yang
penelitian ini adalah ayahnya meskipun positif setelah terjadinya perceraian. Sedang
sama-sama fokus dengan anak yang di Indonesia sendiri banyak anggapan
berumur dibawah 12 tahun. masyarakat yang melihat bahwa seorang
ayah yang menjadi orang tua tunggal
Mengenai pandangan masyrakat yang
kurang efektif dalam mengasuh seorang
menganggap bahwa ayah yang menjadi
anak (Widaningsih, 2007). Terlebih anak
orang tua tunggal tidak bisa menghasilkan
perempuan yang umurnya masih antara
efek yang positif bagi anak perempuannya
4-12 tahun. Banyak efek yang terjadi dalam
terutama anak perempuan yang masih
diri anak setelah terjadi perceraian orang
dibawah umur 12 tahun adalah suatu hal
tuanya. Misalnya kurangnya kepercayaan
yang cukup memberatkan. Namun pada
diri, kurangnya kepuasan hidup, merasa
kenyataannya keterlibatan ayah menjadi
harga dirinya rendah, dan cenderung akan
sangat penting dalam hal kemampuan
mudah memutuskan suatu hubungan ketika
hubungan sosial (Kume, 2015). Namun
mereka sudah dewasa nanti dikarenakan
Morman & Floyd (2006) meberikan
melihat apa yang sudah terjadi pada orang
pernyataan bahwa peran sebagai ayah
tuanya ketika ia masih kecil (Kume, 2015).
adalah meberikan cinta dan kasih sayang
untuk anak, memberikan ketersediaan untuk Hasil penelitian terhadap
mengasuh, dan berperan langsung dalam perkembangan anak yang tidak mendapat
mengasuh anak. Ketiga hal ini cenderung asuhan dan perhatian ayah menyimpulkan,
dapat mengatasi hal berpikir anak perkembangan anak menjadi pincang.
secara rasional dan emosional sehingga Kelompok anak yang tidak mendapat
berpengaruh positif juga pada kemampuan perhatian ayahnya cenderung memiliki
hubungan sosial anak. kemampuan akademis menurun, aktivitas
sosial terhambat, dan interaksi sosial
Naluri ayah dalam mengasuh anak
terbatas (Dagun, 1990).
tentu tidak seperti seorang perempuan.
Namun, demi sang buah hati, ayah harus Dilihat dari latar belakang di atas dapat
bisa menjalankan peran tersebut ketika ditarik kesimpulan untuk fokus penelitian
menjadi ayah tunggal. Sebagai seorang ini yaitu bagaimanakah komunikasi
single parent, peran ayah dalam keluarga antarpribadi dalam memberikan
tentu saja menjadi lebih luas. Selain dituntut pemahaman mengenai perceraian dan
memegang peran pencari nafkah, ayah juga keterlibatan ayah sebagai orangtua tunggal
harus mengurus berbagai keperluan rumah kepada anak perempuannya setelah
tangga, yang paling penting memastikan terjadinya perceraian. Karena keterlibatan
tumbuh kembangnya anak berjalan dengan ayah dapat merubah efek yang terjadi
baik (Dian, 2012). pada anak setelah terjadinya perceraian.
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Peran dan komunikasi antarpribadi yang
oleh Algood, Beckert, dan Peterson dilakukan ayah pada suatu saat nanti akan
(2012) menghasilkan pernyataan bahwa dapat mempengaruhi bagaimana anak akan
keterlibatan pengasuhan seorang ayah bersikap, menjalani hidup, bersosialisasi,
berhubungan erat dengan kesejahteraan dan meningkatkan kebahagiaan atau
psikologis anak perempuan mereka. Selain kesejahteraan psikologis anak.
itu juga berkaitan dengan peningkatan Tujuan penelitian ini adalah untuk
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 23

mengetahui bagaimana komunikasi individu masing-masing. Komunikasi antar


yang dijalin anatara ayah dengan anak pribadi mempengaruhi komunikasi dan
perempuannya mengenai pemahaman hubungan dengan orang lain. Suatu pesan
tentang perceraian dan keterlibatan yang di komunikasikan, bermula dari
pengasuhan ayah sebagai orangtua tunggal seseorang (Budyatna & Ganiem, 2011). Dari
kepada anak perempuannya setelah definisi tersebut, peneliti menyimpulkan
terjadinya perceraian. Kemudian, ada dua bahwa komunikasi antarpribadi adalah
manfaat dalam penelitian ini, yang pertama penyampaian pesan secara langsung yang
adalah manfaat akademis yang diharapkan dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
dapat menambah pengetahuan mengenai dapat menimbulkan feedback dalam waktu
ilmu komunikasi antarpribadi dalam sebuah yang sama dan dapat mempengaruhi satu
keluarga yang terdapat orangtua tunggal. sama lain.
Yang kedua adalah manfaat praktis yang
Menurut Cangara (2002), dilihat
diharapkan dapat menjadi masukan dan
dari sifatnya komunikasi antarpribadi
menambah pengetahuan bagi seorang
dapat dibedakan menjadi dua macam
ayah sebagai orangtua tunggal tentang
yaitu komunikasi diadik dan komunikasi
pentingnya komunikasi antarpribadi
kelompok kecil. Komunikasi diadik adalah
kepada anak perempuan setelah terjadinya
proses komunikasi yang berlangsung
perceraian orangtuanya
antara dua orang dalam situasi tatap
muka. Sedangkan komunikasi kelompok
B. TELAAH PUSTAKA kecil adalah komunikasi yang berlangsung
antara tiga orang atau lebih secara tatap
1. Komunikasi Antar Pribadi dalam Kelu- muka dimana anggota-anggotanya saling
arga berinteraksi satu sama lainnya. Pada
Disetiap kehidupan seseorang penelitian ini komunikasi yang dijalin
pasti memiliki kehidupan yang selalu adalah komunikasi dua orang yaitu seorang
berhubungan dengan keluarga. ayah dengan seorang anak, jika dilihat dari
Keluarga merupakan kelompok yang sifatnya termasuk dalam komunikasi diadik.
mengidentifikasi diri dengan anggotanya Komponen-komponen yang berperan
terdiri dari dua individu atau lebih, dalam komunikasi antarpribadi adalah
Keluarga adalah kelompok sosial terkecil komunikator, encoding, pesan, saluran
yang timbul akibat adanya perkawinan. atau media, komunikan, decoding, umpan
Perkawinan adalah suatu kesatuan antara balik, gangguan, dan yang terakhir adalah
seorang laki - laki atau lebih dengan konteks komunikasi (Cangara, 2002).
seorang perempuan atau lebih dalam
hubungannya dengan suami istri yang Keluarga adalah kelompok kecil
di jamin oleh hukum (Prayoga & Hidayati, yang memiliki pemimpin dan anggota,
2013). mempunyai pembagian tugas dan kerja,
serta hak dan kewajiban bagi masing-
Komunikasi antar pribadi adalah proses
masing anggotanya. Keluarga adalah
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan
tempat pertama dan yang utama di mana
antara dua orang atau di antara sekelompok
anak-anak belajar. Dari keluarga mereka
kecil orang-orang dengan beberapa
mempelajari sifat keyakinan, sifat-sifat
efek dan beberapa umpan balik seketika.
mulia, komunikasi dan interaksi sosial, serta
Komunikasi antar pribadi merupakan
keterampilan hidup (Helmawati, 2014).
komunikasi di dalam diri sendiri, di dalam
diri manusia terdapat komponen-komponen Komunikasi keluarga adalah suatu
komunikasi seperti sumber, pesan, saluran kegiatan yang pasti terjadi dalam
penerimaan dan balikan. Dalam komunikasi kehidupan keluarga. Tanpa komunikasi,
antar pribadi hanya seorang yang terlibat. sepilah kehidupan keluarga dari kegiatan
Pesan mulai dan berakhir dalam diri berbicara, berdialog, bertukar pikiran akan
24 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

