BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dewasa ini, persaingan yang terjadi di perusahaan menuntut sumber daya
manusianya untuk selalu berkembang demi perbaikan performansi kerjanya di
perusahaan.
Perusahaan
melakukan
pengukuran
performansi
kerja
untuk
Kelompok 4
1.3 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah :
1. Praktikan mampu memahami dan menggunakan kriteria kriteria ukuran
performansi sistem kerja yang mencakup aspek waktu, fisiologi, dan psikologi
kerja
2. Mampu memahami dan melakukan pengukuran waktu kerja dengan
menggunakan metoda jam-henti secara benar mencakup pemilahan elemenelemen operasi, pengukuran waktu siklus, pengolahan data sampai dengan
formulasi waktu baku
3. Mampu memahami, melakukan, dan menghitung beban kerja fisik suatu
pekerjaan tertentu dengan metoda pengukuran denyut jantung menggunakan
pulse-meter
4. Mampu menilai tingkat beban kerja fisik suatu pekerjaan tertentu dan
menentukan selang kerja istirahat karena beban kerja fisik tersebut
5. Mampu menggunakannya sebagai alat analisis dan perancangan sistem kerja
menilai tingkat beban kerja mental suatu pekerjaan tertentu
Kelompok 4
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pengukuran Denyut
Jantung dan Beban kerja
psikologis
Sebelum Bekerja
Saat Bekerja
Sesudah Bekerja
Saat Istirahat
Pengolahan Data
Analisis
Selesai
Kelompok 4
Sistem Kerja
Mendapatkan suatu sistem kerja yang lebih baik dari sistem kerja yang telah
ada atau memiliki sistem kerja dari beberapa sistem kerja yang diajukan merupakan
salah satu hal yang ingin dicapai dengan mempelajari teknik tata cara ini.
Kemampuan untuk dapat membentuk atau menciptakan cara-cara kerja yang
baikmerupakan kebutuhan utama dalam kegiatan diatas yaitu mencari sistem kerja
yang baik dari yang lainnya, karena dari cara-cara alternatif yang dibentuk dengan
sembarangan. Untuk dapat merancang sistem kerja yang baik, seorang perancang
kerja harus dapat menguasai dan mengendalikan faktor-faktor yang membentuk
sistem kerja. Faktor-faktor tersebut bila dilihat dalam kelompok besarnya terdiri atas
pekerja, mesin ,peralatan serta lingkungan. Kerja merupakan suatu sistem, karena
dalam pelaksanaanya melibatkan komponen-komponen pendukung dan analisa
terhadap objek kerja yang dilaksankan. Dimana terdapat keterkaitan, saling
mendukung dan mempengaruhi antara komponen yang satu dengan lainnya.
a. Manusia
Manusia berperan sebagai perancang, pelaksana dan pengevaluasi. Sebagai
pekerja, manusia dengan segala sifat, kemampuan, kelebihan dan keterbatasanya
dalam melakukan pekerjaan memberikan pengaruh yang besar atas keberhasilan
sistem kerja.
b. Bahan
Bahan merupakan segala sesuatu yang akan diproses dalam sistem kerja. Untuk
dapat menghasilkan output yang diharapkan dapat dilakukan penyesuain terhadap
bahan yang meliputi ukuran/dimensi, warna dan faktor lain yang berpengaruh
terhadap proses dalam sistem kerja.
Kelompok 4
d. Lingkungan kerja
Kondisi lingkunagan kerja sangat mempengaruhi terhadap operator dalam
menyelesaikan pekerjaanya Parameter lingkungan kerja yang berpengaruh
terhadap proses dan hasil kerja manusia antara lain temperature, kelembaban,
penerangan, kebisingan dan getaran.
Prinsip-prinsip sistem kerja :
a. Tidak terjadi antrian
b. Minimasi waktu siklus
c. Minimasi waktu delay
Sasaran yang ingin dicapai dengan penelitian cara kerja ini adalah untuk
mendapatkan cara kerja yang lebih baik guna meningkatkan produktivitas dan
efisiensi kerja. Usaha ini dapat dilakukan dengan :
a. Melakukan perbaikan tata letak tempat kerja
b. Melakukan analisa dan perbaikkan elemen gerakan
c. Mendesain tempat kerja dan peralatan sesuai dengan prinsip ergonomic
Kreativitas seseorang dapat memungkinkan diperolehnya beberapa alternative
dalam penyelesaian suatu pekerjaan. Untuk melakukan perbaikkan cara kerja,
alternatif itu harus dipilih yang baik yang dapat dilaksanakan. Untuk memilih suatu
cara kerja perlu dikembangkan suatu kriteria penilaian yang dapat digunakan.
