PEDOMAN PENYUSUNAN
DAN PENILAIAN SERTA
PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN
HIDUP DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN
PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA
ELEKTRONIK
PASAL 7
(1) Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam pasal 6
ayat (1) dilengkapi melalui tahapan sebagai berikut:
a) pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau
Kegiatan serta konsultasi publik;
b) pengisian dan pengajuan Formulir KA;
c) pemeriksaan dan persetujuan Formulir KA;
d) penyusunan dan pengajuan Andal dan
RKL-RPL;
e) penilaian Andal dan RKL-RPL dan penetapan
keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
ketidaklayakan lingkungan hidup.
Sistem OSS-Tahapan Pemenuhan Komitmen Amdal dan Tata Waktunya yang Diatur dalam Peraturan Menteri
No Tahapan LHK Tata Waktu
1. Pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan serta Paling lama 30 hari kerja sejak Lembaga
konsultasi publik (Pelaku Usaha); OSS menerbitkan Izin Lingkungan
berdasarkan komitmen (20 + 10)
2. Pengisian dan pengajuan Formulir KA (Pelaku Usaha);
3. pemeriksaan dan persetujuan Formulir KA (Pemerintah);
4. penyusunan dan pengajuan Andal dan RKL-RPL (Pelaku Usaha); a. Harus mulai dilakukan 30 hari kerja
sejak Lembaga OSS menerbitkan IL;
b. Berdasarkan komitmen pelaku Usaha,
Paling lama 180 hari kerja)
5. penilaian Andal dan RKL-RPL dan penetapan keputusan kelayakan Paling lama 60 hari kerja sejak Andal dan
lingkungan hidup atau ketidaklayakan lingkungan hidup RKL-RPL diajukan dan dinyatakan lengkap
(Pemerintah) secara administratif (50+5+5)
a. Penilaian Andal dan RKL-RPL termasuk Perbaikan (Pemerintah & a. Paling lama 50 hari kerja
Pelaku Usaha)
b. Penyampaian rekomendasi hasil penilaian Andal dan RKL-RPL b. Paling lama 5 hari kerja
(Pemerintah)
c. Penetapan Keputusan SKKL (Pemerintah) c. Paling lama 5 hari kerja
PASAL 7 (lanjutan)
(2) Jangka waktu pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau
Kegiatan, konsultasi publik, pengisian Formulir KA serta
pemeriksaan Formulir KA sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a, huruf b dan huruf c dilakukan paling lama 30 (tiga
puluh) hari kerja setelah Lembaga OSS menerbitkan Izin
Lingkungan berdasarkan komitmen.
PASAL 7 (lanjutan)
3) Penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d harus mulai dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja
sejak Lembaga OSS menerbitkan Izin Lingkungan berdasarkan
komitmen.
5) Jangka waktu penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) dilakukan paling lama 180 (seratus delapan
puluh) hari kerja.
PASAL 7 (lanjutan)
Jangka waktu penilaian Andal dan RKL-RPL, penyampaian rekomendasi
hasil penilaian dan penilaian akhir serta penetapan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau ketidaklayakan lingkungan hidup
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan paling lama 60
(enam puluh) hari kerja sejak dokumen Andal dan RKL-RPL diajukan
kepada KPA dan dinyatakan lengkap secara administrasi
Pasal 20
(7) Pelaku Usaha menyusun Andal sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1) huruf d berdasarkan Formulir KA
yang telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam pasal
19.
(8) Penyusunan Andal sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan dengan cara menyusun:
• pendahuluan
• deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan beserta alternatifnya;
• deskripsi rinci rona lingkungan hidup awal (environmental
setting);
• hasil pelibatan masyarakat;
• hasil penentuan dampak penting hipotetik (DPH) yang dikaji,
batas wilayah studi dan batas waktu kajian;
• hasil prakiraan dampak penting;
• hasil evaluasi secara holistik terhadap dampak lingkungan;
• daftar pustaka;dan
• lampiran.
Pasal 21
1) Pelaku Usaha menyusun RKL-RPL sebagaimana dimaksud
dalam pasal 7 ayat (1) huruf d berdasarkan Formulir KA yang
telah disepakati sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 dan
Andal sebagaimana dimaksud dalam pasal 20.
(2) Penyusunan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)dilakukan dengan cara menyusun:
• pendahuluan
• rencana pengelolaan lingkungan hidup;
• rencana pemantauan lingkungan hidup;
• persyaratan dan kewajiban terkait dengan aspek
• perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang relevan antara
lain pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun, pengolahan
dan pembuangan air limbah, pemanfaatan air limbah untuk aplikasi
ke tanah, pengendalian pencenaran udara.
