Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang
dibentuk dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus,
reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi glomerulus
dan disertai sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh. Urine dapat digunakan
untuk menganalisis sejumlah penyakit yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan atau
analisis urine sering disebut dengan istilah urinalisis. Urinalisis dilakukan dengan
tiga macam cara yaitu pemeriksaan fisik, pemeriksaan kimia urine dan
pemeriksaan mikroskopis urine.1,2
Sedimen urine bisa dijumpai beberapa silinder hialin atau silinder granuler
per lapang pandang kecil (LPK). Jumlahnya akan kembali normal (tanpa
proteinuria atau silinder) dalam 24-48 jam. Peningkatan jumlah silinder juga
berhubungan dengan beberapa terapi diuretic. Pemeriksaan sedimen urine
merupakan bagian paling standar dan penting dalam pemeriksaan penyaring,
memberikan data mengenai saluran kencing mulai dari ginjal sampai ujung uretra.
Tujuan dari pemeriksaan sedimen urine adalah untuk mendeteksi dan
mengidentifikasi bahan yang tidak larut dalam urine. Pemeriksaan sedimen urine
meliputi identifikasi dan kuantisasi dari elemen dalam urine.3
II TUJUAN
Tujuan tutorial ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah penggunaan
alat urinalisis flowcytometry dan interpretasinya.
III METODE
A. PRA ANALITIK
1. Persiapan Pasien
Tidak memerlukan persiapan khusus
2. Persiapan Sampel
Sampel harus terhindar dari kontaminasi dan urin di tampung dalam wadah
urin. Spesimen urine diambil dengan standar pengambilan urin :
a. Tempat penampungan harus bersih
b. Urine segar
c. Sebaiknya urine pagi hari
d. Urine pancaran pertengahan dianjurkan pada wanita
e. 25-50 mL, minimal 12 mL
B. ANALITIK
1. Prinsip Kerja
Pemeriksaan sedimen urine secara kuantitatif saat ini dapat dilakukan
dengan 3 cara, yaitu secara konvensional, konvensional modifikasi salah satunya
dengan metode Shih-Yung, dan metode otomatisasi menggunakan urine
Flowcytometry. Metode Flowcytometry merupakan metode dimana pengerjaan
sedimen urine dilakukan oleh alat Sysmex UF series. Metode flowcytomety
dengan alat Sysmex UF series ini memiliki keunggulan dalam
kecepatan.Kapasitas hasil untuk Sysmex UF-500i dapat mencapai 60sampel/jam
dan 100sample/jam untuk Sysmex UF 1000i. Kelemahan dari metode
Flowcytometry ini adalah mahalnya harga alat Sysmex UF series, hanya beberapa
rumah sakit besar dan beberapa laboratorium klinik ternama yang memiliki alat
ini.4,5
Sysmex UF-1000i adalah salah satu instrumen otomatis untuk pemeriksaan
partikel yang terdapat pada urin. Analisis dilakukan tanpa proses sentrifugasi
dengan perhitungan hasil pemeriksaan sedimen urin yang dapat diintegrasikan
pada komputer sehingga diperoleh hasil yang lebih cepat dan tepat. Teknologi
fluoresensi flowcytometri adalah metode yang dipakai untuk menganalisis
sedimen urin pada Symex UF-1000i, dengan prinsip kerja alat akan mengalirkan
partikel yang diwarnai satu persatu untuk ditembak dengan sinar laser. Sinyal-
sinyal yang dipancarkan oleh partikel dibedakan berdasarkan ukuran,
kompleksitas isi selnya dan kandungan RNA/DNA pada inti sel.5
Pemeriksaan mikroskopik sedimen urine dapat menunjukkan kelainan
traktus urinarius dan kelainan sistemik. Pemeriksaan secara manual memerlukan
tenaga yang terlatih dan waktu lebih lama. Hal ini dapat diatasi dengan flow
cytometry sedimen urine sebagai pemeriksaan penyaring. Metode pengukuran sel
besrta komposisinya melalui media cair yang bergerak, dengan paparan sinar laser
menimbulkan corak sinar yang khas untuk dianalisa oleh foto detektor dan
fluoresen detektor. Sinar pancar (scatter light) merefleksikan ukuran dan kondisi
permukaan sel. Sinar fluoresen merefleksikan kuantitas permukaan sel,
intrasitoplasma, dan nukleus. Prinsip kerja tersebut akan diilustrasikan seperti
Gambar 1- Gambar 3.4,5
3. Lensa Kolimeter
Lensa ini membuat sinar menjadi paralel dengan panjang gelombang tertetu.
4. Lensa Kondensor
Lensa ini untuk memfokuskan sinar. Berada di tiga bagian, yaitu : satu di
bagian sinar datang, dan dua di bagian sinar lepas.
5. Cermin Dikroik
Cermin ini memantulkan dan menstransmisikan sinar dengan panjang
gelombang yang berbeda ke arah foto dan fluoresen detektor.
6. Filter spektral
Komponen ini berfungsi untuk menyaring spektrum sinar tertentu.
7. Foto Dioda
Merupakan foto detektor untuk mengkonversikan sinar menjadi tegangan atau
aliran listrik.
8. Photomultiplier
Merupakan detektor yang memultiplikasi sinar fluoresen yang sangat lemah
dan merubah energi photon menjai tegangan/aliran listrik.
Gambar 8 Photomultiplier
2. Cara Kerja4,5
a. Sampel urine minimal sebanyak 4 mL dimasukkan ke dalam tabung sampel
atau tabung sentrifus, dicampur rata tanpa sentrifus, dicampur rata tanpa
disentrifuse.
b.
C. PASCA ANALITIK
1. Interpretasi Hasil
(1) “high total count” ketika jumlah total partikel 250,000/µL atau lebih;
(4) “myoglobin or lysed RBC (Red Blood Cell)?”, ketika hemoglobin atau
myoglobin terdeteksi oleh strip secara tidak proporsional lebih dari eritrosit
yang ditemukan pada UF100;
(5) “hematuria?”, ketika jumlah RBCs per mikroliter secara tidak proporsional
jauh lebih besar daripada nilai hemoglobin;
(8) “old sample?”, jika jumlah bakteri per mikroliter secara proporsional lebih
banyak dari jumlah WBCs (White Blood Cells) per mikroliter;
DAFTAR PUSTAKA