Kriteria penilaian ini dapat meliputi :
a. Waktu penyelesaian yang dibutuhkan
b. Tenaga yang dikeluarkan
c. Akibat psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan oleh pekerjaan tersebut
Kelompok 4
tempat
2
dimana
pekerjaan
yang
diukur
dijalankan.
dengan menggunakan jam henti (stop watch time-study) dan dengan cara
sampling kerja (work sampling).
a. Metode Jam Henti (Stop Watch Time-Study)
Pengukuran waktu kerja dengan menggunakan jam henti (stop watch
time- study) diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar
abad 19 yang lalu. Metode ini terutama sekali diaplikasikan diaplikasikan
untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang-ulang
(repetitive). Dari hasil pengukuran maka akan diperoleh waktu baku
untuk menyelesaikan suatu siklus pekerjaan, yang mana waktu ini
dipergunakan sebagai standar penyelesaian pekerjaan bagi semua pekerja
Kelompok 4
tiga
metode
yang
umum
yang
digunakan
untuk
secara
langsung
maka
Kelompok 4
ini
diambil
secara
acak
dari
polpulasi
yang
ada.
panjang.
Langkah-langkah
Kelompok 4
gerakan.
elemen-elemen
pekerjaan
atau
elemen-
dengan cara aktivitas data waktu baku (standard data) dan data waktu
gerakan (predetermined time system). Data waktu gerakan terdiri dari Work
Factor, Maynard Operation Sequance Time (MOST), Motion Time
Measurement (MTM), Basic Motion Time (BMT) dan lain-lain.
a. Metode Waktu Baku (standard data)
Waktu
baku
ini
merupakan
waktu
yang
dibutuhkan
oleh
Kelompok 4
Kelompok 4
10
faktor
kerja
merupakan
salah
satu
sistem
dari
Kelompok 4
11
Kelompok 4
12
2.3
saja
tanpa
harus
menguraikan
pekerjaan
kedalam
elemen-elemen
2.4
Kelompok 4
13
Kelompok 4
14
2.4
2.5
Kurva Pemulihan
Untuk menghindari kerugian pengukuran pekerja ketika bekerja, dapat
digunakan perubahan tingkat denyut selama pemulihan. Kurva pemulihan tingkat
denyut jantung menunjukkan
Kelompok 4
15
Tekanan fisiologis
2.
3.
Kelompok 4
16
Kelompok 4
17
Kelas
Kelas
Superfast
100
Good
65
Fast +
95
NORMAL
60
Fast
90
Fair +
55
Fast
85
Fair
50
Excelent
80
Fair
45
Good +
75
Poor
40
Good
70
3. Cara Westinghouse
Westinghouse company (1927) juga ikut memperkenalkan sistem
yang dianggap lebih lengkap dibandingkan dengan sistem yang
dilaksanakan oleh Bedaux. Disini selain kecakapan (skill) dan usaha
(effort) yang telah dinyatakan oleh Bedaux sebagai faktor yang
mempengaruhi performa manusia, maka Westinghouse menambahkan
lagi dengan kondisi kerja (working condition) dan konsistensi
(consistency) dari operator di dalam melakukan pekerjaan. Untuk ini
Westinghouse telah berhasil membuat suatu tabel performance rating
yang berisikan nilai-nilai angka yang berdasarkan tingkatan yang ada
untuk masing-masing faktor tersebut. Untuk menormalkan waktu yang
ada maka hal ini dilakukan dengan jalan mengalikan waktu yang
diperoleh dari pengukuran kerja dengan jumlah ke empat rating faktor
yang dipilih sesuai dengan performance rating yang ditunjukkan oleh
operator.
