Anda di halaman 1dari 40

Kriteria Kelayakan

Lingkungan Dalam Andal


Endang Astuti
Permen LHK 26 2018

PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENILAIAN SERTA
PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN
HIDUP DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN
PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK
PASAL 7
(1) Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
ayat (1) dilengkapi melalui tahapan sebagai berikut:
a) pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau
Kegiatan serta konsultasi publik;
b) pengisian dan pengajuan Formulir KA;
c) pemeriksaan dan persetujuan Formulir KA;
d) penyusunan dan pengajuan Andal dan
RKL-RPL;
e) penilaian Andal dan RKL-RPL dan penetapan
keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
ketidaklayakan lingkungan hidup.
Sistem OSS-Tahapan Pemenuhan Komitmen Amdal dan Tata Waktunya yang Diatur dalam Peraturan Menteri
No Tahapan LHK Tata Waktu
1. Pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan serta Paling lama 30 hari kerja sejak Lembaga
konsultasi publik (Pelaku Usaha); OSS menerbitkan Izin Lingkungan
berdasarkan komitmen (20 + 10)
2. Pengisian dan pengajuan Formulir KA (Pelaku Usaha);
3. pemeriksaan dan persetujuan Formulir KA (Pemerintah);
4. penyusunan dan pengajuan Andal dan RKL-RPL (Pelaku Usaha); a. Harus mulai dilakukan 30 hari kerja
sejak Lembaga OSS menerbitkan IL;
b. Berdasarkan komitmen pelaku Usaha,
Paling lama 180 hari kerja)
5. penilaian Andal dan RKL-RPL dan penetapan keputusan kelayakan Paling lama 60 hari kerja sejak Andal dan
lingkungan hidup atau ketidaklayakan lingkungan hidup RKL-RPL diajukan dan dinyatakan lengkap
(Pemerintah) secara administratif (50+5+5)

a. Penilaian Andal dan RKL-RPL termasuk Perbaikan (Pemerintah & a. Paling lama 50 hari kerja
Pelaku Usaha)
b. Penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL b. Paling lama 5 hari kerja
(Pemerintah)
c. Penetapan Keputusan SKKL (Pemerintah) c. Paling lama 5 hari kerja
PASAL 7 (lanjutan)
(2) Jangka waktu pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau
Kegiatan, konsultasi publik, pengisian Formulir KA serta
pemeriksaan Formulir KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, huruf b dan huruf c dilakukan paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah Lembaga OSS menerbitkan Izin
Lingkungan berdasarkan komitmen.
PASAL 7 (lanjutan)
3) Penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d harus mulai dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak Lembaga OSS menerbitkan Izin Lingkungan berdasarkan
komitmen.
5) Jangka waktu penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan paling lama 180 (seratus delapan
puluh) hari kerja.
PASAL 7 (lanjutan)
Jangka waktu penilaian Andal dan RKL-RPL, penyampaian rekomendasi
hasil penilaian dan penilaian akhir serta penetapan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau ketidaklayakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan paling lama 60
(enam puluh) hari kerja sejak dokumen Andal dan RKL-RPL diajukan
kepada KPA dan dinyatakan lengkap secara administrasi
Pasal 20
(7) Pelaku Usaha menyusun Andal sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1) huruf d berdasarkan Formulir KA
yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam pasal
19.
(8) Penyusunan Andal sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan dengan cara menyusun:
• pendahuluan
• deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta alternatifnya;
• deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal (environmental
setting);
• hasil pelibatan masyarakat;
• hasil penentuan dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji,
batas wilayah studi dan batas waktu kajian;
• hasil prakiraan dampak penting;
• hasil evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan;
• daftar pustaka;dan
• lampiran.
Pasal 21
1) Pelaku Usaha menyusun RKL-RPL sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1) huruf d berdasarkan Formulir KA yang
telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 dan
Andal sebagaimana dimaksud dalam pasal 20.
(2) Penyusunan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilakukan dengan cara menyusun:
• pendahuluan
• rencana pengelolaan lingkungan hidup;
• rencana pemantauan lingkungan hidup;
• persyaratan dan kewajiban terkait dengan aspek
• perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang relevan antara
lain pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pengolahan
dan pembuangan air limbah, pemanfaatan air limbah untuk aplikasi
ke tanah, pengendalian pencenaran udara.
• pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan
yang tercantum dalam RKL-RPL;
• daftar pustaka; dan
• lampiran.
Mari kita buka Lampiran 2
PerMen LH 26 2018 - 73 -

LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SERTA
PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL

A. PENJELASAN UMUM
1. Pengertian
Yang dimaksud Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Yang dimaksud dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan.
Analisis Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya disebut Andal, adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Andal (Analisis Dampak Lingkungan)
Permen LH 16 2012 Permen LHK 26 2018
PENDAHULUAN
a) Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
b) Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
PENDAHULUAN
c) Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
a) Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
b) Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
c) Batas wilayah studi dan batas waktu kajian

DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL


DESKRIPSI RINCI RONA LINGKUNGAN HIDUP AWAL
HASIL PELIBATAN MASYARAKAT;

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING HASIL PENENTUAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK (DPH) YANG DIKAJI, BATAS WILAYAH
STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-masing DPH;

PRAKIRAAN DAMPAK PENTING


EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-masing DPH;
a) Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan serta interaksinya atas
dampak lingkungan yang diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total terhadap lingkungan;
EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
b) Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
a) Telaahan secara keseluruhan dan keterkaitan serta interaksinya atas
c) Kesimpulan kelayakan lingkungan dari pemrakarsa dampak lingkungan yang diperkiraakan terjadi untuk menentukan
karekteristik dampak lingkungan secara total terhadap lingkungan;
DAFTAR PUSTAKA
b) Arahan pengelolaan dampak lingkungan;
LAMPIRAN
c) Kesimpulan kelayaKan

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Evaluasi Secara Holistik
(Permen LH 16 2012 lampiran 2)
Permen LHK 26 2018 lampiran 2)
1. Evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh
dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup.
2. Rekomendasi pilihan alternatif terbaik serta dasar
pertimbangan pemilihan alternatif terbaik tersebut
3. Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak
penting hipotetik (DPH) tersebut dapat diperoleh informasi
antara lain sebagai berikut:
a) Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH beserta
karakteristiknya antara lain seperti frekuensi terjadi
dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat
penting dan besaran dari dampak-dampak yang telah
berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
b) Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan
Evaluasi Dampak (lanjutan)
d) Area-area yang perlu mendapat perhatian penting
(area of concerns) beserta luasannya (lokal,
regional, nasional, atau bahkan international lintas
batas negara), antara lain sebagai contoh seperti:
• area yang mendapat paparan dari beberapa
dampak sekaligus dan banyak dihuni oleh
berbagai kelompok masyarakat;
• area yang rentan/rawan bencana yang paling
banyak terkena berbagai dampak lingkungan;
dan/atau
• kombinasi dari area sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b atau lainnya.
4. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih
detail/rinci dan operasional
Tabel 4.2. Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Komponen Komponen Kegiatan
No Lingkungan Terkena Sebagai Sumber Arahan Pengelolaan Lingkungan Arahan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak
I TAHAP PRAKONSTRUKSI
1.1 Implikasi Pengadaan Lahan
1 Hilangnya Permukiman Hilangnya pemukiman 1. Adanya Perjanjian Kerjasama antara PT AP Metode Pengumpulan data :
warga yang digunakan I dengan Pemprov DIY dan Pemkab Kulon 1. Survei menggunakan kuesioner
sebagai lokasi Progo, tentang Pembangunan pemukiman kepada pemilik rumah di 6 lokasi
pembangunan bandara kembali bagi warga yang tanah dan/atau relokasi. Dengan sistem random
beserta fasilitas rumahnya terkena pengadaan tanah untuk sampling, minimal 30 responden yang
pendukungnya pembangunan bandara baru Yogyakarta di diambil secara proporsional untuk tiap
Kabupaten Kulon Progo lokasi relokasi .
2. Pembagian letak kapling tanah 2. Wawancara mendalam kepada
dilaksanakan secara musyawarah oleh beberapa tokoh warga di setiap lokasi
warga dengan ukuran tiap-tiap kapling relokasi, minimal 2 orang informan.
adalah 200 m2 3. Data sekunder tentang data warga
3. Pembangunan rumah dilaksanakan dan relokasi setiap lokasi relokasi.
dikelola oleh masyarakat secara mandiri
dan partisipatif Analisis data : Data dianalisis secara
4. Pembangunan rumah di lokasi relokasi deskriptif.
dilaksanakan setelah lokasi selesai diurug
oleh Pemkab Kulon Progo.
5. Adanya akses jalan lingkungan yang
memada i (lebar jalan minimal 3,5 m2)
menghubungkan lokasi relokasi ke jalur
jalan utama (Jl. Deandles dan, atau jln
Nasional)
6. Adanya fasilitas sosial berupa tempat
ibadah dan balai pertemuan warga di lokasi

ANDAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV - 19


5) 10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud;
holistik terhadap dampak lingkungan, maka pemrakarsa/penyusun AMDAL menyampaikan
penilaian kelayakan lingkungan hidup Pembangunan Bandara NYIA Kulon Progo. Pernyataan
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan
kelayakan lingkungan hidup dengan mempertimbangkan 10 (sepuluh) kriteria kelayakan
sebagaimana tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012
perundang-undangan
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup, Lampiran II Pedoman
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN

Penyusunan Dokumen Andal


No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
1 Rencana tata ruang Berdasarkan:
Penundaan Pemberian Izin Baru (PIPIB) Revisi IX,
sesuai ketentuan a. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa
peraturan perundang- Yogyakarta Nomor 2 tahun 2010 tentang Rencana
yang diterbitkan Kementerian Kehutanan RI
undangan. Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah Istimewa e. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor : KP 1164
Yogyakarta dan kesesuaian dengan Peraturan Tahun 2013 tentang Penetapan Lokasi Bandar Udara
Daerah Kabupaten Kulon Progo Nomor 1 Tahun 2012 Baru di Kabupaten Kulonprogo, Provinsi Yogyakarta
Tentang RTRW Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012
dengan lokasi secara administratif berada di Desa
– 2032, yaitu pasal 18 disebutkan bahwa Jaringan
Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa
Transportasi udara sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11 huruf c berupa Bandar udara dengan Sindutan, Desa Kebon Rejo, Kecamatan Temon,
rencana pembangunan bandar udara baru berada di Kabupaten Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta
Kecamatan Temon, Kecamatan Wates dan f. Penetapan Lokasi Pembangunan Untuk
Kecamatan Galur.
Pengembangan Bandara Baru Di Daerah Istimewa
b. Rekomendasi Kesesuaian Tata Ruang dari Bupati
Yogyakarta oleh Gubernur DIY, Nomor:
Kulon Progo, Nomor: 553.2/1162, tanggal 4 Maret
2013. 68/KEP/2015, tanggal 31 Maret 2015.
c. Surat Pernyataan Ketersediaan Tata Ruang dari maka pembangunan Bandara NYIA Kulon Progo telah
Bupati Kulon Progo, Nomor: 563.2/1163, tanggal 4 sesuai dengan tata ruang yang berlaku dan layak
Maret 2013.
lingkungan untuk kriteria rencana tata ruang sesuai
d. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Lingkungan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
2 Kebijakan di bidang
SK.6347/MenLHK-PKTL/IPSDH/PLA.1/11/2016, a. Kebijakan perusahaan di bidang perlindungan dan
perlindungan
maka lokasi pembangunan bandara barudan
NYIA tidak pengelolaan lingkungan hidup adalah mematuhi semua
berada pada hutan alam primer dan lahan
pengelolaan gambut
lingkungan peraturan perundang-undangan dan kebijakan di
sebagaimana ditetapkan dalam Peta Indikatif
hidup serta sumber bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
 Kebijakan yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau
kegiatan

Misal: Kebijakan pangan dan lahan pertanian nasional

Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY-Jawa Tengah-
Jawa Timur

Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang
telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian sebagai lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha,
dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa
BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan
pertanian.