hilang. Akibatnya kerawanan hubungan adanya pandangan masyarakat yang menilai


antara anggota keluarga sukar dihindari, bahwa seorang ayah tidak bisa menjadi
oleh karena itu komunikasi antara suami dan orang tua tunggal bagi anak perempuannya.
istri, komunikasi antara orang tua dengan Dalam sisi lain bahwa seorang ayah yang
anak perlu dibangun secara harmonis mengasuh seorang diri dapat menjamin
dalam rangka membangun hubungan yang kebahagiaan dan kesejahteraan psikologis
baik dalam keluarga (Djamarah, 2004). anak perempuannya ketika sudah menjadi
dewasa. Cooper, dalam Kume (2015),
Komunikasi antarpribadi dalam
menyatakan bahwa keberhasilan anak
keluarga sangat penting karena dengan
perempuan menentukan karier ketika
adanya komunikasi antarpribadi antara
dewasa karena keterlibatan pengasuhan
sesama anggota keluarga maka akan
seorang ayah. Hubungan yang dimiliki oleh
tercipta hubungan yang harmonis dan
seorang anak perempuan dengan ayahnya
dapat diketahui apa yang diinginkan dan
menjadi hal yang sangat mempengaruhi
yang tidak di inginkan oleh salah satu
hidupnya dan hubungan ini di mulai ketika
anggota keluarganya. Yang dimaksud
masih anak-anak sampai menjadi dewasa.
dengan komunikasi antarpribadi dalam
Jika dibandingkan dengan hubungan
keluarga adalah hubungan timbal balik
anak perempuan dengan pasangannya,
antara anggota keluarga untuk berbagi
maka hubungan antara ayah dengan anak
berbagai hal dan makna dalam keluarga.
perempuan akan lebih memiliki pengaruh
Tujuannya untuk mengetahui dunia luar
yang signifikan (Katorski, 2003).
untuk mengubah sikap dan perilaku (Rejeki,
2008). Menurut Doherty, Kouneski, dan
Erickson dalam Kume (2015), ada tiga
Teori ini berkaitan dengan pernyataan
dimensi dalam pengasuhan ayah sebagai
Kume (2015), yang mengatakan bahwa
orang tua tunggal yaitu keterlibatan,
seorang anak yang diasuh oleh orangtua
tanggung jawab, dan aksesibilitas.
tunggal akan bermasalah dalam hal
Keterlibatan yang dimaksudkan adalah
perilakunya. Maka penelitian ini ingin
sejauh mana seorang ayah mengalami
mengetahui bagaimana keterlibatan
kontak langsung dan berbagi dengan
pengasuhan ayah sebagai orangtua tunggal
anak-anaknya dalam konteks perawatan
kepada anak perempuannya setelah
atau pengasuhan, bermain, dan aktivitas
terjadinya perceraian. Karena pendidikan
sehari-hari. Selanjutnya, tanggung jawab
yang utama dan pertama bagi anak adalah
adalah bagaimana seorang ayah mengatur
keluarganya.
kebutuhan kehidupan anak-anaknya
2. Pengasuhan Ayah Kepada Anak Perem- dari makanan dan semua fasilitas yang
puan diperlukan oleh anaknya. Yang terakhir,
aksesibilitas dapat diartikan sebagai
Komunikasi antarpribadi dalam
kehadiran seorang ayah dan waktu yang
keluarga menjadi sangat penting dan
diberikan kepada anaknya.
perlu diutamakan karena latar belakang
keluarga yang sudah tidak lagi ideal Keterlibatan seorang ayah dalam
sebagaimana keluarga normal lainnya pengasuhan anak dari bayi menciptakan
yang anggotanya masih utuh. Fungsi efek yang positif dan signifikan. Ketika
komunikasi antarpribadi dalam keluarga seorang ayah diberikan kesempatan untuk
ini mengacu pada fungsi komunikasi sosial mengekspresikan kasih sayang mereka
dalam hal keterlibatan pengasuhan seorang terhadap anak-anaknya, mereka akan lebih
ayah sebagai orang tua tunggal kepada lembut dan lebih ekspresif. Jika seorang
anak perempuannya. Proses komunikasi anak di asuh oleh ayahnya sejak kecil,
antarpribadi ini ditanamkan sejak dini agar seorang anak akan lebih lekat terhadapa
di dalam kehidupan bermasyarakat tidak ayahnya, namun jika anak di asuh pada masa
ada ketegangan dan tekanan dikarenakan sudah remaja atau dewasa maka mereka
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 25

