“STUDI KELAYAKAN”
Oleh:
ANGKATAN 06-KELAS C
Dosen Pembimbing:
PROGRAM PASCASARJANA
Sebuah yayasan yang bergerak dibidang kesehatan ingin mendirikan Rumah sakit kelas B
sesuai kebutuhan masyarakat setempat sesuai aturan yang berlaku, akan tetapi karena beliau
belum mengetahui syarat, prosedur serta teknis mendirikan dan menyelenggarakan Rumah Sakit
sebuah kota didaerah jawa barat dengan jumlah penduduk 2 juta jiwa dengan tingkat
pertumbuhan penduduk yang sangat padat karena dekat dengan pusat pemerintahan. Menurut
data kesehatan di kota tersebut ada Rumah Sakit swasta kelas B, 1 buah milik swasta dan ada 7
RS kelas C berbentuk PT atau Yayasan dengan 11 puskesmas . Permasalahan yang dihadapi
perusahaan tadi adalah bagaimana prosedurnya mendirikan dan meyelenggarakan rumah sakit,
prosedurnya dan kepada siapa harus berhubungan serta berapa biaya yang dibutuhkan, sarana
prasarana serta alat apa yang dibutuhkan dan tenaga yang diperlukan. Selain daripada itu dalam
penyelenggaraan RS diperlukan adanya standar-standar seperti standar pelayanan dari SOP/SPO.
Untuk itu meminta bantuan saudara sebagai lulusan MARS yng dianggap sebagai konsultan
dalam bidang perumahsakitan dengan imbalan yang dapat disepakati bersama.
Pertanyaan :
Peraturan umum rumah sakit swasta di Indonesia tertera pada undang-undang nomor 23
tentang kesehatan, dimana dinyatakan perlu peningkatan peran serta masyarakat termasuk
swasta dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. peraturan perundang-undangan dalam
mendirikan rumah sakit swasta mengacu pada perUndang-Undangan yang ada yaitu dalam
peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, yang antara lain meliputi :
2. Rumah sakit,klinik dan fasilitas kesehatan yang dimiliki oleh swasta harus memenuhi
persyaratan dari Kementrian Kesehatan sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 920/MenKes/Per/XII/1986 tentang upaya Pelayanan Kesehatan swasta di bidag
Medik dan Keputusan Dirjen Pelayanan MedikNomor 098.Yankes/RSKS/1987 tentang
petunjuk Pelaksaan Permenkes Nomor 920/MenKes/Per/XII/1986, serta keputusan
direktur Jenderal Pelayanan Medik nomor 0308/YanMed/RSKA/SK/IV/92 tentang
pedoman tehnis upaya kesehatan swasta dibidang rumah sakit dalam rangka Penanaman
Modal dalam Negeri dan Penanaman Modal Asing ( RS PMDN/PMA ).
3. Kegiatan pelayanan kesehatan oleh sektor swasta harus tetap melaksanakan fungsi soaial,
sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 378/1995 tentang Pelaksanaan Fungsi
sosial Rumah sakit Swasta.
5. Rumah sakit sudah tidak termauk daftar negatif investasi, yang berarti dimungkinkan
pendirian rumah sakit milik Penanam modal baik modal dalam negeri maupun luar
negeri.
6. Rumah sakit harus dipimpin oleh seorang dokter, Warga Negara Indonesia, telah selesai
mengikuti wajib kerja sarjana, memiliki surat ijin praktek dan surat lolos butuh/pensiun,
bekerja purna waktu dan mempunyai pengetahuan dan ketrampilan manajemen rumah
sakit.
Sebelum rumah sakit beroperasi harus sudah memperoleh persetujuan dari Kementrien
Republik Indonesia, dalam hal ini Kepala Kantor Dinas Kesehatan: Propinsi setempat
untuk rumah sakit milik Yayasan atau Direktur Jenderal Pelayanan Medik untuk rumah
sakit milik penanam modal, setelah mendapat rekomendasi dari Kepala Kantor Dinas
Kesehatan Propinsi setempat.
a. Aspek output
- Dengan pendirian rumah sakit ini akan ada nilai tambah sosial kemasyarakatan dimana
taraf hidup dan pelayanan kesehatan meningkat, dan mempermudah akses ke pelayanan
rumah sakit
- Akan menambah nilai bisnis secara umum, keberadaan rumah sakit menimbulkan efek
multiplier dimana ekonomi rakyat sekitar akan meningkat, baik penyerapan kebutuhan
SDM dan supliy kebutuhan internal RS.
