Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TENTANG HUKUM, HAM DAN DEMOKRASI DALAM ISLAM

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Agama Islam Dan Iptek
Dosen Pengampu : Andy Putra Wijaya, M.S.I

Di susun oleh:
Pryma Ersa Prawesti 1610104032 Siti Nurhajah 1610104034

Zellika Priandita P 1610104033 Intan Wahyu N 1610104039

Dara Violetta Ariza 1610104038 Wiwin Setyaningsih 1610104042

Asia Novita 1610104040 Wahyu Setyaningrum 1610104043

Rahma Salsabella 1610104035 Shera Triandani 1610104044

Rahma Suci Ladya 1610104036 Mayang Nurma 1610104045

Rika Gustin A.D.P 1610104037

PROGRAM SARJANA PROGRAM KEBIDANAN

FALKUTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ‘AISYIYAH


YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2017/2018


Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga
kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang berjudul “HUKUM, HAM DAN
DEMOKRASI DALAM ISLAM” ini tepat pada waktunya. Sehingga kami dapat memenuhi
tugas mata kuliah Islam Dan IPTEK.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan guna kesempurnaan makalah
ini.

Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi kami
dan pembaca pada umumnya. Sehingga informasi yang ada dalam makalah ini menjadi
bermanfaat, karena tidak ada gunanya suatu ilmu itu jika tidak bermanfaat untuk orang lain
yang memerlukannya.

Yogyakarta, 19 Mei 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...............................................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 4
A. Latar Belakang.............................................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................ 33


A. Pengertian Hukum islam .............................................................................................. 5
B. Ruang Lingkup Hukum islam ...................................................................................... 5
C. Tujuan hukum islam ..................................................................................................... 6
D. Sumber hukum islam .................................................................................................... 6
E. Fungsi hukum islam ..................................................................................................... 7
F. Demokrasi dalam islam ................................................................................................ 8
G. HAM dalam islam ....................................................................................................... 8

BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 11


A. Kesimpulan ................................................................................................................. 11
B. Saran ........................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 12

3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hukum, HAM, dan Demokrasi Dalam islam berisi tentang penjelasan konsep-konsep
hukum islam, HAM menurut islam dan demokrasi dalam Islam meliputi prinsip
bermusyawarah dan prinsip dalam ijma’. HAM dan Demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di seluruh
penjuru dunia. HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia
untuk mempertahankan dan mencapai harkat kemanusiaannya, sebab hingga saat ini hanya
konsepsi HAM dan demokrasilah yang terbukti paling mengakui dan menjamin harkat
kemanusiaan.Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa dengan seperangkat hak
yang menjamin derajatnya sebagai manusia. Hak-hak inilah yang kemudian disebut dengan
hak asasi manusia, yaitu hak yang diperoleh sejak kelahirannya sebagai manusia yang
merupakan karunia Sang Pencipta.

Karena setiap manusia diciptakan kedudukannya sederajat dengan hak-hak yang sama,
maka prinsip persamaan dan kesederajatan merupakan hal utama dalam interaksi sosial.
Namun kenyataan menunjukan bahwa manusia selalu hidup dalam komunitas sosial untuk
dapat menjaga derajat kemanusiaan dan mencapai tujuannya. Hal ini tidak mungkin dapat
dilakukan secara individual. Akibatnya, muncul struktur sosial. Dibutuhkan kekuasaan
untuk menjalankan organisasi sosial tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Hukum islam?
2. Ruang Lingkup Hukum islam?
3. Apa Tujuan hukum islam?
4. Apa Sumber hukum islam?
5. Apa Fungsi hukum islam?
6. Bagaimana demokrasi dalam islam?
7. Bagaimana HAM dalam islam?

C. Tujuan Makalah
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan kita tentang hukum,
demokrasi dalam HAM, dan demokrasi dalam Islam, serta untuk menyelesaikan tugas
agama yang telah diberikan kepada setiap kelompok.