akan lebih dekat pada suatu saat nanti berkomunikasi secara rutin dengan orang
atau jika memang sedang membutuhkan tuanya yang tidak tinggal satu rumah
keterlibatan seorang ayah (Parke, 1996). akan menimbulkan efek yang positif di
Kotelchuck (1976) mengatakan bahwa bandingkan jika anak harus kehilangan
kemampuan hubungan sosial yang baik kontak dengan orangtua mereka yang tidak
dengan masyarakat juga merupakan efek tinggal bersama dalam satu rumah. Hal
lain dari keterlibatan seorang ayah terhadap ini berkaitan dengan perkembangannya
anak perempuannya. psikologisnya dalam menyesuaikan diri
Menurut pengertian di atas dalam dengan kehidupan sekitar yang berbeda
kaitannya dengan penelitian ini adalah dengan apa yang di alaminya setelah
obyek dari penelitian ini yang berfokus terjadinya perceraian antara kedua orang
pada ayah sebagai orang tua tunggal yang tuanya.
memiliki tiga anak perempuan yang masing- Sebaliknya, kurangnya kontak atau
masing usianya masih di bawah 12 tahun. komunikasi yang efektif dengan orangtua
Hal ini tentu saja mereka di besarkan sejak setelah terjadinya perceraian dapat
kecil atau di asuh oleh ayahnya sejak kecil menyebabkan rendahnya harga diri seorang
dan banyak pembelajaran utama yang di anak, kurangnya kepercayaan diri, hingga
dapatkan dari seorang ayah di bandingkan dapat menimbulkan depresi. Selain itu,
dari seorang ibu. Keterlibatan ayah dalam ketika sudah dewasa atau sudah menikah
pengasuhan lebih banyak di bandingakan perceraian cenderung akan terulang
seorang ibu. kembali pada mereka. Anak-anak yang
Perkembangan anak yang dibesarkan dipisahkan dari orangtuanya atau sama
dari keluarga utuh berlawanan dengan sekali tidak memiliki kontak dan komunikasi
keluarga yang yang bercerai. Karena yang efektif dengan orang tuanya memiliki
anak yang dibesarkan dalam keluarga kecenderungan tinggi untuk mudah
bercerai mempunyai tingkat kesejahteraan memutuskan sebuah hubungan termasuk
psikologis yang rendah, tingkat pendidikan ketika sudah menikah nanti (Baker,
yang rendah, dan kurangnya kepuasan 2007). Anak-anak yang mempunyai latar
dalam menjalani kehidupan berkeluarga belakang keluarga yang terganggu atau
atau menerima keadaan pernikahan latar belakang perceraian pada umumnya
orangtuanya, dan pasti akan mempunyai kurang bersosialisasi, mereka memiliki lebih
masalah dalam hal perilaku dan tekanan sedikit teman dekat, mengahabiskan lebih
mental (Amato dan Keith, 1991). sedikit waktu dengan teman-temannya dan
lebih sedikit berpartisipasi dalam kegiatan
Orang tua yang sudah bercerai namun
bersama. Namun jika diamati pada anak laki-
masih saling mengasuh anak secara
laki, hasilnya cenderung berbeda karena
bersama-sama akan berdampak lebih
anak laki-laki dari latar belakang perceraian
baik dibandingkan jika harus mempunyai
memiliki kontak yang lebih besar dengan
orangtua yang bercerai dan melakukan
teman-temannya (Parish, 1981).
pengasuhan sendiri sebagai orang tua
tunggal, karena hal ini akan menimbulkan Salah satu fungsi keterlibatan ayah
efek yang negatif dalam hal sikap sosial kepada anak perempuannya adalah
(Buserman, 2002). Melakukan pengasuhan tentang memilih pasangan ketika sudah
bersama tidak berarti berada dalam satu menjadi dewasa nanti. Laki-laki pertama
atap atau tinggal bersama dalam satu yang di lihat dan dikenal dekat oleh anak
rumah pada orangtua yang sudah becerai, perempuan adalah ayahnya. Ayah sangat
namun masih saling berhubungan baik berperan dalam mambangun kepercayaan
antar kedua orangtua untuk membicarakan diri dalam hubungan sosial dengan lawan
mengenai pengasuhan anak. Penelitian jenis ketika sudah remaja atau dewasa nanti
Wellerstein (2000) mengungkapkan bahwa (Williamson, 2004). Wyckoff dalam Kume
anak yang memiliki kontak konsisten atau (2015), mengatakan bahhwa keterlibatan
26 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

ayah berdampak lebih besar dalam yang menjadi orangtua tunggal di Desa
pemilihan pasangan ketika sudah dewasa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo dengan
nanti, sedangkan ibu lebih pada bagaimana latar belakang akibat terjadinya perceraian
mengajarkan agar seorang anak dapat hidup, 2) mempunyai anak perempuan yang
menjalin hubungan yang baik dengan berusia kurang dari 12 tahun yang sedang
pasangannya. Barrett (2006) memberikan dalam pengasuhan ayah. Dari kriteria
pernyataan bahwa menjalin hubungan yang tersebut ada 3 orang yang terpilih sebagai
baik dengan pasangan kuncinya adalah informan dalam penelitian ini.
benar-benar konsekuen dengan hubungan Pengumpulan data dalam penelitian
yang sedang di jalani. ini menggunakan metode wawancara dan
Lee, Kusher, dan Cho (2007) observasi. Wawancara ini bersifat semi-
mengatakan bahwa hubungan yang baik tersruktur karena terbatasnya waktu. Proses
antara ayah dengan anak perempuannya pelaksanaan wawancara dilakukan pada
akan memberikan efek yang positif dalam bulan Mei 2016, dan direkam dengan
peningkatan hasil prestasi akademik. media perekam audio untuk memudahkan.
Sedangkan Nielsen (2011), menyebutkan Proses wawancara ini menggunakan bahasa
bahwa beberapa dekade ini hubungan Jawa karena informan adalah orang yang
ayah dengan anak akan rusak dikarenakan terbiasa menggunakan bahasa Jawa,
perceraian kedua orang tuanya bukan sehhingga diharapkan akan ada kedekatan
dikarenakan hanya sebatas adanya masalah emosional antara peneliti dan informan.
antara ayah dengan anak. Dengan demikian Kemudian hasilnya akan diterjemahkan
memahami komunikasi antarpribadi ayah sendiri oleh peneliti menggunakan bahasa
sebagai orang tua tunggal dengan anak Indonesia dikarenakan peneliti sudah fasih
perempuannya mengenai keterlibatan dalam berbahasa Jawa. Jenis observasi
pengasuhan dalam hal perkembangan dalam penelitian ini adalah observasi non
kedekatan mereka sudah dilakukan oleh partisipatif karena peneliti tidak terlibat
(Barrett, 2006). Peneliti tertarik untuk langsung dalam keluarga tersebut namun
mengetahui keterlibatan pengasuhan ayah peneliti memiliki pemahaman mengenai
sebagai orang tua tunggal kepada anak kondisi keluarga yang bercerai karena
perempuannya akibat terjadinya perceraian. peneliti adalah salah satu dari anak yang
Penelitian ini menggunakan pendekatan orangtuanya mengalami perceraian tetapi
studi kasus komunikasi antarpribadi di Desa dalam pengasuhan Ibu. Dalam penelitian
Kwangsan, Kecamatan Jumapolo. ini data diperoleh dari tiga orang informan.
Informan yang menjadi sumber data
primer adalah ayah yang menjadi orangtua
C. METODE tunggal yang kesemuanya mempunyai anak
perempuan dalam pengasuhan mereka.
Penelitian ini menggunakan metode
Deskriptif Kualitatif untuk mendeskripsikan Analisis data dilakukan dengan cara
dan menganalisis fenomena, peristiwa, memberikan kode pada tema-tema yang
aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi, muncul agar menjaga kerahasiaan data
pemikiran orang-orang secara individual diri informan. Selanjutnya dilakukan
maupun kelompok (Sukmadinata, 2013), kategorisasi terhadap tema-tema tersebut
yaitu untuk mengetahui bagaimana guna menemukan jawaban penelitian.
komunikasi antarpribadi mengenai Adapun kode-kodenya sebagai berikut;
perceraian dan keterlibatan seorang ayah –– Wawancara dengan informan 1:
yang menjadi orangtua tunggal kepada Wawancara dengan informan pertama
anak perempuannya setelah terjadinya yang mempunyai anak perempuan kelas
perceraian. Penelitian ini menggunakan 4 SD dan bekerja di sekitar rumahnya.
teknik Purposive Sampling dengan –– Wawancara dengan informan 2:
kriteria sebagai berikut; 1) Seorang ayah Wawancara dengan informan ke dua
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 27

