BAB V
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING
Dalam bab ini akan dilakukan prakiraan terhadap besaran dan sifat penting
dampak. Dalam melakukan prakiraan besaran dampak, maka hal yang perlu
diperhatikan adalah penggunaan data yang menunjukkan perubahan kualitas lingkungan
dari waktu ke waktu (time series data).
Metode untuk memprakirakan besaran dampak antara lain adalah :
1. metode perhitungan matematis (modeling),
2. percobaan/eksperimen
3. penilaian ahli (professional judgement)
4. metode-metode lain yang dilakukan secara ilmiah (skenario, analogi dan studi
literatur kegiatan serupa).
Adapun metode yang digunakan untuk memprakirakan sifat penting dampak,
antara lain dapat menggunakan Keputusan Kepala BAPEDAL Nomor 056/1994 tentang
Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting. Berdasarkan tabel identifikasi dampak
untuk setiap komponen kegiatan, dilakukan pengkajian dampak penting yang mungkin
timbul. Setiap dampak akan diuji berdasarkan kriteria dampak penting meliputi :
a) Jumlah manusia yang terkena dampak
b) Luas wilayah persebaran dampak
c) Lamanya dampak berlangsung
d) Intensitas dampak
e) Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak
f) Sifat kumulatif dampak dan
g) Berbalik atau tidak berbaliknya dampak.
konstruksi fisik. Tenaga kerja yang akan diserap adalah tenaga kerja lokal maupun non
lokal. Pemrakarsa akan bekerjasama dengan pihak kontraktor agar dapat
mengutamakan tenaga kerja lokal untuk dapat bekerja di kegiatan konstruksi Gedung
Kantor Pusat Indika Energy.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pemrakarsa, tenaga kerja yang dibutuhkan
pada tahap konstruksi adalah 300 orang. Hal ini merupakan dampak positif, yaitu
terbukanya peluang kesempatan kerja bagi penduduk setempat, dengan demikian
kegiatan pembangunan diharapkan dapat meningkatkan tingkat kesejahteraan
masyarakat.
Penentuan tingkat kepentingan dampak adanya kesempatan kerja dijelaskan
sebagai berikut:
Jumlah manusia yang terkena dampak adalah cukup besar yaitu penduduk di
Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren yang dapat diterima bekerja di proyek.
Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas di lokasi kegiatan.
Lamanya dampak berlangsung adalah selama tahap konstruksi berlangsung
Intensitas dampak kecil karena hanya terjadi pada saat penerimaan tenaga kerja
Banyaknya komponen lainnya yang terkena dampak adalah berdampak turunan pada
persepsi negatif masyarakat
Sifat akumulatif dampak: tidak dapat terjadi akumulasi dampak
Berbalik/tidaknya dampak: sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik)
Berdasarkan uraian di atas, terbukanya kesempatan kerja merupakan dampak
positif penting.
segi beban fisik jalan diperkirakan akan berpengaruh karena peralatan diangkut dengan
menggunakan kendaraan trailer yang mampu mengangkat alat berat seberat 8 ton.
Sedangkan Mobilisasi material konstruksi sebagian besar didatangkan dari arah
Tangerang yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemajuan pekerjaan
konstruksi. Meskipun dalam proses pengangkutannya menggunakan moda
pengangkutan yang sesuai dengan daya dukung jalan, akan tetapi rutinitas
pengangkutan yang cukup tinggi akan berdampak besar terhadap kerusakan jalan
Boulevard ROW 50 yang secara langsung akan digunakan sebagai akses pencapaian ke
lokasi proyek. Kondisi ruas jalan jalan Boulevard ROW 50 pada saat ini (saat penyusunan
studi Amdal) menunjukan performansi baik yang ditunjukkan dengan nilai derajat
kejenuhan (DS) masih di bawah standar IHCM untuk kemacetan.
Untuk mengetahui besar bangkitan yang ditimbulkan oleh kegiatan mobilisasi
bahan material, digunakan asumsi sebagai berikut :
Moda transportasi yang digunakan adalah jenis truck berkapasitas maximal 8 ton
atau 8 m3 yang disesuaikan dengan kondisi geometri ruas jalan jalan Boulevard ROW 50.
Waktu jam kerja per hari adalah 12 jam
Waktu pengambilan material dalam satu tahun maksimal selama 3 bulan atau 90
hari.