- Nilai ekonomi, kesehatan secara makro untuk kabupaten tersebut, meningkat, dimana
daerah tersebut secara index kesehatan meningkat dan masyarakat dapat
berproduksivitas maksimal.
b. Aspek Proses
- Aspek legalitas tanah dan bangunan serta masalah perizinan, dimana secara legal
daerah tersebut diizinkan untuk membangun RS dan tidak bermasalah secara hukum
nantinya.
- Aspek financial, baik dalam biaya pembangunan, biaya operasional sampai dengan
BEP sehingga investasi dapat maksimal.
- Aspek SDM, MSDM dikelola dengan baik, mulai dari perencanaan, perekrutan,
pelatihan dan sebagainya.
c. Aspek input
- Urgensi/segmented market, segmen pasar yang akan dituju, apakah segmen menengah
kebawah, medium atau menengah keatas karena hal ini akan berpengaruh terhadap
pembiayaan, fasilitas, profit dan manajemen resiko
Apakah mungkin mendirikan rumah sakit dan atas analisis secara tepat ? jelaskan secara
lengkap.
Pemilik mempunyai keinginan untuk mendirikan suatu rumah sakit dengan maksud
dan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya, dengan demikian visi dan misi dari
rumah sakit tersebut secara umum harus sudah ada terlebih dahulu untuk dilanjutkan
kedalaman bentuk studi, apakah keinginan tersebut layak atau tidak.
Keinginan pemilik ditindak lanjuti bersama dengan end user dan planners untuk
dituangkan dalam bentuk studi disebut dengan studi kelayakan (feasibility study),
yang ditinjau dari berbagai aspek seperti kependudukan, sosial ekonomi, morbiditas
dan mortalitas, fasilitas pelayanan serta seberapa besar biaya investasi yang
dibutuhkan apakah investasi tersebut layak atau tidak.
Mengacu dari hasil studi kelayakan, organisasi/operator bersama dengan end user serta
planners menyusun rencana operasional rumah sakit yang biasanya dibuat untuk kurun
waktu 5 tahun yang mencakup peralatan medik dan non medik, SDM, keuangan dan
strategi pencapaian.
Bersama dengan rencana operasional, dibuat master plan fisik dan detail desain dari
rumah sakit. Pada tahap ini team yang terlibat juga adalah organisasi/operator, end
user dan arsitek serta ahli teknik lainnya yang berakitan dengan pelaksanaan
pembangunan fisik rumah sakit.
Tahap 4A : Pra-operasional
Pada tahap ini merupakan tindak lanjut dari persiapan operasional rumah sakit yang
telah dibuat bersama oleh organisasi/operasional, end user dan planners dalam hal
system dan proedur serta persiapan sumber daya manusia (SDM) berupa rekrutmen,
diklat dan lain-lain.
Pada tahap pembangunan fisik oleh kontraktor dan masa pemeliharaan ini berkaitan
erat dengan kegiatan pra-operasional karena pada waktu selesainya kontruksi
bangunan akan diadakan serah terima bangunan ke pemilik yang diwakili oleh
organisasi/operator untuk digunakan dalam pelaksanaan kegiatannya.
Merupakan tahap akhir dari keseluruhan proses pembangunan rumah sakit untuk
diteruskan dalam kegiatan layanan kesehatan sesuai dengan maksud dan tujuan awal
pendirian rumah sakit yang akan dijalankan oleh organisasi/operator pelayanan
kesehatan dalam hal ini adalah pengelola rumah sakit.
Tah ap 1 Tah ap 2 Tah ap 3 Tah ap 4 Tahap 5
Renc ana Pr a
Oper asional Oper asional
Idea/
Konsep Menetapkan
Kebijakan
Penyusunan SOP
manajemen (SDM,
Operasional RS. Keuangan, Logistik
Set Up Organisasi Rencana Kerja dan dll).
rencana usaha RS. Pengadaan
Menentukan Visi & Misi Penyusunan & Peralatan.
