Anda di halaman 1dari 2

Peran Konflik Keluarga dalam Meningkatnya

Kenakalan Remaja
Oleh: Anak Agung Istri Pradnyasuari Dewi
NPM. 202222121061

Konflik keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat berkontribusi


pada meningkatnya tingkat kenakalan remaja dalam masyarakat. Keluarga
merupakan lingkungan utama dimana remaja belajar mengenai hubungan
interpersonal, nilai-nilai, norma dan cara-cara berinteraksi dengan orang lain.
Ketika terjadi konflik yang berkepanjangan atau tidak sehat di dalam keluarga,
dampaknya dapat merusak kesejahteraan emosional dan perilaku remaja, memicu
perilaku kenakalan. Dan kini kenakalan remaja menjadi isu yang serius di banyak
masyarakat. Kenakalan remaja mencakup berbagai perilaku yang melanggar
norma social, seperti penggunaan narkoba, kekerasan, pelanggaran hukum, dan
perilaku seksual berisiko.
Kenakalan remaja bisa terjadi dimana saja, seperti yang terjadi di Jalan
Pulau Buton Denpasar. Menurut berita pada tribunnews.com, terjadi penganiayaan
terhadap 2 orang yang dilakukan oleh 6 remaja atau kerap disebut ABG.
Dugaannya keenam remaja tersebut memiliki masalah keluarga sehingga mereka
melakukan tindakan penganiayaan. Keenam remaja tersebut berumur 15-17 tahun,
latar belakang ke-enamnya merupakan seorang pelajar, namun salah satu dari
mereka telah putus sekolah. Pada berita tribunnews.com, dikatakan bahwa mereka
memiliki berbagai macam persoalan keluarga (broken home). Sehingga mencari
rutinitas di luar lingkungan keluarga, namun mereka terjerumus ke kenakalan
remaja.
Berdasarkan teori yang diterangkan oleh Jensen, cara menjelaskan asal
mula kenakalan remaja digolongkan ke dalam teori sosiogenik, yaitu teori-teori
yang mencoba mencari sumber penyebab kenakalan remaja pada faktor lingkungan
keluarga dan masyarakat. Yang termasuk dalam teori sosiogenik ini ialah teori
Broken Home dari Mc. Cord, dkk. (1959) dan teori “penyalahgunaan anak” dari
Shanok (1981) dalam Jesen (1985) ( Dwiyanti, 2019).
Kasus kenakalan remaja di masa ini sering kali terjadi, tentunya bisa terjadi
dimana saja. Jadi kasus kenakalan remaja yang terjadi di Jalan Pulau Buton
Denpasar yang dilakukan oleh 6 orang remaja tersebut berawal dari konflik
keluarga masing-masing dari mereka. Konflik keluarga yang mereka hadapi
berbeda-beda, rata-rata karena orang tua bercerai kemudian tinggal bersama
neneknya, serta ada yang selalu bertengkar dengan ibunya karena diminta bekerja
padahal mereka harus belajar. Karena tidak mendapatkan perhatian di lingkungan
keluarga, sehingga mereka melampiaskan untuk mencari perhatian di luar. Dalam
keadaan lingkungan keluarga yang tidak sehat karena adanya konflik tersebut,
menyebabkan kesehatan mental remaja tidak stabil sehingga dapat merusak
ketentraman emosional mereka sampai berakibat pada buruknya perilaku
kemudian berakhir pada kenakalan remaja. Maka teori broken home dari Mc. Cord,
dkk. (1959) berkaitan dengan penyebab dari kenakalan remaja ini.
Dari sudut pandang saya, kenakalan remaja ini merupakan masalah yang
sering kita hadapi. Dari berbagai penyebab yang membuat remaja tersebut
melakukan kenakalan, baik dari karakter remaja tersebut atau ada faktor yang
menjadi penyebabnya. Maka sangat penting adanya kesadaran dari keluarga,
sehingga kesejahteraan emosional anak tetap stabil. Hal ini membuktikan
pentingnya melihat suatu hal dari penyebabnya, sehingga tidak menyudutkan
mereka para remaja yang melakukan tindak kenakalan. Dengan begitu, remaja-
remaja dapat terselamatkan dan mendapat bantuan untuk memperbaiki kesehatan
mental maupun emosional serta perilaku remaja tersebut.

Referensi
Ghina Nurfadhilah Dwiyanti. (2019). Analisis Kenakalan remaja Dan Gambaran
Self Esteem Pada Narapidana Di Rutan Kelas 1 Cirebon. Professional,
Empathy and Islamic Counseling Journal, 2 (1), 69.
I Made Ardhiangga. (2017). Hanya Masalah Sepele Ini enam ABG Broken Home
Tega Aniaya Hendrik Hoke. Tribunnews.
https://www.tribunnews.com/regional/2017/06/14/hanya-masalah-sepele-
ini-enam-abg-broken-home-tega-aniaya-hendrik-hoke

Anda mungkin juga menyukai