Anda di halaman 1dari 5

1.

Pengertian Tawuran

Tawuran adalah salah satu bentuk kenakalan remaja, yaitu kecenderungan remaja
untuk melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan
kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang umumnya dilakukan
remaja di bawah umur 17 tahun.
Aspek kecenderungan kenakalan remaja terdiri dari
1) aspek perilaku yang melanggar aturan atau status,
2) perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain,
3) perilaku yang mengakibatkan korban materi
4) perilaku yang mengakibatkan korban fisik.
Pendapat lain menyebutkan bahwa tawuran pelajar didefinisikan sebagai
perkelahian massal yang dilakukan oleh sekelompok siswa terhadap sekelompok siswa
lainnya dari sekolah yang berbeda. Tawuran terbagi dalam tiga bentuk:
(1) tawuran pelajar yang telah memiliki rasa permusuhan secara turun temurun,
(2) tawuran satu sekolah melawan satu perguruan yang didalamnya terdapatbeberapa jenis
sekolah dan (3) tawuran pelajar yang sifatnya insidental yang dipicu oleh situasi dan
kondisi tertentu.
Tawuran merupakan fenomena yang sering kita lihat dan dengar di Indonesia.
Tawuran merupakan perkelahian yang melibatkan banyak anggota danbiasanya terjadi antar
kelompok, desa atau etnis. Bahkan seringkali tawuran terjadiantar pelajar. Siswa yang telah
mengenyam bangku sekolah dengan pedidikan yang dimiliki teryata tidak menjamin siswa
memiliki sikap dan kepribadian yang baik. Perkelahian antar pelajar ini biasanya
disebabkan oleh konflik perorangan yang akhirnya mengajak teman lain untuk membantu
dengan dasar kesetiakawanan dan apabila tidak ikut dianggap tidak memiliki keberanian
dan tidak memiliki solidaritas.
Tawuran ini sangat merugikan karena merusak fasilitas umum dan mengganggu
orang lain bahkan terkadang nyawa juga melayang.
2. Faktor Penyebab Tawuran antar pelajar
a. Faktor internal
• Kurangnya kemampuan untuk melakukan adaptasi pada situasi lingkungan yang
semakin kompleks/beragam dan banyak, sehingga menimbulkan tekanan pada
dirinya.
• Kurang kemampuan dalam mengatasi dan memanfaatkan situasi untuk
pengembangan dirinya, sehingga mudah putus asa dan cepat melarikan diridari setiap
masalah, selalu menyalahkan orang lain setiap masalahnya dan cenderung lebih
memilih menggunakan cara tersingkat untuk memecahkanmasalah.
• Sering mengalami konflik batin sehingga mudah frustasi, emosi yang tidakstabil,
tidak peka terhadap persaan orang lain, dan memiliki perasaan rendah diri serta
biasanya sangat membutuhkan pengakuan.
• Tak jarang pula siswa melakukan tawuran untuk mencari perhatian dari teman-
teman di lingkungan sekolah atau luar sekolah, agar dipadang hebatdan berani.
• Terkadang narkoba juga menjadi pemicu untuk melakukan tawuran, pada beberapa
siswa terkadang ada yang berperilaku seperti preman dengan memalak temannya.
Sehingga yang dipalak berusaha bersatu untuk melawannya.
b. Faktor keluarga
• Adanya tindak kekerasan dalam suatu keluarga yang berdampak pada
perkembangan psikologis anak, menimbulkan karakter anak yang penuh dengan
kekerasan. sehingga anak berpikir bahwa kekerasan merupakan bagian dari dirinya
dan suatu hal yang wajar jika dia melakukan tindak kekerasan pula.
• Faktor penyebab tawuran biasanya adalah remaja tumbuh dalan keluarga yang
kurang harmonis dan kurang kasih sayang sehingga remaja cenderung menjadi
provokator dan mencari perhatian di luar. Remaja yangmodel bertemannya dengan
remaja yang perilaku tidak baik biasanya cenderung membolos dan melanggar
peraturan sekolah, pada anak laki- laki cenderung ingin berperan sebagai pahlawan
sehingga ketika ada temannya yang diganggu maka remaja tersebut akan
melindunginya.
• Orang yang terlalu melindungi anaknya juga dapat berpengaruh pada anak,sehingga
anak tumbuh sebagai remaja yang tidak mandiri dan tidak berani
mengembangkan identitasnya. Pada saat bergaul dan bergabung dengan teman-
temannya, dia akan menyerahkan dirinya secara total terhadap kelompoknya
sebagai menjadi bagian identitas yang dibangunnya.
c. Faktor sekolah.
• Adanya lingkungan sekolah yang tidak membakar semangat siswanya untuk
belajar, suasana kelas yang monoton dan membosankan, peraturan yang tidak
relevan dengan pengajaran dan dianggap mengekang, tidak adanya kelas praktikum
dan lain sebagainya, sehingga membuat pelajar lebih senang melakukan kegiatan
diluar bersama teman- temannya.
• Peran guru sebagai penghukum dan pelaksana aturan yang tidak dibarengisebagai
pendidik dan pembimbing, dan masih adanya tidak kekerasan dalam mendidik
siswa.
d. Faktor lingkungan. Lingkungan rumah yang sempit/kumuh, anggota keluarga dan
masyarakat yang berperilaku buruk, sarana transportasi yang sering menomorsekiankan
pelajar, dan lingkungan masyarakat yang penuh dengan kekerasan dapat menimbulkan
reaksi emosional yang berkembang yang mendukung perilaku berkelahi.
e. Dendam turun temurun
Sekolah biasanya memiliki riwayat memiliki musuh dengan sekolah mana yangbiasanya
akan berulang untuk tawuran.
3. Dampak Tawuran
Tawuran juga berdampak pada pekembangan psikologis pelajar dan masyarakat seperti:
a. Membentuk kepribadian yang penuh dengan tindak kekerasan
b. Menjadi pribadi yang mudah frustasi karena tidak bisa mencapai tujuan yang
diinginkan yang disebabkan rasa takut akibat segala aksinya tersebut.
c. Mudah stress karena tekanan, ketegangan yang dialaminya sehingga mengganggu
kondisi mental palajar dan tidak mampu menjalani aktivitasnya seperti biasa.
d. Menimbulkan keresahan dan traumatic pada masyarakat sehingga muncul rasa tidak
percaya dan rasa takut, tidak berani berhadapan kelompok pelajar.
4. Solusi yang bisa dilakukan
a. Dengan memandang masa remaja merupakan periode storm and drang period(topan dan
badai) dimana gejala emosi dan tekanan jiwa sedang gencar
dialami, sehingga perilaku mereka mudah menyimpang. Maka pelajar itusendiri perlu
mengisi waktu luangnya dengan kegiatan yang lebih bermanfaat dan dapat
mengembangkan bakat yang dimiliki, seperti mengikuti kegiatan kursus, berolahraga,
mengikuti kegiatan ekstrakulikuler, belajar, melibatkan siswa dalam kegiatan social
sehingga bisa membangkitkan rasa empati, dan sebagainya.
b. Keluarga :
• Pengasuhan anak secara baik, penuh kasih sayang, disiplin, membedakanhal baik
dan buruk, bertanggung jawab, dan lain sebagainya.
• Menciptakan suasana yang hangat dan bersahabat sehingga membuat anakbetah
dirumah dan selalu rindu ingin pulang ke rumah.
• Meluangkan waktu untuk bersama dengan keluarga
• Memperkuat nilai moral dan beragama pada individu dan mengamalkannyadalam
kehidupan sehari- hari.
• Melakukan pengawasan anak dalam menonton film yang berisi tindak kekerasan dan
melakukan pemilahan permainan video games yang cocok dengan usianya
c. Sekolah
• Mengadakan kurikulum pendidikan yang baik dan bisa mengembangkan potensi
anak dalam berpikir, berestetika dan berkeyakinan terhadap Tuhan.
• Adanya ruang atau lapangan olahraga di setiap sekolah, selain untuk kegiatan
olahraga juga untuk penyaluran agresivitas pelajar.
• Menjalin komunikasi dan koordinasi yang terpadu , bersama- sama mengembangkan
pola penanggulangan dan penanganan kasus dan bisa juga mengadakan acara
pertandingan atau kesenian diantara sekolah- sekolah.
d. Aparat kepolisian juga dapat melakukan kegiatan penyuluhan disekolah- sekolah
mengenai dampak dan upaya yang perlu dilakukan agar dapat menanggulangi tawuran.
dan ikut andil dalam menanggulangi tawuran sepertimelakukan penempatan petugas
didaerah rawan guna untuk pemantauan terhadap tawuran, juga melakukan razia pada
pelajar yang membawa senjatatajam.
e. Pemerintah berperan menghapuskan tayangan berbaru kekerasan yang merajalela di
layar kaca. Sudah tugas negara untuk menjaga mental rakyatnyadari informasi media
massa yang merusak.
5. Kiat Menolak Ajakan Tawuran
a. Menolak ajakan tawuran secara tidak langsung.
Jawaban tidak langsung ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang tidak berani
mengambil resiko. Alasan dasarnya karena ia tahu resiko, tetapi takut ditinggalkan oleh
teman-teman, dianggap tidak setia kawan, dikatakan pengecut, dan sebutan-sebutan
negatif lainnya. Jawabannya cenderung mengalihkan kegiatan, misalnya mengaku mau
antar mama, janjian samakakak, ada acara keluarga, mau jemput papa di bandara, dsb.
Banyak alasan untuk menghindar ajakan tersebut. Cara ini halus dan boleh-boleh saja.
Namun,jawaban ini tidak akan membuat teman-teman kamu berhenti mengajak tawuran.
Jika kali ini kamu tidak bisa ikut, mereka akan mengajakmu lagi di kesempatan yang
lain. Dan, tentu saja kalian harus pandai-pandai membuat jawaban yang kreatif dan
pandai berakting lagi. Hingga pada akhirnya mereka sadar bahwa kamu sebenarnya
memang tidak mau ikut tawuran.
b. Menolak secara langsung mungkin sulit, tapi pasti bisa kamu lakukan. Kumpulkanlah
keberanian dan harus berani jujur serta yakin bahwa tawuran itutidak baik. Harus siap
dengan konsekuensi bahwa “mungkin” kamu akan ditinggalkan oleh teman-teman dan
dicap tidak setia kawan. Ingatlah, sikap positif (baik) itu akan diikuti oleh teman-teman
kamu. Teman-teman yangmemilih tawuran itu masih labil dan keliru memilih sikap.
Mereka belum mampu menyadari bahwa pilihan mereka itu keliru. Jadi, kembangkan
kedewasaan dankebijaksanaan dalam dirimu. Mantabkan dirimu dengan memilih hal-hal
yang positif. Segala pilihan yang positif akan membawamu ke hal-hal positif pula.

Anda mungkin juga menyukai