Penetapan Seleksi & Pelatihan
Peralatan. Uji Coba & Evaluasi Sof t Opening
SOP.
Studi Pemasaran
Kel ayakan
Kajian terhadap
kebutuhan akan layanan Mast er Pl an &
rumah sakit.
Kajian terhadap Det ail Design Konst r uksi
kebutuhan sarana/ Engineer ing
fasilitas dan peralatan
medik/non medik, dana
dan tenaga yang
dibutuhkan. Pra - Rancangan Pembangunan Ijin Operasional
Kajian terhadap Arsitektur Gedung(Mob/ Sementara
kemampuan pembiayaan Rancangan Detail Demob, Pek Pondasi,
(Arsitektur, Struktur, Sipil, Mekanikal/
Elektrikal dan Elektrikal, Arsitektur)
Mekanikal) Instalasi Peralatan
Spesifikasi Medik & Non Medik
Bangunan(Arsitektur Uji Coba
, Struktur, Elektrikal
dan Mekanikal) Gr and
Pelelangan & Opening
Pengawasan Berkala
Selain itu, dalam hal aspek legal dan perizinan, diperlukan izin untuk mendirikan
Rumah Sakit dan izin operasional Rumah Sakit. Izin opersional rumah sakit terdiri
dari izin operasional sementara dan izin operasional tetap. Permohonan izin
mendirikan dan izin operasional Rumah Sakit diajukan menurut jenis dan klasifikasi
Rumah Sakit.
2) Izin rumah sakit terdiri dari izin mendirikan rumah sakit serta izin
oeprasional sementara dan izin operasional tetap.
Izin mendirikan ada izin operasional rumah sakit kelas A dan rumah sakit
penanaman modal asing atau penanaman modal dalam negeri diberikan
oleh menteri setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat yang
berwenang di bidang kesehatan pada pemerintah daerah provinsi.
2) Izin mendirikan dan izin operasional rumah sakit kelas B diberikan oleh
pemerintah daerah provinsi setelah mendapatkan rekomendasi dari pejabat
yang berwenang di bidang kesehatan pada pemerintah daerah
kabupaten/kota.
3) Izin mendirikan dan izin operasioanl rumah sakit kelas C dan kelas D
diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota setelah mendapatkan
rekomendasi dari pejabat yang berwenang di bidang kesehatan pada
pemerintah daerah kabupaten/kota.
4) Tata cara pemberian izin mendirikan dan izin operasional rumah sakit
sebagaiman dimaksud pada ayat 2 dan ayat 3 dan ayat 4 dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
a) Studi kelayakan
Studi kelayakan rumah sakit adalah awal kegiatan perencanaan pendrian suatu
rumah sakit secara fisik dan non fisik yang mencakup :
c) Status kepemilikan
Luas tanah untuk bangunan rumah sakit tidak bertingkat, minimal satu
setengah kali luas bangunannya sedangkan untuk rumah sakit vertingkat
minimal dua kali luas bangunan lantai dasar.
h) Penamaan
Peralatan
5) Salinan sertifikat tanah atas nama badan hukum pemilik rumah sakit
atau surat pernyataan persetujuan dari pemilik tanah (bila sertifikat
tanah bukan atas nama badan hokum pemilik rumah sakit )
6) Salinan keterangan rencana kota atau surat izin penunjukan
penggunaan tanah (SIPPT) dari gubernur untuk disyaratkan dari
rencana tataletak bangunan dari dinas tata kota
Hak-hak rumah sakit adalah segala sesuatu yang menjadi kepentingan rumah sakit yang
dilindungi oleh hukum sedangkan kewajiban-kewajiban rumah sakit adalah segala
sesuatu yang menjadi beban atau tanggung jawab rumah sakit untuk melaksanakannya
demi untuk memenuhi apa yang menjadi hak orang lain. Tidak ada hak tanpa kewajiban
dan sebaliknya tidak ada kewajiban tanpa hak.