Jenis material yang dihitung adalah material dasar dengan jumlah yang digunakan
maksimal untuk satu tahun.
Karena terbatasnya data kuantitas material bangunan yang akan dipasok, maka
untuk memperkirakan jumlah kendaraan per hari yang akan mempengaruhi jalan kerja
digunakan beberapa asumsi yang dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
Perkiraan Bangkitan Lalu Lintas Selama Masa Konstruksi
Estimasi Asumsi Waktu Waktu Kerja Jumlah Rit Asumsi Jumlah Jumlah Truk per
No Jenis Bahan Satuan
Kebutuhan Tempuh per hari Pengangkutan Truk per Rit hari
per hari
1 Beton Mixed M3 1.500 2 jam 12 jam 10 4 40
Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas pada lokasi kegiatan, tapi dapat
meluas sampai jaringan jalan di sekitar terutama di kawasan CBD Bintaro.
Lamanya dampak berlangsung pada tahap konstruksi.
Intensitas dampak relatif terus menerus, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan
jalan.
Komponen lingkungan lainnya yang terkena dampak jalan Boulevard ROW 50
Sifat akumulatif dampak, dapat terjadi akumulasi dampak.
Berbalik/tidaknya dampak, sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik).
5.1.1.3. Hidrologi
A. Perubahan Fungsi Tataguna Lahan
Pada tahap konstruksi, hal-hal yang diperkirakan memberikan dampak terhadap
aspek hidrologi adalah kegiatan konstruksi fisik yang mengakibatkan perubahan fungsi
tata guna lahan. Pada kondisi rona lingkungan hidup awal (prakonstruksi), lahan di lokasi
rencana pembangunan Gedung Kantor Pusat Indika Energy Memiliki kemiringan lahan
sekitar 0-3%, dan ditutupi tumbuhan berupa semak belukar sehingga merupakan daerah
yang cukup baik untuk fungsi resapan air hujan (koefisien runoff, Cro, diprakirakan
sebesar 0,30).
Pada tahap konstruksi, lahan di lokasi proyek akan menjadi lahan terbuka yang
dipersiapkan untuk kegiatan konstruksi dan sebagian sudah tertutup bangunan, maka
diprakirakan akan terjadi peningkatan koefisien runoff dari 0,3 menjadi 0,5 sehingga
debit runoff akan meningkat juga, yaitu 461,85 m3/hari-hujan pada kondisi awal
(prakonstruksi) menjadi 706,78 m3/hari-hujan pada tahap konstruksi (Tabel 5.1.).
Peningkatan debit runoff dari seluruh luasan lahan Gedung Kantor Pusat Indika Energy
3
Pada tahap konstruksi adalah 244,93 m /hari-hujan atau meningkat 53,03 % dari kondisi
awalnya (prakonstruksi).
Tabel 5.1. Debit Runoff dari lokasi Gedung Kantor Pusat Indiak Energy, Tbk. pada
Tahap Konstruksi
Debit Runoff
Tahap Jumlah Dimensi
Tahap Konstruksi
Prakonstruksi Peningkatan Runoff
461,85 706,78 244,93 m3/hari-hujan
Sumber : Hasil Perhitungan 2011.
adalah meningkatnya kondisi runoff dari kondisi runoff sebelumnya akibat adanya
perubahan fungsi tata guna lahan.
Komponen lingkungan yang diprakirakan dapat terkena dampak adalah kondisi
badan air atau saluran yang akan menerima peningkatan debit runoff
Dampak bersifat kumulatif dan tidak berbalik.
Berdasarkan uraian di atas maka perubahan fungsi tata guna lahan dapat
dikategorikan bersifat negatif penting.
1600
PUH 2 tahun PUH 5 tahun
1400 PUH 10 tahun PUH 25 tahun
Intensitas Hujan (mm/jam)
1000
800
600
400
200
0
0 20 40 60 80 100
Durasi Hujan (menit)
(pada outlet drainase) dari lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy adalah 0,70 m,
kemiringan saluran 1,57 %, kapasitas rencana 0,754 m3/detik dan debit lapangan yang
terukur sebesar 0,279 m3/detik. Dengan mengasumsikan debit lapangan itu adalah
aliran dasar (base flow) saluran, maka saluran tersebut masih dapat menampung aliran
hingga kondisi aliran puncak (peak flow) dengan peningkatan debit sebesar:
0,754-0,279 = 0,475 m3/detik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa saluran
drainase tertutup ini masih dapat mengantisipasi debit banjir tahunan, yang berasal dari
seluruh luasan lahan lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy hingga periode 100
tahun (Tabel 5.4).