yang mempunyai anak perempuan di komuikasi antarpribadi dalam keluarga, (2)


bawah umur 5 tahun yang masih PAUD keterlibatan, (3) tanggung jawab, dan (4)
dan bekerja sebagai Guru SMP. aksesibilitas. Berikut ini dipaparkan secara
–– Wawancara dengan informan 3: terperinci untuk masing-masing tema.
Wawancara dengan informan ke tiga
1. Proses Komunikasi Antarpribadi dalam
yang mempunyai anak perempuan kelas
Keluarga
3 SD dan bekerja di rumah membuka
cuci mobil. Informan dalam penelitian ini
–– Pa (Poin A): Proses komunikasi antar menyatakan bahwa, pada umumnya ada
pribadi dalam keluarga saudara yang yang dapat mengisi sosok
keibuan untuk anak perempuan dari
–– Pb (Poin B): Keterlibatan dalam
seorang ayah yang menjadi orangtua
pengasuhan
tua tunggal untuk membantu mengasuh
–– Pc (Poin C): Tanggung jawab orangtua ketika ditinggal bekerja. Namun ada satu
tunggal dalam mengasuh anak informan yang menyatakan bahwa anak
perempuan perempuannya tidak mempunyai kedekatan
–– Pd (Poin D): Aksesibilitas dengan perempuan lain dikarenakan
–– 1,2,3...dst : Nomor percakapan dengan memang keadaan mereka yang dalam
informan satu rumah hanya ada ayah dengan anak
perempuan tersebut.
Teknik analisis data penelitian ini
menggunakan model analisis Miles dan “Perempuan yang paling deket ya paling
Huberman, dimana kegiatan analisis data mbak titin. Heem..soale yang di rumah
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi kan cuma itu, lainnya kan merantau.
secara bersamaan, yaitu reduksi data, Cuma nek pas pulang ya deket semua
penyajian data, dan penarikan kesimpulan dek. Kaya nek pas lebaran, ya cedak
atau verifikasi sesuatu yang jalin menjalin kabeh (Perempuan yang paling deket
merupakan proses siklus dan interaktif ya paling mbak titin. Heem..soalnya
pada saat sebelum, selama, dan sesudah di rumah kan Cuma itu, lainnya kan
pengumpulan data dalam bentuk sejajar merantau. Cuma kalau lagi pualang ya
untuk membangun wawasan umum yang dekat semua dek. Kaya pas lebaran ya
disebut “analisis” (Silalahi, 2012). dekat semua)” – (Wawancara dengan
informan 3/Pa, 4. Tanggal 26 Mei 2016)
Validitas data dalam penelitian
ini menggunakan teknik Trianggulasi. Dari kutipan wawancara di atas nampak
Teknik Trianggulasi adalah teknik yang bahwa ada perempuan yang dekat dengan
menganalisis jawaban subjek dengan anak perempuan yang sedang dalam
meneliti kebenarannya dengan data empiris pengasuhan ayahnya sebagai orangtua
atau sumber data lainnya yang tersedia tunggal. Dalam kesehariannya anak
(Kriyantono, 2010). Teknik Trianggulasi yang perempuan biasanya dekat dengan tante
di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik dan neneknya, kerena memang masih
Trianggulasi sumber, yaitu membandingkan dalam satu lingkungan rumah. Meskipun
atau mengecek ulang derajad kepercayaan ketika hari-hari tertentu seperti lebaran anak
suatu informasi yang di peroleh dari sumber perempuan dekat dengan keluarga lain,
yang berbeda. namun hal ini terjadi dalam beberapa waktu
saja, artinya tidak setiap hari. Jadi, bisa
dikatakan bahwa anak perempuan tersebut
D. HASIL DAN PEMBAHASAN menjalin kedekatan hanya dengan satu
orang perempuan tidak dengan banyak
Dari hasil penelitian diperoleh empat
orang (perempuan lain).
kategori dalam pengasuhan seorang
ayah sebagai orangtua tunggal terhadap “Ora! kae lak mbahe enek, enek kancane
anak perempuannya, yakni; (1) proses momong. Nek aku kui ora enek, yo
28 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