D. Manfaat
Dapat mengetahui pandangan islam dalam hal Hukum, Hak Asasi Manusia (HAM)
dan demokrasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. HUKUM ISLAM
1. Pengertian Hukum
hukum Islam adalah hukum yang bersumber dan menjadi bagian dari agama Islam.
Hukum tersebut tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan manusia dan
benda dalam masyarakat, tetapi juga hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan
manusia dengan manusia dengan dirinya sendiri, hubungan manusia dengan
manusia lain dalam masyarakat, dan hubungan manusia dengan benda alam
sekitarnya1
2. Ruang Lingkup Hukum Islam2
a. Ibadah (mahdhah)

Adalah tata cara dan upacara yang wajib dilakukan oleh seoraang
muslim dalam menjalankan hubingan kepada Allah, seperti shalat, membayar
zakat, menjalankan ibadah haji. Tata caara dan upacara ini tetap, tidak
ditambah-tambah maupun dikurangi.
b. Muamalah (ghairu mahdhah)

Adalah ketetapan Allah yang berhubungan dengan kehidupan sosial


manusia walaupun ketetapan tersebut terbatas pada pokok-pokok saja. Karena
itu sifatnya terbuka untuk dikembangkan melalui ijtihad manusia.

3. Bagian - Bagian Hukum Islam


a. Munakahat

Hukum yang mengatur sesuatau yang berhubunngan dengan perkawinan,


perceraian dan akibat-akibatnya.
b. Wirasah

Hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris,


ahli waris, harta warisan daan cara pembagian waarisan.
c. Muamalat

Hukum yang mengatur masalah kebendaan daan hak-hak atas benda, tata
hubungan manusia dalam persoalan jual beli, sewa menyewa, pinjam
meminjam, perserikatan dan lain-lain.
d. Jinayat

1
Imron, Ali. 2008. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional (Studi
Tentang Konsepsi TaklifdanMas`Uliyyat Dalam Legislasi Hukum). Semarang: Disertasi

2
ibid
5
Hukum yang mengatur tentang perbuatan-perbuatan yang diancam dengan
hukuman baik dalam jarimah hudud atau tindak pidana yang telah
ditentukan bentuk dan batas hukumnya dalam al quran daan sunah nabi
maupun dalam jarimah ta’zir atau perbuatan yang bentuk dan batas
hukumnya ditentukan oleh penguasa sebagai pelajaran bagi pelakunya.
e. Al-ahkam as-sulthaniyah

Hukum yang mengatur soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara,


pemerintahan pusat maupun daerah, tentara, pajak daan sebagainya.
f. Siyar
Hukum yang mengatur urusan perang dan damai, tata hubungan dengan
pemeluk agama dan negara lain
g. Mukhassamat
Hukum yang mengatur tentang peradilan, kehakiman, dan hukum acara
Sistematika hukum islam daapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Al-ahkam asy-syakhsiyah (hukum peronrangan
2. Al-ahkam al-maadaniyah (hukum kebendaan)

3. Al-ahkam al-murafaat (hukum acara perdata, pidana, dan peradilan tata


usaha)
4. Al ahkam al-dusturiyah (hukum tata negara)
5. Al-ahkam ad-dauliyah (hukum internasional)
6. Al-ahkam al-iqtishadiyah wa-almaliyah (hukum ekonomi dan keuangan)

3. Tujuan Hukum Islam3


a. Memelihara agama
Agama adalah sesuatu yang harus dimilki oleh setiap manusia oleh
martabatnyadapat terangkat lebih tinggi dan martabat makhluk lain
danmemenuhi hajat jiwanya. Agama islam memberi perlindungan kepada
pemeluk agam lain untuk menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya
b. Memelihara jiwa
Menurut hukum islam jiwa harus dilindungi. Hukum islam wajib memelihara
hak manusia untuk hidup dan mempertahankan kehidupannya. Islam melarang
pembunuhan sebagai penghilangan jiwa manusia dan melindungi berbagai

