Anda di halaman 1dari 27

Sibling Rivalry

Dewi Hastuty,
S.Tr.Keb.,M.Keb
SIBLING

– Sibling merupakan saudara kandung.


– Posisi anak menentukan pola penyesuaian dalam keluarga.
– Posisi anak umumnya dilihat sebagai anak sulung, tengah, atau
bungsu.
– Terpenting adalah peran kakak-adik
Peran Sibling

Sibling Kakak Sibling Adik


– Sumber contoh perilaku baik dan – Teman untuk kegiatan
buruk menyenangkan
– Sumber penasihat – Pemacu semangat
– Bantuan mengasuh – Pemberi dukungan
– Rekan bekerja sama – Rekan bekerja sama
DEFINI SIBLING RIVALRY

– Menurut Musbihin (2008), Sibling Rivalry adalah kecemburuan antar saudara


kandung yang dapat terjadi baik saat sebelum ataupun si Bayi (saudaranya) lahir
nantinya.
– Menurut kamus kedokteran Dorland (Suherni, 2008), sibling rivalry adalah
kecemburuan, persaingan dan pertengkaran antara saudara laki-laki dan saudara
perempuan. Hal ini terjadi pada semua orang tua yang mempunyai dua anak atau
lebih
Sibling rivalry merupakan suatu bentuk dari persaingan antara saudara kandung,
kakak, adik yang terjadi karena seseorang merasa takut kehilangan kasih sayang dan
perhatian dari orang tua, sehingga menimbulkan berbagai pertentangan dan akibat
pertentangan tersebut dapat membahayakan bagi penyesuaian pribadi dan sosial
seseorang.
Reaksi ini terjadi karena pada
umumnya saudara kandung
(sibling) biasanya tidak menyukai
gagasan berbagi orangtua
Dampak Sibling Rivalry
(Hurlock,1989)
1. Dampak sibling rivalry pada diri sendiri yaitu adanya tingkah laku regresi
(kekanak-kanakan), self efficacy (kepercayaan akan kemampuan pribadi)
rendah.
2. Dampak sibling rivalry terhadap saudara yaitu agresi (melukai), tidak mau
berbagi dengan saudara, tidak mau membantu saudara dan mengadukan
saudara
3. Selain dampaknya kepada diri sendiri dan dampak kepada saudara, sibling
rivalry juga berdampak pada orang lain. Ketika pola hubungan antara anak dan
saudara kandungnya tidak baik maka sering terjadi pola hubungan yang tidak
baik tersebut akan dibawa anak kepada pola hubungan sosial diluar rumah
– Selain orang tua, orang terdekat yang dilihat seorang anak
yaitu saudara kandung. Hubungan dengan saudara kandung
adalah hubungan paling dasar sebelum kita memasuki dunia
masyarakat. Bentuk-bentuk interaksi antar saudara tidak
hanya berbentuk komunikasi positif seperti diskusi, berbagi
cerita, bersenda gurau atau percakapan sehari-sehari, tetapi
dapat juga berbentuk interaksi yang sifatnya negatif
contohnya yaitu konflik antar saudara (sibling rivalry).
– Jarak usia yang lazim memicu munculnya sibling rivalry adalah jarak usia antara
1-3 tahun dan muncul pada usia 3-5 tahun kemudian muncul kembali pada usia
8-12 tahun (Millman & Schaefer dalam Setiawati & Zulkaida, 2007).
– Menurut Boyle (dalam Priatna & Yulia, 2006) Terdapat berbagai macam reaksi
sibling rivalry perilaku agresif seperti memukul, mencubit, melukai adiknya
bahkan menendang, kemunduran seperti mengompol, menangis yang meledak-
ledak, manja, rewel, menangis tanpa sebab, dll.
– Sibling rivalry yang tidak di atasi pada masa awal anak-anak dapat menimbulkan
delayed effect, yaitu dimana pola perilaku tersimpan di bagian alam bawah sadar
pada usia 12 tahun hingga 18 tahun dan dapat muncul kembali bertahun-tahun
kemudian dalam berbagai bentuk dan perilaku psikologikal yang merusak (Boyle,
2004).
Ragam Bentuk Sibling Rivalry

FISIKAL
VERBAL
Memukul, mendorong
atau berebut mainan PRINSIPAL
Meledek, debat kusir
(biasanya balita)
dan beda pendapat
Debat dan argumentasi
(biasanya muncul saat
anak menginjak usia
remaja, dimana
persaingan ini bisa
meruncing dan
menetap)
Normalkah Sibling Rivalry

1. Hubungan Kakak-Adik memang hubungan yang kompleks dan


dinamis
2. Tidak normal jika menyebabkan gangguan emosional atau
keluarga jadi tercerai berai
3. Wajar dan tak terhirdarkan
4. Periode latihan bagi anak untuk mengembangkan keterampilan
emosional dan sosialnya
5. Tidak bias dicegah tapi bisa ditangani dengan baik oleh orangtua
Bagaimana jika terjadi
pertengkaran antar saudara
– Orang tua adalah penengah bukan hakim.
– Selalu memberi kesempatan tiap pihak menjelaskan
masalah dari sudut pandangnya masing-masing.
– Arahkan anak untuk mendapatkan keputusan solusi
sendiri.
– Tekankan sharing.
Helping Work Out Differences

When sibling rivalry turns into real fighting,


parents must step in. A parent's job is to
protect children from physical or emotional
injuries.
Encourage win-win
Negotiations Problem-
solving Steps
– Stop the action.
– Listen to each other's story
– Identify the problem.
– List ways to solve the problem.
– Choose a solution that meets
everyone's needs.
– Carry out the plan.
– Evaluate how well the plan worked.
Contoh Kasus Sibling Rivalry

Kakak yang ‘baik’ di depan ortu,


tapi saat ortu tidak ada, adiknya
di’bully’

Kebutuhan dasar:
Ingin dipuji ortu,
tapi merasa disaingi adik
Contoh Kasus Sibling Rivalry

Regresi atau kemunduran yang


dialami kakak, misalnya
mengompol lagi atau minta
minum lewat dot lagi

Kebutuhan dasar:
Kecemasan terpendam
Contoh Kasus Sibling Rivalry

Kakak mogok sekolah

Kebutuhan dasar:
Ingin waktu lebih banyak
bersama orangtua/ibu
PENATALAKSANAAN
SIBLING RIVALRY

LET’S SEE….
WHAT GOING ON………..
1 Contohkan kepada anak untuk memperoleh
perhatian dengan cara positif.

