TENTANG
RAHN
Pengertian Rahn
Ar-Rahn menurut bahasa berarti Al-tsubut dan Al-habs yaitu penetapan
dan penahanan. Dan ada pula yang menjelaskan bahwa Rahn diartikan pula
secara bahasa dengan tetap, kekal, dan jaminan.
Menurut A.A. Basyir, rahn adalah perjanjian menahan sesuatu barang
sebagai tanggungan utang, atau menjadikan sesuatu benda bernilai
menurut pandangan syara’ sebagai tanggungan marhun bih, sehingga dengan
adanya tanggungan utang itu seluruh atau sebagian utang dapat diterima.
Menurut Imam Abu Zakariya Al-Anshari, rahn adalah menjadikan benda yang
bersifat harta untuk kepercayaan dari suatu marhun bih yang dapat
dibayarkan dari (harga) benda marhun itu apabila marhun bih tidak
dibayar.
Menurut Imam Taqiyyuddin Abu Bakar Al-Husaini mendefinisikan rahn
sebagai akad/perjanjian utang-piutang dengan menjadikan marhun sebagai
kepercayaan/penguat marhun bih dan murtahin berhak menjual/melelang
barang yang digadaikan iu pada saat ia menuntut haknya.
Rukun Rahn
Dalam menjalankan gadai syariah harus memenuhi rukun rahn,
rukun rahn tersebut adalah :
a. Ar-Rahin (yang menggadaikan)
b. Al-Murtahin (yang menerima gadai)
c. Al-Marhun (barang yang digadaikan)
d. Al-Marhun bih (utang)
e. Sighat, Ijab, dan Qabul.
◍ Hadits ◍ Ijma’
“Sesungguhnya, Nabi shallallahu Jumhur ulama menyepakati kebolehan
‘alaihi wa sallam membeli bahan status hukum gadai. Hal dimaksudkan
makanan dari seorang yahudi dengan berdasarkan pada kisah Nabi Muhammad
cara berhutang, dan beliau SAW yang menggadaikan baju besinya
menggadaikan baju besinya.” (HR. Al- untuk mendapatkan makanan dari seorang
Bukhari dan Muslim) Yahudi. Para ulama juga mengambil
indikasi dari contoh Nabi Muhammad SAW
“Binatang tunggangan boleh ditunggangi tersebut, ketika beliau beralih dari
sebagai imbalan atas nafkahnya yang biasanya bertransaksi kepada para
(makanannya) bila sedang digadaikan, sahabat yang kaya kepada seorang
dan susu binatang yang diperoleh boleh yahudi, bahwa hal itu tidak lebih
diminum sebagai imbalan atas sebagai sikap Nabi Muhammad SAW yang
makanannya bila sedang digadaikan. tidak mau memberatkan para sahabat
Orang yang menunggangi dan meminum yang biasanya enggan mengambil ganti
susu berkewajiban untuk memberi ataupun harga yang diberikan oleh Nabi
makanan.” (HR. Al-Bukhari) Muhammad SAW kepada mereka.
Konsep Rahn