3
Wardi Muslich, Ahmad, Drs, H. 2004. Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta:
Sinar Grafik.

6
sarana yang dipergunakan oleh manusia untuk mempertahankan
kemaslahatannya hidupnya (Qs.6:51,17:33)
c. Memelihara akal
Islam mewajibkan seseorang untuk memlihara akalnya, karena akal
mempunyai peranan sangat penting dalam hidup dan kehidupan manusia.
Seseorang tidak akan dapat menjalankan hukum islam dengan baik dan benar
tanpa mempergunakan akal sehat. (QS.5:90)
d. Memelihara keturunan
Dalam hukum islam memlihara keturunan adalah hal yang sangat penting.
Karena itu, meneruskan keturunan harus melalui perkawinan yang sah menurut
ketentuan Yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah dan dilarang melakukan
perzinahaan. (Qs.4:23)
e. Memlihara harta
Menurut ajaran islam harta merupakan pemberian Allah kepada manusia untuk
kelangsungan hidup mereka. Untuk itu manusia sebagai khalifah di bumi
dilindungi haknya untuk memperoleh harta dengan cara-cara yang halal, sah
menurut hukum dan benar menurut aturan moral. Jadi huku slam ditetapkan
oleh Allah untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia itu sendiri, baik yang
bersifat primer, sekunder, maupun tersier (dloruri, haaji, dan tahsini).
4. Sumber Hukum Islam4
a. Al Quran
b. Sunah atau hadits Rasul
c. Keputusan penguasa; khalifah (ekseklutif), ahlul hallli wal‘aqdi (legislatif),
amupun qadli (yudikatif) baik secara individu maupun masing- masing
konsensus kolektif (ijma’)
d. Mencari ketentuan ataupun sinyalemen yang ada dalam al quran kemmbali jika
terjadi kontroversi dalam memahami ketentuan hukum.
5. Fungsi Hukum Islam Dalam Kehidupan Masyarakat
a. Fungsi ibadah
Dalam adz-Dzariyat: 56, Allah berfirman: "Dan tidak aku ciptakan jin dan
manusia melainkan untuk beribadah kepadaKu". Maka dengan daalil ini fungsi
ibadah tampak palilng menonjol dibandingkan dengan fungsi lainnya.
b. Fungsi amr makruf naahi munkar (perintah kebaikan dan peencegahan
kemungkaran).
Maka setiap hukum islam bahkan ritual dan spiritual pun berorientasi
membentuk mannusia yang yang dapat menjadi teladan kebaikan dan pencegah
kemungkaran.
c. Fungsi zawajir (penjeraan)
Adanya sanksi dalam hukum islam yang bukan hanya sanksi hukuman dunia,
tetapi juga dengan ancaman siksa akhirat dimaksudkan agar manusia dapat jera
dan takut melakukan kejahatan.
d. Fungsi tandzim wa ishlah al-ummah (organisasi dan rehabilitasi masyarakat)

4
ibid
7
Ketentuan hukum sanksi tersebut bukan sekedar sebagai batas ancaman dan
untuk menakut-nakuti masyarakat saja, akan tetapi juga untuk rehaabilitasi dan
pengorganisasian umat mrnjadi leboh baik. Dalam literatur ilmu hukum hal ini
dikenal dengan istilah fungsi enginering social.

B. DEMOKRASI DALAM ISLAM

Dalam penjelasan mengenai demokrasi dalam kerangka konseptual islam, banyak


perhatian diberikan pada beberapa aspek khusus dari ranah sosial dan politik.
Demokrasi islam dianggap sebagai sistem yang mengukuhkan konsep-konsep Islami
yang sudah lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan
penilaian interpretative yang mandiri (ijtihad). Seperti banyak konsep dalam tradisi
politik Barat, istilah-istilah ini tidak selalu dikaitkan dengan pranata demokrasi dan
mempunyai banyak konteks dalam wacana Muslim dewasa ini. Namun, lepas dari
konteks dan pemakaian lainnya, istilah-istilah ini sangat penting dalam perdebatan
5
menyangkut demokratisasi dikalangan masyarakat muslim.

Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi politik kekhalifahan manusia. Oleh


karena itu perwakilan rakyat dalam sebuah negara Islam tercermin terutama dalam
doktrin musyawarah. Hal ini disebabkan menurut ajaran Islam, setiap muslim yang
dewasa dan berakal sehat, baik pria maupun wanita adalah khalifah Allah di bumi.
Dalam bidang politik, umat Islam mendelegasikan kekuasaan mereka kepada
penguasa dan pendapat mereka harus diperhatikan dalam menangani masalah negara.
Kemestian bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah-masalah ijtihadiyyah,
dalam surat Al-syura ayat 3 :
“Dan orang-orang yang menerima seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang
urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka
menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka”.(QS Asy-Syura :
38).6

C. HAM DALAM ISLAM


1. Pengertian Hak Asasi Manusia7
Hak Asasi Manusia adalah hak dasar atau hak pokok yang melekat pada diri
manusia semenjak ia berada dalam kandungan sampai meninggal dunia yang harus
mendapat perlindungan. Istilah HAM menurut TolchachMansoer mulai populer

5
Saifullah. 2011. Islam Dan Demokrasi:Respon Umat Islam Indonesia Terhadap Demokrasi.
Banda Aceh: Jurnal
6
Shamrahayu, Madya. 2015. Demokrasi Dalam Islam. Diakses di
www.ikim.gov.my/index.php/2015/10/05/demokrasi-dalam-islam/ pada 20 mei 2018
7
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa (2009). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ed. VI. Cet. III.
8
sejak lahirnya Declarationof Human Rights pada tanggal 10 Desember 1948.
Walaupun ide HAM sudah timbul pada abad ke 17 dan ke 18 sebagai reaksi
terhadap keabsolutan raja-raja dan kaum feodal di zaman itu. Ide hak asasi
manusia juga terdapat dalam Islam. Hal ini dapat dilihat dalam ajaran tauhid. Ada
perbedaan prinsip antara hak-hak asasi manusia dilihat dari sudut pandangan Barat
dan Islam.
2. Prinsip-prinsip HAM yang tercantum dalam Universal Declarationof Human
Rights diungkap dalam berbagai ayat antara lain89
a. Martabat manusia
Q.S Al Isra’ (17) ayat 70. Artinya : “ Dan sesungguhnya telah Kami muliakan
anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan…”

Q.S Al Maidah (5) ayat 32. Artinya : “ …Barang siapa yang membunuh
seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan
karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah
membunuh manusia seluruhnya…”

b. Persamaan
Pada dasarnya semua manusia sama, karena semuanya adalah hamba Allah.
Hanya satu ukuran yang dapat membuat seseorang lebih tinggi derajatnya dari
yang lain, yakni ketaqwaannya.

Q.S Al Hujurat (49) ayat 13. Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari jenis laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling
kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah ialah
orang yang paling bertaqwadiantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
c. Kebebasan menyatakan pendapat10
Al Qur’an memerintahkan kepada manusia agar berani menggunakan akal
pikiran mereka terutama untuk menyatakan pendapat mereka yang benar.
Perintah ini secara khusus ditujukan kepada manusia yang beriman agar berani
menyatakan kebenaran. Agama Islam sangat menghargai akal pikiran. Oleh

8
Malaka, Z. (2009). Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam. Al-Qanun, 12(2), 360–384.

9
Damhuri, Elda. 2018. Islam, Demokrasi dan Pemilu. Diakses di
m.republika.co.id/amp_version/p21kf5440. Pada 20 Mei 2018

10
Malaka, Z. (2009). Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam. Al-Qanun, 12(2), 360–384.

9
karena itu, setiap manusia sesuai dengan martabat dan fitrahnya sebagai
makhluk yang berfikir mempunyai hak untuk menyatakan pendapatnya dengan
bebas, asal tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat
dipertanggungjawabkan.

