Anda di halaman 1dari 4

Disusun oleh : Faza Khoirul M

Achmad Fuadi Rosyid

Muhammad Agus Kurniawan

Muhammad Miftakhul Mujib

MANAJEMEN PESANTREN ANAK

Kata manajemen sudah tidak asing lagi bagi sebagian besar orang, karena
di semua kegiatan baik yang bersifat formal maupun non formal pasti
membutuhkan yang namanya manajemen, tetapi sebagian orang masih awam
dengan pengertian manajemen itu apa. Manajemen berasal dari kata “to manage“
yang artinya mengatur. Pengaturan dilakukan melalui proses dan diatur
berdasarkan urutan dari fungsi-fungsi manajemen itu, jadi manajemen itu
merupakan suatu proses untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan (Hasibuan,
2004). Menurut Kristiawan dkk (2017) manajemen merupakan ilmu dan seni
dalam mengatur, mengendalikan, mengkomunikasikan dan memanfaatkan semua
sumber daya yang ada dalam organisasi dengan memanfaatkan fungsi-fungsi
manajemen (Planing, Organizing, Actuating, Controling) agar organisasi dapat
mencapai tujuan secara efektif dan efesien.1

Istilah kurikulum berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu“curir” yang


artinya pelari dan “curere” yang artinya tempat berpacu. Kurikulum diartikan
jarak yang harus ditempuh oleh pelari. Istilah kurikulum tersebut berkembang
kemudian diterapkan dalam pendidikan. Kurikulum dalam pendidikan diartikan
sebagai sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan anak
didik untuk memperoleh ijasah.2 Kurikulum sebagai sebuah program / rencana
pembelajaran, tidaklah hanya berisi tentang program kegiatan, tetapi juga berisi
tentang tujuan yang harus ditempuh beserta alat evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan pencapaian tujuan, disamping itu juga berisi tentang alat atau media
yang diharapkan mampu menunjang pencapaian tujuan tersebut. Kurikulum
sebagai suatu rencana disusun untuk melancarkan proses belajar mengajar
dibawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan beserta
staf pengajarnya.
1
Husaini dan Happy Fitria, MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN
ISLAM, Program Pascasarjana Universitas PGRI Palembang, Palembang, 2019, hal.44
2
Fuja Siti Fujiawati, PEMAHAMAN KONSEP KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN DENGAN
PETA KONSEP BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN SENI, FKIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa, Banten, 2016, hal.19
Seperti yang kita ketahui, di Indonesia ini terdapat berbagai macam
lembaga pendidikan, yang masing – masing lembaga pendidikan memerlukan
kurikulum nya masing – masing karena kegiatan belajar mengajar, tujuan, dan
output yang diharapkan dari masing – masing lembaga pendidikan juga berbeda
beda. Seperti kurikulum di sebuah sekolah pastinya akan berbeda dengan
kurikulum yang di terapkan di pondok pesantren, karena memiliki tujuan dan
harapan yang berbeda. Bahkan di pondok pesantren pun masih bisa di bedakan
menjadi tiga. Pondok pesantren salaf, pondok pesantren modern, dan pondok
pesantren anak, yang masing – masing pondok pesantren tersebut memiliki
kurikulum yang berbeda – beda.

Dari pengertian - pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam


kurikulum pun sangat diperlukan ada nya suatu manajemen yang baik agar tujuan
dari kurikulum dapat terwujud.

Kali ini kita akan mencoba membahas mengenai manajemen kurikulum di


pesantren anak. Pesantren anak sendiri adalah pondok pesantren yang di
khususkan untuk santri yang masih anak – anak mulai dari umur 5 – 12 tahun,
bahkan ada di beberapa pondok pesantren anak yang santri nya masih berumur di
bawah lima tahun. Tentu nya dalam pesantren anak ini kurikulum yang digunakan
tidak bisa menggunakan kurikulum pesantren salaf yang biasanya berisi santri –
santri umur remaja hingga dewasa.