18
ketentuan peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
2 Kebijakan di bidang a. Kebijakan perusahaan di bidang perlindungan dan
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
Tahun
perlindungan dan 2012 Tentang Pengadaan
pengelolaan lingkungan hidupTanah Bagi semua
adalah mematuhi
Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016
Pembangunan
pengelolaan lingkungan Untuk Kepentingan
peraturan Umum dan
perundang-undangan kebijakan di
tentang Batas Sempadan Pantai.
hidup serta sumber bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
daya alam yang diatur hidup serta sumber daya alam yang berlaku
Tahun
dalam peraturan 2015 b.Tentang
Lokasi dan Perubahan
rencana kegiatanKetiga AtasBandara
Pembangunan 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
perundang-undangan NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
peraturan perundang-undangan sektor: Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2015 Tentang Penetapan Garis
Bagi Pembangunan40Untuk
Tahun Kepentingan Umum Dan
2012 Tentang Pembangunan Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara c. Pengadaan tanah untuk kegiatan Pembangunan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 Bandara NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan
148 Tahun 2015 Tentang Perubahan
tahun 2015 tentang Keempat
Pemberlakuan Standar
peraturan perundang-undangan:
Atas Peraturan Nasional Nomor
Presiden Indonesia (SNI) 03-7712-2005
71 Tahun 2012 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
mengenai Kawasan Keselamatan Operasional
Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Penerbangan Bersifat Wajib
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
ANDAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 60 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30
d. Lokasi dan rencana kegiatan Pembangunan Bandara Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
peraturan daerah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pelestarian Habitat 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat

Alami, yaitu lahan yang digunakan tidak sampai Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi
pada Kawasan Mangrove di Kecamatan Temon
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Kabupaten Kulon Progo d. Lokasi dan rencana kegiatan Pembangunan Bandara
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan kebijakan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan
3. Kepentingan pertahanan keamanan
perundang-undangan.

3 Kepentingan pertahanan a. Rencana kegiatan ini tidak terkait dengan instalasi


keamanan
pertahanan dan keamanan serta tidak mengganggu
fungsi pertahanan dan keamanan.
b. Lokasi rencana kegiatan tidak terletak pada pulau
terluar, perbatasan negara Republik Indonesia dengan
negara lain ataupun pada daerah konflik
c. Satuan Radar Tentara Nasional Indonesia Angkatan
Udara 215 Congot di Kulon Progo terletak di Desa
Palihan kira-kira 200 meter di sebelah Utara tapak
proyek.
Berdasarkan hal tersebut maka Pembangunan Bandara
NYIA Kulon Progo tidak mengganggu kepentingan
pertahanan dan keamanan.
4 Prakiraan secara cermat Telah dilakukan prakiraan secara cermat mengenai
mengenai besaran dan besaran dan sifat penting dampak untuk komponen
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting
dampak dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata
ruang, dan kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi,
konstruksi, operasi, dan pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;

Sumber dampak: Penerimaan tenaga kerja


Dampak: Peningkatan kesempatan kerja
Prakiraan besaran dampak:
Kualitas lingkungan kesempatan kerja sebelum ada
proyek sangat buruk atau SKL=1. Setelah adanya proyek
maka kualitas lingkungan sangat baik atau SKL=5. Besar
dampak adalah 5-1 = 4 (dampak sangat besar)