Berdasarkan studi AMDAL Kawasan Central Bussiness District (CBD) Bintaro yang
telah dilakukan, badan air penerima yaitu Segmen Kali Ciputat di Sektor 6, terukur
3
memiliki luas penampang basah 2,70 m dan kecepatan aliran 0,45 m /detik, maka debit
pengukuran sesaat pada segmen tersebut adalah 1,21 m3/det. Sedangkan, luas
maksimum penampang basahnya adalah 5,00 m2 dan kecepatan maksimumnya
2,00 m/det, sehingga kapasitas maksimum salurannya adalah 10 m3/det. Saluran
tersebut masih sanggup menapung beban runoff dari seluruh luasan lahan kawasan
Central Bussiness District (CBD) Bintaro (yang terlingkup di dalamnya lokasi Gedung
Kantor Pusat Indika Energy, Tbk.) dengan periode ulang 15 tahun.
Bila dikaitkan dnegan kriteria dampak, maka dapat disimpulkan bahwa beban
banjir tahunan dapat memberikan dampak sebagai berikut :
Jumlah manusia yang akan terkena dampak adalah masyarakat yang tinggal di sekitar
lokasi kegiatan, khususnya masyarakat Kelurahan Pondok Jaya
Luas sebaran dampak adalah daerah sekitar lokasi CBD Bintaro
Lamanya dampak berlangsung adalah selama tahap konstruksi dan operasional
Komponen terkena dampak adalah peningkatan debit aliran permukaan pada badan
air untuk setiap periode ulang tahunan tertentu
Komponen lingkungan yang diperkirakan dapat terkena dampak adalah kondisi
saluran drainase dimana dampak bersifat akumulatif dan tidak berbalik.
Berdasarkan uraian di atas maka debit banjir dapat dikategorikan bersifat
negatif penting.
Untuk satu meter persegi luas penampang bangunan disarankan identik dengan
40 liter atau 0,04 m3 volume sumur resapan. Penentuan jumlah SRA yang dibutuhkan
untk menampung seluruh runoff yang berasal dari luasan atap bagunan Gedung Kantor
Pusat Indika Energy dilakukan dengan cara menghitung kedalaman total SRA dengan
formula berikut:
3
Maka diperlukan = 0,04 x 9.225 x 1 = 369 m
2 3
Volume satu sumur resapan = 3,143 x 0,75 x 3 = 5,3 m
tahunan pada saluran drainase dan badan air penerima, dapat dikategorikan positif
penting.
A. Kualitas Udara
Emisi pencemaran gas dan partikulat terutama berasal dari operasional
angkutan maupun alat berat dan ringan yang menggunakan bahan bakar solar maupun
bensin pada saat konstruksi berlangsung. Emisi gas (seeprti CO, NOx, SO2) dan partikulat
(g/detik/m2), s adalah panjang daerah tinjauan searah dengan arah angin (m), u adalah
kecepatan angin rata-rata (m/dtk), dan z adalah tinggi pencampuran (m).
Hasil perhitungan untuk seluruh parameter diperlihatkan pada Tabel 5. yang
menunjukkan terjadinya peningkatan konsentrasi pencemar di udara ambien.
Peningkatan ini tidak dapat dihindari karena tejadinya kegiatan konstruksi yang memang
mengemisikan sejumlah pencemar ke udara ambien.
Tabel 5.8. Perhitungan Konsentrasi Pencemar di Udara Ambien pada Tahap Konstruksi
B. tingkat Kebisingan
Pada masa konstruksi, kegiatan yang diidentifikasi akan meningkatkan nilai
kebisingan adalah kegiatan pengadaan/transportasi alat berat dan material dan
konstruksi fisik. Dalam kegaitan tersebut diperlukan peralatan-peralatan berat atau alat
konstruksi yang nilai kebisingannya diperkirakan seperti yang tercantum dalam
Tabel 5.9.
Dalam prakiraan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suatu sumber bising
dari suatu tempat digunakan rumus “Inverse Square Law”. Dalam hal ini sumber bising
dianggap sebagai sumber titik, sehingga beda tingkat suaa antara dua lokasi sama
dengan 20 kali logaritma dari perbandingan jarak kedua lokasi. Hal ini berarti pula
bahwa setiap jarak menjadi sua kali, tingkat suara akan berkurang 6 dB.