• pernyataan komitmen pemrakarsa untuk melaksanakan ketentuan
yang tercantum dalam RKL-RPL;
• daftar pustaka; dan
• lampiran.
Mari kita buka Lampiran 2
PerMen LH 26 2018 - 73 -
LAMPIRAN II
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SERTA
PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA
TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK
A. PENJELASAN UMUM
1. Pengertian
Yang dimaksud Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
selanjutnya disebut Amdal adalah kajian mengenai dampak penting
suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.
Yang dimaksud dampak penting adalah perubahan lingkungan hidup
yang sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau
kegiatan.
Analisis Dampak Lingkungan Hidup selanjutnya disebut Andal, adalah
telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak penting suatu
rencana usaha dan/atau kegiatan.
Andal (Analisis Dampak Lingkungan)
Permen LH 16 2012 Permen LHK 26 2018
PENDAHULUAN
a) Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
b) Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
PENDAHULUAN
c) Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
a) Ringkasan deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
b) Ringkasan dampak penting yang ditelaah/dikaji
DESKRIPSI RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
c) Batas wilayah studi dan batas waktu kajian
PRAKIRAAN DAMPAK PENTING HASIL PENENTUAN DAMPAK PENTING HIPOTETIK (DPH) YANG DIKAJI, BATAS WILAYAH
STUDI DAN BATAS WAKTU KAJIAN
Besaran dan sifat penting dampak untuk masing-masing DPH;
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Evaluasi Secara Holistik
(Permen LH 16 2012 lampiran 2)
Permen LHK 26 2018 lampiran 2)
1. Evaluasi atau telaahan keterkaitan dan interaksi seluruh
dampak penting hipotetik (DPH) dalam rangka penentuan
karakteristik dampak rencana usaha dan/atau kegiatan
secara total terhadap lingkungan hidup.
2. Rekomendasi pilihan alternatif terbaik serta dasar
pertimbangan pemilihan alternatif terbaik tersebut
3. Berdasarkan hasil telaahan keterkaitan dan interaksi dampak
penting hipotetik (DPH) tersebut dapat diperoleh informasi
antara lain sebagai berikut:
a) Bentuk hubungan keterkaitan dan interaksi DPH beserta
karakteristiknya antara lain seperti frekuensi terjadi
dampak, durasi dan intensitas dampak, yang pada
akhirnya dapat digunakan untuk menentukan sifat
penting dan besaran dari dampak-dampak yang telah
berinteraksi pada ruang dan waktu yang sama.
b) Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan
yang paling banyak menimbulkan dampak lingkungan
Evaluasi Dampak (lanjutan)
d) Area-area yang perlu mendapat perhatian penting
(area of concerns) beserta luasannya (lokal,
regional, nasional, atau bahkan international lintas
batas negara), antara lain sebagai contoh seperti:
• area yang mendapat paparan dari beberapa
dampak sekaligus dan banyak dihuni oleh
berbagai kelompok masyarakat;
• area yang rentan/rawan bencana yang paling
banyak terkena berbagai dampak lingkungan;
dan/atau
• kombinasi dari area sebagaimana dimaksud pada
huruf a dan huruf b atau lainnya.
4. Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
menjadi dasar bagi penyusunan RKL-RPL yang lebih
detail/rinci dan operasional
Tabel 4.2. Arahan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
Komponen Komponen Kegiatan
No Lingkungan Terkena Sebagai Sumber Arahan Pengelolaan Lingkungan Arahan Pemantauan Lingkungan
Dampak Dampak
I TAHAP PRAKONSTRUKSI
1.1 Implikasi Pengadaan Lahan
1 Hilangnya Permukiman Hilangnya pemukiman 1. Adanya Perjanjian Kerjasama antara PT AP Metode Pengumpulan data :
warga yang digunakan I dengan Pemprov DIY dan Pemkab Kulon 1. Survei menggunakan kuesioner
sebagai lokasi Progo, tentang Pembangunan pemukiman kepada pemilik rumah di 6 lokasi
pembangunan bandara kembali bagi warga yang tanah dan/atau relokasi. Dengan sistem random
beserta fasilitas rumahnya terkena pengadaan tanah untuk sampling, minimal 30 responden yang
pendukungnya pembangunan bandara baru Yogyakarta di diambil secara proporsional untuk tiap
Kabupaten Kulon Progo lokasi relokasi .