1. Subjek hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang dapat memperoleh hak dan dibebani
kewajiban. Kewenangan untuk menyandang hak dan kewajiban ini disebut
kewenangan hukum
2. Objek hukum
Objek hukum adalah segala sesuatu yang menjadi focus atau tujuan diadakannya
hubungan hukum
3. Hubungan Hukum
4. Perlindungan Hukum
Segala sesuatu yang mengatur dan menentukan hak dan kewajiban masing-
masing pihak yang melakukan hubungan hukum sehingga kepentingannya terlindungi.
Setiap upaya pelayanan medis yaitu pengobatan penyakit dan pemulihan kesehatan
yang diberikan oleh rumah sakit terhadap pasien adalah wujud pelaksannan dari
kewajiban rumah sakit memenuhi hak-hak pasien. Sebal;iknya kewajiban pasien untuk
memberikan informasi medis yang dibutuhkan, mengikuti nasihat dan petunjuk dokter
yang merawatnya, mengikuti peratuiran-peraturan yang ditetapkan oleh rumah sakit
dan juga termasuk member imbalan jasa terhadap pelayanan yang diberikan oleh
rumah sakit dan dokter adalah rangkaian untuk memenuhi hak-hak rumah sakit.
Pelaksanaan hak dan kewajiban antara rumah sakit dan pasien atau sebaliknya
merupakan sebuah tanggung jawab yang lahir dari hubungan hukum diantara
keduanya. Hubungan hukum tersebut berupa perikatanatau perjanjian dalam upaya
pelayanan medis (perjanjian terapeutik) yang disepakati oleh rumah sakit sebagai
pemberi pelayanan medis dan pasien sebagai penerima pelalayanan medis.
Menentukan jumlah, jenis dan kualifikasi sumber daya manusia sesuai dengan
kualifikasi rumah sakit.
Melakukan kerja sama dengan pihak lain dalam rangka mengembangkan pelayanan.
Mempromosikan layanan kiesehatan yang ada di rumah sakit sesuai dengan ketentuan
peuindang-undangan.
Mendapatkan instensif pajak bagi rumah sakit public dan rumah sakit yang ditetapkan
sebagai rumah sakit pendidikan.
Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah sakit kepada masyarakat.
Berperan aktif dalam memberikan palyanan kesehatan pada bencana seusai dengan
kemapuan pelayanannya.
Menyediakan sarana dan elayanan bagi masyarakat tidak mampu atau miskin
Melaksanakan fungsi social antara lain dengan memberikan fasilitas pelayanan pasien
tidak mampu/miskin, pelayanan gawat darurat tanpa uang muka, ambulance gratis
pelayanan korban bencana dan kejadian luar biasa atau bukti sosail bagi misi
kemanusiaan.
Menyediakan srana dan prasarana umum yang layak antara lain sarana ibadah, parkir,
ruang tunggu, sarana untuk orang cacat, wanita menyusui anak-anak, usia lanjut
Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar profesi dan etika serta
peraturan perundang-undangan.
Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak dan kewajiban
pasien.
Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktek kedokteran gigi dan tenaga
kesehatan lainnya.
Melindungi dan memberikan bantuan hokum bagi semua petugas rumah sakit dalam
melaksanakan tugas.
Studi Kelayakan (Feasibility Study) merupakan adalah suatu awal kegiatan perencanaan
rumah sakit secara fisik dan non fisik agar dapat berfungsi secara optimal pada kurun waktu
tertentu.
Maksud pembuatan Studi Kelayakan Rumh Sakit yaitu sebagai pedoman Studi
Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar dalam mndirikan atau
mengembangkan rumah sakit dengan memberikan fungsi/ layanan yang tepat dan terintegrasi
yang sesuai dengan :
Kebutuhan pelayanan kesehatan yang diinginkan (health needs),
Kebudayaan daerah setempat (cultures),
Kondisi alam daerah setempat (climate),
Lahan yang tersedia (sites)
Kondisi keuangan manajemen RS (budget).