Tabel 5.9. Prakiraan Tingkat Kebisingan Akibat Kegiatan Konstruksi apda Berbagai
Jarak dari Sumber Bising
Kebisingan Jarak dari Sumber (meter)
Sumber (dBA) Puncak
7,6 15,2 30,5 61,0 122,0 244,0 486,0
Pick Up Truck 92 78 72 66 60 54 48 42
Dump Truck 108 94 88 82 76 70 64 58
Generator 96 82 76 70 64 58 52 46
2. material sisa pekerjaan konstruksi seperti kayu, kerikil, batu, material timbun, aspal,
pasir, baja dan lain-lain.
3. pengoperasian base camp pada tahap operasi.
Di dalam base camp terdapat kegiatan kantor kontraktor, gudang, bengkel,
batching plant, stone crusher, stockpile dan mungkin pembuatan beton pracetak,
penyimpanan peralatan berat, dan barak tempat istirahat tenaga kerja yang terlibat
dalam kegiatan konstruksi (bedeng).
Base camp juga dilengkapi dengan bangunan sanitasi antara lain tempat
sampah, jamban (MCK) dengan spesifikasi yang mengacu kepada standar yang ada
mengenai kapasitas, sistem penyediaan air bersih, bahan bangunan, konstruksi,
plumbing (air bersih, air kotor, drainase).
Besaran dan tingkat kepentingan dampak terhadap estetika lingkungan
dijelaskan sebagai berikut :
a. jumlah manusia yang terkena dampak adalah masyarakat di sekitar lokasi kegiatan,
b. luas wilayah yang terkena dampak terbatas hanya pada Kav. B7/A6 CBD Bintaro Jaya,
c. dampak hanya berlangsung selama tahap konstruksi fisik Gedung Kantor Pusat Indka
Energy,
d. banyaknya komponen lingkungan lain yang terkena dampak adalah kesehatan
masyarakat dan timbulnya persepsi negatif dari masyarakat sekitar kegiatan,
e. dampak tidak bersifat kumulatif, dan
f. dampak bersifat dapat balik artinya dapat kembali ke kondisi awal.
Berdasarkan uraian tingkat kepentingan dampak tersebut, maka dampak
terhadap estetika lingkungan termasuk dampak negatif tidak penting.
Kantor Pusat Indika Energy Selain itu, peningkatan pendapatan secara tidak langsung
dapat diperoleh dari terbukanya kesempatan berusaha bagi masyarakat yang berada di
sekitar proyek, karena kegiatan konstruksi akan membutuhkan pasokan barang dan jasa,
baik untuk keperluan konstruksi fisik atau keperluan sehari-hari tenaga kerja yang
bekerja di proyek. Masyarakat mendapat kesempatan berusaha dengan berjualan
makanan, toko kelontong, penyewaan tempat tinggal maupun bentuk penyediaan jasa
lainnya.
Apabila diasumsikan satu warung makan dapat melayani 25-50 pekerja dalam
sehari, maka akan ada 6-12 warung yang dapat dibuka oleh masyarakat di sekitar
proyek.
Dilihat dari masyarakat yang terkena dampak adalah masyarakat yang
bertempat tinggal di wilayah studi yang dapat diterima bekerja di proyek dan
masyarakat yang mendapat peluang usaha di sekitar lokasi proyek, dengan waktu
berlangsungnya dampak adalah selama kegiatan konstruksi fisik berlangsung. Walaupun
perekonomian lokal yang tumbuh dari adanya kesempatan bekerja dan peluang
berusaha ini belum dapat diukur secara tepat dan akurat, tetapi dapat diperkirakan
dampaknya adalah sedang. Dengan demikian proyek tersebut berdampak positif
penting terhadap peningkatan perekonomian lokal.
Bangkitan lalu lintas adalah prakiraan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu
zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan
atau zona. Bangkitan lalu lintas ini mencakup :
Lalu lintas yang meinggalkan suatu lokasi
Lalu lintas yang menuju atau tiba ke suatu lokasi
Tambahan jumlah lalu lintas ini dapat dipilah– pilah atas 3 bagian (Suwarjoko
Warpani : 108) :
a. Tambahan wajar lalu lintas, yaitu tambahan akibat bertambahnya penduduk dan
kendaraan.
b. Lalu lintas bangkitan yaitu tambahan akibat berkurangnya kepentingan sebagai
akibat bertambahnya kesempatan melakukan perjalanan.
c. Perkembangan lalu lintas yaitu tambahan akibat adanya jalan baru.
