Anda di halaman 1dari 1

BAB IV

ARIYAH (PINJAM MEMINJAM)


A. ARIYAH (PINJAM MEMINJAM)
1. Pengertian Ariyah
Ariyah artinya ganti mengganti pemanfaatan sesuatu kepada orang lain.
Sedangkan ariyah menurut istilah
adalah akad berupa pemberian manfaat suatu benda halal dari seseorang kepada orang lain tanpa ada imbalan dengan tidak mengurangi atau
merusak benda itu (menjaga keutuhan barang) dan dikembalikan setelah diambil manfaatnya.
2. Dasar Hukum Ariyah
a. Al-Qur’an (QS. Al-Maidah [5]: 2).
b. Hadis
Artinya: “Pinjaman itu wajib dikembalikan dan orang-orang yang menanggung sesuatu harus membayar dan hutang harus ditunaikan.” (HR. At-
Tirmizi).
3. Hukum Ariyah
a. Mubah, artinya boleh.
b. Sunnah, artinya pinjam meminjam yang dilakukan memenuhi suatu kebutuhan yang cukup penting,
c. Wajib, artinya pinjam meminjam yang merupakan kebutuhan yang sangat mendesak dan kalau tidak meminjam akan menemukan suatu
kerugian.
d. Haram, artinya pinjam meminjam yang dipergunakan untuk kemaksiatan atau untuk berbuat jahat.
4. Rukun Ariyah
a. Adanya mu’ir ( ‫مع ْي ر‬
ِ ) yaitu, orang yang meminjami.
b. Adanya musta’ir ( ‫ ) م ْست َِع ْي ر‬yaitu, orang yang meminjam.
c. Adanya musta’ar ( ‫ ) مسْ تَ َعا ر‬yaitu, barang yang akan dipinjam.
d. Adanya sighat ijab kabul.
5. Syarat Ariyah
a. Syarat bagi mu’ir (orang yang meminjamkan):
1) Berhak berbuat kebaikan tanpa ada yang menghalangi. Orang yang dipaksa atau anak kecil tidak sah untuk meminjamkan barang.
2) Barang yang dipinjamkan itu milik sendiri atau menjadi tanggung jawab orang yang meminjamkannya.
b. Syarat bagi musta’ir (orang yang meminjam):
1) Mampu berbuat kebaikan. Oleh sebab itu, orang gila atau anak kecil tidak sah meminjam barang.
2) Mampu menjaga barang yang dipinjamnya dengan baik agar tidak rusak.
3) Hanya mengambil manfaat dari barang dari barang yang dipinjam.
c. Syarat bagi musta’ar (barang yang akan dipinjam):
1) Barang yang dipinjamkan, benar-benar milik orang yang meminjamkan.
2) Ada manfaat yang jelas.
3) Barang itu bersifat tetap (tidak habis setelah diambil manfaatnya). Oleh karena itu, makanan yang setelah dimakan menjadi habis atau
berkurang zatnya tidak sah dipinjamkan.
d. Sighat ijab dan kabul, yaitu bahasa interaksi atau ucapan rela dan suka atas pemanfaatan barang yang dipinjam.
6. Macam-macam Ariyah
a. Ariyah Mutlaqah
Yaitu pinjam meminjam barang yang dalam akadnya tidak dijelaskan persyaratan apapun atau tidak dijelaskan penggunaannya
b. Ariyah Muqayyadah
Ariyah muqayyadah adalah meminjamkan suatu barang yang dibatasi dari segi waktu dan kemanfaatannya, baik disyaratkan oleh kedua
orang yang berakad maupun salah satunya.
7. Kewajiban Mu’ir dan Musta’ir
a. Kewajiban pemberi pinjaman (mu’ir):
1) Menyerahkan atau memberikan benda yang dipinjam dengan ikhlas dan suka rela.
2) Barang yang dipinjam harus barang yang bersifat tetap dan memberikan manfaat yang halal.
3) Tidak didasarkan atas riba.
b. Kewajiban peminjam (musta’ir):
1) Harus memelihara benda pinjaman dengan rasa tanggung jawab.
2) Dapat mengembalikan barang pinjaman tepat waktu.
3) Biaya ditanggung peminjam, jika harus mengeluarkan biaya.
4) Bertanggung jawab terhadap barang yang dipinjam.
8. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam Ariyah
a. Pinjam meminjam barang harus dimanfaatkan untuk hal-hal yang halal dan tidak melanggar norma agama. Pinjam meminjam barang untuk
perbuatan maksiat atau melanggar norma agama maka hukumnya haram.
b. Orang yang meminjam barang hanya boleh menggunakan barang pinjaman sebatas yang diizinkan oleh pemilik barang atau kurang dari
batasan yang ditentukan oleh pemilik barang.
c. Menjaga dan merawat barang pinjaman dengan baik seperti miliknya sendiri.
d. Jika dalam proses mengembalikan barang itu memerlukan biaya maka yang menanggung adalah pihak peminjam.
e. Akad pinjam-meminjam boleh diputus dengan catatan tidak merugikan salah satu pihak.
f. Akad pinjam-meminjam dihukumi batal/selesai jika salah seorang dari kedua belah pihak meninggal dunia, atau karena gila..
g. Jika terjadi perselisihan antara pemberi pinjaman dan peminjam, misalnya pemberi pinjaman mengatakan bahwa barangnya belum
dikembalikan, sedangkan peminjam mengatakan bahwa barangnya sudah dikembalikan, maka pengakuan yang diterima adalah
pengakuan pemberi pinjaman dengan catatan disertai sumpah.
h. Peminjam wajib mengembalikan barang pinjaman jika waktunya telah berakhir dan tidak boleh memanfaatkan barang itu lagi.

Jawablah Pertanyaan di bawah ini dengan benar!


1. Hukum pinjam meminjam (ariyah) dapat berubah sesuai dengan situasi dan kondisi yang melatarbelakangi akad tersebut. Tuliskan
hukum pinjam meminjam dan sebab berubahnya hukum tersebut!
2. Salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam pinjam meminjam adalah rukun dan syarat. Tuliskan syarat yang harus dipenuhi bagi
orang yang meminjam!

Anda mungkin juga menyukai