I. Pendahuluan :
a. Latar Belakang
b. Tujuan dan ruang lingkup : untuk mengetahui dan memperhitungkan berbagai aspek
yang mempengaruhi terhadap kelayakan dari pembanguan rumah sakit.
c. Metodologi : merupakan kajian untuk melihat kelayakan pendirian dari suatu rumah
sakit berdasarkan ilmu manajemen, dimana dapat dilihat apakah rumah sakit layak
atau tidak didirikan.
d. Proses penyusunan studi kelayakan
a. Data Eksternal
1. Geografi : Letak RS, Area dll
2. Demografi : jumlah penduduk,Distribusi penduduk, laju pertumbuhan penduduk,
gol umur, jenis kelamin.
3. Sosial budaya
4. Sosial ekonomi
5. Sosial Pendidikan
b. Variabel Internal
1. Sarana kesehatan : Fasilitas kesehatan di kabupaten tersebut.
2. Lingkungan kesehatan : air bersih, penyediaan maupun pembuangan air
3. Status derajat kesehatan : angka kematian, angka kematian bayi, angka kematian
ibu,
4. Pola penyakit : angka kesakitan, data kasus.
3. Peralatan Medis dan Non Medis Peralatan Medis dan Non Medis akan
disesuaikan dengan Kapasitas dan Jenis Layanan dari Rumah Sakit tersebut
5. Organisasi dan Uraian Tugas Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun
sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakit.
Peralatan medik : dikaitkan dengan kebutuhan UGD, rawat jalan, rawat
inap, operasi, icu, perina dll
Peralatan non medic : Hard ware, soft ware dll
Kebutuhan ruang
Perencanaan SDM :
V. Analisa Keuangan
Mengetahui secara keseluruhan analisis keuangan dari segi :
a. Rencana Investasi dan Sumber Dana
b. Proyeksi Pendapatan dan Biaya
c. Proyeksi Cash Flow
d. Analisis Keuangan : BEP, Internal Rate of Return, dan Net Present Value
Aspek manajemen
Aspek keuangan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 Pasal
28 Bagian H ayat (1) telah menegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, kemudian dalam Pasal 34 ayat (3) dinyatakan negara bertanggung
jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang
layak. Undang Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pada pasal 19
menyebutkan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas ketersediaan segala bentuk
upaya kesehatan yang bermutu, aman, efisien dan terjangkau.
B. Tujuan
Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini dimaksudkan agar
dalam mendirikan atau mengembangkan rumah sakit dapat mendeterminasi fungsi
layanan yang tepat dan terintegrasi sehingga sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan yang diinginkan (;health needs), kebudayaan daerah setempat (;cultures),
kondisi alam daerah setempat (;climate), lahan yang tersedia (;sites) dan kondisi
keuangan manajemen RS (;budget). Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study)
Rumah Sakit ini akan dijadikan dasar acuan dalam mewujudkan Rencana Pembangunan
dan Pengembangan suatu Rumah Sakit agar baik dan benar yang akan menjadi acuan
bagi pengelola rumah sakit maupun bagi konsultan perencana sehingga masing-masing
pihak dapat memiliki persepsi yang sama. Pedoman ini akan menjelaskan langkah-
langkah atau proses yang perlu dilakukan dalam menyusun suatu Studi Kelayakan
(Feasibility Study) Rumah Sakit.
Studi kelayakanan yang disusun akan dievaluasi dan dianalisa untuk diputuskan
apakah proyek tersebut layak atau tidak dengan memperhatikan berbagai aspek sebagai
bahan pertimbangan seperti:
C. Ruang lingkup
Ruang Lingkup Studi Kelayakan (Feasibility Study) suatu Rumah Sakit meliputi
pembahasan Analisis Lingkungan/ Situasi Kecenderungan Aspek Internal dan Eksternal,
Analisis Permintaan terkait Kelayakan dari Aspek-aspek yang dapat mempengaruhinya,
Analisis Kebutuhan dan Analisis Keuangan serta Rekomendasi Kelayakan dari Rencana
Pendirian atau Pengembangan Rumah Sakit tersebut. Pelaksanaan Penyusunan Studi
Kelayakan (Feasibility Study) sesuai lingkupnya akan dilakukan dalam suatu proses atau
langkah-langkah secara bertahap yang akan diuraikan selanjutnya sesuai Tahapannya.