Prakiraan dampak lalu lintas ini didasarkan pada suatu kondisi jam puncak yang
menunjukkan dampak lalu lintas terbesar. Kondisi puncak ini diwakili oleh suatu
bangkitan lalu lintas per jam yang menimbulkan dampak terbesar. Kondisi puncak
terjadi karena kombinasi lalu lintas sekitarnya (pertambahan wajar kendaraan di Kota
Tangerang Selatan ) dan bangkitan lalu lintas dari pembangunan Indika Energy, Tbk.
Bangkitan lalu lintas dari pembangunan baru hanya difokuskan pada Kondisi lalu lintas
sekitarnya pada saat jam sibuk pagi/siang/malam. Dan mengacu besarnya bangkitan
lalu lintas yang dihasilkan oleh kegiatan perkantoran, mengacu pada hasil studi Kajian
Danayasa City dan BNI City ( Dari buku Perencanaan dan Permodelan Transportasi -
Ofyar Z. Tamin).
Untuk mengetahui besarnya bangkitan lalu lintas yang terjadi, terlebih dahulu
harus diketahui luas bangunan efektif dan penggunaannya terutama untuk kegiatan –
kegiatan lain disekitar lokasi Indika Energy, Tbk. yang juga memberikan andil terhadap
bangkitan lalu lintas yang terjadi. Dengan diketahui luas lahan dan penggunaannya,
maka dapat dihitung total bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan
standar yang ada, ditunjukkan pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11.
Tingkat Bangkitan Lalu Lintas Perkantoran
Perkantoran (smp/100m2)
Waktu
Masuk keluar Total
Puncak Pagi 0,73 0,27 1,00
Puncak Siang 0,23 0,22 0,45
Puncak Sore 0,20 0,51 0,71
Sumber : Kajian BNI City LP ITB tahun 1996 (Dari buku Perencanaan dan Permodelan
Transportasi - Ofyar Z. Tamin - FTSP - ITB).
Dengan diketahui luas lahan dan penggunaannya, maka dapat dihitung total
bangkitan dan tarikan lalu lintas dengan menggunakan standar yang ada, Tabel 5.12.
Tabel 5.12.
Prakiraan Bangkitan dari Kegiatan
Sinar Mas Office
Total
Luas Lahan (m2) Waktu Bangkitan Tarikan
Bangkitan
Puncak Pagi 270 100 370
37.043 Puncak Siang 85 81 167
Puncak Sore 74 189 263
Sumber : Analisis dengan asumsi dari Kajian BNI City LP ITB tahun 1996 ( Dari buku
Perencanaan dan Permodelan Transportasi - Ofyar Z. Tamin - FTSP - ITB
Dari hasil perhitungan akibat tambahan wajar dan bangkitan dari kegiatan
operasional Indika Energy, Tbk. Pada titik pengamatan jalan Boulevard ROW 50 derajat
kejenuhan meningkat walaupun tingkat pelayanan jalan tidak menurun. Walaupun
kenaikan DS yang terjadi tidak merubah tingkat pelayanan jalan. Dan masih sesuai
dengan standar dipersyaratkan menurut KepMen Hub No. KM 14 Tahun 2006 tentang
Manajemen Dan Rekayasa Lalu Lintas Di Jalan, mensyaratkan bahwa tingkat pelayanan
yang diinginkan pada ruas jalan pada sistem jaringan jalan jalan arteri sekunder,
sekurang-kurangnya C. Namun dengan memperhatikan dampak yang harus diterima
oleh jalan Boulevard ROW 50, yaitu berupa penambahan volume lalu lintas yang
pengaruhnya sangat luas terhadap sistem jaringan di dalam kota dan berlangsung terus
menerus selama kegiatan operasinal, maka dampak yang ditimbulkan tergolong negatif
penting, dengan pertimbangan sebagai berikut :
a. Jumlah manusia yang terkena dampak adalah cukup besar, yakni pengguna simpang
jalan Boulevard ROW 50.
