2, Desember 2017
159
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
160
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
memiliki dampak positif. Bagi pria, ayah dalam penelitian ini dijabarkan dalam
menjadi ayah dan berperan aktif sebagai lima komponen (Pleck dalam Lamb, 2010)
ayah merupakan bentuk pencapaian dari yaitu (a) positive activity engagement,
tugas perkembangan (dalam hal ini berada merupakan interaksi secara langsung
pada masa dewasa muda) yang akan antara ayah dan anaknya melalui
mendukungnya untuk menyelesaikan tugas pengasuhan sehari-hari dan aktivitas-
perkembangan sebagai pria dewasa aktivitas yang dilakukan bersama-sama;
(Marsiglio dalam Nurrachman & Partasari, (b) warmth-responsiveness terkait dengan
2011). Pruett (dalam Partasari, 2004) juga komponen positive engagement activity.
mengemukakan beberapa dampak positif Hal ini berarti dalam interaksi langsung
yang dialami pria setelah menjadi ayah, antara ayah dan anak terlihat adanya
baik dalam kehidupan perkawinan, dunia kehangatan dan perilaku responsif; (c)
kerja, maupun bagi kesehatan mentalnya. control dimaknai sebagai partisipasi ayah
Nurvitasari (2015) merangkum penuturan dalam membuat aturan, melakukan
beberapa ayah yang mengatakan bahwa monitoring terhadap pelaksanaan aturan-
melalui memiliki anak menjadikan mereka aturan tersebut, dan membuat keputusan
lebih empatik dan berusaha melatih kontrol terkait dengan aturan-aturan tersebut; (d)
dirinya. Seorang ayah A, misalnya indirect care didefinisikan sebagai
mengatakan bahwa dengan memiliki anak berbagai aktivitas yang dilakukan oleh
ia lebih belajar mengenai kontrol diri yang ayah untuk memenuhi kesejahteraan anak,
harus dilakukannya. namun tidak melibatkan interaksi secara
“Saya belajar untuk lebih langsung dengan anak; dan (e) process
mengontrol diri saya, ketika responsibility. Komponen ini menjelaskan
menghadapi masalah saya berusaha bahwa dalam pengelolaan rumah tangga
untuk melihat sudut pandang dari sisi dan pengasuhan anak bersama pasangan,
anak saya. Saya harus menjadi ayah memiliki kepekaan untuk melihat
contoh yang bagus untuk anak-anak adanya kebutuhan-kebutuhan dan
dan usaha yang saya lakukan berinisiatif untuk memenuhi kebutuhan-
misalnya dengan tidak mengumpat kebutuhan itu.
terlebih bersama anak-anak, ketika Ayah memiliki peran yang khas pada
terjebak kemacetan di jalan raya”. setiap tahapan perkembangan anak. Hal ini
Pruett (dalam Partasari, 2004) terkait dengan adanya tugas perkembangan
menambahkan mengenai berbagai yang berbeda pada setiap tahapannya. Pada
pengaruh positif keterlibatan ayah terhadap penelitian ini berfokus pada gambaran
perkembangan anak di antaranya dalam pemetaan peran ayah melalui
perkembangan fisik, kognitif maupun keterlibatannya dalam tahapan
sosioemosional. Penelitian menunjukkan perkembangan remaja yang berkisar dari
bahwa anak yang termasuk memiliki usia 16 hingga 21 tahun. Jika pada anak
keterlibatan aktivitas tinggi dengan ayah usia sekolah yakni 6 hingga 12 tahun, ayah
ditandai dengan beberapa karakteristik memiliki peran penting dalam membangun
positif seperti memiliki aspek kognisi dan harga diri anak dan juga perasaan
empati yang lebih terasah, lebih sedikit kompeten anak secara akademik dan
bereaksi terhadap stereotipe, hingga sosial. Maka pada remaja, ayah berperan
memiliki locus of control yang tinggi dalam membangun harga diri yang tetap
secara internal (Pleck, Pruett, Radin, dalam positif dan juga menguatkan keinginan
Lamb 2010). Keterlibatan ayah juga anak untuk berprestasi khususnya pada
menjadi faktor prediktor utama pada anak remaja perempuan, serta mengembangkan
yang memiliki minim konflik dengan motivasi untuk sukses dalam pekerjaan dan
teman-temannya (Lieberman, Doyle, & motivasi untuk melanjutkan pendidikan ke
Markiewicz, 1999). Konsep keterlibatan jenjang yang lebih tinggi pada remaja laki-
161
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
laki (Pruett, 2000). Flouri dan Buchanan Teknik sampling yang digunakan dalam
(2002) juga menyatakan bahwa pemilihan partisipan adalah accidental
keterlibatan ayah pada anak usia remaja sampling.
