Anda di halaman 1dari 5

Pengertian

Dasar hukum
Bahasa Istilah
Ariyah artinya ganti ariyah menurut istilah Dasar hukum ariyah
mengganti pemanfaatan adalah akad berupa bersumber pada:
sesuatu kepada orang lain. pemberian manfaat suatu a. Al-Qur’an
Ada juga yang benda halal dari seseorang b. Hadis
menyatakan bahwa ariyah kepada orang
berasal dari kata Ura yang lain tanpa ada imbalan
berarti kosong. Dinamakan dengan tidak mengurangi
Ariyah karena kosongnya atau merusak benda itu
/tidak ada ganti rugi. (menjaga
keutuhan barang) dan
dikembalikan setelah
diambil manfaatnya.
ARIYAH (PINJAM MEMI
Syarat
Hukum Rukun
bagi mu’ir
a. Adanya mu’ir yaitu, 1) Berhak berbuat kebaikan
orang yang meminjami. tanpa ada yang
menghalangi. Orang yang
b. Adanya musta’ir yaitu, dipaksa
orang yang meminjam. atau anak kecil tidak sah
untuk meminjamkan barang.
c. Adanya musta’ar yaitu, 2) Barang yang dipinjamkan
barang yang akan dipinjam. itu milik sendiri atau
menjadi tanggung jawab
d. Adanya sighat ijab kabul orang yang
meminjamkannya
Hukum pinjam meminjam
dalam syariat Islam dibagi
menjadi empat yaitu:
a. Mubah, artinya boleh.
Ini merupakan hukum asal
dari pinjam meminjam
b. Sunnah, artinya pinjam
meminjam yang dilakukan
memenuhi suatu
kebutuhan yang cukup
penting.
c. Wajib, artinya pinjam
meminjam yang
merupakan kebutuhan
yang sangat mendesak dan
kalau tidak meminjam akan
menemukan suatu
kerugian.
d. Haram, artinya pinjam
meminjam yang
dipergunakan untuk
kemaksiatan atau untuk
berbuat jahat.
IYAH (PINJAM MEMINJAM)
Syarat
Macam-macam
bagi musta’ir bagi musta’ar
1) Mampu berbuat 1) Barang yang dipinjamkan, a. Ariyah Mutlaqah Yaitu
kebaikan. Oleh sebab itu, benar-benar milik orang yang pinjam meminjam barang yang
orang gila atau anak kecil meminjamkan. dalam akadnya tidak dijelaskan
tidak 2) Ada manfaat yang jelas. persyaratan apapun atau tidak
sah meminjam barang. 3) Barang itu bersifat tetap dijelaskan penggunaannya.
2) Mampu menjaga barang (tidak habis setelah diambil
yang dipinjamnya dengan manfaatnya). Oleh b. Ariyah Muqayyadah Ariyah
baik agar tidak rusak. karena itu, makanan yang muqayyadah adalah
3) Hanya mengambil setelah dimakan menjadi meminjamkan suatu barang
manfaat dari barang dari habis atau berkurang yang dibatasi dari segi waktu
barang yang dipinjam. zatnya tidak sah dipinjamkan dan kemanfaatannya, baik
disyaratkan oleh kedua orang
yang berakad maupun salah
satunya.
Kewajiban
mu’ir musta’ir
1) Menyerahkan atau 1) Harus memelihara benda
memberikan benda yang pinjaman dengan rasa
dipinjam dengan ikhlas tanggung jawab.
dan suka rela.
2) Dapat mengembalikan
2) Barang yang dipinjam barang pinjaman tepat waktu.
harus barang yang
bersifat tetap dan
memberikan manfaat 3) Biaya ditanggung
yang halal. peminjam, jika harus
mengeluarkan biaya.

3) Tidak didasarkan atas 4) Bertanggung jawab


riba terhadap barang yang
dipinjam
Hal-hal yang harus diperhatikan

a. Pinjam meminjam barang harus dimanfaatkan untuk hal-


hal yang halal dan tidak melanggar norma agama.
b. Orang yang meminjam barang hanya boleh menggunakan
barang pinjaman sebatas yang diizinkan oleh pemilik barang
atau kurang dari batasan yang ditentukan oleh pemilik barang.
c. Menjaga dan merawat barang pinjaman dengan baik
seperti miliknya sendiri
d. Jika dalam proses mengembalikan barang itu memerlukan
biaya maka yang menanggung adalah pihak peminjam.
e. Akad pinjam-meminjam boleh diputus dengan catatan
tidak merugikan salah satu pihak.
f. Jika terjadi perselisihan antara pemberi pinjaman dan
peminjam, misalnya pemberi pinjaman mengatakan bahwa
barangnya belum dikembalikan, sedangkan peminjam
mengatakan bahwa barangnya sudah dikembalikan, maka
pengakuan yang diterima adalah pengakuan pemberi pinjaman
dengan catatan disertai sumpah.
g. Peminjam wajib mengembalikan barang pinjaman jika
waktunya telah berakhir dan tidak boleh memanfaatkan
barang itu lagi.

Anda mungkin juga menyukai