b. Luas wilayah penyebaran dampak tidak terbatas pada lokasi Indika Energy, Tbk.,
walaupun bangkitan dari Indika Energy, Tbk. relatif kecil dibandingkan Bangkitan CBD -
BINTARO secara keseluruhan namun tetap memiliki pengaruh yang besar dan meluas
hingga wilayah regional.
c. Lamanya dampak berlangsung adalah terus menerus selama kegiatan operasional
apalagi ditambah dengan pertambahan wajar lalu lintas Kota Tangerang Selatan dengan
fungsinya sebagai satelit bagi Kota Jakarta.
d. Intensitas dampak relatif terus menerus, sehingga dapat mengakibatkan kerusakan
jalan dan kemacetan
e. Dampak dapat mempengaruhi komponen lingkungan lainnya terutama masalah
sosial.
f. Sifat kumulatif dampak, dapat terjadi akumulasi dampak
g. Berbalik/tidaknya dampak, sifat dampak dapat dikembalikan (berbalik).
Tabel 5.15.
Debit Runoff dari Lokasi Gedung Kantor Pusat Indika Energy (Operasional)
Debit Runoff
Jumlah
Tahap Tahap Dimensi
Peningkatan
Pra-konstruksi Pascakonstruksi
Runoff
461,85 819,87 358,02 m3/hari-hujan
Sumber: Hasil perhitungan, 2011.
jumlah manusia terkena dampak adalah masyrakat yang tinggal di sekitar Gedung
Kantor Pusat Indika Energy
luas wilayah sebaran dmpak adalah wilayah di sekitar lokasi proyek pembangunan
Gedung Kantor Pusat Indika Energy
lamanya dampak berlangsung terus menerus selama beroperasinya Gedung Kantor
Pusat Indika Energy.
dampak ynag berlangsung adalah meningkatnya intensitas runoff dari kondisi runoff
sebelumnya akibat sebagian besar lahan yang telah tertutup bangunan sarana-prasarana
penunjangnya.
komponen lingkungan yang diprakirakan dapat terkena dam pak adalah kondisi
badan air atau saluran drainase yang akan menerima peningkatan debit runoff
dampak bersifat kumulatif dan tidak berbalik
Berdasarkan uraian di atas maka dampak terhadap hidrologi pada tahap operasi
merupakan dampak negatif penting.
dimana :
C3 = konsentrasi air drainase setelah bercampur dengan air limbah
Q3 = debit air drainase setelah bercampur dengan air limbah (data sekunder)
C2 = konsentrasi air drainase sebelum bercampur dengan air limbah (pengukuran)
Q2 = debit air drainase sebelum bencampur dengan air limbah (pengukuran dan data sekunder)
C1 = konsentrasi air limbah sebelum bercampur dengan air drainase (data sekunder)
Q1 = debit air limbah sebelumbercampur dengan air drainase (data sekunder)
Tabel 5.16.
Nilai Konsentrasi Hasil Analisis Laboratorium dan Standar STP Gedung Kantor Pusat
Indika Energy
Parmeter Satuan Drainase Limbah
BOD mg/L 2 < 5 *)
COD mg/L 7 < 10 *)
TSS mg/L 2 < 5 *)
Keterangan *) : Standar STP Gedung Kantor Pusat Indika Energy.
TSS apda saluran drainase yang telah bercampur dengan limbah cair Gedung Kantor
pusat Indiak Energy, Tbk. masih memenuhi BML yang dipersyaratkan.
Oleh karena itu pengelolaan dan perawatan STP harus dilakukan dengan baik
dan secara rutin sehingga STP dapat berfungsi sebagaimana mestinya supaya limbah cair
yang dihasilkan tidak melebihi baku mutu yang ditetapkan. Oleh karena kualitas saluran
drainase telah melebihi BML1), maka kegiatan pembuangan limbah cair rencana
kegiatan Giant Hypermarket Bintaro Jaya dikategorikan dampak negatif penting.
bakar solar amupun bensin akan mengemisikan gas (seperti CO, NOx, SO2) dan partikulat
Dari hasil laboratorium kualitas udara pada rencana kegiatan Gedung Kantor
Pusat Indika Energy saat ini (lahan kosong) dibandingkan dnegan analogi kegiatan
Gedung Perkantoran Bank Permata yang telah ada di kawasan CBD Bintaro. Dari kelima
parameter untuk udara ambien, seluruhnya masih berada di bawah baku mutu yang
berlaku. Demikina juga untuk hasil analisis laboratorium dari Gedung Perkantoran Bank
Permata sebagai analogi, juga masih memenuhi seluruh baku mutu yang berlaku.