2. Pembagian letak kapling tanah 2. Wawancara mendalam kepada
dilaksanakan secara musyawarah oleh beberapa tokoh warga di setiap lokasi
warga dengan ukuran tiap-tiap kapling relokasi, minimal 2 orang informan.
adalah 200 m2 3. Data sekunder tentang data warga
3. Pembangunan rumah dilaksanakan dan relokasi setiap lokasi relokasi.
dikelola oleh masyarakat secara mandiri
dan partisipatif Analisis data : Data dianalisis secara
4. Pembangunan rumah di lokasi relokasi deskriptif.
dilaksanakan setelah lokasi selesai diurug
oleh Pemkab Kulon Progo.
5. Adanya akses jalan lingkungan yang
memada i (lebar jalan minimal 3,5 m2)
menghubungkan lokasi relokasi ke jalur
jalan utama (Jl. Deandles dan, atau jln
Nasional)
6. Adanya fasilitas sosial berupa tempat
ibadah dan balai pertemuan warga di lokasi
Contoh Kasus:
Pembangunan Jalan Tol Yogya-Solo-Ngawi [Kertosono], Propinsi DIY-Jawa Tengah-
Jawa Timur
Ruas [alignment] Jalan Tol Yogya-Solo akan melewati areal lahan pertanian yang
telah ditetapkan oleh Departemen Pertanian sebagai lahan ABADI.
Total lahan pertanian yang akan dimanfaatkan untuk jalan tol sekitar 1800 ha,
dengan potensi kehilangan beras ~9 juta ton beras per tahun. Diputuskan bahwa
BP Jalan Tol, WAJIB mencari alignment baru dan menghindari areal lahan
pertanian.
18
ketentuan peraturan perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
2 Kebijakan di bidang a. Kebijakan perusahaan di bidang perlindungan dan
No Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
Tahun
perlindungan dan 2012 Tentang Pengadaan
pengelolaan lingkungan hidupTanah Bagi semua
adalah mematuhi
Peraturan Presiden Nomor 51 Tahun 2016
Pembangunan
pengelolaan lingkungan Untuk Kepentingan
peraturan Umum dan
perundang-undangan kebijakan di
tentang Batas Sempadan Pantai.
hidup serta sumber bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
daya alam yang diatur hidup serta sumber daya alam yang berlaku
Tahun
dalam peraturan 2015 b.Tentang
Lokasi dan Perubahan
rencana kegiatanKetiga AtasBandara
Pembangunan 38 Tahun 2011 Tentang Sungai
perundang-undangan NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Dan
Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
peraturan perundang-undangan sektor: Perumahan Rakyat Republik Indonesia Nomor
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 28/Prt/M/2015 Tentang Penetapan Garis
Bagi Pembangunan40Untuk
Tahun Kepentingan Umum Dan
2012 Tentang Pembangunan Sempadan Sungai Dan Garis Sempadan Danau
Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara c. Pengadaan tanah untuk kegiatan Pembangunan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 44 Bandara NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan
148 Tahun 2015 Tentang Perubahan
tahun 2015 tentang Keempat
Pemberlakuan Standar
peraturan perundang-undangan:
Atas Peraturan Nasional Nomor
Presiden Indonesia (SNI) 03-7712-2005
71 Tahun 2012 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
mengenai Kawasan Keselamatan Operasional
Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi
Penerbangan Bersifat Wajib
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
ANDAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 60 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 30
d. Lokasi dan rencana kegiatan Pembangunan Bandara Tahun 2015 Tentang Perubahan Ketiga Atas
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah
peraturan daerah
Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Peraturan Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pelestarian Habitat 148 Tahun 2015 Tentang Perubahan Keempat
Alami, yaitu lahan yang digunakan tidak sampai Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012
Tentang Penyelenggaran Pengadaan Tanah Bagi
pada Kawasan Mangrove di Kecamatan Temon
Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
Kabupaten Kulon Progo d. Lokasi dan rencana kegiatan Pembangunan Bandara
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan
NYIA Kulon Progo tidak bertentangan dengan kebijakan di
bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
serta sumber daya alam yang diatur dalam peraturan
3. Kepentingan pertahanan keamanan
perundang-undangan.
ANDAL BAB 3
PRAKIRAAN
DAMPAK PENTING
(APAKAH SUDAH CERMAT ?)
ANDAL BAB 3
PRAKIRAAN
DAMPAK PENTING
(APAKAH SUDAH CERMAT ?)