ANDAL BAB 3
PRAKIRAAN
DAMPAK PENTING
(APAKAH SUDAH CERMAT ?)
ANDAL BAB 3
PRAKIRAAN
DAMPAK PENTING
(APAKAH SUDAH CERMAT ?)
Prakiraan Tingkat Kepentingan Dampak
(Andal Bab 3)
1.Jumlah manusia yang Teganya nyuruh saya
terkena dampak KEBISINGAN
mobilisasi peralatan dan mikir tulisan di sebelah
material tidak banyak itu CERMAT atau tidak
karena dampak terlokalisir
sehingga kriteria nomer 1 Aku khan ahli
tidak penting PERIKANAN
2.Luas wilayah persebaran
dampak tidak penting karena
dampak terlokalisir
3.Intensitas dampak kecil dan
lamanya dampak hanya
sesaat sehingga kriteria
nomer 3 tidak penting
4.Banyaknya komponen lain
terkena dampak menjadi
penting karena banyak
komponen lain yang terkena
dampak
5. HasilNoevaluasi Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
Kesehatan
kesatuan yang saling terkait dan saling masyarakat: kesehatan
mempengaruhi sehinggamasyarakat
diketahui perimbangan
dampak penting yang bersifat pada
positif
tahapdengan yang
pra-konstruksi, bersifat
konstruksi dannegatif
operasi
5 Hasil evaluasi secara Telah dilakukan evaluasi secara holistik terhadap seluruh
holistik terhadap seluruh dampak penting telah dilakukan sebagai sebuah kesatuan
dampak penting sebagai yang saling terkait dan saling mempengaruhi.
sebuah kesatuan yang a. Evaluasi telah dilakukan diantara tahap kegiatan,
saling terkait dan saling diantara jenis dampak yang sama namun pada tahap
mempengaruhi sehingga kegiatan yang berbeda, maupun pengaruh dampak
diketahui perimbangan terhadap dampak turunannya yaitu dampak sekunder
dampak penting yang dan tersier. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat
bersifat positif dengan beberapa jenis dampak yang sebarannya overlap
yang bersifat negatif dengan dampak sejenis dari kegiatan lain, sehingga
diketahui lokasi yang akan menerima dampak
kumulatif. Telah diketahui pula kegiatan yang akan
memberikan dampak kumulatif terbanyak dan
menyebabkan dampak sekunder.
b. Hasil evaluasi holistik diketahui perimbangan dampak
penting yang bersifat positif sebanyak 8 dampak
dengan yang bersifat negatif sebanyak 42 dampak.
c. Hasil evaluasi holistik digunakan sebagai dasar untuk
menentukan kedalaman dan lokasi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan terhadap aspek biogeofisik
kimia, sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan
masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi.
menentukan kedalaman dan lokasi pengelolaan dan
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
pemantauan
dalam menanggulanggi dampaklingkungan terhadap
penting negatif yangaspek
akanbiogeofisik
ditimbulkan dari Usaha
dan/atau Kegiatan yang
kimia,direncanakan dengan
sosial, ekonomi, pendekatan
budaya, teknologi, sosial, dan
dan kesehatan
kelembagaan; masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi.
Kemampuan Pemrakarsa memiliki kemampuan dalam penanggulangan
pemrakarsa dan/ atau dampak penting negatif melalui pendekatan teknologi,
pihak terkait yang sosial, dan kelembagaan. Pendekatan sosial dan
bertanggung jawab kelembagaan menjadi prioritas utama dalam
dalam menanggulangi penanggulangan dampak penting negatif terkait dengan
dampak penting negatif masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
yang akan ditimbulkan
dari Usaha dan/atau

DAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 63


7. Nilai sosial atau pandangan masyarakat [social
values/emic view] yang akan terpengaruh rencana usaha dan atau
kegiatan

Misal: Hal-hal terkait kepercayaan/agama, budaya dlsb

Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali, Propinsi Jawa
Timur-Bali

P. Jawa P. Bali
70 m

Selat Bali
Pure Segara Rupek

28
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di Tanjung Benoa,
Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh masyarakat lokal sebagai
PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].