neng omah kan muk wong 2. (enggak! mereka harus dapat menerima dengan
itu kan ada neneknya, ada temennya baik dan menyesuaikan keadaan agar tidak
mengasuh. Kalau aku gak ada. Ya di menjadi beban bagi mereka. Jadi, ketika
rumah kan cuma berdua)” – (Wawancara menjalani peran ganda mereka sebagai
dengan informan 1/Pa, 15. Tanggal 17 orangtua tunggal akan merasa lebih nyaman
Mei 2016) mengingat semua peran yang di lakukan
adalah sebuah tanggung jawab. Berikut
Menurut pernyataan informan pertama
kutipan wawancaranya;
di atas, menunjukkan bahwa salah satu anak
perempuan tidak mempunyai kedekatan “Nek masalah kesulitan kesusahan, yo
dengan perempuan lain. Karena dalam biasa sih yo, mergo keadaan kui dadi
satu rumah hanya terdapat dua orang saja, wes terbiasa. Dadi kudu menyesuaikan
yaitu ayah dan anak perempuannya. Dan kabeh..si anak yo di mandiin gampang,
kebetulan dil ingkungan tempat tinggalnya nyiapke susu yo gampang, di sisir i
tidak saling berdekatan dengan rumah yang rambute yo gampang..dadi yo muk
lain. Meskipun mempunyai banyak kerabat menyesuaikan dadine luwih penak,
perempuan, dan jangkauan antar rumahnya nyantai. (kalau masalah kesulitan
tidak jauh namun menurut observasi kesusahan, ya biasa sih ya, karna
peneliti untuk menguatkan wawancara, keadaan itu jadi udah terbiasa, jadi
anak perempuan ini juga tidak mempunyai harus menyesuaikan semuanya. Anak
kedekatan dengan perempuan lain. ya mudah di mandiin, nyiapin susu juga
mudah, menyisir rambut juga mudah.
Mengasuh anak secara mandiri tentu
Jadi cuma menyesuaikan jadi lebih
saja tidak mudah, terlebih bagi seorang ayah.
enak, santai)” – (Wawancara dengan
Menjadi orangtua tunggal tidak semudah
informan 2/Pa, 8. Tanggal 17 Mei 2016)
jika menjadi orangtua yang bersama-sama
mengasuh dan membesarkan anak berdua Dalam keluarga dipenelitian ini,
dengan pasangan atau istri. Kesulitan dan ketiganya mempunyai latar belakang yang
hambatan sering menjadi masalah dalam sama yaitu perceraian (perpisahan antara
menjalani proses pengasuhan, terlebih kedua orangtuanya). Melihat latar belakang
seorang ayah dengan anak perempuan tersebut tentunya anak perempuan ini masih
yang masih kecil. Mengasuh dan mendidik mempunyai sosok ibu meskipun sedang
anak kecil tidak semudah jika di bandingkan jauh atau sedang tidak bersama menjadi
dengan mengasuh anak yang sudah remaja kekuarga yang ideal pada umumnya. Dari
dalam konteks pengasuhan sehari-hari wawancara ini di temukan hasil yang sama
seperti mandi, mencuci pakaiannya, dan yaitu ketiga ayah yang menjadi orangtua
menyiapkan makannya. Jika sudah remaja tunggal tidak melibatkan ibu (mantan
atau anak yang sudah besar tentunya istri) untuk memberikan pengertian dan
mereka akan lebih bisa melakukannya pemahaman kepada anak perempuannya
dirinya sendiri tanpa harus memerlukan mengenai keadaan yang sedang mereka
bantuan orangtuanya. Namun ketika anak jalani.
masih kecil atau kurang dari 12 tahun
Alasan mereka tidak melibatkan peran
terkadang makan, menyiapkan makanan,
istri dalam proses komunikasi antar pribadi
dan mandi masih memerlukan bantuan
ini karena memang antara anak dengan
orangtuanya (Taufik, 2014).
ibunya sudah jarang melakukan komunikasi
Terkait dengan masalah kesulitan dan dan jarang bertemu. Atau komunikasi
hambatan menjadi orangtua tunggal ini namun hanya pada waktu tertentu dan tidak
pada umumnya ayah dari anak perempuan memiliki jadwal yang tetap. Mengingat
yang masih kecil ini tidak di jadikan sebuah bahwa ibu dari anak perempuan dan ayah
hambatan dan kesulitan. Karena memang sebagai orangtua tunggal ini sudah saling
keadaan yang mengharuskan mereka memiliki kesibukan sendiri-sendiri, selain
menjadi orangtua tunggal. Maka dari itu itu ayah juga tidak mengharuskan ibunya
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 29

(mantan istri) untuk selalu menghubungi komunikasi antar pribadi dengan anak
anak perempuannya dengan alasan perempuannya.
agar menjadi inisiatif dari mantan istri.
Walaupun seorang ayah tidak membatasi 2. Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai
anak untuk berkomunikasi dengan ibunya Orang Tua Tunggal
termasuk juga untuk bertemu. Seperti yang Menjadi orangtua tunggal dan
disampaikan pada wawancara berikut; melakukan kegiatan sehari-hari secara
“Oh..enggak. Ora enek..nek komunikasi mandiri yang artinya tanpa ditemani oleh
yo wes biasa..wes nduwe urusan dewe- pasangan (istri) dan berperan ganda dalam
dewe dadi yo ra tau komunikasi meneh memenuhi kebutuhan keluarga memang
(Gak ada. Komunikasi ya udah biasa.. cukup berat. Karena adanya tanggung
udah punya urusan sendiri-sendiri jadi jawab yang harus di penuhi oleh seorang
udah nggak pernah komunikasi lagi)” ayah dalam keluarga tentunya harus dapat
– (Wawancara dengan informan 12/Pa, menyesuaikan keadaan.
10. Tanggal 17 Mei 2016) “Yoo kan, pa yaa..istilahe kan..kita
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kan jaman saiki ada laundry yaa..kita
seorang ayah yang menjadi orangtua untunge kan disitu ya dek. Dadi ya
tunggal mempunyai cukup kedekatan wes kaya pakaian e gitu ya wes praktis
dengan anak perempuannya. Melihat ya dek..jadi paling ya Cuma nyiapne
bahwa mereka adalah keluarga yang tidak sabune, odole, nek entek yo ditukokne..
ideal, maka ayah mempunyai cara tersendiri tapi kan yo wes iso mandi dewe..
untuk menjalin komunikasi antar pribadi nganggo baju dewe..paling nek kurang
dengan anak perempuannya. Umumnya rapi yaa di rapiin pake.. Yoo yoo iyoo..
seorang ayah tidak memberikan pengertian yo emang kudu saya akui..saya mandiri
mengenai perceraian, namun dengan cara gitu dek..yo dari segi maem dari segi
memberi pemahaman mengenai pekerjaan pakaian yo tak siapkan lah yoo.. (ya kan
ibunya. Sejalan dengan pernyataan Josep jaman sekarang udah ada laundry, udah
A. Devito dalam Cangara (2002), bahwa praktis, untungnya sih disitu ya dek..jadi
komunikasi antar pribadi adalah proses paling cuma nyiapin sabun, pasta gigi,
pengiriman dan penerimaan pesan-pesan kalo habis ya dibeliin, kan udah bisa
antara dua orang atau di antara sekelompok mandi sendiri, pake baju sendiri..cuma
kecil orang-orang dengan beberapa efek kalo belum rapi ya dirapiin bapak..
dan beberapa umpan balik seketika. Respon saya akui saya mandiri dek dari segi
atau umpan balik yang didapatkan dari pakaian, makanan, semua saya siapin)”
anak perempuan cukup bagus. Walaupun – (Wawancara dengan informan 3/Pb,
terkadang masih menanyakan sosok 2-3. Tanggal 26 Mei 2016)
ibunya, menjadi hal yang wajar sebagai Menurut kutipan wawancara dengan
naluri anak kecil yang masih kurang dari 12 informan yang ke tiga di atas, seorang ayah
tahun. Karena pada masa-masa seperti ini terlibat langsung dalam mengasuh anak,
sebenarnya sosok ibu adalah sosok yang meskipun ada anggota lain di rumah namun
sangat penting kehadirannya. mereka sudah mempunyai kepentingan
Menurut sifatnya, komunikasi yang sendiri-sendiri sehingga ayah sebagai
dijalin antara ayah dengan anak perempuan orangtua tunggal tidak melibatkan orang
ini adalah komunikasi diadik, karena proses lain dalam hal pengasuhan, kecuali dalam
komunikasinya berlangsung antara dua keadaan mendadak sedang ditinggal
orang secara tatap muka (Cangara, 2002). bekerja atau pergi.
Adanya anggota keluarga lain dalam Seiring kemajuan jaman, ayah
keluarga ini namun ayah sebagai orang tua juga memanfaatkan jasa laundry untuk
tunggal meskipun berperan ganda tetapi membantu mencucikan pakaiannya. Dan
tidak melibatkan orang lain. Dalam menjalin ketika anak belum rapi, ayah yang berperan
30 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

