Anda di halaman 1dari 19

RAHN

ANGGOTA KELOMPOK

Yagi Prayogo Kurnia Puspita Anjani Shafira Nur Fadilla


20804241009 20804241017 20804241029
PENGERTIAN
PENGERTIAN RAHN

Istilah Rahn dalam Gadai diistilahkan dengan Rahn


Bahasa Arab dan dapat juga dinamai al-habsu
(pasaribu 1996;139)

Rahn adalah tetap atau lama

ETIMOLOGI al-habsu berarti penahanan terhadap suatu barang dengan


hak sehingga dapat dijadikan sebagai pembayaran dari
barang tersebut (Syafe'I,2000;159)
MENURUT PARA AHLI
Rahn adalah menjadikan barang yang mempunyai nilai harta menurut pandangan

Sabiq syara' sebagai jaminan hutang, sehingga orang yang bersangkutan boleh
mengambil sebagian manfaat barangnya itu.

Rahn adalah sesuatu benda yang dijadikan kepercayaan dari suatu hutang untuk
imam ibnu qudhamah dipenuhi dari harganya, apabila yang berhutang tidak sanggup membayarnya dari
yang berpiutang.

Rahn adalah menjadikan benda yang bersifat harta benda sebagai kepercayaan dari
imam abu zakaria al- suatu yang dapat dibayarkan dari harta benda itu jika hutang tidak dibayar
anshary
KESIMPULAN

rahn adalah menahan harta salah satu


milik si peminjam sebagai jaminan atas
pinjaman yang diterimanya
LANDASAN HUKUM RAHN :

AL QURAN
1 (QS. Al-Baqarah (2) ayat 283)

HADIST
2 (Hadist HR. Bukhari)

FATWA
3 (Fatwa Rahn dan Rahn Emas)
A. FATWA RAHN
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No: 25/DSN-MUI/III/2002, tentang
Rahn harus memiliki ketentuan umum sebagai berikut :

• Murtahin (penerima barang) mempunyai hak untuk menahan marhun (barang) sampai semua
utang rahin (yang menyerahkan barang) dilunasi.
• Marhun dan manfaatnya tetap menjadi milik rahin
• Pemeliharaan dan penyimpanan marhun
• Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun tidak boleh ditentukan berdasarkan
jumlah pinjaman
• Penjualan marhun apabila jatuh tempo marhun harus memperingatkan rahin untuk segera
melunasi utangnya
B. FATWA RAHN EMAS
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No:
26/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn Emas harus memenuhi ketentuan umum
berikut:

• Rahn emas dibolehkan berdasarkan prinsip rahn.


• Ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhun) ditanggung oleh
Pegadain (Rahn).
• Ongkos penyimpanan besarnya didasarkan pada pengeluaran yang nyata-
nyata diperlukan
• Biaya penyimpanan barang (marhun) dilakukan berdasarkan akad ijarah
MEKANISME RAHN

RUKUN

SKEMA

SYARAT
RUKUN RAHN
Dalam fikih empat mazhab (fiqh al-madzahib al-arba'ah) diungkapkan 2 rukun Rahn,
yaitu

1 Aqid (orang berakal)

A. Murtahin B. Rahin
(Orang yang berpiutang dan (Orang yang menggadaikan barangnya
menerima barang gadai)(berakal, untuk hutang) (sanggup melunasi)
mumayyiz, mukhtar)

2 Ma'qud'alaih (barang yang diakadkan)

A. Marhun B. Marhunbihi
(barang yang digadaikan(memiliki (Hutang yang diadakan akad Rahn)
nilai)) (nominal jelass)
SYARAT-SYARAT RAHN
Selain rukun yang harus terpenuhi dalam transaksi gadai, ada ketentuan lain yaitu syarat" Rahn yaitu:

1 Shighat 3 Marhunbih
Ucapan berupa ijab qabul, yaitu Hutang
serah-terima antara pihak
penggadai dengan penerima gadai

2 Orang yg Berakad Cakap


4 Marhun
Orang-orang yang berakad cakap, Harta yang dipegang oleh murtahin
menurut hukum mempunyai atau wakilnya, sebagai jaminan
pengertian bahwa pihak Rahin dan Utang.
Murtahun sudah aqil baligh, berakal
sehatm dan mampu melakukan akad
SYARAT-SYARAT RAHN
Syarat tambahan atau opsional

1 Biaya Administrasi 2 Rate Nominal/nilai Pembiayaan


Biaya administrasi ini ada bukan sebagai Nominal dari pembiayaan itu tidak selalu
riba tetapi sebagai administrasi karena 100% dengan barang yang digadaikan bisa
penyedia layanan pembiayaan Rahn adalah 90% bisa 80% atau bahkan kurang dari itu
lembaga (bank atau pegadaian)