Q.S Ali Imran (3) ayat 110. Artinya : “...Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari
yang munkar…”
d. Hak jaminan sosial
Di dalam Al Qur’an banyak dijumpai ayat-ayat yang menjamin tingkat dan
kualitas hidup bagi seluruh masyarakat. Ajaran tersebut antara lain adalah
kehidupan fakir miskin harus diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh
mereka yang punya. Kekayaan tidak boleh dinikmati dan hanya berputar di
antara orang-orang yang kaya saja. Seperti dinyatakan Allah dalam Al
Qur’an surat Az-Zariyat (51) ayat 19.Artinya: “Dan pada harta-harta mereka
ada hak untuk orang miskin yang meminta dan orang miskin yang tidak
meminta.”
Q.S Al Ma’arij (70) ayat 24. Artinya : “ Dan orang-orang yang dalam
hartanya tersedia bagian tertentu.”

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Secara umum hukum Islam berorientasi pada perlindungan terhadap agama, jiwa, akal,
keturunan dan harta. Artinya hukum Islam bertujuan pada pemeliharaan agama,
menjamin, menjaga dan memelihara kehidupan dan jiwa, memelihara kemurnian akal
sehat dan menjaga ketertiban keturunan manusia serta menjaga hak milik harta
kekayaan untuk kemaslahatan hidup umat manusia.
2. Sumber hukum islam adalah Al-Qur’an, As-Sunnah, Ijma’, Qiyas
3. Tujuan hukum islam (mencegah terjadinya kerusakan dan mendatangkan
kemaslahatan). Abu Ishaq As-Sathibi merumuskan lima tujuan hukum islam.
4. Hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh tuhan yang maha
pencipta (hak-hak yang bersifat kodrati), oleh karena itu, tidak ada kekuasaan apapun
yang dapat mencabutnya.
5. Demokrasi dalam islam dalam musyawarah (syura), persetujuan (ijma’), dan penilaian
interpretative yang mandiri (ijtihad).

B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai
berikut
1. Sebagai umat Islam hendaknya memahami hukum Islam dengan baik, karena hukum
ini mengatur berbagai kehidupan umat manusia untuk mencapai kemaslahatan.
2. Setiap manusia hendaknya menjungjung tinggi Hak Asasi Manusia, karena hak ini
sebagai dasar yang melekat pada diri tiap manusia.
3. Dalam mengamalkan ajaran Islam secara menyeluruh, baik dibidang hukum, hak dan
kewajiban asasi manusia, serta kehidupan berdemokrasi hendaknya berdasarkan
prinsip-prinsip yang diajarkan Islam

11
DAFTAR PUSTAKA
Afdoli. 2015. Contoh Islam Mengajarkan Demokrasi dan Toleransi. Diakses di
https://31.ayobai.org/2016/contoh-islam-mengajarkan-demokrasi-dan.html?m=1 diakses
pada 20 mei 2018

Damhuri, Elda. 2018. Islam, Demokrasi dan Pemilu. Diakses di


m.republika.co.id/amp_version/p21kf5440. Pada 20 Mei 2018

Imron, Ali. 2008. Kontribusi Hukum Islam Terhadap Pembangunan Hukum Nasional (Studi
Tentang Konsepsi TaklifdanMas`Uliyyat Dalam Legislasi Hukum). Semarang: Disertasi
Maisaroh. (2015). Islam dan hak asasi manusia. Islamuna, 2(2), 255–256.
Malaka, Z. (2009). Ham dan Demokrasi dalam Dunia Islam. Al-Qanun, 12(2), 360–384.

Mulia,Musdah.2010. Islam dan Hak Asasi Manusia.Yogyakarta:Naufan Pustaka.

Saifullah. 2011. Islam Dan Demokrasi:Respon Umat Islam Indonesia Terhadap Demokrasi.
Banda Aceh: Jurnal

Shamrahayu, Madya. 2015. Demokrasi Dalam Islam. Diakses di


www.ikim.gov.my/index.php/2015/10/05/demokrasi-dalam-islam/ pada 20 mei 2018

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan PengembanganBahasa (2009). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ed. VI. Cet. III.

Wardi Muslich, Ahmad, Drs, H. 2004. Pengantar Dan Asas Hukum Pidana Islam. Jakarta:
Sinar Grafik.

12

Anda mungkin juga menyukai