Kelompok 4
18
EFFORT
SKILL
+ 0,15 A1 Superskill
+ 0,13 A1 Superskill
+ 0,13 A2
+ 0,12 A2
+ 0,11 B1 Excellent
+ 0,10 B1 Excellent
+ 0,08 B2
+ 0,08 B2
+ 0,06 C1 Good
+ 0,05 C1 Good
+ 0,03 C2
+ 0,02 C2
0,00 D
Average
0,00 D
Average
- 0,05 E1 Fair
- 0,04 E1 Fair
- 0,10 E2
- 0,08 E2
- 0,16 F1 Poor
- 0,12 F1 Poor
- 0,22 F2
- 0,17 F2
CONSISTENCY
CONDITION
+ 0,06 A Ideal
+ 0,04 A Ideal
+ 0,04 B Excellent
+ 0,03 B Excellent
+ 0,02 C Good
+ 0,01 C Good
0,00 D Average
0,00 D Average
- 0,03 E Fair
- 0,02 E Fair
- 0,07 F Poor
- 0,04 F Poor
4. Cara Objektif
Cara ini dengan memperhatikan dua faktor kecepatan kerja dan tingkat
kesulitan pekerjaan yang dipandang secara bersama dapat menentukan
berapa harga p untuk mendapatkan waktu normal. Di sini pengukur
melakukan penilaian keseluruhan yaitu menilai semua faktor yang
dianggap berpengaruh sekaligus.
Kelompok 4
19
2.7
Kebutuhan kalori untuk metabolisme basal. Keterangan kebutuhan seorang lakilaki dewasa memerlukan kalori untuk metabolisme basal + 100 kilo joule (23,87
kilo kalori) per 24 jam per kg BB. Sedangkan wanita dewasa memerlukan kalori
untuk metabolisme basal + 98 kilo joule (23,39 kilo kalori) per 24 jam per kg
BB.
2.
Kebutuhan kalori untuk kerja. Kebutuhan kalori untuk kerja sangat ditentukan
oleh jenis aktifitas kerja yang dilakukan atau berat ringannya pekerjaan.
3.
2.8
Kelompok 4
20
Kelompok 4
21
diberikan
pada
masing-masing tiga
Kelompok 4
22
2.9
Kelonggaran (Allowance)
Waktu normal untuk suatu elemen operasi kerja adalah semata-mata
menunjukkan bahwa seorang operator yang berkualifikasi baik akan bekerja
menyelesaikan pekerjaan pada kecepatan atau tempo kerja yang normal. Walaupun
demikian pada prakteknya kita akan melihat bahwa tidaklah bisa diharapkan
operator tersebut akan mampu bekerja secara terus-menerus sepanjang hari tanpa
adanya interupsi sama sekali. Disini kenyataannya operator akan sering
menghentikan pekerjaan dan membutuhkan waktu- waktu khusus untuk keperluan
seperti personal needs, istirahat melepas lelah, dan alasan-alasan lain yang diluar
kontrolnya. Waktu longgar yang dibutuhkan dan akan menginterupsi proses
produksi ini diklasifikasikan menjadi personal allowance, fatique allowance, dan
delay allowance.
2.9.1 Personal Allowance
Pada
dasarnya
setiap
pekerja
haruslah
diberikan
kelonggaran
waktu untuk keperluan pribadi (personal needs). Jumlah waktu longgar untuk
kebutuhan pribadi dapat ditetapkan dengan jalan melaksanakan aktivitas time
study sehari kerja penuh atau dengan metode sampling kerja. Untuk pekerjaan
relatif ringan, dimana operator bekerja selama 8 jam per hari tanpa jam
istirahat yang resmi sekitar 2 sampai 5% (10 sampai 24 menit). Meskipun
jumlah waktu longgar untuk kebutuhan pribadi yang diperlukan ini akan
bergantung pada individu pekerjanya dibandingkan dengan jenis pekerjaan
yang dilaksanakan, akan tetapi kenyataannya untuk pekerjaan-pekerjaan yang
berat dan kondisi kerja yang tidak enak (terutama temperatur tinggi) akan
menyebabkan kebutuhan waktu untuk personil ini lebih besar lagi. Allowance
untuk hal ini bisa lebih besar dari 5%.
2.9.2 Fatique Allowance
Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab
diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental)
Kelompok 4
23
sekali.
