RAHN
DISUSUN OLEH:
ELVIZA AFANDI ( 212310184 )
JULAILI ( 212310260 )
Rahn (gadai) adalah sebuah akad utang piutang yang disertai angunan (ja
minan).Sesuatu yang dijadikan sebagai jaminan disebut marhun, pihak ya
تسويق
ng menyerahkan jaminan disebut rahin, sedangkan pihak yang menerima
jaminan disebut murtahin.
Rukun dan Syarat Rahn
Muhammad Anwar dalam buku Fiqh Islam menyebutkan rukun dan
ketentuanhukum perjanjian adalah sebagai berikut :
a. Ijab Qabul (Shigat), ini dapat dilakukan dalam bentuk tertulis atau lisan,
asalkan berisimaksud dari perjanjian perjanjian antara para pihak.
b. Transaksi (Aqid), syarat yang harus dipenuhi bagi orang yang bertransaksi
ikrar yaiturahin (pemberi gadai) dan murtahin (penerima gadai) adalah
dewasa (baligh), cerdasdan atas keinginannya sendiri.
c. Keberadaan barang yang digadaikan (Marhun), syarat yang harus dipenuh
i agar barang yang akan digadaikan oleh rahin (pemberi gadai) dapat dit
erima,menguntungkan, rahin (tukang gadai), jelas, tidak disatukan dengan
aset lain ,dikendalikan oleh seorang bhikkhu dan harta karun yang perma
nen atau dapatditransfer.
d. Marhun Bih (Utang), menurut Cendekiawan Hanafiyah dan Syafi'iyah,
syarat
utangyang bisa dijadikan dasar hipotek adalah dalam bentuk utang yang
masih bisadimanfaatkan, harus lazim pada saat itu. kontrak, dan harus
jelas dan diketahui olehrahin dan murtahin.
Rukun Rahn
a. Akad ijab dan Kabul, seperti seseorang berkata “aku gadaikan mejaku
ini denganharga Rp.10.000,00” dan yang satu lagi menjawab. “Aku terima gada
i menjamuseharga Rp.10.000,00” atau bisa pula dilakukan selain dengan kata-
kata, sepertidengan surat, isyarat, dll.
b. Aqid, yaitu yang menggadaikan (rahin) dan yang menerima gadai
(murtahin).Syarat bagi berakad adalah ahli tasharuf, maksudnya mampu membe
lanjakan harta dandalam hal inimemahami persoalan-persoalan yang berkaitan
dengan gadai.
c. Barang yang dijadikan jaminan (borg), syarat pada benda yang dijadika jaminan
ialahkeadaan barang itu tidak rusak sebelum janji utang harus dibayar.
d. Ada utang, diisyaratkan keadaan utang telah tetap.
Syarat-syarat pada akad rahn, yaitu
1. Rahin dan murtahin.Pihak-
pihak yang melakukan perjanjian rahn, yakni rahin dan murtahin, ha
rusmempunyai kemampuan, yaitu berakal sehat.
2. Sighah (akad).Sighah tidak boleh terikat dengan syarat tertentu dan
juga dengan waktu di masamendatang.
3. Marhun bih (utang).Harus merupakan hak yang wajib diberikan dan
diserahkan kepada pemiliknya danmemungkinkan pemanfatannya
4. Marhun (barang).Menurut ulama Syafi’iyah, sebagaimana yang
dikutip Ismail Nawawi, gadai bisa sahdengan dipenuhinya tiga
syarat. Pertama, harus berupa barang, karena utang tidak
bisadigadaikan. Kedua, penetapan kepemilikan penggadai
atas barang yang digadaikantidak terhalang.
Syarat-Syarat Barang Rahn
1. Harus bisa diperjua lbelikan.
3. Marhun harus bisa dimanfaatkan secara syariah, tidak berupa barang haram.
4. Harus diketahui keadaan fisiknya.
Nabi SAW bersabda :
Al Rahn (Gadai) ditunggangi dengan sebab nafkahnya, apabila digad
aikan dan susuhewan menyusui diminum dengan sebab nafkah apabi
la digadaikan dan wajib bagimenungganginya dan meminumnya
nafkah.” (HR Al Bukhori no. 2512)
Perbedaan Gadai Dengan Rahn
1. Rahn dalam hukum Islam dilakukan secara suka rela atas dasar tolong
menolongtanpa mencari keuntungan, sedangkan gadai menurut hu-
kum perdata, disamping berprinsip tolong menolong juga menarik ke-
untungan melalui bunga atau sewamodal yang ditetapkan.
2. Dalam hukum perdata, hak gadai hanya berlaku pada benda yang bergerak,
sedangkandalam hukum Islam rahn berlaku pada seluruh
harta, baik yang bergerak maupunyang tidak bergerak.
3. Dalam rahn menurut hukum Islam tidak ada istilah ”bunga uang’’.
Pengertian yang hampir serupa juga diungkapkan oleh Ahmad Azhar
Basyir bahwa perjanjian gadai dalam Islam disebut rahn, yaitu per janjian menahan se
suatu barang sebagai tanggungan utang. Kata rahn menurut bahasa berarti “tetap”,“b
erlangsung”dan “menahan”. Sedangkan menurut istilah berarti menjadikan
sesuatu benda bernilai menur ut pendangan syara’ sebagai tanggungan utang, dengan
adanyatanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.
Aplikasi Akad Dalam Produk
Sejumlah besar studi tentang dampak produk rahn telah dilakukan dan hasilnya
menunjukkan bahwa rahn merupakan alat yang signifikan dalam memberdayak
an aspek ekonomi dan sosial pelanggannya. Namun, ada studi yang sangat
terbatas yang dianalisis,meneliti tentang pengaruh wanita rahn khususnya dalam
meningkatkan status ekonomi dansosial mereka.Aplikasi rahn dapat berupa :
1. Produk Tambahan
Rahn diaplikasikan sebagai produk tambahan, yakni sebagai pelengkap pada pr
oduk utama. Dalam konteks pelengkap yang dimaksud adalah seperti pegadaia
n jaminan oleh bank Syariah, dalam praktik pembiayaan, seperti terdapat pada
pembiayaan mudharabah, musyarakah, dan murabahah. Bank dapat menahan b
arang nasabah sebagai konsekuensi dari adanya kesepakatan akad pembiayaa
nantara bank dengan nasabah.
2. Produk Awal Pilihan
Dalam rangka terhindar dari transaaksi dengan pengadaian
konvensional,yangsifatnya non syariah, maka produk gadai syariah menjadi pili
han utama dalamtransaksi gadai pada lembaga keuangan. Biasanya aplikasi ini
terdapat pada pegadaian syariah.
CUKUP SEKIAN
&
TERIMAKASIH
Wa'alaikumussalam warahmatullahi
wabarakatuh