Daratan
Laut

Alur pelayaran lama

Pelabuhan
Tanjung Perbaikan alur
Benoa pelayaran diusulkan

Karang
mati
29
SK KETIDAKLAYAKAN
LINGKUNGAN HIDUP

30
PERTIMBANGAN:
1. Keberatan dari DEPHUT
2. Keberatan dari
DAERAH

31
AMDAL ditolak!!!

32
menolak tersebut sebagian besar sudah mendukung
Pembangunan Bandara NYIA Kulon Progo
d. Pemrakarsa akan memperhatikan aspek sosial
8. Rencana usaha dan/ataudengan
kegiatan
penerapan tidak
tanggung akan
jawab mempengaruhi
sosial

dan/atau menggangguperusahaan
entitas ekologis yang
(CSR) yang tepat sasaran dan sesuai
dengan aspirasi yang muncul dari masyarakat.
merupakan:
8 Rencana usaha dan/ a. Entitas dan/atau spesies kunci (key species);
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
atau kegiatan tidak akan Spesies kunci adalah spesies yang berdampak besar
mempengaruhi dan/atau terhadap lingkungan hingga dapat mempengaruhi
No Kriteria ekosistem. Ekosistem
Pernyataan bergantung
Kelayakan pada mereka
Lingkungan Hidup dan
mengganggu entitas
dapat berubah apabila mereka punah, karena
ANDAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 64
ekologis keberadaan mereka mempengaruhi jumlah dan
karakteristik spesies lain di suatu komunitas.
Berdasarkan pemantauan secara langsung dan tidak
langsung teramati 7 jenis burung dilindungi PP No.7
tahun 1999. 6 jenis burung teramati secara langsung
yaitu Blekok sawah (Ardeola speciosa), Burung Madu
Sriganti (Nectarinia jugularis), Cekakak sungai
(Todirhamphus chloris), Kuntul Besar (Egretta alba),
Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), dan Raja-udang Biru
(Alcedo coerulescens), sedangkan dari data
sekunder berdasarkan hasil wawancara teridentifikasi
adanya 1 jenis elang dilindungi yaitu Elang Bondol
(Haliastur indus).
adanya 1 jenis elang dilindungi yaitu Elang Bondol
b. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological
(Haliastur indus).
importance);
Berdasarkan IUCN Redlist, teridentifikasi 1 jenis
burung yang memiliki kriteria Rentan yaitu Burung
b. Pada Batas Wilayah Studi tidak ada entitas ekologi

Kacamata Jawa. Burung ini memiliki sebaran terbatas yang memiliki nilai penting secara ekologis (ecological
hanya di pulau Jawa dan Kalimantan. importance)
Menurut daftar kriteria CITES (konvensi perdagangan c. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
internasional untuk jenis-jenis tumbuhan dan satwa
importance); dan/atau
liar), teridentifikasi 1 jenis burung yang dilindungi di
d. Walet Sarang-hitam (Collocalia maxima) dijumpai dua
Indonesia berdasarkan PP.No.7 tahun 1999 yang
kali pada satu titik dari 10 titik pengamatan.
termasuk Appendix II (species yang tidak terancam
merupakan penghasil penting sarang burung walet
kepunahan, tetapi mungkin akan terancam punah
yang berharga mahal. Meskipun demikian, sarang
apabila perdaganan terus berlanjut tanpa adanya
yang dihasilkan C. maxima masih lebih rendah
pengaturan) yaitu Elang Bondol (Haliastur indus).
Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebaran satwa harganya dibandingkan C. fuciphaga, karena masih

tidak merata pada semua jalur pengamatan. Hal ini perlu dibersihkan dari bulu-bulu hitam dan kotoran.
menggambarkan bahwa keberadaan jenis satwa di Kebutuhan pakannya dipenuhi dengan menangkap
areal studi tidak dapat dipisahkan dengan kondisi serangga kecil sambil terbang. Burung ini membentuk
habitat yang ada. Satwa pada tapak proyek dapat sarang berwarna kehitaman yang tersusun dari bulu
migrasi ke habitat baru di sekitar tapak proyek karena direkatkan dengan air liur pada gua batu kapur. Jenis
kondisi lahan yang masih relatif terjaga wallet ini banyak dijumpai pada pantai-pantai
berkarang, bahkan bisa ditemukan di daerah
AL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 65
perkotaan sehingga Pembangunan Bandara NYIA
Kulon Progo tidak mempengaruhi habitat C. maxima

e. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific


importance).
Pada Batas Wilayah Studi tidak ada entitas ekologi
yang memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific
importance)
8. Komponen lingkungan yang memiliki nilai penting
ekonomi [economic importance] yang akan terpengaruh rencana
usaha dan atau kegiatan

Misal: Gangguan terhadap habitat walet

Contoh Kasus:
• Pembangunan PT. Semen Gombong, di Gombong, Jawa Tengah
• Pembangunan PT. Semen Makmur Indonesia, di Desa Tamansari, Kecamatan
Pangkalan, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat

35
e. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific
importance).