3 Pemanfaatan Barang yang digadai


sebagai Murtahin jika ingin menggunakan atau
memanfaatkan barang yang digadai perlu izin kepada
rahin, tetapi secara umumnya malah tidak dimanfaatkan
untuk barang yang digadai tetapi malah diberi biaya
perawatan yang nominalnya tergantung murtahin
SKEMA RAHN
1.a Rahin Nasabah(yang mau utang) menyiapkan barang
Marhun Bih
Pembiayaan 1.b Rahin Nasabah datang ke bank syariah atau pegadaian
2 membawa barang yang mau digadaikan
1.c 1.c Rahin menemui pelayanan untuk pembiayaan Rahn atau
3 gadai barang(termasuk sesi mengecek nilai barang biasanya
Murtahin Rahin gadai mendapat 80% dari nilai barang yang digadai.)
Bank Nasabah
2. kemudian langsung pengajuan pembiayaan
4
1.a 3. Sesi akad atau penyepakatan akad Rahn
1.b
4. pemberian pembiayaan + penarikan biaya administrasi
Marhun
Jaminan
VIDEO SIMULASI RAHN
PERMASALAHAN RAHN

Bagaimana jika terjadi resiko


Ada 2 pendapat antara ulama
kerusakan marhum (barang yang
• Menurut Syafi'iah, Murtahin menanggung resiko
digadai)?
kehilangan atau kerusakan Marhun bila marhun itu
rusak atau hilang karena disia-siakan murtahin

Solusinya adalah pada saat akad Rahn dilarang • tetapi jika tidak sengaja Murtahun tidak
mengucapkan persyaratan seperti :"Apabila Rahin bertanggungjawab atas rusaknya barang
tidak mampu melunasi hutangnya hingga waktu yg gadai(Marhun)
ditentukan, maka marhun menjadi milik Mutahin"
kenapa karena dari Nilai Marhun bisa lebih kecil
dibanding hutang yang harus dibayar
PERMASALAHAN RAHN

ada seorang Rahin menrahn(gadai) tanahnya kemudian si Seharusnya dalam hal tanggungan atau barang
murtahin mengambil manfaat tanah tersebut, memanfaatkan yang digadai tidak boleh bagi Murtahin untuk
buah-buahannya atau apa yang dihasilkan dari kebun tersebut. memetik hasil bumi atau memanfaatkannya sebagai
Adapun si rahin tidak mengambil hasil bumi itu sama sekali. imbalan atas tempo yang diberikan kepada Rahin.
Selanjutnya, tanah pertanian justru berada di bawah Sebab, maksud Rahn (Gadai) adalah jaminan demi
pengelolaan si murtahin hingga si rahin melunasi pinjamannya. memperoleh hutang atau pinjaman, bukan sebagai
Bagaimana hukum dari kasus pengambilan hasil bumi di imbalan dari pemberian hutang.
tengah perjanjian gadai tanah pertanian seperti gambaran
tersebut?

Solusinya adalah melakukan gadai atau Rahn kepada murtahin yang paham mengenai Rahn
seperti pegadaian
PERMASALAHAN RAHN

ada Rahin melakukan akad Rahn untuk meminjam Seharusnya dalam membayar emas yang dipinjam
emas sebesar 10 gram tahun 2005, nah sekarang menggunaan patokan nilai barang yang dipinjam,
2022 si Rahin ingin mengemballikan emas tersebut berhubug Rahin meminjam 10 gram emas maka
tetapi bingung apakah sesuai harga dulu atau nilai mengembalikannya juga 10 gram emas. Bahkan jika si
emas sekarang? (NB :Murtahin orangnya bijak Rahin meminjam uang sebesar 1 jt rupiah pada tahun
membiarkan gadai sampai belasan tahun) 2010 ketika 2022 mengembalikan juga harus 1 jt rupiah
walaupun secara nilai besar 1 jt saat 2010

Solusinya adalah sebagai Rahin jangan lupa membayar hutang atas barang yang digadaikan, sebaliknya sebagai Murtahin
juga mengingatkan Rahin jika sudah melewati batas waktu yg disepakatai. kemudian untuk peminjaman uang dan barang
yang digadai harus barang yang memiliki nilai cenderung stabill kayak Emas, Tanah, Kendaraan, laptop, Hp dan
sejenisnya sehingga apabila rahin tidak sanggup membayar barang yg digadai dilelang mampu untuk melunasi akad
Rahnnya.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai