Pengertian Rahn • Gadai dalam fiqh disebut rahn yang menurut bahasa adalah nama barang yang dijadikan sebagai jaminan kepercayaan. Sedangkan menurut syara’ artinya menyandera sejumlah harta yang diserahkan sebagai jaminan secara hak, tetapi dapat diambil kembali sebagai tebusan. Pengertian Rahn • Gadai atau al-rahn ( )ا لرهنsecara bahasa dapat diartikan sebagai (al stubut,al habs) yaitu penetapan dan penahanan. Sedangkan menurut Sabiq, rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan syara’ sebagai jaminan hutang, hingga orang yang bersangkutan boleh mengambil hutang atau ia bisa mengambil sebagian (manfaat) barangnya itu. Dasar-dasar Hukum Gadai (Rahn)
• Akad rahn diperbolehkan oleh syara’ dengan
berbagai dalil Al-Qur’an ataupun Hadits nabi SAW. Begitu juga dalam ijma’ ulama’. Diriwayatkan oleh Ahmad, Bukhari, Nasai, dan Ibnu Majah dari Anas r.a berkata: لَقَ ْد َرهَ َن النَّبِ ُّى – صل هللا: س – رضى هللا عنه – قال ٍ َى َع ْن َأن عليه وسلم – ِدرْ ًعا لَهُ بِ ْال َم ِدينَ ِة ِع ْن َد يَهُو ِدىٍّ َوَأ َخ َذ ِم ْنهُ َش ِعي ًرا Rukun dan Syarat-syarat Gadai (rahn)
• Rukun Gadai (Rahn)
• Shigat adalah ucapan berupa ijab dan qabul. • Orang yang berakad, yaitu orang yang menggadaikan (rahin) dan orang yang menerima gadai (murtahin). • Harta atau barang yang dijadikan jaminan (marhun). • Hutang (marhun bih). Syarat-syarat Gadai (Rahn)
• Rahin dan murtahin
Mempunyai kecakapan dalam melakukan akad (ahliyah al-tasharruf), yaitu balig, berakal, cerdas, dan tidak terhalang melakukan akad seperti orang yang sedang dipenjara. Pendapat tersebut sepakat dikemukakan oleh mayoritas ulama kecuali Hanafiyah yang menyatakan balig tidak menjadi syarat. Oleh karena itu, anak yang sudah mumayyiz asalkan ada izin orang tuanya, sah melakukan akad. Syarat-syarat Gadai (Rahn)
• Marhun
1. Dapat dijual apabila pada waktunya utang tidak terbayar yang
nilainya seimbang dengan utang. 2. Bernilai harta dan boleh dimanfaatkan. Oleh karena itu misalnya khamr dan bangkai tidak sah dijadikan marhun. 3. Dapat diketahui dengan jelas pada waktu akad. oleh karena itu misalnya tidak sah menggadaikan burung yang sedang terbang di uadara atau ikan yang ada di kolam. 4. Dapat diserahterimakan pada waktu akad. Oleh karena itu utang yang berada dalam tanggungan tidak sah dijadikan marhun. 5. Dapat dikuasai oleh murtahin. Kegiatan Usaha dan Manfaat Rahn
• Kedudukan Barang Gadai.
Selama ada di tangan pemegang gadai, maka kedudukan barang gadai hanya merupakan suatu amanat yang dipercayakan kepadanya oleh pihak penggadai. • Pemanfaatan Barang Gadai. Pada dasarnya barang gadai tidak boleh diambil manfaatnya baik oleh pemiliknya maupun oleh penerima gadai. Hal ini disebabkan status barang tersebut hanya sebagai jaminan utang dan sebagai amanat bagi penerimanya. Apabila mendapat izin dari masing-masing pihak yang bersangkutan, maka barang tersebut boleh dimanfaatkan. • Terimah kasih