langsung untuk merapikan pakaian anak informan 3/Pb, 5. Tanggal 26 Mei 2016)
perempuannya. Menjadi orangtua tunggal
Keterlibatan pengasuhan dari penelitian
memang dituntut harus selalu mandiri dalam
ini menemukan hasil bahwa ayah sebagai
segala hal termasuk berperan langsung
orangtua tunggal terlibat langsung dalam
dalam kebutuhan anak perempuan.
pengasuhan anak perempuannya. Menurut
Pendidikan merupakan suatu hal yang Doherty, Kouneski, dan Erickson 1998
sangat penting, terlebih bagi anak yang dalam Kume (2015), keterlibatan adalah
masih di bawah umur 12 tahun pendidikan sejauh mana seorang ayah mengalamai
dasar adalah yang utama. Namun kontak langsung dan berbagi dengan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi anak-anaknya dalam konteks perawatan,
menjadi sebuah kebutuhan bagi anak dan pengasuhan, bermain, dan aktivitas
juga tanggung jawab bagi orangtuanya. sehari-hari. Teori ini sejalan dengan hasil
Meskipun menjadi orangtua tunggal, tujuan penelitian ini bahwa seorang ayah
ketiga informan dalam penelitian ini sangat mengalami kontak langsung dengan anak
memprioritaskan pendidikan untuk anak perempuannya dalam berbagai macam hal
perempuannya. Ketika suatu saat nanti yaitu menyiapkan makanan, menyiapkan
anak meminta untuk sekolah setinggi pakaian, dan berbagai macam keperluan
apapun maka akan di usahakan, karena anak perempuannya dilakukan secara
sudah seharusnya menjadi tanggung mandiri walaupun dalam satu rumah ada
jawab orangtua untuk memberikan anggota keluarga lain.
pendidikan yang sebaik-baiknya untuk
anaknya. Kemudian, dalam merencanakan Menurut Parke (1996), jika seorang anak
fasilitas pendidikan, ayah sebagai orangtua di asuh oleh ayahnya sejak kecil, seorang
tunggal tidak melibatkan mantan istri (ibu anak akan lebih lekat terhadapa ayahnya,
dari anak perempuan) untuk ikut dalam namun jika anak di asuh pada masa sudah
memberikan fasilitas pendidikan. Yang remaja atau dewasa maka mereka akan
artinya adalah ayah tidak meminta kepada lebih dekat pada suatu saat nanti atau
mantan istri namun jika anak diberikan jika memang sedang membutuhkan
fasilitas pendidikan oleh ibunya juga tidak keterlibatan seorang ayah. Peneliti
menghalangi agar diterima dengan baik menemukan hasil yang berkaitan dengan
oleh anak perempuannya. Berikut kutipan teori ini dilihat dari observasi memang
wawancara dengan informan ke tiga; anak perempuan ini lebih dekat dengan
ayahnya jika dibandingkan dengan anggota
“Nek menurut pribadi saya itu kan keluarga lain walaupun sama-sama sebagai
namanya pendidikan itu kan utama ya perempuan.
dek ya..jadi istilahe..semaksimal saya..
jadi yaa..ke jenjang yang lebih tinggi lah 3. Tanggung Jawab
yaa misal pendidikan..mosok iyo pake Peran ganda memang sudah identik
koyo ngene anake ngko ya kaya ngene dengan seorang ayah yang menjadi
ngko kan..hehe..ngono prinsipku dek.. orangtua tunggal. Tanggung jawab yang
yo asalkan ada niat pasti Allah memberi dipikul terbilang juga cukup berat. Ketika
jalan ngono wae dek..masalah biaya ayah harus bekerja di luar rumah dan
pendidikan itu.. (kalau menurut pribadi meninggalkan anak demi pemenuhan
saya pendidikan itu kan yang utama kebutuhannya, maka tanggung jawab ayah
ya dek ya..jadi istilahnya semaksimal adalah memastikan bahwa anak sudah
mungkin ke jenjang yang lebih tinggi.. mengerti dan di titipkan kepada anggota
masak bapaknya kaya gini nanti keluarga lain.
anaknya ya ikut kaya gini hehe..gitu
prinsipku dek..ya asalkan ada niat pasti “Yo.. yowes pamit..pamit biasa.. Yoo..
Allah memberi jalan kalo masalah biaya kan enek manda iki..kadang tak titipne..
pendidikan itu..) – (Wawancara dengan trus Cuma aku kan berusaha kudu mulih
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 31