Prakiraan Tingkat Kepentingan Dampak
(Andal Bab 3)
1.Jumlah manusia yang Teganya nyuruh saya
terkena dampak KEBISINGAN
mobilisasi peralatan dan mikir tulisan di sebelah
material tidak banyak itu CERMAT atau tidak
karena dampak terlokalisir
sehingga kriteria nomer 1 Aku khan ahli
tidak penting PERIKANAN
2.Luas wilayah persebaran
dampak tidak penting karena
dampak terlokalisir
3.Intensitas dampak kecil dan
lamanya dampak hanya
sesaat sehingga kriteria
nomer 3 tidak penting
4.Banyaknya komponen lain
terkena dampak menjadi
penting karena banyak
komponen lain yang terkena
dampak
5. HasilNoevaluasi Kriteria Pernyataan Kelayakan Lingkungan Hidup
secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai sebuah
Kesehatan
kesatuan yang saling terkait dan saling masyarakat: kesehatan
mempengaruhi sehinggamasyarakat
diketahui perimbangan
dampak penting yang bersifat pada
positif
tahapdengan yang
pra-konstruksi, bersifat
konstruksi dannegatif
operasi
5 Hasil evaluasi secara Telah dilakukan evaluasi secara holistik terhadap seluruh
holistik terhadap seluruh dampak penting telah dilakukan sebagai sebuah kesatuan
dampak penting sebagai yang saling terkait dan saling mempengaruhi.
sebuah kesatuan yang a. Evaluasi telah dilakukan diantara tahap kegiatan,
saling terkait dan saling diantara jenis dampak yang sama namun pada tahap
mempengaruhi sehingga kegiatan yang berbeda, maupun pengaruh dampak
diketahui perimbangan terhadap dampak turunannya yaitu dampak sekunder
dampak penting yang dan tersier. Hasil evaluasi menunjukkan terdapat
bersifat positif dengan beberapa jenis dampak yang sebarannya overlap
yang bersifat negatif dengan dampak sejenis dari kegiatan lain, sehingga
diketahui lokasi yang akan menerima dampak
kumulatif. Telah diketahui pula kegiatan yang akan
memberikan dampak kumulatif terbanyak dan
menyebabkan dampak sekunder.
b. Hasil evaluasi holistik diketahui perimbangan dampak
penting yang bersifat positif sebanyak 8 dampak
dengan yang bersifat negatif sebanyak 42 dampak.
c. Hasil evaluasi holistik digunakan sebagai dasar untuk
menentukan kedalaman dan lokasi pengelolaan dan
pemantauan lingkungan terhadap aspek biogeofisik
kimia, sosial, ekonomi, budaya, dan kesehatan
masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi.
menentukan kedalaman dan lokasi pengelolaan dan
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung jawab
pemantauan
dalam menanggulanggi dampaklingkungan terhadap
penting negatif yangaspek
akanbiogeofisik
ditimbulkan dari Usaha
dan/atau Kegiatan yang
kimia,direncanakan dengan
sosial, ekonomi, pendekatan
budaya, teknologi, sosial, dan
dan kesehatan
kelembagaan; masyarakat pada tahap pra-konstruksi, konstruksi,
operasi.
Kemampuan Pemrakarsa memiliki kemampuan dalam penanggulangan
pemrakarsa dan/ atau dampak penting negatif melalui pendekatan teknologi,
pihak terkait yang sosial, dan kelembagaan. Pendekatan sosial dan
bertanggung jawab kelembagaan menjadi prioritas utama dalam
dalam menanggulangi penanggulangan dampak penting negatif terkait dengan
dampak penting negatif masalah sosial, ekonomi, dan budaya.
yang akan ditimbulkan
dari Usaha dan/atau
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pembangunan jalur transmisi SUTET Paiton-Bali, Propinsi Jawa
Timur-Bali
P. Jawa P. Bali
70 m
Selat Bali
Pure Segara Rupek
28
Contoh Kasus:
Ditolaknya rencana pelurusan dan pendalaman alur pelayaran di Tanjung Benoa,
Propinsi Bali, karena lokasi karang mati diyakini oleh masyarakat lokal sebagai
PUSER BUMI [pusat keseimbangan alam].
Daratan
Laut
Pelabuhan
Tanjung Perbaikan alur
Benoa pelayaran diusulkan
Karang
mati
29
SK KETIDAKLAYAKAN
LINGKUNGAN HIDUP
30
PERTIMBANGAN:
1. Keberatan dari DEPHUT
2. Keberatan dari
DAERAH
31
AMDAL ditolak!!!
