Anda di halaman 1dari 13

RAH

N MUNAWAROH
163141514111001
PERBANKAN
Pengertian
Gadai (al rahn) secara bahasa dapat
diartikan sebagai (al stubut,al habs)
yaitu penetapan dan penahanan.
Secara istilah dapat diartikan
menjadikan suatu benda berharga
dalam pandangan syarasebagai
jaminan atas adanya 2 kemungkinan,
untuk mengembalikan uang itu atau
mengambil sebagian benda itu.
Pengertian Secara Umum
Rahn adalah menjadikan suatu
benda itu berharga sebagai jaminan
sebagai tanggungan utang
berdasarkan perjanjian (akad) antara
orang yang memiliki hutang dengan
pihak yang memberi hutang.
Landasan Hukum Rahn
a) Al quran surat Al Baqoroh ayat: 283
Artinya: Akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai
sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu
menunaaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia
bertaqwa kepada Allah tuhannya.

b) Hadits (yang diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan


Ibnu Majah, dari Anas r.a,)
Rosulullah merungguhkan baju besi kepada seorang yahudi
di madinah ketika beliau mengutangkan gandum dari
seorang yahudi.

c) Ijma ulama atas hukum mubah(boleh) dalam perjanjian


gadai
Hal ini menjadikan adanya khilafah pada beberapa ulama,
diantaranya madzhab Dhahiri, Mujahid, Al Dhahak, hanya
Syarat Gadai
Menurut Sayid Sabiq, syarat sahnya
perjanjian atau akad gadai itu ada 4 yaitu:
1. Berakal
2. Baligh
3. Barang yang dijadikan borg (jaminan)
ada pada saat akad
4. Bahwa barang tersebut dipegang oleh
orang yang menerima barang gadaian
atau wakilnya.
Rukun Gadai
Menurut Hukum Islam menyebutkan
bahwa rukun gadai itu ada 4 (empat),
yaitu:
1. Shighat atau perkataan
2. Adanya dua orang yang berakal
3. Adanya barang yang diakadkan
4. Adanya utang.
Jenis- jenis Rhan
1. Rahn Iqar/Rasmi
Merupakan bentuk gadai, dimana barang
yang digadaikan hanya dipindahkan
kepemilikannya. Namun, barangnya sendiri
masih tetap dikuasai dan dipergunakan oleh
pemberi gadai.
2. Rahn Hiyazi
Konsep ini hampir sama dengan konsep
Gadai. Pada Rahn Hiyazi barangnya pun
dikuasai dengan kreditur.
Prinsip Pokok Rhank
a) Kepemilikan atas barang yang digadaikan tidak beralih
selama masa gadai.

b) Kepemilikan baru beralih pada saat terjadinya wanprestasi


pengembalian dana yang diterima oleh pemilik barang. Pada
saat itu, penerima gadai berhak untuk menjual barang yang
digadaikan berdasarkan kuasa yang sebelumnya pernah
diberikan oleh pemilik barang.

c) Penerima gadai tidak boleh mengambil manfaat dari barang


yang digadaikan, kecuali atas seijin dari pemilik barang.
Dalam hal demikian, maka penerima gadai berkewajiban
menanggung biaya penitipan / penyimpanan dan biaya
pemeliharaan atas barang yang digadaikan tersebut.
Syarat Barang Jaminan
Menurut pendapat ulama Syafi'i dalam kitab
Bidayah al-Mujtahid barang yang dijadikan
jaminan itu memiliki tiga syarat, yaitu:
Barang itu nyata.
Menjadi tetap, karena sebelum tetap
barang tersebut belum bisa digadaikan.
Barang yang digadaikan bisa dijual apabila
pelunasan utang gadai telah tiba masanya.
Adanya utang
Skema Akan Rhan
Berakhirnya Akad Rhan
a. Borg diserahkan kepada pemiliknya
b. Dipaksa menjual borg
c. Rahin melunasi semua hutang
d. Pembebasan hutang
e. Pembatalan rahn dari pihak murtahin
f. Rahin meninggal
g. Borg rusak
h. Tasharruf dan borg
Prosedur Pinjaman Rahn
Untuk dapat memperoleh layanan dari
pegadaian syariah, masyarakat hanya cukup
mnyerahkan harta geraknya (emas, berlian,
kendaraan, dll).
Kemudian staf penaksir akan menentukan nilai
taksiran barang bergerak tersebut yang akan
dijadikan sebagai patokan perhitungan
pengenaan sewa simpanan (jasa simpan) dan
plafon uang pinjaman yang dapat diberikan.
Taksiran barang ditentukan berdasarkan nilai
intrinsik dan harga pasar yang telah
ditetapkan oleh Perum Pegadaian.
Maksimum uang pinjaman yang diberikan
adalah sebesar 90% dari nilai taksiran barang.12
TERIMAKASI
H

Anda mungkin juga menyukai