Disini
waktu
yang
dibutuhkan
dan
untuk keperluan
Kelompok 4
24
Nama
Sebelum
Fani
Sasa
Salwa
65
70
68
1
67
70
72
Denyut jantung
Saat bekerja
Sesudah
2
3
4
5
70 72 73 76
76
72 75 77 76
75
73 75 78 82
80
Istirahat
70
72
75
Tabel 3.2 Hasil denyut jantung rata-rata operator pada saat bekerja di stasiun kerja perakitan (detik)
Nama
Fani
Sasa
Salwa
Kelompok 4
Denyut jantung
Rata-rata bekerja Istirahat
71,6
70
74
72
76
75
25
Pulse
76
74
Denyut jantung
Rata-rata bekerja
72
70
Denyut jantung
Istirahat
68
66
Fani
Sasa
Salwa
Nama
Fani
Sasa
Salwa
Sebelum
66
71
69
1
68
73
73
Denyut jantung
Saat bekerja
2
3
4
5
70
71
74
77
73
75
77
80
75
76
80
82
Sesudah
Istirahat
72
75
80
70
74
76
Tabel 3.4 Hasil denyut jantung rata-rata operator pada saat bekerja di stasiun kerja pelapisan (detik)
Nama
Fani
Sasa
Salwa
Kelompok 4
Denyut jantung
Rata-rata bekerja Istirahat
72
70
75,6
74
77,2
76
26
Denyut jantung
76
77.2
76
75.6
74
74
72
72
70
70
Denyut jantung
Istirahat
68
66
Fani
Sasa
Salwa
3.2
Operator
Percobaan ke
1
2
3
4
5
Total
WS
Fani
Waktu
(menit)
23,14
23,03
22,54
22,43
22,31
113,45
22,69
Sasa
Salwa
Waktu
(menit)
Waktu
(menit)
22,50
22,44
23,11
22,32
22,19
23,21
22,54
22,45
22,37
22,16
112,56
22,512
112,73
22,546
Operator
Percobaan ke
1
2
3
4
5
Total
Kelompok 4
Fani
Sasa
Salwa
Waktu
(menit)
3,13
3,12
2,42
2,12
2,15
12,94
Waktu
(menit)
Waktu
(menit)
4,11
3,56
3,41
3,34
2,54
3,42
3,27
3,12
2,58
2,54
16,96
14,93
27
2,588
3,392
2,986
Tabel 3.7 Hasil faktor penyesuaian masing-masing operator dalam melakukan pekerjaan
Stasiun Kerja
operator
skill
effort
conditions
consistency
Total
Fani
B1
0,11
B1
0,1
C
0,02
C
0,01
0,24
Perakitan
Sasa
Salwa
B1
B2
0,11
0,08
B2
B1
0,08
0,1
C
C
0,02
0,02
C
B
0,01
0,03
0,22
0,23
Fani
B2
0,08
C1
0,05
C
0,02
B
0,03
0,18
Pelapisan
Sasa
Salwa
B2
B1
0,08
0,11
B2
B1
0,08
0,1
C
C
0,02
0,02
B
C
0,03
0,01
0,21
0,24
Tabel 3.8 Hasil faktor allowance masing-masing operator dalam melakukan pekerjaan
Stasiun Kerja
Operator
Personal Allowance
Basic Fatigue Allowance
Weight Lifted
Bad Light
Atmospheric condition
Close Attention
Noise Level
Mental Strategi
Monotony
Tediousnes
Total
Kelompok 4
Fani
5%
4%
5%
1%
4%
0%
3%
2%
2%
1%
27%
Perakitan
Sasa
Salwa
5%
5%
4%
4%
5%
5%
1%
1%
4%
4%
0%
0%
3%
3%
2%
2%
2%
2%
1%
1%
27%
27%
Fani
4%
3%
1%
1%
4%
0%
3%
1%
3%
0%
20%
Pelapisan
Sasa
Salwa
4%
4%
3%
3%
1%
1%
1%
1%
4%
4%
0%
0%
3%
3%
1%
1%
2%
2%
0%
0%
19%
19%
28
Stasiun Kerja
Operator
Waktu Siklus (menit)
Penyesuaian
Allowance
Waktu Normal (menit )
Waktu Baku (menit )
3.3
Perakitan
Sasa
22,512
0,22
27%
27,465
34,880
Fani
22,69
0,24
27%
28,136
35,732
Salwa
22,546
0,23
27%
27,732
35,219
Fani
2,588
0,18
20%
3,054
3,665
Pelapisan
Sasa
3,392
0,21
19%
4,104
4,884
Salwa
2,986
0,24
19%
3,703
4,406
Stasiun Kerja
Perakitan Laci
Operator
Fani
Sasa
Salwa
Di
71,60
74,00
76,00
Do
70,00
72,00
75,00
Et