32
menolak tersebut sebagian besar sudah mendukung
Pembangunan Bandara NYIA Kulon Progo
d. Pemrakarsa akan memperhatikan aspek sosial
8. Rencana usaha dan/ataudengan
kegiatan
penerapan tidak
tanggung akan
jawab mempengaruhi
sosial
dan/atau menggangguperusahaan
entitas ekologis yang
(CSR) yang tepat sasaran dan sesuai
dengan aspirasi yang muncul dari masyarakat.
merupakan:
8 Rencana usaha dan/ a. Entitas dan/atau spesies kunci (key species);
BAB IV EVALUASI SECARA HOLISTIK TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN
atau kegiatan tidak akan Spesies kunci adalah spesies yang berdampak besar
mempengaruhi dan/atau terhadap lingkungan hingga dapat mempengaruhi
No Kriteria ekosistem. Ekosistem
Pernyataan bergantung
Kelayakan pada mereka
Lingkungan Hidup dan
mengganggu entitas
dapat berubah apabila mereka punah, karena
ANDAL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 64
ekologis keberadaan mereka mempengaruhi jumlah dan
karakteristik spesies lain di suatu komunitas.
Berdasarkan pemantauan secara langsung dan tidak
langsung teramati 7 jenis burung dilindungi PP No.7
tahun 1999. 6 jenis burung teramati secara langsung
yaitu Blekok sawah (Ardeola speciosa), Burung Madu
Sriganti (Nectarinia jugularis), Cekakak sungai
(Todirhamphus chloris), Kuntul Besar (Egretta alba),
Kuntul kerbau (Bubulcus ibis), dan Raja-udang Biru
(Alcedo coerulescens), sedangkan dari data
sekunder berdasarkan hasil wawancara teridentifikasi
adanya 1 jenis elang dilindungi yaitu Elang Bondol
(Haliastur indus).
adanya 1 jenis elang dilindungi yaitu Elang Bondol
b. Memiliki nilai penting secara ekologis (ecological
(Haliastur indus).
importance);
Berdasarkan IUCN Redlist, teridentifikasi 1 jenis
burung yang memiliki kriteria Rentan yaitu Burung
b. Pada Batas Wilayah Studi tidak ada entitas ekologi
Kacamata Jawa. Burung ini memiliki sebaran terbatas yang memiliki nilai penting secara ekologis (ecological
hanya di pulau Jawa dan Kalimantan. importance)
Menurut daftar kriteria CITES (konvensi perdagangan c. Memiliki nilai penting secara ekonomi (economic
internasional untuk jenis-jenis tumbuhan dan satwa
importance); dan/atau
liar), teridentifikasi 1 jenis burung yang dilindungi di
d. Walet Sarang-hitam (Collocalia maxima) dijumpai dua
Indonesia berdasarkan PP.No.7 tahun 1999 yang
kali pada satu titik dari 10 titik pengamatan.
termasuk Appendix II (species yang tidak terancam
merupakan penghasil penting sarang burung walet
kepunahan, tetapi mungkin akan terancam punah
yang berharga mahal. Meskipun demikian, sarang
apabila perdaganan terus berlanjut tanpa adanya
yang dihasilkan C. maxima masih lebih rendah
pengaturan) yaitu Elang Bondol (Haliastur indus).
Hasil analisis menunjukkan bahwa penyebaran satwa harganya dibandingkan C. fuciphaga, karena masih
tidak merata pada semua jalur pengamatan. Hal ini perlu dibersihkan dari bulu-bulu hitam dan kotoran.
menggambarkan bahwa keberadaan jenis satwa di Kebutuhan pakannya dipenuhi dengan menangkap
areal studi tidak dapat dipisahkan dengan kondisi serangga kecil sambil terbang. Burung ini membentuk
habitat yang ada. Satwa pada tapak proyek dapat sarang berwarna kehitaman yang tersusun dari bulu
migrasi ke habitat baru di sekitar tapak proyek karena direkatkan dengan air liur pada gua batu kapur. Jenis
kondisi lahan yang masih relatif terjaga wallet ini banyak dijumpai pada pantai-pantai
berkarang, bahkan bisa ditemukan di daerah
AL PEMBANGUNAN BANDARA NYIA KULON PROGO YOGYAKARTA IV- 65
perkotaan sehingga Pembangunan Bandara NYIA
Kulon Progo tidak mempengaruhi habitat C. maxima
Contoh Kasus:
• Pembangunan PT. Semen Gombong, di Gombong, Jawa Tengah
• Pembangunan PT. Semen Makmur Indonesia, di Desa Tamansari, Kecamatan
Pangkalan, Kabupaten Karawang, Propinsi Jawa Barat
35
e. Memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific
importance).