Dalam me- manage atau mengatur suatu kurikulum tentunya yang paling
pertama kali di lakukan adalah perencanaan, dalam membuat kurikulum di
pesantren anak, yang wajib di perhatikan adalah usia peserta didik yang masih
anak – anak, jadi nanti nya kurikulum harus bersifat selain memudahkan peserta
didik dalam hal pelajaran, kurikulum juga harus memudahkan peserta didik dalam
hal perkembangan psikologi nya, karena usia anak- anak adalah usia yang masih
sangat muda untuk hidup mandiri jauh dari orang tua. Dalam membuat kurikulum
si pembuat kurikulum harus mempertimbangkan beberapa azaz – azaz pembuatan
kurikulum seperti objektivitas, keterpaduan, manfaat, efisiensi dan efektivitas,
kesesuaian, keseimbangan, kemudahan, berkesinambungan, pembakuan, dan mutu
kurikulum.

Karena peserta didik yang akan menjalankan kurikulum adalah anak –


anak yang berusia antara 5 – 12 tahun maka tujuan kurikulum pun menyeseuaikan
dengan peserta didik yang akan menjalankan kurikulum, tujuan kurikulum
pesantren anak tentu nya berbeda dengan tujuan kurikulum pesantren salaf yang
bertujuan agar peserta didik yang lulus dari pondok pesantren salaf diharapkan
dapat memiliki ilmu agama yang tinggi, atau bahkan menjadi pengajar agama
Islam. Di pesantren anak sendiri tujuan kurikulumnya hanya sebatas agar peserta
didik yang lulus dari pesantren anak tersebut mengetahui atau bahkan menguasai
dasar – dasar agama Islam saja, seperti ilmu tauhid, baca tulis Al-Quran, fiqih
ibadah, dan berbagai ajaran mengenai adab atau akhlak – akhlak yang baik.

Pelaksanaan kurikulum di pesantren anak juga tidak bisa di sama kan


dengan pelaksanaan kurikulum di pesantren salaf. Karena peserta didik yang
masih berusia anak – anak yang sebagian besar masih susah untuk diatur, maka
seorang pengelola kurikulum harus memperhatikan bagaimana kurikulum tersebut
dapat berjalan dengan baik tanpa melakukan pemaksaan terhadap peserta didik.
Sebagai contoh, peserta didik bisa mendapatkan suatu reward atau penghargaan
jika peserta didik tersebut dapat menjalankan kurikulum dengan baik, dengan
begitu peserta didik akan dengan sendiri nya melaksanakan semua kegiatan
belajar mengajar tanpa di paksa, karena mereka yang masih berusia anak – anak
akan sangat tertarik dengan ada nya reward.

Keberhasilan suatu manajemen dapat dilihat atau di ukur dengan


melakukan evaluasi, jika di lembaga pendidikan lain utnuk mengetahui berhasil
atau tidak nya suatu kurikulum di lakukan evaluasi setidaknya setiap satu bulan
sekali melalui ulangan, UTS, UAS dan ujian, maka di pesantren anak berbeda, di
pesantren anak kegiatan evaluasi harus dilakukan setiap hari, karena pelajaran
atau ilmu yang diajarkan berupa pengajaran mengenai kegiatan sehari – hari.
Seperti baca tulis Al-Qur’an, fiqih ibadah, doa – doa dan lain lain yang malah
akan memberatkan peserta didik jika dilakukan evaluasi satu bulan sekali, atau
bahkan tiga bulan sekali.

Kesimpulannya dalam mengelola sebuah kurikulum di pesantren anak,


yang paling harus di memperhatikan adalah usia peserta didik yang masih berusia
anak – anak mulai umur 5 – 12 tahum, oleh karena itu, mulai dari perencanaan
hingga evaluasi yang dilakukan juga harus memperhatikan usia peserta didik.
Kurikulum tidak boleh membebani peserta didik dalam mendapatkan ilmu
pendidikan.
Daftar Pustaka

Fujiawati, F. S. (2016). PEMAHAMAN KONSEP KURIKULUM DAN. Jurnal


Pendidikan dan Kajian Seni, 19.

Husaini, & Happy , F. (2019). MANAJEMEN KEPEMIMPINAN PADA


LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM. JMKSP, 44.

Anda mungkin juga menyukai