Hasil perbandingan hasil analisis dari dua lokasi kegiatan tersebut, nampak
bahwa peningkatan kadar gas-gas dan partikulat sebelum dan sesudah ada kegiatan
tidak terlalu signifikan dan masih memenuhi baku mutu yang berlaku.
Tabel 5.19. Hasil Analisis Kebisingan di Lokasi Pada Awal Konstruksi Dibandingkan
dengan Kegiatan Sarana Perbelanjaan yang Ada
No. LOKASI Kebisingan dB(A)
1. Sebelah Selatan Tapak Proyek (DownWind) 56,9
2. Sebelah Utara Tapak Proyek (Up Wind) 53,4
3. Analogi Gedung Perkantoran **) 55,3
Baku Mutu 65,0
METODE 22-3/IK/UA-0
Sumber : Data Primer Hasil Analisa Lab. Unilab Perdana, Jakarta, 2011.
Keterangan :
*) = Nilai Kebisingan adalah Nilai Equivalen selama waktu pengukuran 10 menit dengan interval 5 detik
**) = Analogi Gedung Perkantoran Bank Permata di wilayah CBD – Bintaro, Hasil Analisis
Laboratorium 2007.
KEP. 48/MENLH/XI/1996 Lampiran I, Baku Mutu Tingkat Kebisingan
1. Pemerintahan dan Fasilitas Umum = 60 dB (A)
2. Perkantoran dan Perdagangan = 65 dB (A)
3. Perumahan dan Pemukiman = 55 db (A)
4. Perdagangan dan Jasa = 70 dB (A)
5. Ruang terbuka Hijau = 50 dB (A)
6. Rekreasi = 70 dB (A)
Perkantoran Bank Permata, yaitu kegiatan sejenis yang telah beroperasi juga
menunjukkan hasil yang masih berada di bawah baku mutu yang berlaku.
Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan akan dirasakan oleh
penduduk sekitar terutama yang berbatasan langsung dengan kegiatan Gedung Kantor
Pusat Indika Energy dimana jumlah manusia yang terkena dampak berskala besar.
Lamanya dampak berlangsung adalah selama kegiatan beroperasi. Dampak ini akan
memberikan dampak turunan berupa penurunan kesehatan masyarakat. Berdasarkan
uraian tersebut, sampak terhadapa penurunan kualitas udara dan peningkatan
ekbisingan digolongkan sebagai dampak negatif penting.
kegiatan Gedung Kantor Pusat Indika Energy namun apabila pada pelaksanaannnya
muncul keterbatasan dan kesempatan penduduk lokal untuk berperan serta dalam
kegiatan operasional Gedung Kantor Pusat Indika Energy baik pada penerimaan tenaga
kerja yang terbatas dan juga kesempatan membuka peluang usaha yang dibatasi maka
pada akhirnya akan menimbulkan persepsi negatif masyarakat karena tidak
terpenuhinya harapan masyarakata untuk dapat bekerja dan berusaha.
Persepsi negatif juga timbul apabila pemeliharaan terhadap gedung dan sarana
penunjangnya tidak dilakukan dngean baik yang salah satunya dapat meningkatkan air
larian. Jumlah manusia yang terkena dampak adalah masayrakat yang tinggal di sekitar
lokasi kegiatan yaitu masyarakat Pondok Jaya. Lamanya dampak berlangsunga dalah
selama kegiatan beroperasi sehingga dampak terhadap persepsi masyarakat tergolong
negatif penting.
sehingga dampak terhadap konsnetrasi gas maupun partikulat di udara termasuk dalam
kategori negatif tidak penting.
Dalam kegiatan tersebut diperlukan peralatan-peralatan berat/alat-alat yang
hampir sama dnegan keperluan untuk onstruksi yang nilai bisingnya diperkirakan seperti
tercantum pada Tabel 5.
Dalam pendugaan tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh suatu sumber bising
dari suatu tempat digunakan rumus “Inverse Square Law”. Dalam hal ini sumber bising
dianggap sebagai sumber titik, sehingga beda tingkat suara antara dua lokasi sama
dengan 20 kali logaritma dari perbandingan jarak kedua lokasi. Hal ini berati pula bahwa
setiap jarak menjadi dua kali, tingkat suara akan berkurang 6 dB.