9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak


Pada Batas Wilayahmenimbulkan gangguan
Studi tidak ada entitas ekologi

terhadap usaha dan/atau kegiatan yang


yang memiliki nilai telah adailmiah
penting secara di sekitar
(scientific rencana

lokasi usaha dan/atau kegiatan;importance)


9 Rencana usaha dan/ Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan terhadap usaha
atau kegiatan tidak dan/atau kegiatan yang telah berada di sekitar rencana
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
menimbulkan gangguan lokasi usaha dan/atau kegiatan yaitu:
terhadap usaha dan/
No Kriteria
atau kegiatan yang telah Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
berada disekitar rencana a. Rencana kegiatan tidak mengganggu usaha dan/atau
lokasi
ANDAL usaha dan/ atau
PEMBANGUNAN BANDARAkegiatan yang telah
NYIA KULON PROGO adaYOGYAKARTA
di sekitar rencana lokasi usaha
IV- 66
kegiatan. dan/atau kegiatan yaitu:
Pariwisata Pantai Glagah Indah, Pantai Congot
dan Situs Stupa Glagah
Pelabuhan Ikan Tanjung Adikarto
Penambangan Pasir Besi Kulon Progo PT Jogja
Magasa Iron
JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan)
b. Pemrakarsa berkomitmen bermitra dengan masyarakat
terdampak di desa-desa sekitarnya untuk
mempertahankan usaha dan/atau kegiatan yang telah
ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.
JJLS (Jalur Jalan Lintas Selatan)
b. Pemrakarsa berkomitmen bermitra dengan masyarakat
10. Tidak dilampauinya daya terdampak
dukung didandesa-desa daya tampungsekitarnya
lingkungan
untuk
hidup
dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal terdapat perhitungan
mempertahankan usaha dan/atau kegiatan yang telah
daya dukung dan daya tampung lingkungan dimaksud;
ada di sekitar rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan.
10 Tidak dilampauinya daya a. Daya dukung lingkungan hidup adalah kemampuan
dukung dan daya lingkungan hidup untuk mendukung perikehidupan
tampung lingkungan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar
hidup dari lokasi rencana keduanya
usaha dan/ atau b. Daya tampung lingkungan hidup adalah kemampuan
kegiatan dalam hal lingkungan hidup untuk menyerap zat, energi dan/atau
terdapat perhitungan komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke
daya dukung dan daya dalamnya
tampung lingkungan c. Dalam kajian ini sudah dilakukan telaahan rona
dimaksud. lingkungan hidup yang melingkupi berbagai aspek
(komponen geofisik-kimia, biologi, sosial, kesehatan
masyarakat) yang secara tidak langsung dapat
menunjukkan daya tampung lingkungan hidup.
Pemrakarsa telah menghitung prakiraan besaran
dampak dan merencanakan pengelolaan dampak agar
kegiatan Pembangunan bandara NYIA Kulon Progo
tidak SECARA
BAB IV EVALUASI melampaui daya tampung
HOLISTIK lingkungan.
TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
d. Sampai saat ini belum ada penetapan daya dukung dan
daya tampung lingkungan hidup secara regulatif di
No Kriteria Pernyataan
Provinsi Kelayakan
DIY maupun LingkunganKulon
di Kabupaten HidupProgo,
sehingga secara tepat tidak bisa dinyatakan terlampaui
ANDAL PEMBANGUNAN BANDARAatau
NYIAtidak
KULON PROGO YOGYAKARTA
terlampauinya IV- 67
daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup.
Lampiran 2
PP 22 2021
Lampiran 2 PP 22 2021 (lanjutan)

Anda mungkin juga menyukai