Pengertian lain
a. Ar-Rahn: menahan salah satu harta milik si peminjam
04
atas pinjaman yang diterimanya, dimana barang
tersebut berniilai ekonomis
b. Gadai: jaminan atas barang yang dapat dijual sebagai
jaminan hutang dan kelak nantinya dapat dijual untuk
membayar hutang, jika yang berhutang tidak mampu
membayar hutangnya karena kesulitan.
Pengertian Rahn Menurut Para Ahli
a. Menurut ulama Syafi’iah dan Hanabilah:
gadai (rahn) adalah menjadikan materi (barang) sebagai
jaminan utang, yang dapat dijadikan pembayar utang
apabila orang yang berutang tidak bisa membayar
utangnya itu.
b. Hanafiyah:
c. Malikiyah
Rahn adalah menjadikan sesuatu (barang)
sbg jaminan terhadap ha (piutang) yang Gadai (rahn) adalah sesuatu yang
mungkin dijadikan sbg pembayar hak bernilai harta yang diambil dari
(piutang) itu, baik seluruhnya maupun pemiliknya sebagai jaminan untuk
sebagian. utang yang tetap (mengikat) atau
menjadi tetap.
d. Ahmad Azhar Basyir:
Gadai (rahn) adalah menjadikan sesuatu
benda bernilai menurut pandangan syara’ e. Muhammad Syafi’I Antonio:
sebagai tanggungan hutang;dengan adanya Ar-rahn adalah menahan salah
benda yang menjadi tanggungan itu seluruh satu harta milik nasabah (rahin)
atau sebagian hutang dapat diterima. sebagai barang jaminan
(marhun) atas pinjaman yang
Jadi pada intinya, ditermanya. Denagn demikian
pihak yang menahan atau
Pelaksanaan gadai adalah suatu kegiatan hutang piutang antara kedua penerima gadai memperolrh
belah pihak, dengan menjadikan suatu barang yang berharga atau jaminan untuk dapat mengambil
bernilai sebagai jaminannya. kembali seluruh atau sebagian
DASAR HUKUM GADAI (RAHN)
Desiger
1. Berdasarkan AlQur’an
Para ulama fiqih sepakat bahwa Ar-Rahn boleh
dilakukan dalam perjalanan dan dalam keadaan hadir
di tempat, asal barang jaminan tersebut bisa langsung
dipegang secara hukum oleh pemberi hutang.
Desiger
2. Berdasarkan hadis
menurut kesepakata pakar fiqh, peristiwa rasul meRahn-kan baju besinya merupakan
peristiwa ar-rahn pertama dalam islam dan dilakukan sendiri oleh rasulullah.
Berdasarkan hadis tersebut, para ulam fiqh sepakat bahwa akad ar-rahn itu
diperbolehkan karena banyak mengandung banyak kemaslahatan dalam rangka
menjalin hubungan antar manusia.
3. Ijma
ar-rahn boleh dilakukan karena didasari oleh tabiat manusia yang butuh pertolongan
saudaranya. Dan manusia itu tidak ada memiliki segala barang yang ia butuhkan. Selain
itu tertuang pula dalam fatwa Dewan Syri’ah Nasional No. 25/DSN-MUI/III/2002 bahwa
pinjaman dengan menggadaikan barang sbg jaminan hutang daalm bentuk rahn
diperbolehkan.
Menurut para
Mujtahidin
Menggadai barang boleh dilakukan baik didalam hadlar
(kampung) atau dalam kedaan safar (perjalanan)
02
a. Marhun :barang yang digadaikan/barang gadai
b. Dain marhun biih : hutang yang karenanya diadakan
gadai Sighat (akad gadai)
Syarat yang dibolehkan contohnya adalah pihak pemberi hutang minta agar akad itu disaksikan oleh dua orang
saksi. Syarat yang dibatalkan misalnya ialah agunan itu tidak boleh dijual ketika ar-rahn itu jatuh tempo dan orang
yang berhutang tidak mampu membayarnya.
Pemanfaatan Ar-Rahn
(dalam perbankan)
1. Sebagai produk pelengkap
Artinya, sbg akad
tambahan(jaminan/collateral)
terhadap produk lain seperti
dalam pembiayaan bai’al
murabahah. Bank dapat menahan
nasabah sebagai kosekuensi
akada tersebut.