ngono dek..jadi misal lungo esuk, sore “Iyo sakwene gede iki.. ngko mulih
kudu mulih dek..aku yo titip karo mbak sekolah nyusul, tak kandani tak kon
titin..jadi titip sak mulihku..tak kon maem sek... tak kon golek dewe wes
nyiapke maeme barang..yo kadang tak cepakne ngono.. Iyo wes tak cepaki
Cuma tak tinggali duit..nyoh urusono.. panganan.. yo nek esuk tetep wes tak
aku kan muk ngono dek..(yaudah ak gawekne sarapan (Iya waktu udah gede
pamitin biasa..ya kan kadang ada ini kalau pulang sekolah nyusul, saya
manda..kadang aku titipin tp aku bilang dulu saya suruh makan.. cari
berusaha juga kudu pulang enggak sendiri udah saya siapin.. sudah saya
nginep, berangkat pagi sore kudu siapin juga setiap pagi saya bikinkan
udah pulang dek..aku titip sampai aku sarapan)” –(Wawancara dengan
pulang..tak suruh nyiapain maemnya informan 1/Pc, 1-2. Tanggal 17 Mei
juga..ya kadang cuma aku tinggalin 2016)
uang biar diurusin sama dia, cuma gitu Menjadi orangtua tungal memang harus
aja dek)” –(Wawancara dengan informan bertanggung jawab untuk berperan ganda.
3/Pc, 2-3. Tanggal 26 Mei 2016) Tanggung jawab disini meliputi pemenuhan
Seperti kutipan wawancara di atas, ketika kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan masa
ayah sedang pergi maka anak dititipkan depan atau fasilitas yang akan diberikan
kepada tantenya. Namun selalu berusaha kepada anak. Doherty, Kouneski, dan
agar sore tetap pulang, artinya tidak harus Erickson (1998), mengatakan bahwa
menginap di luar dan meninggalkan anak tanggung jawab adalah bagaimana seorang
dengan waktu yang cukup lama. Bentuk ayah mengatur kebutuhan kehidupan
tanggung jawab ayah sebagai orangtua anak-anaknya. Hasil temuan penelitian ini
tunggal ketika akan pergi di sini yaitu adalah ayah sebagai orangtua tunggal akan
memberikan uang agar di belikan dan di memberikan fasilitas yang sebaik-baiknya
siapkan makanan dan semua kebutuhan dalam hal pendidikan. Namun dalam
untuk anak perempuannya. Begitu pula pada konteks kehidupan sehari-hari, pemberian
ayah yang lain, mereka mempersiapkan fasilitas di prioritaskan untuk kebutuhan
segala sesuatunya yang di butuhkan anak yang penting, karena mengingat seorang
seperti susu, makanan, dan pakaian. Jadi ayah harus secara mandiri dalam mengasuh
ketika di titipkan pada neneknya semua anak dan sekaligus untuk menanamkan
sudah siap agar tidak terlalu merepotkan pembelajaran menabung bagi anak.
orang lain. 4. Aksesibilitas
Namun ada satu keluarga yang memang Aksesibilitas adalah kehadiran
karena keadaan hanya dua orang, yaitu seorang ayah dan waktu yang diberikan
ayah dengan anak perempuan. Maka ketika kepada anaknya. Dalam kaitannya dengan
anak sedang sekolah dan ayah bekerja penelitian ini bahwa setiap hari ada waktu
diluar rumah, sebelumnya anak di berikan dimana orangtuanya menemani kegiatan
pengertian dan memberitahukan dimana rutin anak perempuannya. Sekedar
ayahnya sedang bekerja, agar nanti ketika meluangkan waktu untuk bermain atau
anak perempuan itu sudah pulang dari berinteraksi/berkomunikasi agar anak tidak
sekolah, anak menyusul ke tempat ayahnya merasa kesepian. Hasil wawancara dengan
bekerja dan sebelumnya sudah di siapkan tiga orang ini ketiganya pada umumnya
makanan dirumah. Jadi, ketika ayah sedang sama, yaitu setiap hari menemani belajar,
pergi memastikan bahwa dirumah sudah bermain, dan menemani aktivitas rutin anak
ada makanan untuk anak perempuannya. perempuannya. Waktu disini juga menjadi
Berikut adalah kutipan wawancara dengan prioritas seorang ayah sebagai orangtua
informan pertama mengenai tanggung tunggal mengingat mereka adalah keluarga
jawab ketika sedang meninggalkan anak yang tidak ideal maka membuat merasakan
perempuan di rumah; kehadiran orangtuanya menjadi sangat
32 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

penting. merasa kesepian dengan latar belakang


yang disebabkan karena perpisahan antara
Bagi anak perempuan seusia mereka,
kedua orangtuanya. Aksesibilitas yang
pada masa ini adalah masa-masa yang
disebutkan oleh Doherty, Kouneski, dan
sedang sangat membutuhkan teman
Erickson (1998) adalah kehadiran seorang
yang banyak namun tidak selalu ada.
ayah dan waktu yang diberikan kepada
Aksesibilitas menjadi sangat penting dan
anaknya. Hal ini selaras dengan hasil
perlu diprioritaskan oleh seorang ayah
penelitian ini bahwa setiap hari ayah sebagai
yang menjadi orangtua tunggal. Menemani
orangtua tunggal selalu meluangkan
setiap kegiatan anak ketika mempunyai
waktu untuk anak perempuannya dan
waktu luang adalah hal yang dirasa menjadi
selalu menemani kegiatan rutinnya setiap
kewajiban. Latar belakang perceraian atau
hari. Seperti misalnya mengantar TPA dan
perpisahan kedua orangtua dari anak
sekolah, atau membimbing belajar, dan
perempuan ini akan berpengaruh pada
sekedar bersepeda bersama. Kegiatan ini
perkembangannya. Maka sebisa mungkin
akan membuat anak merasa tidak kesepian
setiap hari seorang ayah yang menjadi
karena keadaan keluarganya yang tidak
orangtua tunggal meluangkan waktu untuk
ideal.
anak perempuannya, seperti pada kutipan
wawancara berikut ini dengan informan ke Pederson dan Robson dalam Kume
3; (2015), juga menyatakan bahwa selain
“Iyaa setiap hari dek, tapi nek hari-hari frekuensi pengasuhan dari seorang ayah
biasa paling bar maem yoo sinau diluk. yang menjadi orangtua tunggal kepada
Bar sinau diluk ngko kita kasih batasan anak perempuannya, interaksi bermain
waktu jam setengah 9 kudu bobok. antara ayah dan anak lebih penting karena
Kadang nek wes sore wes santai wes untuk membentuk penghargaan antara anak
tutup ngene iki kan yoo..pengen tuku dengan ayah. Kaitannya dengan penelitian
susu..kadang pengen jajan..paling ya ini adalah mengenai waktu yang di berikan
gur kui. Paling minta waktu bersama pas untuk anak memang lebih banyak dalam
ngonokui dek..nek dekne pengen tuku kesehariannya dan di anggap prioritas
susu pengen tuku jajan ngono uwes.. karena fokus dalam kehidupan keluarga
barkui gek nonton tv mainan ngonokui.. pada ketiga informan ini hanya untuk anak
karo mbah kakung juga kadang..(setiap perempuannya saja.
hari kita bareng dek..kalo hari biasa Tidak diragukan lagi bahwa ayah itu
habis maem sore gini ya belajar bentar.. berperan penting dalam perkembangan
abis belajar nanti kita kasih batasan anaknya secara langsung. Mereka dapat
waktu sampe jam setengah 9 trus bobok. membelai, mengadakan kontak bahasa,
Kadang juga kalo sore udah santai kaya berbicara atau bercanda dengan anaknya.
gini minta beli susu minta beli jajan aku Semuanya itu akan sangat mempengaruhi
anterin abis itu nonton tv, sama mbah perkembangan anak selanjutnya. Ayah juga
kakungnya juga kadang) – (Wawancara dapat mengatur serta dapat mengarahkan
dengan informan 3/Pd, 1-2. Tanggal 26 aktivitas anak. Misalnya menyadarkan anak
Mei 2016) bagaimana menghadapi lingkungannya dan
Seorang anak terutama yang masih kecil situasi di luar rumah. Ia memberi dorongan,
atau dibawah umur 12 tahun adalah waktu- membiarkan anak mengenal lebih banyak,
waktu dimana anak sangat membutuhkan melangkah lebih jauh, menyediakan
peran ibunya. Kemudian keadaan dalam perlengkapan permainan yang menarik,
keluarga ini anak harus berpisah dan mengajari mereka membaca, mengajak
jauh dari ibunya. Maka tugas seorang anak untuk memperhatikan kejadian-
ayah sebagai orangtua tunggal adalah kejadian dan hal menarik di luar rumah
selalu memberikan waktu untuk anak serta mengajak anak berdiskusi. Semua
perempuannya setiap hari agar anak tidak tindakan ini adalah cara ayah atau orang
Keterlibatan Pengasuhan Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal 33