2,58
2,69
2,79
Ei
2,51
2,60
2,74
KE
0,07
0,09
0,05
T (menit)
113,45
112,56
112,73
R (menit)
311,82
312,41
306,87
Tabel 3.11 Hasil konsumsi energi masing-masing operator pada stasiun kerja pelapisan
Stasiun Kerja
Pelapisan
Kelompok 4
Operator
Fani
Sasa
Salwa
Di
72,00
75,60
77,20
Do
70,00
74,00
76,00
Et
2,60
2,77
2,85
Ei
2,51
2,69
2,79
KE
0,09
0,08
0,06
T (menit
12,94
16,96
14,93
R (menit)
35,85
46,74
40,84
29
Kelompok 4
30
Salwa
Operator
Kategori jumlah tally Bobot Rating
MD
3
0,20
2
PD
5
0,33
4
TD
0
0,00
3
OP
2
0,13
4
FR
1
0,07
2
EF
4
0,27
4
Total
15
1
Fani
Nilai jumlah tally Bobot
0,4
4
0,27
1,3
3
0,20
0,0
1
0,07
0,5
2
0,13
0,1
2
0,13
1,1
3
0,20
3,5
15
1
Sasa
Rating
3
3
2
3
2
4
Rating
3
4
2
2
3
4
Nilai
0,8
1,1
0,1
0,3
0,2
0,8
3,3
0,67
1,00
0,09
0,40
0,20
0,89
3,24
Tabel 3.13 Hasil beban kerja dan psikologis masing-masing operator pada pengerjaan di stasiun kerja pelapisan
Operator
Kategori jumlah tally
MD
3
PD
4
TD
1
OP
3
FR
1
EF
3
Total
15
Kelompok 4
Salwa
Bobot
0,20
0,27
0,07
0,20
0,07
0,20
1
Fani
Rating
2
3
3
4
2
4
Nilai
0,4
0,8
0,2
0,8
0,1
0,8
3,1
jumlah tally
3
5
0
2
1
4
15
Bobot
0,20
0,33
0,00
0,13
0,07
0,27
1
Sasa
Rating
3
4
2
3
2
3
Nilai
0,6
1,3
0,0
0,4
0,1
0,8
3,3
jumlah tally
2
4
1
3
1
4
15
Bobot
0,13
0,27
0,07
0,20
0,07
0,27
1
Rating
2
4
2
4
2
3
Nilai
0,3
1,1
0,1
0,8
0,1
0,8
3,2
0,42
1,07
0,11
0,67
0,13
0,80
3,20
31
32
Stasiun Kerja
Operator
Waktu Siklus (menit)
Fani
23,1
Perakitan
Sasa
22,5
Salwa
23,2
28,1
27,5
27,7
Stasiun Kerja
Operator
Allowance
Fani
27%
Perakitan
Sasa
27%
Salwa
27%
35,7
34,9
35,2
4.3.2 Waktu Normal dan Waktu Baku pada Stasiun Kerja Pelapisan
Untuk stasiun kerja pelapisan kami mendapatkan dari ketiga operator, waktu
siklus lebih kecil daripada waktu normal. ( WS < WN), maka pengamatan
tersebut menunjukan bahwa pekerja pada perusahaan CV. KUF melakukan
aktivitasnya dengan cepat pada stasiun kerja pelapisan. Berikut hasil
perbandingan waktu siklus dengan waktu normal:
Tabel 4.3 Hasil waktu siklus dan waktu normal pada stasiun kerja pelapisan
Stasiun Kerja
Operator
Waktu Siklus (menit)
Waktu Normal (menit)
Fani
Pelapisan
Sasa
Salwa
2,588
3,05384
3,392
4,10432
2,986
3,70264
33
Stasiun Kerja
Operator
Allowance
Waktu Baku (menit)
Fani
Pelapisan
Sasa
Salwa
20%
3,66
19%
4,88
19%
4,41
34
Kelompok 4
35
Kelompok 4
36
5.2 Saran
1. Perusahaan CV. KUF perlu memperhatikan kondisi psikologis para pekerjanya,
karena beban mental yang dirasakan para pekerja dapat mempengaruhi produk yang
dihasilkan tidak memenuhi standar.
2. Perusahaan CV. KUF perlu memberikan waktu kerja yang telah disesuaikan dengan
tingkat kesulitan pekerjaan, pekerjaan yang berat perlu diberikan selang waktu atau
waktu kelonggaran yang sebanding dengan pekerjaannya agar produktivitas kerja
tidak menurun.
Kelompok 4
37
Kelompok 4
38
Kelompok 4
39
Kelompok 4
25
Kelompok 4
26