berhubungan erat dengan kepuasan hidup. Pengambilan data dilakukan dengan
Para remaja pria yang tidak mendapatkan menyebarkan kuesioner. Dalam penelitian
keterlibatan ayahnya secara intens ini, terdapat satu kuesioner yaitu kuesioner
menunjukkan tingkat kepuasan hidup yang keterlibatan ayah dari sudut ayah.
rendah. Keterlibatan ayah juga dapat Kuesioner keterlibatan ayah yang
meminimalisir remaja pria untuk menjadi digunakan dalam penelitian ini merupakan
korban perundungan di sekolah. adaptasi dari kuesioner keterlibatan ayah
Sebaliknya, studi longitudinal yang versi ayah yang disusun oleh Partasari dan
dilakukan Culpin, Heron, Araya, dan Lentari (2014). Proses berawal dari
Joinson (2015) menunjukkan bahwa kuesioner awal yang sudah disusun oleh
ketidak hadiran ayah biologis dalam Partasari dan Lentari (2014) kemudian
tumbuh kembang anak berpotensi untuk dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas
mendorong timbulnya depresi sebesar 11% Psikologi Unika Atma Jaya pada tahun
pada anak perempuan ketika beranjak 2016 yakni Kristianto, Gurmichele, Utama,
remaja. Penelitian di Indonesia mengenai Adriel, dan Sidarta. Pengembangan alat
topik ayah jumlahnya masih terbatas. ukur ini berdasarkan hasil wawancara
Berdasarkan penjelasan di atas, terlihat kepada ayah yang memiliki anak usia 16-
bahwa peran ayah merupakan peran yang 21 tahun. Hasil wawancara tersebut
penting dalam keluarga dan juga menjadi bahan dasar untusk
berdampak positif, baik bagi pria yang mengembangkan item dari kuesioner awal.
berperan sebagai ayah maupun bagi anak- Lalu dilanjutkan dengan proses uji
anaknya. keterbacaan, uji validitas dan juga uji
reliabilitas dalam serangkaian proses uji
METODE PENELITIAN coba alat ukur. Proses penyebaran
kuesioner keterlibatan ayah pada proses
Penelitian ini bersifat non ujicoba dilakukan pada bulan April 2016.
eksperimental di mana peneliti tidak Hasil dari proses uji coba terhadap alat
melakukan manipulasi variabel atau ukur keterlibatan ayah dari sudut pandang
menciptakan intervensi pada diri ayah menunjukkan tingkat reliabilitas
partisipan. Pendekatan yang digunakan dengan teknik cronbach alpha yaitu
dalam penelitian ini adalah pendekatan sebesar 0,922. Proses ujicoba kuesioner
kuantitatif. Sesuai dengan tujuan keterlibatan ayah menghasilkan sejumlah
penelitian, penelitian ini bersifat deskriptif. 48 item yang siap untuk digunakan dalam
Penelitian ini bertujuan melihat gambaran penelitian ini.
keterlibatan ayah dari anak usia remaja
berusia 16 hingga 21 tahun berdasarkan ANALISIS dan HASIL
sudut pandang ayah. Gambaran Keterlibatan Ayah dari
Populasi penelitian adalah ayah yang Sudut Pandang Ayah yang memiliki
memiliki anak usia remaja (16-21 tahun) anak usia remaja di DKI Jakarta
yang berdomisili di DKI Jakarta. Partisipan Metode untuk mengolah data
yang terlibat dalam penelitian ini dilakukan secara kuantitatif sedangkan
berjumlah 201 orang, yang merupakan metode analisis deskriptif dengan
ayah dengan anak usia remaja dan menggunakan z-score digunakan untuk
berdomisili di lima wilayah Jakarta, yakni mendapatkan data mengenai gambaran
Jakarta Utara, Jakarta Barat, Jakarta keterlibatan ayah dari sudut pandang ayah.
Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1.
162
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
Engagement Activity
Tinggi 19%
Sedang 73%
Rendah 8%
Warmth- Responsiveness
Tinggi 15%
Sedang 75%
Rendah 10%
Control
Tinggi 23%
Sedang 66%
Rendah 11%
Indirect Care
Tinggi 18%
Sedang 72%
Rendah 10%
Process Responsibility
Tinggi 30%
Sedang 61%
Rendah 9%
Total Skor
Tinggi 13 %
Sedang 75 %
Rendah 12%
163
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
Keterlibatan Ayah r N p
Durasi Pekerjaan -.043 201 0.547
Ayah
Hasil Uji Beda Keterlibatan Ayah skor Keterlibatan Ayah berdasarkan status
berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Status ekonomi.