tua tunggal untuk memperkenalkan anak orangtua tunggal memberikan waktu untuk
dengan lingkungan hidupnya dan dapat anak perempuannya setiap hari agar tidak
mempengaruhi anak dalam menghadapi merasa kesepian akibat latar belakang
perubahan sosial dan membantu kedua orangtuanya yang sudah bercerai.
perkembangan kognitifnya di kemudian Seorang ayah setiap hari selalu meluangkan
hari (Dagun, 1990). waktu untuk menemani aktivitas dan
kegiatan rutin anak perempuannya.
Mengingat keterbatasan penelitian
E. PENUTUP
ini yang hanya menggunakan 3 informan
Keterlibatan pengasuhan orangtua maka untuk penelitian selanjutnya agar
tunggal dengan anak perempuannya dilakukan kajian mengenai objek yang
setelah terjadinya perceraian meliputi tiga cakupan informannya lebih luas dan
hal yaitu keterlibatan, tanggung jawab, dan melibatkan anak perempuan yang sudah
aksesibilitas. Ayah sebagai orangtua tunggal memasuki umur remaja untuk dijadikan
terlibat langsung dan berperan ganda informan. Agar mendapatkan hasil yang
dalam mengasuh anak perempuannya. lebih maksimal mengenai pengasuhan
Tanggung jawab ayah sebagai orangtua ayah sebagai orangtua tunggal dan dapat
tunggal setelah perceraian untuk mengasuh dicari informan yang lebih banyak. Karena
anaknya adalah mengenai tanggung jawab keterbatasan penelitian ini maka untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan penelitian selanjutnya diharapkan tidak
perencanaan pendidikan masa depan hanya berfokus karena latar belakang
akan ditanggung secara mandiri dan tidak perceraian saja namun juga karena keadaan
melibatkan mantan istri atau ibu dari anak lain seperti kematian istri atau atau ibu dari
perempuannya karena jika sudah dalam anak. Tidak hanya ayah yang dapat diteliti
pengasuhan ayah maka akan menjadi menjadi orangtua tunggal, begitupun ibu
tanggung jawab ayah. Yang terakhir yang menjadi orangtua tunggal dikarenakan
mengenai aksesibilitas, yang artinya adalah latar belakang perceraian maupun kematian
waktu dimana seorang ayah sebagai seorang suami atau ayah dari anak.

DAFTAR PUSTAKA

Barrett, E. (2006). Turning points of closeness in the father/daughter relationship. Journal


of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699. http://doi.org/10.1017/
CBO9781107415324.004
Budyatna, M., & Ganiem, L. M. (2011). Teori Komunikasi Antar Pribadi (1st ed.). Jakarta:
Kencana.
Cangara, H. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Dagun, S. M. (1990). Psikologi Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta.
Dian, S. (2012). Peran Ayah Sebagai Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga (Studi Kasus 7 Orang
Ayah Di Kelurahan Turikale Kabupaten Maros). Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik
Universitas Hasanuddin Makassar
Djamarah, S. B. (2004). Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga. Jakarta: Rineka
Cipta.
Helmawati. (2014). PENDIDIKAN KELUARGA Teoretis dan Praktis. (N. N. Muliawati, Ed.) (1st
ed.). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
34 Komuniti, Vol. VIII, No. 1, Maret 2016

Katorski, J. (2003). Father / Daughter Relationships : Effects of Communicative Adaptability


and Satisfaction on Daughter ’ s Romantic Relationships, 1–6.
Kriyantono, R. (2010). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Kume, T. (2015). The Effect of Father Involvement in Childcare on the Psychological Well-
being of Adolescents: A Cross-Cultural Study. New Male Studies: An International
Journal, 4(1), 38–51.
Morman, M., & Floyd, K. (2006). Good Fathering: Father and Son Perceptions of What It
Means to Be a Good Father. Fathering: A Journal of Theory, Research, and Practice
about Men as Fathers, 4(2), 113–136. http://doi.org/10.3149/fth.0402.113
Parish, T. S. (1981). The impact of divorce on the family.Adolescence, 16(63), 577–586. http://
doi.org/10.1007/BF01434640
Prayoga, S. A. (2013). Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Orangtua Tunggal (Studi Pada 4
Orangtua Tunggal di Bandar Lampung). Universitas Lampung.
Prayoga, S. A., & Hidayati, D. A. (2013). Pola Pengasuhan Anak Pada Keluarga Single Parent.
Jurnal Sociologie, Vol. 1, No, 106–113.
Purbasari, D., & Putri, K. (2015). Pembagian Peran Dalam Rumah Tangga. Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 16(1), 72–85.
Rejeki, Sry Ayu. (2008). Hubungan Antara Komunikasi Interpersonal dalam Keluarga dengan
Pemahaman Moral pada Remaja. Jurnal psikologi. Fakultas Psikologi Universitas
Gunadarma
Sari, A. (2015). Model Komunikasi Keluarga Pada Orangtua Tunggal (Single Parent) Dalam
Pengasuhan Anak Balita. Jurnal Ilmu Komunikasi, VOL. 3 NO., 126–145.
Silalahi, U. (2012). Metode Peneleitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sukmadinata, N. S. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Taufik. (2014). Dampak Pola Asuh Single Parent Terhadap Tingkah Laku Beragama Remaja
(Studi Kasus Dua Remaja PAda Dua Keluarga Single Parent di Dusun Kuden, Sitimulyo,
Piyungan, Bantul). UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Widaningsih, L. (2007). Relasi Gender Dalam Keluarga : Internalisasi Nilai-Nilai Kesetaraan,
1–7.
www.bps.go.id. (2015). Retrieved from www.bps.go.id (diakses pada: 25 November, 2015)

Anda mungkin juga menyukai