BAB II
PERSIAPAN
2.1. Pengumpulan Data Primer Pengumpulan Data Primer, dapat dilakukan dengan
melalui proses Pengamatan atau Observasi langsung / Pengamatan atau Observasi
Lapangan sehingga akan didapat seluruh Informasi atau Data secara visual pada
wilayah Perencanaan. Pengumpulan Data Primer dapat pula dilakukan dengan cara
Wawancara atau Tanya Jawab kepada Instansiinstansi dan pihak-pihak lain yang
berkaitan dengan pekerjaan penyusunan ini dan atau dengan langsung kepada
masyarakat umum selaku salah satu Pelanggan dari Rumah Sakit. Sifat wawancara
bersifat terbuka artinya pengambilan data tidak terpatok pada kuesioner namun dapat
dikembangkan secara lisan dengan responden. Secara garis besar Data yang didapat
dari Pengumpulan Data Primer adalah :
b. Informasi langsung lainnya yang terkait dengan Kondisi dan Potensi yang ada
terkait dengan Standar/ Pedoman dan Ketentuan yang berlaku serta Sasaran dari
Rencana Pembangunan/ Pengembangan Rumah Sakit serta informasi keinginan yang
ada.
2.2. Pengumpulan Data Sekunder Pengambilan Data Sekunder, dapat dilakukan dengan
mendatangi pula masing-masing Instansi lainnya yang berkaitan sesuai dengan data
yang dibutuhkan dalam pekerjaan penyusunan ini. Jika pada salah satu Instansi
ternyata Data tidak dipunyai, atau sedang dalam proses pembuatan, atau sedang
digunakan untuk keperluan lain maka konsultan dapat mencari pada Instansi lain
yang terkait sesuai dengan kebutuhan data atau mencarinya pada Literatur mengenai
KeRumah Sakitan lainnya.
Untuk melaksanakan pekerjaan ini diperlukan Data Internal/ Data Dalam dari rumah
sakit yang ada dan atau rumah sakit di wilayah sekitarnya, yang terdiri dari
Data Asal Pasien Rawat Jalan, Rawat Gawat Darurat dan Rawat Inap
2. Data Lokasi
Bentuk dan Luas Lahan serta Lantai Bangunan yang ada serta rencana
perluasannya
3. Data Finansial/Keuangan
a. Data Kesehatan
Jumlah dan Jenis tenaga dokter umum dan Spesialis di wilayah kerja.
Utilitas bangunan sesuai yang ada apakah wilayah ini sudah memiliki
jaringan telepon, listrik, air bersih dan saluran pembuangan serta data
kondisinya.
7. Data Demografi
Luas Wilayah
Jumlah Penduduk
Angka Kepadatan
Agama
Peranan Masyarakat
Suku Bangsa
9. Data Ekonomi
Mata Pencarian
Tingkat Pendapatan
BAB III
ANALISIS SITUASI
3.1. Aspek Esternal Aspek Eksternal yang akan dianalisis guna melihat peluang yang
dapat menjadikan Rumah Sakit untuk terus berkembang di masa mendatang serta melihat
ancaman yang perlu diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di
dalam operasional Rumah Sakit kedepannya.
Sosial Ekonomi
Pada kajian ini melihat proyeksi Sosial Ekonomi pada wilayah dimana lokasi
Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun
mendatang dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait dengan
kondisi perekonomian penduduk dan perekonomian daerah setempat, berupa
proyeksi
Sosial Budaya Kajian ini melihat proyeksi Sosial Budaya pada wilayah dimana lokasi
Rumah Sakit berada dengan memproyeksikan hingga maksimal 20 tahun mendatang
dengan dasar data series minimal 3 tahun sebelumnya terkait, berupa proyeksi Jumlah
penduduk secara keseluruhan pada wilayah tertentu berdasarkan agama, serta kajian
terhadap kebiasaan atau budaya wilayah terkait dengan pola hidup masyarakat sekitar.
o Tenaga keperawatan
o Tenaga kefarmasian
o Tenaga nonkesehatan
Angka Kematian
Angka Kelahiran
Angka Kesakitan
Aspek Internal yang akan dianalisis guna melihat kekuatan bagi Rumah
Sakit untuk dapat survive dalam melaksanakan operasional yang akan
mengurangi ancaman yang terjadi, serta melihat kelemahan yang perlu
diantisipasi oleh Rumah Sakit agar tidak menjadi suatu hambatan di dalam
operasional Rumah Sakit kedepannya.
ANALISIS PERMINTAAN
4.1. Lahan dan Lokasi Kelayakan lahan dan lokasi tentunya terkait dengan
kecenderungan Letak Geografis yang terletak pada wilayah dimana kondisi wilayah
disekitarnya sangat mendukung dari aspek penggunaan lahan, infrastruktur dan
aksesibilitas serta kecenderungan demografi di wilayah dimana Rumah Sakit berada.
4.2. Klasifikasi Kelas RS Kelayakan Klasifikasi Kelas Rumah Sakit akan ditinjau dari
kecenderungan data penyakit sehingga dapat memperoleh gambaran Klasifikasi Kelas
Rumah Sakit sesuai dengan jenis layanannya serta kesiapan SDM yang dimiliki
Kapasitas Tempat Tidur (TT) Perhitungan Kapasitas Tempat Tidur/ TT, berupa
jumlah TT yang harus disiapkan oleh Rumah Sakit tersebut. Prakiraan kebutuhan
jumlah TT dapat menggunakan rasio minimal 1/1.000 artinya dari jumlah
penduduk pada wilayah jangkauan Rumah Sakit sejumlah 1.000 orang akan
dibutuhkan 1 TT. Kecenderungan fasilitas pelayanan kesehatan berupa jumlah
total TT pada fasyankes di wilayah tersebut dapat menjadikan dasar sebagai
perhitungan kebutuhan kapasitas TT yang selanjutnya akan dibagi berdasarkan
klasifikasi kelas perawatan sesuai dengan Analisis Daya Beli masyarakat sekitar
sebagai Pangsa Pasar Rumah Sakit serta pemenuhan Pedoman dan Ketentuan
yang berlaku.
Jenis Layanan Jenis layanan yang akan diberikan kepada masyarakat tentunya
akan disesuaikan dengan klasifikasi kelas Rumah Sakit yang akan disiapkan.
Jenis layanan tersebut berupa pelayanan medik, penunjang medik, administrasi
dan servis.
Layanan Unggulan Dari jenis layanan yang akan diberikan tentunya perlu adanya
suatu layanan unggulan yang akan disiapkan atas dasar kecenderungan pola
penyakit yang terjadi di Rumah Sakit dan di wilayah tempat Rumah Sakit
tersebut berada.
BAB V
ANALISIS KEBUTUHAN
5. Organisasi dan Uraian Tugas Organisasi dan Uraian Tugas akan disusun
sesuai dengan Bentuk dan Klasifikasi Rumah Sakit.
BAB VI
ANALISIS KEUANGAN
7.1. Kesimpulan Bagian kesimpulan dari studi kelayakan (;feasibility study) akan memberikan
perspektif dari 4 sudut pandang, yaitu analisis situasi, analisis permintaan, analisis kebutuhan
dan analisis keuangan.
Analisis Situasi Analisis situasi memberikan informasi tentang aspek eksternal dan aspek
internal sebagai suatu kecenderungan Rumah Sakit. Aspek eksternal terdiri dari
Kebijakan, Demografi, Geografi, Sosial Ekonomi dan Budaya, SDM Kesehatan, Derajat
Kesehatan sedangkan aspek internal terdiri dari Sarana kesehatan, Pola penyakit dan
Epidemiologi, Teknologi, SDM Kesehatan di RS, Organisasi, Kinerja dan keuangan.
BAB VIII
PENUTUP
1. Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini diharapkan dapat
digunakan sebagai rujukan oleh pengelola fasilitas pelayanan kesehatan, penyedia jasa
perencanaan, Pemerintah Daerah, dan instansi yang terkait dengan kegiatan pengaturan
dan pengendalian penyelenggaraan pembangunan bangunan fasilitas pelayanan
kesehatan, guna menjamin kesehatan penghuni bangunan dan lingkungan terhadap
bahaya penyakit.