Pastikan ada kegiatan yang menyatukan


2 keluarga dan Individu.
Saat berduaan saja dengan anak, ajak diskusi
3 bagaimana membuat saudara mereka
SENANG.
Saat berduaan saja dengan anak, dengarkan
4 apa yang mereka sampaikan.
Ketika anak berkelahi, tanyakan “apa” yang
5 membuat mereka bertengkar, bukan “siapa” yang
jadi penyebabnya.
6 Hargai keunikan tiap anak.Bersikap adil itu tidak
berarti memberikan segala hal yang sama
Hindari membanding-bandingkan anak. Tiap
7 anak unik. Saat memuji/menegur, deskripsikan
perilakunya.
Antisipasi, misalnya rebutan TV >> diskusikan
8 kapan giliran kakak dan adik menonton acara
kesayangannya
Tunjukan penghargaan saat anak-anak
9 menunjukkan perilaku akur atau damai

5 Jadwalkan ‘kencan’ teratur dengan tiap anak


CARA MEMPERSIAPKAN ANAK UNTUK
MENERIMA KEHADIRAN ADIKNYA:

1. Ceritakan 2. Jangan sampai dia 3. Biarkan dia


mengenai calon mengetahui tentang merasakan gerakan
adiknya. calon adiknya dari dan bunyi jantung
orang lain adiknya
Lanjutan.......

4. Menunjukkan 5. Mengajaknya 6. Yakinkan bahwa


foto anak semasa menengok teman ibu dan ayah tetap
yang sedang mencintainya
bayi
memiliki bayi. setelah adiknya
lahir.
Hasil Penelitian Ayu Citra Triana Putri, 2013
DAMPAK SIBLING RIVALRY (PERSAINGAN SAUDARA KANDUNG) PADA ANAK USIA DINI

1. Dampak pada diri sendiri yang terjadi pada kedua responden yaitu yang pertama
adanya temper tantrum, anak mengekspresikan emosi nya dengan berteriak-
teriak, menangis kencang serta melempar barang. Yang kedua yaitu yaitu perasaan
dendam pada saudara karena adik yang sudah bertambah besar sudah dapat
membalas apa yang dilakukan kakaknya sehingga terdapat perasaan dendam pada
responden. Yang ketiga Emosi yang meledak-ledak, anak merasa jika orang-orang
disekitarnya lebih memperhatikan adik daripada dia sehingga timbullah reaksi
negatif seperti itu. Yang keempat yaitu regresi, seperti mengompol, bertingkah
laku seperti bayi, meminum susu dari dot dan meminta ASI. Yang kelima yaitu
masalah kepercayaan diri
Lanjutan………
2. Dampak yang kedua adalah dampak terhadap saudara kandung yang pertama yaitu
agresi baik fisik atau verbal hal ini ditunjukkan dengan perilaku memukul, menendang,
menampar, mencakar serta mencaci. Dampak terhadap saudara kandung yang lainnya
yaitu tidak mau berbagi dengan saudara, tidak mau membantu saudara, mengadukan
saudara, dominasi pada saudara dan model negatif bagi saudara. terlihat dimana anak
tidak bersedia berbagi mainan yang dimainkan, barang atau makanan. Dampak tidak
mau membantu saudara terlihat yakni saat anak membereskan mainan bersama
saudaranya. Dampak mengadukan saudara diperlihatkan saat adanya aduan pada
saudara yang bersifat bohong supaya saudara menjadi jelek dimata orang tua. Dampak
dominasi pada saudara terlihat seperti mengatur dan memutuskan apa yang harus
dilakukan adik, hal tersebut membuat adik tidak bebas berpendapat. Dampak model
negatif bagi saudara terlihat saat adik sudah beranjak besar dan ia mengikuti perilaku
agresi seperti yang dilakukan kakaknya
Lanjutan………

3. Dampak yang ketiga yaitu dampak terhadap orang lain, yaitu yang
pertama perilaku buruk yang ditujukan pada orang-orang diluar
umah misalnya saudara sepupu, pembantu, guru dan lain-lain.
Perilaku buruk tersebut seperti mencaci, menampar serta
mencakar. Yang kedua yaitu responden tidak memiliki teman
baik. Hal ini disebabkan karena adanya pola hubungan yang tidak
baik di dalam rumah yang terbawa kedalam lingkungan sosialnya
Upaya Tenaga Kesehatan untuk
mengatasi Sibling Rivalry
Perlu dilakukan penyuluhan dan sosialisasi pentingnya pemahaman orang tua
tentang sibling rivalry secara periodik.
Sosialisasi tersebut diprioritaskan kepada para ibu yang memiliki anak lebih dari
satu dengan jarak yang dekat baik secara kelompok maupun individu serta
didukung dengan penyebaran informasi mengenai pencegahannya, tanda-tanda
dini reaksi sibling rivalry dan penanganannya baik melalui media elektronik dan
media cetak seperti leaflet dan poster
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai