BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Sambiloto
a. Taksonomi Tanaman
Divisi: Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Subkelas : Gamopetalae
Ordo : Personales
Famili : Acanthaceae
Subfamili : Acanthoidae
Genus : Andrographis
b. Diskripsi Tanaman
dan Justicia latebrosa, Russ (Ivan & Lukito, 2003). Tanaman ini memiliki
takila (Jawa), pepaitan (Sumatra), Chuan xin lian, yi jian xi, lan he lian
5
2004b)
laut, tumbuh subur pada tempat terbuka dan tanah yang gembur (Bambang,
2000).
meruncing, tepi rata, permukaan atas hijau tua, bagian bawah hijau muda,
panjang 2-8 cm, lebar 1-3 cm. Bunga berbibir berbentuk tabung, kecil-kecil,
panjang), panjang sekitar 1,5 cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung tajam,
bila masak akan pecah membujur menjadi empat keping. Biji gepeng, kecil-
menghasilkan rasa pahit yang luar biasa pada sambiloto. Umumnya zat ini
mengandung racun (Ivan & Lukito, 2003). Juga terdapat flavonoid, alkana,
keton, aldehid, dan mineral seperti kalium, kalsium, natrium, dan asam
untuk membantu tubuh mengeluarkan air dan natrium agar bisa menurunkan
secara pasti efek farmakologis dari sambiloto (Ivan & Lukito, 2003), yaitu :
j. Hepatoprotektor.
2. Kalium
a. Pengertian
Kalium adalah unsur logam putih seperti perak dan tidak pernah
didapatkan sebagai logam murni tetapi selalu bergabung dengan unsur lain
(Soen, 1994). Unsur logam ini meleleh pada suhu 580o F dengan nomor
atom 19, berat atom 39,102, dan berat jenis 0,87 (Dorland, 1998). Dalam
tubuh kita, kalium adalah unsur ketiga yang terbanyak setelah kalsium dan
fosfor, juga dua kali lebih banyak daripada konsentrasi natrium (Soen,
1994). Kalium terdapat dalam bentuk ion dalam sel tubuh sedangkan
natrium terdapat dalam cairan di sekeliling sel (Gaman & Sherington, 1992).
di dalam sel, yaitu sekitar 98% dari 120 gram kalium yang ada dalam tubuh.
Serum darah mengandung sekitar 4-5 mg (per 100 ml) dari total kalium dan
8
sel darah merah mengandung 420 mg (Elson, 2004). Kalium dalam cairan
b. Fungsi Kalium
ginjal, endokrin, dan sistem saraf (Sadler, et al., 1995). Pada pengobatan,
kalium merupakan salah satu mineral yang umum digunakan, karena kalium
(Soen, 1994).
Efek anti hipertensi dari kalium ini utamanya terlihat pada penderita
bahwa suplemen kalium tidak mempunyai efek pada tekanan darah selama
penderita-penderita esensial.
kalium tubuh total terikat dan 90% sisanya dapat dipertukarkan (Ganong,
Diperkirakan 90% dari yang dicerna akan diserap dalam usus kecil
(Winarno, 2002).
mmol kalium per hari. Sedangkan kehilangan kalium melalui tinja kira-
kira 10% dari seluruh kalium yang ada dalam pencernaan. Namun jumlah
ini dapat berubah sesuai dengan keadaan tubuh, misalnya diare dan muntah
kalium dapat juga berasal dari desquamasi sel, sekresi mukus, dan keringat.
total ekskresi kalium selama suhu tubuh tetap normal (Sadler, et al., 1999).
e. Kebutuhan Kalium
berikut :
(Soen, 1994)
f. Abnormalitas Kalium
a. Hipokalemia
dalam darah rendah dan tidak normal, yaitu kurang dari 2,5 mEq/liter
hipotensi, dan aritmia. Selain itu dapat terjadi kelainan ginjal dan
b. Hiperkalemia
lebih dari takaran per hari yang dibutuhkan, dan pada umumnya karena
4. Prinsip
gelombang dan beberapa berkas cahaya ini diserap oleh atom sampel.
Jumlah cahaya yang diserap sebanding dengan konsentrasi elemen itu dalam
larutan dan mengacu pada objek asli. Pengukuran dilakukan secara terpisah
untuk setiap elemen yang dikehendaki hingga mencapai analisa lengkap dari
objek dan teknik ini relatif lambat dilakukan. Teknik ini sangat sensitif dan
b. Instrumentasi AAS
c. Sumber radiasi
Sumber radiasi ini disebut dengan Hollow Chatode Lamp atau lampu
cekung dilapisi dengan logam murni dan elektroda anoda yang terbuat
14
dari wolfram, kedua elektroda tersebut berada dalam tabung gelas yang
2) Sistem Pengatoman
uap atom bebas yang siap untuk dianalisa. Proses atomisasi pada AAS
dapat dihasilkan dari pembakaran gas bakar (fuel) dan oksidan pada
· Sensitifitasnya tinggi
mL)
sampel padat
3) Monokromator
sumber sinar.
4) Detektor
16
(Robinson, 1995)
B. Kerangka Pemikiran
Herba sambiloto
mengandung kalium
Kalium larut
ke dalam air rebusan
C. Hipotesis
Perebusan menurunkan kadar kalium pada herba sambiloto.
17
a. Prinsip
AAS merupakan suatu alat pengukur yang berdasarkan pada jumlah
radiasi yang diserap oleh atom-atom bebas bila sejumlah radiasi yang
karakteristik dilewatkan melalui sistem yang mengandung atom-atom
tersebut. Jumlah radiasi yang terserap sangat tergantung pada jumlah atom-
18
terbuat dari wolfram, kedua elektroda tersebut berada dalam tabung gelas
yang tertutup, terisi dengan gas mulia pada tekanan rendah.
2) Sistem Pengatoman
Yaitu mengubah unsur dari keadaan semula (larutan) ke dalam
bentuk uap atom bebas yang siap untuk dianalisa. Proses atomisasi pada
AAS dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu dengan nyala dan
atomisasi tanpa nyala.
a) Atomisasi dengan nyala
Atomisasi dengan nyala terdapat 2 bagian utama yaitu nebulizer dan
burner. Pada nebulizer
B. Kerangka Pemikiran
Herba sambiloto
mengandung kalium
Kalium larut
ke dalam air rebusan
C. Hipotesis
Kadar kalium pada herba sambiloto segar lebih besar daripada herba sambiloto
rebus.
21
1. Diuretik
Diuretik ialah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urin.
Istilah diuretik mempunyai dua pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang kedua menunjukkan jumlah
pengeluaran (kehilangan) zat-zat terlarut dan air. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan udem, yang berarti mengubah keseimbangan cairan sedemikian
rupa sehingga volume cairan ekstrasel kembali normal (Sunaryo, 1995). Diuretik
digunakan untuk menurunkan volume darah dan cairan interstisial dengan cara
meningkatkan ekskresi natrium klorida dan air.
Secara umum diuretik dapat dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu :
a. Diuretik osmotik
Suatu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila memenuhi 4 syarat,
yaitu:
1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus
2) tidak atau hanya sedikit direabsorbsi sel tubuli ginjal
3) secara farmakologis merupakan zat yang inert
4) resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik
Contoh golongan ini adalah manitol, urea, gliserin dan isosorbid.
Adanya zat tersebut dalam cairan tubuli, meningkatkan tekanan osmotik,
sehingga jumlah air dan elektrolit yang diekskresi bertambah besar.
b. Penghambat mekanisme transpor elektrolit di dalam tubuli ginjal :
1) penghambat karbonik anhidrase
2) benzotiadiazid
3) diuretik hemat kalium
4) diuretik kuat
(Sunaryo, 1995)
22