2. Persyaratan-persyaratan yang lebih spesifik dan atau yang bersifat alternatif, serta
penyesuaian Pedoman Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit ini oleh
masingmasing daerah disesuaikan dengan kondisi daerah.
3. Dalam penyusunan Studi Kelayakan (Feasibility Study) Rumah Sakit dapat berkoordinasi
dan berkonsultansi dengan Sub Direktorat Bina Sarana dan Prasarana Kesehatan
Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan.
5). Jelaskan pula standar-standar apa yang diperlukan termasuk kebijakan, pedoman dan
berapa SOP/SPO yang dibutuhkan dalam penyelenggaraan RS tersebut. Uraikan secara
lengkap!
f. Kebijakan
rangkaian konsep dan asas (ketentuan pokok) yang menjadi garis besar dan dasar
bagi rencana (a.l.=SPO) dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, serta konsisten
dengan tujuan organisasi.
Uraian : Kebijakan yang etektif haruslah : Rasional, Relevan, Wajar, Direvisi bila
diperlukan, Disosialisasikan dengan adekuat.
i. Manfaat SPO:
Memenuhi persyaratan standar pelayanan RS/Akreditasi RS
Mendokumentasikan langkah-langkah kegiatan
Memastikan staf rumah sakit memahami bagaimana melaksanakan
pekerjaanya.
j. Prinsip-prinsip SPO
Harus ada pada setiap kegiatan pelayanan
Bisa berubah
Memuat segala tahapan, indikasi, dan syarat-syarat yang harus dipenuhi
pada setiap kegiatan pelayanan.
Harus didokumentasikan.
k. Bentuk SPO
Simple Steps
Hierarchical Steps
Graphic Procedures
Flow Chart
Isi SOP
a) Pengertian : berisi penjelasan dan atau definisi tentang istilah yang mungkin sulit
dipahami atau menyebabkan salah pengertian .
b) Tujuan : berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci : “Sebagai
acuan penerapan langkah-langkah untuk ……………..”
c) Kebijakan : berisi kebijakan (RS dan atau bidang/departemen) yang menjadi dasar
dan garis besar dibuatnya SOP tersebut. Dapat berisi (terkait dengan) beberapa
kebijakan yang mendasari SOP tersebut. Dapat juga terjadi satu kebijakan
menjadi dasar beberapa SOP, sehingga tercantum dalam beberapa SOP yang
“dipayungi”
d) Prosedur: bagian ini merupakan bagian utama yang menguraikan langkah –
langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses kerja tertentu, dan petugas yang
berwenang. Didalamnya dapat dicantumkan alat/formulir/fasilitas yanag
digunakan, waktu, frekuensi dalam proses kerja yang digunakan. Bila
memungkinkan, diuraikan secara lengkap unsur - unsura yang menyangkut :
siapa, dimana, kapan, dan bagaimana (Who, what, where, when, how).
e) Unit terkait: berisi unit-unit yang terkait dan atau prosedur terkait dalam proses
kerja tersebut.
Sebuah rumah sakit wajib menyusun standard operating procedure. Setidaknya
ada 13 jenis standar yang diperlukan. Di antaranya adalah untuk pelayanan medis,
penunjang medis, keperawatan, sumber daya manusia, keuangan dan adminitrasi,
pelayanan umum, pemasaran, manajemen infus, QUMR, kebersihan dan keselamatan
kerja, perinasia/kamar bayi, dan penyebaran bahan-bahan berbahaya dari rumah sakit.
Jadi, apabila \ rumah sakit tidak memiliki standar seperti tersebut, izin sementara
tidak bisa keluar.
SOP untuk pelayanan medis diantaranya yaitu sop penerimaan pasien di UGD,
penerimaan pasien di poliklinik dan unit rawat jalan, bagaimana menangani pasien di
rawat inap. Untuk penunjang medis ada farmasi, laboratorium, radiologi, instalasi
medik. Sementara untuk laboratorium medis ada beberapa tindakan, cara memilih
kreagen, kesesuaian hasil, ketidaksesuaian hasil bagaimana cara penanganannya.