Ekonomi Berdasarkan uji beda dengan metode
Berdasarkan metode statistik Kruskal statistik Kruskal Wallis, maka hasilnya
Wallis, diperoleh hasil nilai signifikansi > menunjukkan nilai signifikansi lebih dari
0.05 (x2(2)=0.261, p>0.05) berarti tidak 0.05 (x2(2)=5.833, p>0.05) . Hasil tersebut
ada perbedaan keterlibatan ayah yang berarti tidak ada perbedaan yang signifikan
signifikan berdasarkan jenis pekerjaan pada skor keterlibatan ayah jika ditinjau
ayah (karyawan, wiraswasta, dan lain- dari status ekonomi ayah.
lain). Uji beda yang sama juga dilakukan
untuk mengetahui apakah ada perbedaan
164
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
DISKUSI SIMPULAN
Berdasarkan diskusi mengenai Berdasarkan hasil penelitian
keterbatasan dan keunggulan dari terlihat bahwa secara umum keterlibatan
penelitian ini, peneliti menyarankan agar ayah yang memiliki anak remaja berada
dilakukan penelitian lanjutan mengenai dalam kategori sedang. Hal tersebut juga
keterlibatan ayah yang memiliki anak dari ditemukan pada kelima aspek keterlibatan
usia yang berbeda (usia 6-12 tahun) ayah yakni a) positive activity engagement;
dengan menggunakan teknik sampling (b) warmth-responsiveness; (c) control; (d)
yang lebih baik misalnya dengan indirect care; dan (e) process
menggunakan random sampling. Penelitian responsibility yang mana sebagian besar
selanjutnya juga diharapkan bisa lebih partisipan berada dalam kategori sedang.
fokus melihat gaya hidup pada ayah, Hasil ini menunjukkan bahwa secara
pandangan istri terhadap peran ayah, dan umum para ayah dari remaja yang
pandangan ayah tersebut terhadap peran berdomisili di Jakarta cukup terlibat dalam
jender. Selain itu, penelitian-penelitian pengasuhan anaknya.
selanjutnya mengenai peran ayah bisa Jika dilihat lebih lanjut, terdapat
mengaitkan dengan latar belakang budaya dua aspek yang menonjol dalam
atau etnis tertentu sehingga dapat dibahas keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak
secara holistik dan dikaitkan dengan yaitu aspek control dan indirect care. Hal
konteks khas Indonesia bagian lainnya ini menunjukkan adanya bentuk
bukan hanya wilayah DKI Jakarta saja. keterlibatan yang lebih sering ditampilkan
Hal yang menarik dari penelitian ini oleh para ayah dari remaja. Aspek kontrol
yakni tidak adanya perbedaan keterlibatan ditampilkan dalam bentuk menentukan
ayah yang memiliki istri bekerja dan tidak peraturan dan memantau kegiatan anak.
bekerja padahal dalam keluarga dengan ibu Menentukan peraturan misalnya, ayah
bekerja diperlukan fleksibilitas dalam menetapkan aturan pada anak ketika pergi
pembagian peran agar tetap tercipta bersama teman-temannya, menetapkan
keharmonisan dan kesejahteraan keluarga peraturan mengenai usia yang pantas untuk
(Parwoko, dalam Silalahi, 2010). mulai berpacaran, dalam memantau
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis, kegiatan anak, misalnya ayah menanyakan
hal ini mengandung arti bahwa ada jam kepulangan anak ketika pergi,
harapan dari istri yang bekerja agar suami meminta anak menghubungi ayah lewat
lebih terlibat dalam pengasuhan anak. telpon atau chat ketika sedang berada di
Peneliti menduga hasil penelitian ini bisa luar rumah.
disebabkan karena ibu bekerja di Jakarta Bentuk keterlibatan ayah yang
masih memiliki sumber dukungan lain di juga menonjol adalah indirect care. Hal ini
luar suaminya seperti pengasuh, kerabat, berarti berupa mempersiapkan pemenuhan
maupun orang tua untuk membantu para kebutuhan anak dan memfasilitasi
ibu dalam mengasuh anak dan mengelola pengembangan bakat dan minat anak.
rumah tangga. Konsekuensi dari hal Contoh keterlibatan ayah dalam aspek
tersebut adalah para ayah tidak terlalu mempersiapkan pemenuhan kebutuhan
dituntut untuk terlibat dalam pengasuhan anak adalah membayar asuransi
anak. Lebih lanjut, peneliti menduga ada pendidikan anak secara tepat waktu,
kemungkinan para istri yang bekerja juga menabung untuk keperluan anak, dan
masih memiliki pandangan yang memastikan uang sekolah/kuliah dibayar
tradisional terhadap peran ayah dalam tepat waktu. Selain itu, contoh keterlibatan
keluarga. ayah dalam pengembangan minat bakat
anak berupa mencarikan tempat kursus
bagi anak, membayar uang kursus tepat
165
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
166
Jurnal Psikogenesis, Volume 5, No.2, Desember 2017
167